CTHK 16 ~ Ancaman Pandu

Dara menceritakan kondisi keluarganya pada Vio saat jam rolling waktu istirahat. Termasuk menyampaikan bahwa Pandu adalah ipar dari Bundanya. Bukan hanya harus menghadapi Harsa dan Citra, ia pun harus berhadapan dengan Pandu Aji yang menjadi penyebab mendapatkan sanksi untuk satu bulan ini.

“Oh, my God. Sumpah Ra, gue nggak bisa berkata-kata,” seru Vio.

“Ck, nggak bisa berkata-kata tapi ngoceh mulu.”

“Artinya kiasan kalau gue nggak bisa komentar dengan nasib hidup lo, tapi enak dong Ra. Lo jadi punya keluarga tajir. Kalau gue jadi lo, mending berhenti kerja dan ongkang-ongkang kaki di rumah. Jadi ratu,” ujar Vio lalu terkekeh membayangkan kalau dirinya yang berada di posisi Dara.

“Jadi ratu apaan, di sana posisinya keluarga gue … numpang. Gimana kalau pernikahan Bunda nggak bertahan lama, pasti didepak dari sana.”

“Mulut lo ya, harusnya doain yang baik-baik bukan malah berandai-andai yang nggak jelas.”

“Bukan nggak jelas, nggak ada yang tahu masa depan. Aku sudah berharap pada Mas Harsa, nyatanya apa?”

“Itu sih emang adik sambung lo yang nggak tahu diri. Musuh dalam selimut dan menggunting dalam lipatan,” seru Vio dan Dara mengabaikan ocehan Vio. Memilih merebahkan diri di kursi yang diduduki.

“Awas,” ujar Dara lagi agar Vio berpindah tempat duduk. “Lumayan masih ada waktu, aku mau merem. Nanti bangunin ya.”

“Mahendra Group. Lo nggak ada niat minta kerjaan yang lebih baik Ra?”

“Nggak.”

“Atau minta dijodohkan dengan rekan bisnis mereka yang sama tajir?”

“Ogah.”

“Masih ngarep sama Harsa?”

“N4jis. Udah ah berisik,” pekik Dara sudah memejamkan mata dan menjadikan tangannya sandaran kepala dengan posisi berbaring miring.

Vio asyik dengan ponselnya sambil terus menasehati Dara yang sudah terlelap. Sudah waktunya makan siang, sebentar lagi mereka akan sibuk membereskan kamar untuk tamu yang sudah cek out.  Pintu ruang istirahat para petugas housekeeping terbuka, seseorang melangkah masuk. Vio yang menyadari kedatangan orang itu langsung berdiri.

“Pak,” sapa Vio sambil mengangguk pelan dan hendak membangunkan dara.

Namun, pria itu memberi tanda agar tidak melakukan hal itu. Hanya memandang Dara sekilas lalu berbalik dan beranjak pergi.

“Hah, gila. Ganteng banget itu orang, ngapain pula kesasar sampai sini. Harusnya tadi gue minta selfie,” oceh Vio setelah Pandu meninggalkan tempat itu.

***

“Hah, yang bener?” tanya Dara.

Vio menganggukan kepala dan mendorong housekeeping trolley setelah menceritakan kalau ada Pandu datang.

“Kenapa nggak bangunin aku sih,” keluh Dara sambil menghentakan kaki.

“Dia bilang jangan, katanya gini.” Vio mengulang apa  yang Pandu isyaratkan agar tidak membangunkan dara yang tertidur. “Emang lo lagi ngarep ketemu dia? Suka sama dia?”

“Ck, bukan itu,” sahut Dara menoyor kepala Vio. “Kalau dia tambah masa hukuman aku gimana, dengan alasan tidur di jam kerja. Ah, ogah banget.”

“Tinggal temui terus klarifikasi. Sudah tinggal serumah ‘kan, rayu aja toh udah jadi … paman lo. Sumpah Ra, ganteng banget dia pakai setelan kerja.” Vio lalu terkekeh. “Paman ganteng, tolong keponakanmu yang menyebalkan ini.”

Dara mengabaikan Vio dan menarik trolleynya memasuki kamar yang harus dibersihkan. Vio yang merasa diabaikan langsung mengumpat.

Sedangkan di tempat berbeda, Pandu sudah kembali ke kantor. Sempat mampir ke hotel mengambil barang di kamar tempat dia biasa tinggal dan hendak menemui Dara, malah mendapati gadis itu tertidur. Ada rasa bersalah, apa mungkin dirinya terlalu keras pada gadis itu.

“Pak Pandu.”

Pandu menoleh dan kembali konsentrasi dengan pekerjaan barunya. Di hari pertama kerja, dia sudah harus menemui beberapa klien meskipun bersama dengan tim yang lain. Berbeda dengan Harsa yang seharian ini konsentrasinya terpecah, selain karena tidak suka dengan kehadiran Pandu juga dengan Citra. Sejak tadi perempuan itu berkali-kali menghubungi mengajak makan siang luar untuk berbicara.

