Dua bulan kemudian...
Di Perusahaan Golden Eye cabang Indonesia.
"Tuan Muda memanggil saya?!" Agung sudah berdiri tegak di hadapan Agam.
"Apa semua persiapan sudah selesai?" Tanya Agam.
"Sudah sembilan puluh sembilan persen. Satu persen lagi menunggu kedatangan Anda!" Jawab Agung sigap.
"Kau sudah siap untuk serah terima hari ini?!" Agam ingin memastikan sekali lagi.
"Saya sudah berjanji untuk tidak mengecewakan Anda. Jadi saya siap kapan pun waktunya. Tapi apa Anda sendiri yakin untuk mempercayakan semuanya pada saya?" Agung justru mempertanyakan kesungguhan Agam dalam mempercayainya.
"Aku tidak pernah salah menilai orang!" Agam merasa cukup sudah ujiannya bagi Agung dalam dua bulan ini. Agung benar-benar menunjukkan kompetensi dirinya. Dan Agam merasa tidak sia-sia dia dan perusahaannya mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk memberikan beasiswa kepada Agung di kampus yang tidak main-main kualitasnya. Oxford University.
"Dan saya tidak akan pernah mengecewakan orang yang mempercayai saya!" Jawab Agung lugas. Tentu saja dia ingin membuktikan bahwa dirinya adalah pilihan yang tepat. Dan bahwa perusahaan Golden Eye tidak salah memilih dirinya.
"Kalau begitu kita bersiap sekarang!!" Agam bangkit dari kursi kebesarannya.
"Silahkan, Tuan Muda!" Agung membuka pintu. Kemudian mengarahkan tangannya memberi jalan kepada Agam untuk berjalan lebih dahulu.
"Sudah aku bilang kau tak perlu memanggilku seperti itu. Kau bisa memanggilku Kakak Ipar karena sebentar lagi kau akan menjadi adik iparku," ucap Agam sambil memandang lekat ke arah calon adik iparnya itu.
"Akan ada waktunya bagi saya untuk menerima kehormatan itu. Tetapi itu bukan sekarang. Ini masih belum waktunya." Agam ingin melepas sepatunya kemudian melemparnya ke kepala Agung. Selalu itu saja alasan Agung, membuat Agam menjadi sebal, walaupun alasan itu memang masuk akal.
"Masih ada waktu sepuluh menit, dan sekarang Sekretaris Ronal sedang mengkoordinasi keamanan di sana!" Ucap Agung karena Agam tak juga keluar.
"Sesekali aku ingin berjalan di belakangmu!" Ucap Agam sambil menyimpan seringai licik.
Mau tak mau Agung mulai melangkah mendahului Agam. Agung, dengan instingnya yang tajam, merasa ada bahaya mengancam dari belakangnya, dan ternyata...
Hup... sreet...
Nyaris saja. Untung dia bisa menghindar, jika tidak, mungkin dia sudah terkena sliding dari calon Kakak Iparnya itu.
Hup... dug... dash...
"Jangan hanya menghindar seperti pengecut!" Teriak Agam.
Dug... bug... dag... dash...
"Suatu kehormatan, Tuan!" Agung pun tak lagi sungkan untuk membalas serangan dari atasan sekaligus calon iparnya itu.
Dug... dag...
Sreet... bug... hup... dag... dash!
"Ya Tuhan!" Sekretaris Ronal yang baru saja datang untuk memberitahukan kesiapan acara merasa kaget.
"Waktu sudah mau dimulai kenapa masih main-main...?" Teriaknya, kemudian berusaha menengahi.
Dug... dash...
"Aauw...!" Teriak Ronal yang terkena sabetan kaki Tuan Agam.
"Sudah, cukup, Tuan! Berhenti!" Teriaknya sambil mengusap pipinya yang terasa berdenyut.
"Kenapa Anda berdiri di tengah, Sekretaris Ronal?!" Agung berucap sambil menepuk-nepuk jas belakang Ronal yang terlihat kusut. "Jadi Anda kan yang kena!" Lanjutnya.
"Tidak usah pura-pura! Kau senang kan aku yang kena?!" Ronal mendelik tajam.
"Tentu saja!" Sahut Agung membuat Ronal ingin juga menghantamnya dengan tinjunya.
"Hosh... hosh... apa tidak bisa main-mainnya nanti saja setelah selesai acara!" Sekretaris Ronal masih lanjut bicara sambil berkacak pinggang.
"Hish... kau itu mengganggu kesenanganku saja!" Agam bicara dengan bersungut-sungut, lalu menepuk-nepuk lengan jas dan celananya yang berubah kusut.
"Anda ingin berganti pakaian dulu, Tuan?!" Tanya Agung.
"Tidak perlu. Aku tetap tampan meski pakai baju kumal sekalipun!" Jawab Agam kemudian berjalan mendahului Agung dan Ronal yang saling pandang sambil tepuk jidat. Sungguh kenarsis-an yang hakiki.
***
"Jadi, di mulai dari hari ini, tampuk pimpinan Golden Eye ini akan dipegang oleh Tuan Agung Prasetyo. Maka segala hal yang berhubungan dengan laju perkembangan, baik proyek, atau hal apa pun termasuk juga keluar dan masuknya dana harus melalui persetujuan dari Tuan Agung Prasetyo terlebih dahulu!"
