Jameela tak lagi ingin berkata-kata. Jika memang suaminya tak lagi ingin mendengarkan penjelasannya. Jika memang suaminya tak lagi bisa mempercayainya, lalu untuk apa dia melakukan pembelaan diri. Terserah sekarang apa yang ingin diucapkan suaminya.
Jameela merasa lelah untuk menyangkal. Percuma juga dia ingin menyangkal, percuma dia ingin memberikan penjelasan, percuma dia ingin berbicara, percuma dia ingin membela diri. Karena suaminya itu tak akan pernah membiarkan dirinya berbicara. Sejak tadi selalu saja suaminya itu memotong ucapannya yang bahkan belum selesai.
Sekarang Jameela hanya bisa diam. Hanya air matanya saja yang berbicara menandakan betapa pilu hatinya.
"Percuma kau buang-buang air matamu itu Jameela. Aku tak akan terlena lagi tak akan percaya dengan sandiwaramu. Kau yang paling tahu bahwa aku benci dengan yang namanya penghianatan, Jameela. Tapi kau tidak memperdulikan perasaanku, kau malah melakukan hal itu di belakangku." Dirga berucap sinis .
"Aku tidak berkhianat..!" teriak Jameela kuat. Dia sudah tidak tahan lagi dihina terus sedari tadi. Jameela mencoba untuk berdiri, dibersihkannya air matanya, dan ditatapnya tajam wajah suaminya yang sedari tadi tak pernah berhenti untuk menuduhnya.
"Aku tidak berkhianat!" teriak Jameela lagi dan sekarang dengan suara yang lebih lantang. "Sudah aku bilang aku tidak berkhianat !" nafas Jameela begitu memburu "Pria itu adalah..! "
"Jameela Iskandar...! " mendengar Jameela berteriak kemarahan Dirga kembali meluap. Dirga melangkah mendekat. Tangannya terayun ke atas membuat Jameela memejamkan matanya. Dan menggunakan tangannya untuk melindungi wajahnya. Beberapa detik menunggu, Jameela tak merasakan apapun membuatnya kemudian membuka mata.
Tangan Dirga yang tadinya terbuka kini terkepal . Dirga memejamkan matanya, semarah apapun dia tak akan mengayunkan tangan untuk melukai Jameela.
"Kenapa berhenti, Mas? Lakukan saja. Mungkin itu akan membuat mu puas!" Jameela mengangkat tinggi wajahnya .
"Kau menantang ku, Jameela ?!" gigi Dirga bergemeletuk.
"Ya, aku menantangmu, Mas. Anggap saja begitu!" Jameela sudah kehilangan kata.
"Kau bersalah tapi tidak mau mengakui kesalahan mu. Aku tidak bisa lagi mentolerir kesalahanmu ini!" ucap Dirga .
"Lalu apa maumu, Mas? Apa maumu? Aku bilang tidak berkhianat pun kau tak percaya!" Jameela memejamkan matanya menunggu keputusan Dirga .
"Jameela Iskandar. .. , aku sudah gagal mendidikmu. Maka dari itu hari ini juga, aku, Dirga Wijaya, menjatuhkan talak kepadamu. Hilang sudah kewajibanku terhadapmu!" Dirga membalikkan badannya memunggungi istrinya, lalu mengusap butiran bening yang menganak di.pelupuknya. Dia marah, sedih, dan kecewa. Istri yang begitu di pujanya telah mengkhianatinya.
"Tetaplah berada di rumah ini, karena dulu aku membelinya sebagai hadiah pernikahan untukmu. Biar lah aku yang akan keluar dari rumah ini!" ucapnya kemudian berlalu. Setidaknya di hati pria itu masih ada sedikit kebaikan.
Tubuh Jameela kembali luruh ke lantai, begitu terdengar suara mobil Dirga yang mulai menjauh. Usai sudah, kini semua telah usai. Jameela menangis tergugu. Ini kah akhir dari.kisah mereka? Padahal tadi pagi mereka masih bercanda dan bercumbu dengan bahagia. Kenapa secepat ini semuanya hancur? Foto yang ada di ponsel Dirga tadi?
"Kak Agam? Dari mana dia mendapat foto itu?" Jameela bergumam tak mengerti.
Jameela bangkit. Di sekanya air matanya, lalu beranjak hendak menuju kamar yang selama ini di tempatinya bersama sang suami yang kini telah menjadi mantan.
"Nyonya ...!" dua orang wanita paruh baya dan seorang gadis berusia delapan belas tahun, yang bekerja sebagai asisten rumah tangganya berjalan mendekat.
Jameela menoleh, terlihat olehnya wajah ketiga wanita itu yang bersimbah air mata.
"Kalian mendengarnya?" tanya Jameela. pertanyaan yang seharusnya dia sudah tahu apa jawaban nya.