Dengan alasan sibuk, Harsa menolak bertemu CItra yang menurutnya bisa dibicarakan nanti malam. ternyata Citra malah datang ke perusahaan dan menunggu Harsa di lobby. Awalnya pria itu enggan keluar dari ruang kerjanya apalagi menemui Citra, tapi kenekatan perempuan itu juga ancamannya bisa membuat Harsa sulit.

“Kamu gila, untuk apa datang kemari?” tanya Harsa lirih tidak ingin didengar oleh orang yang ada di sekitar mereka.

Aktivitas di gedung itu cukup padat, bukan hanya perusahaan transportasi, tapi juga layanan komunikasi.

“Jangan abaikan aku. Kita harus bicara,” ujar Citra.

Harsa berdecak pelan. Citra boleh usianya masih muda, tapi perempuan ini licik dan Harsa harus hati-hati. Bukannya malah cinta, yang ada malah tidak suka karena akan menjadi beban dan penghalangnya. Bagaimana kalau Surya dan Jaya tidak suka ia dan Citra bersama.

“Kita bicara di rumah,” ujar Harsa sambil menahan emosi.

“Di rumah, kamu selalu mengabaikan aku, Mas.”

“Nanti malam, kita bicara di rumah,” ujar Harsa lagi. “Aku janji.”

“Awas saja, kalau bohong. Aku adukan pada Papa Surya dan Opa Jaya, bagaimana awal hubungan kita.” Citra meninggalkan Harsa yang menghela pelan dan mengusap kasar wajahnya.

Interaksi Harsa dan CItra, disaksikan oleh Pandu yang memang berada di lobby. Pria itu tersenyum sinis, apalagi saat Harsa menatap dan menghampirinya.

“Akrab juga dengan adik sambung kamu?” tanya Pandu sengaja mengejek. Tidak ingin menjawab dan berdebat, Harsa mengabaikan Pandu dan melewatinya.

Baru melangkah, ponsel yang berada dalam saku jasnya bergetar. Pandu mengeluarkan dan membaca pesan yang masuk dari … Dara.

[Om Pandu, nggak kasihan dengan keponakanmu yang imut-imut ini]

[Foto]

Dara mengirimkan pesan juga foto dirinya sedang membersihkan kamar hotel. Pandu mengumpat pelan, bukan karena kesal atau marah. Namun, gaya Dara di dalam foto menurutnya sangat menggoda. Apalagi dengan seragam petugas housekeeping yang gadis itu kenakan. Pemandangan saat Dara tertidur dan memperlihatkan kedua kaki jenjangnya saja, masih terbayang-bayang dan sekarang ditambah lagi dengan ulah Dara.

“Ada apa denganku, kenapa tiba-tiba menjadi mesum begini. Awas, kamu Dara.”

\=≈\=\=\=\=

Ancam terosss, bentar lagi bucin 😅😅🤣

Terpopuler

Comments

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

ancaman tanda cinta ya thor... aq kirim kopi pagi ☕️🫖☕️untuk othor agar makin semangat💪🏻🥰