Sekretaris Ronal berbicara, setelah Tuan Agam dan Agung selesai penandatanganan serah terima jabatan.
Suara tepuk tangan bergemuruh bergema memenuhi seluruh ruangan.
"Apa ada yang ingin Anda tambahkan, Tuan?!" Ronal menoleh ke arah Tuan Agam.
"Ya. Aku mengizinkan siapa pun menegur jika CEO melakukan kesalahan, tapi aku tidak akan membiarkan ada kudeta. Siapa pun itu, aku tidak akan memaafkannya!" Suara Agam datar, membuat suasana jadi hening sejenak.
"Selamat, Agung!" Tak segan Tuan Besar Iskandar bangun dari tempat duduknya dan mendatangi Agung untuk memberikan ucapan selamat.
"Terima kasih, Tuan Besar!" Jawab Agung sambil menunduk hormat.
"Selamat ya, Gung!" Tanpa diduga ternyata Nyonya Jameela, yang adalah majikannya dan sebentar lagi akan menjadi istrinya itu juga turut hadir menyaksikan acara serah terima itu. Wajah Agung yang memerah, tak luput dari pandangan Tuan Agam dan Tuan Besar Iskandar.
"Terima kasih, Nyonya!" Jawab Agung berusaha menguasai debaran dalam dadanya.
"Kenapa masih memanggilnya Nyonya? Dia bukan lagi majikanmu sekarang?" Tuan Iskandar terkekeh geli. Sedang Agung hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sedangkan Jameela bersikap biasa saja. Baginya saat ini Agung hanya rekan kerja saja.
"Selamat, Tuan Agung!" Untunglah datang para anggota direksi yang ikut mengucapkan selamat, hingga Agung merasa terselamatkan.
***
"Anda melihat berita hari ini, Tuan?" Di tempat lain, Sekretaris Kevin mendatangi Tuan Dirga di ruangannya.
"Apa kau lupa aturan, Kevin?!" Dirga menatap sekretarisnya yang datang dan masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu.
"Maaf, Tuan. Tapi ini berita penting!" Kevin menghentikan langkahnya sebelum sampai di depan meja atasannya.
"Sepenting apa, hingga membuatmu lancang?!" Teriak Dirga. Kevin terdiam. Sudah hampir tiga bulan ini semenjak perceraian dengan Nyonya Jameela, perangai Tuan Dirga berubah drastis. Dia menjadi sangat dingin dan pemarah. Hal sekecil apa pun bisa jadi sumber emosinya.
"Silahkan lihat ini, Tuan!" Kevin mendekat seraya mengulurkan ponselnya yang masih dalam mode on.
"Apa ini!!" Dirga menjadi berang. Yang ditunjukkan oleh sekretarisnya adalah berita pengangkatan Agung Prasetyo, anak dari mantan satpamnya yang dia pilih menjadi muhalil untuk mantan istrinya, menjadi CEO di salah satu anak cabang perusahaan Golden Eye.
Acara itu bahkan diadakan secara terbuka dan disiarkan secara langsung di beberapa stasiun televisi dan media sosial. Semua pengusaha diundang kecuali dirinya.
"Apa maksud mereka melakukan ini!" Ucap Dirga geram. "Untuk apa menjadikan anak satpam itu CEO? Apa untuk menghancurkan perusahaan itu?!" Bagi Dirga, seorang anak satpam tentu tak akan bisa memimpin sebuah perusahaan.
"Apa Anda tidak bisa mulai meraba apa yang akan terjadi, Tuan?!" Kevin memandang tuannya dengan rasa iba.
"Kevin, buat janji temu dengan Kak Agam!" Titah Dirga.
"Baik, Tuan!"
***
"Ada apa kau ingin menemuiku?!" Tanya Agam tanpa basa-basi.
"Maaf mengganggu waktu Kakak!" Ucap Dirga gugup. "Ada yang ingin saya tanyakan. Kenapa tiba-tiba saja Kakak memberikan perusahaan pada anak satpam itu?!"
"Kau juga melihat berita rupanya. Tapi sepertinya ada yang kau lewatkan. Aku tidak memberikan perusahaan itu padanya!" Jawab Agam dingin. Dia tidak suka dengan cara Dirga yang menyebutkan Agung sebagai "anak satpam".
"Sudah pernah aku katakan padamu, aku tidak mau adikku menikah dengan satpam. Jadi aku memberi nya pekerjaan lain!" Tandas Agam.
"Tapi bukan sebagai CEO juga. Dia itu hanya seorang anak satpam. Apa Kakak tidak memikirkan bagaimana nasib perusahaan itu nantinya?!" Dirga mencoba merubah pikiran kakak iparnya, yang barangkali dia lupa, bahwa status itu sudah berubah jadi mantan.
"Apa itu maksudnya kau meragukan pilihanku?!" Dirga bungkam, tidak berani menjawab. "Dengar! Ini akan menjadi pertaruhan-Ku denganmu. Jika Agung Prasetyo, yang kau bilang anak satpam itu, gagal memimpin Golden Eye, maka akan aku serahkan perusahaan itu padamu!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Kamiem sag
Agam the best
2025-03-14
0
Utayiresna🌷
itu sebabnya aku kurang suka dengan sikap dirga
2024-06-30
3
Puspa
heleeehhhh... panik ngak, panik ngak...
2024-06-17
2