"Maafkan kami, Nyonya!" ucap Bu Surti, yang paling tua di antara mereka, juga yang pertama kali bekerja untuk Dirga dan Jameela. Bu Surti mendekat , lalu tanpa ragu memeluk nyonya nya. Di susul.kemudian oleh Bu Sarmi dan Susi .
"Saya tidak apa apa Bu ..!" Jameela mencoba terlihat baik baik saja.
"Susi, tolong kemasi pakaian saya ya ..?!" titahnya .
"Tapi nyonya ? bukankah tuan bilang nyonya boleh tetap tinggal disini ? ini rumah nyonya !" potong Bu Surti .
"Saya akan pergi Bu , tetap tinggal di rumah ini terlalu menyakitkan bagi saya !" jawab Jameela
"Lalu bagaimana dengan kami nyonya ?!" Susi ikut menyahut .
"Kalian boleh tetap di sini atau memilih pergi" ucap Jameela.
"Apa boleh jika kami ikut ke mana pun .nyonya pergi saja ?" Bu Sarmi memberi usulan yang di angguki oleh kedua temannya.
"Iya saya mau ikut nyonya saja !" sahut Susi
"Maafkan saya Bu , dan juga kamu Susi , saya tidak bisa membawa kalian. setidaknya untuk saat ini . karena saya sendiri belum tahu bagaimana selanjutnya. Tapi mungkin nanti akan saya pertimbangkan lagi .!" Jameela merasa terharu dengan kesetiaan mereka, tapi dia juga belum bisa mengambil keputusan.
"Kenapa tidak tinggal di sini saja Nyonya ? barangkali saja nanti suatu hari Tuan akan kembali ? dan Tuan meminta untuk kembali rujuk? Bukankah sebelumnya juga seperti itu nyonya ?" tanya Bu Surti mengingatkan
Bu Sarmi dan Susi memandang ke arah Bu Surti . apa benar sebelum ini nyonya Jameela dan Tuan Dirga sudah pernah bercerai lalu Rujuk Kembali ? karena Bu Sarmi dan Susi memang belum berada di rumah ini pada saat hal itu terjadi .
Jameela menggelengkan kepalanya .itu adalah hal yang tidak akan mungkin terjadi . kalau sebelumnya mungkin bisa, mereka Rujuk Kembali. Tetapi kali ini benar-benar tidak bisa. Ini sudah ketiga kalinya Dirga mengucapkan keramat itu, setelah mereka dua kali rujuk sebelumnya. Dan itu artinya mereka berdua sudah benar-benar tidak memiliki kesempatan untuk bersatu kembali.
"Ya Allah, nyonya...! "
Bu Surti menangis tergugu sambil sambil kembali memeluk nyonya nya . tidak habis pikir kenapa nasib rumah tangga sang Nyonya seperti ini . Padahal mereka berdua terlihat sangat bahagia dan saling mencintai . tapi Kenapa bisa berakhir seperti ini .
"Nyonya, maaf kalau saya lancang. Tapi sebenarnya siapa pria yang di maksud oleh tuan tadi? Saya tidak percaya jika nyonya berbuat seperti tuduhan Tuan?" tanya Bu Surti. "Maaf nyonya, tidak apa apa jika nyonya tidak berkenan untuk menjawab, tapi nyonya harus tahu, saya percaya pada nyonya!" lanjut Bu surti .
"Iya nyonya, saya juga percaya pada nyonya!" sahut bu sarmi
"Susi juga percaya nyonya tidak bersalah !" sahut susi .
Jameela terharu mendengar nya. Mereka yang orang lain saja percaya padanya. Lalu kenapa Dirga yang nota benenya nya adalah suaminya, yang menggaulinya tiap malam, justru tak bisa mempercayai nya. Jameela merasa miris dalam hatinya. Kemana kata cinta yang digaungkan oleh Dirga setiap hari, setiap menit dan setiap detiknya. Kenapa bisa hanya dengan kiriman foto dari orang yang tak dikenalnya, lalu meledakkan kemarahan, tidak mempercayainya, mencurigainya, hingga kata talak itu terucap.
Sedangkal itukah arti Cinta bagi Dirga? Bukan hanya tak mempercayainya. Dirga bahkan tak memberinya kesempatan untuk menjelaskannya.
Jameela berlalu meninggalkan tempat itu, dan melangkah menuju ke kamarnya. Dengan membawa rasa sesak di dalam dada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Kamiem sag
semurah itu talaknya jatuh??
kurasa Dirga gak berpendidikan gak bersosial juga
kalo gitu Dirga kusarankan kau menikahi manekin atau robot dari Cina atau robot dari Korea yg diprogram sesuai keinginanmu
2025-03-14
0
Patrick Khan
klo dirga parah nie
2025-02-21
1
Ita Mariyanti
segampang kui nalak Dir....Dir....lakik g asa pikiran dan pick akal
2024-11-27
1