2024-05-17

0

Umama Umu Amor

Umama Umu Amor

wkwk

2024-05-30

0

Tatik R

Tatik R

pandu sudah gak tahan🤭

2024-05-03

0

lihat semua
Episodes
1 CTHK 1 ~ Kita ... Putus
2 CTHK 2~ Kenapa Harus Dia
3 CTHK 3 ~ Tinggal Bersama
4 CTHK 4 ~ Kamar 2807
5 CTHK 5 ~ Kepalamu
6 CTHK 6 ~ Mau Coba
7 CTHK 7 ~ Orang Yang Salah
8 CHTK 8 ~ Dunia Vs Daun Kelor
9 CTHK 9 ~ Kita Saudara
10 CTHK 10 ~ Tragis
11 CTHK 11 ~ Tukang Ngadu
12 CTHK 12 ~ Tukang Ngadu (2)
13 CTHK 13 ~ Balas Dendam
14 CTHK 14 ~ Rahasia
15 CTHK 15 ~ Di mana Kamu?
16 CTHK 16 ~ Ancaman Pandu
17 CTHK 17 ~ Ada Apa Denganku?
18 CTHK 18 ~ Dasar Tandu!
19 CTHK 19 ~ Pandu dan Dara (1)
20 CTHK 20 ~ Pandu - Dara (2) Apa Mungkin ....
21 CTHK 21 ~ KUA
22 CTHK 22 ~ Bidadari
23 CTHK 23 ~
24 CTHK 24 ~ Menggoda
25 CTHK 25 ~ Kecewa
26 CTHK 26 ~ Dasar Om-om
27 CTHK 27 ~ Waktunya Menikah
28 CTHK 28 ~ Gara~ gara Katro
29 CTHK 29 ~ Kamu Tidak Berhak
30 CTHK 30 ~ Menyelinap (Lagi)
31 CTHK 31 ~ Jodoh Pilihan Bunda (1)
32 CTHK 32 ~ Jodoh Pilihan Bunda (2)
33 CTHK 33 ~ Siapa Dia?
34 CTHK 34 ~ Panda Jatuh Cinta
35 CTHK 35 ~ Hanya Satu Macam
36 CTHK 36 ~ Rahasia (1)
37 CTHK 37 ~ Rahasia (2)
38 CTHK 38 ~ Miss You Panda
39 CTHK 39 ~ Nasihat Dara
40 CTHK 40 ~ Ijab Qabul, yuk!
41 CTHK 41 ~ Siap Lahir dan Batin
42 CTHK 42 ~ Orang Yang Salah
43 CTHK 43 ~ Sudah Gil4
44 CTHK 44 ~ Aku Dijebak
45 CTHK 45 ~ Aku Bersedia
46 CTHK 46 ~ Rencana Besok
47 CTHK 47 ~ Nanti Saja
48 CTHK 48 ~ Yang Terbaik
49 CTHK 49 ~ kenapa ?
50 CTHK 50 ~ Tempat Untuk Pulang
51 CTHK 51 ~ Sekarang
52 CTHK 52 ~ Diseruduk Panda
53 CTHK 53 ~ I'm Coming
54 CTHK 54 ~ I Love You, Panda
55 CTHK 55 ~ Bayi Panda
56 CTHK 56 ~ Usaha Membuat Bayi Panda
57 CTHK 57 ~ Lupa !!
58 CTHK 58 ~ Gagal
59 CTHK 59 ~ Resepsi (Masih)
60 CTHK 60 ~ Obrak Abrik Panda
61 CTHK 61 ~ Ada Apa Dengan Panda ? AADP
62 CTHK 62~ Bedrest (Bayi Panda)
63 CTHK 63 ~ Pacul
64 CTHK 64 ~ Serangan
65 CTHK 65 ~ Tunggu Aku
66 CTHK 66 ~ Temani Aku
67 CTHK 67 ~ Lembur
68 CTHK 68 ~ Serangan (2)
69 CTHK 69 ~ Aku Datang
70 CTHK 70 ~ Nostalgia
71 CTHK 71 ~ Ngidam
72 CTHK 72 ~ Rambut (Lagi)
73 CTHK 73 ~ Jenguk Bayi
74 CTHK 74 ~ Bayi Panda OTW
75 CTHK 75 ~ Baby Boy
76 CTHK 76 ~ Kapan Selesai?
77 CTHK 77 ~ Coba Lagi
78 CTHK 78 ~ Kejutan
79 CTHK 79 ~ Keinginan Pandu
80 CTHK 80 ~ Emosi
Episodes

Updated 80 Episodes

1
CTHK 1 ~ Kita ... Putus
2
CTHK 2~ Kenapa Harus Dia
3
CTHK 3 ~ Tinggal Bersama
4
CTHK 4 ~ Kamar 2807
5
CTHK 5 ~ Kepalamu
6
CTHK 6 ~ Mau Coba
7
CTHK 7 ~ Orang Yang Salah
8
CHTK 8 ~ Dunia Vs Daun Kelor
9
CTHK 9 ~ Kita Saudara
10
CTHK 10 ~ Tragis
11
CTHK 11 ~ Tukang Ngadu
12
CTHK 12 ~ Tukang Ngadu (2)
13
CTHK 13 ~ Balas Dendam
14
CTHK 14 ~ Rahasia
15
CTHK 15 ~ Di mana Kamu?
16
CTHK 16 ~ Ancaman Pandu
17
CTHK 17 ~ Ada Apa Denganku?
18
CTHK 18 ~ Dasar Tandu!
19
CTHK 19 ~ Pandu dan Dara (1)
20
CTHK 20 ~ Pandu - Dara (2) Apa Mungkin ....
21
CTHK 21 ~ KUA
22
CTHK 22 ~ Bidadari
23
CTHK 23 ~
24
CTHK 24 ~ Menggoda
25
CTHK 25 ~ Kecewa
26
CTHK 26 ~ Dasar Om-om
27
CTHK 27 ~ Waktunya Menikah
28
CTHK 28 ~ Gara~ gara Katro
29
CTHK 29 ~ Kamu Tidak Berhak
30
CTHK 30 ~ Menyelinap (Lagi)
31
CTHK 31 ~ Jodoh Pilihan Bunda (1)
32
CTHK 32 ~ Jodoh Pilihan Bunda (2)
33
CTHK 33 ~ Siapa Dia?
34
CTHK 34 ~ Panda Jatuh Cinta
35
CTHK 35 ~ Hanya Satu Macam
36
CTHK 36 ~ Rahasia (1)
37
CTHK 37 ~ Rahasia (2)
38
CTHK 38 ~ Miss You Panda
39
CTHK 39 ~ Nasihat Dara
40
CTHK 40 ~ Ijab Qabul, yuk!
41
CTHK 41 ~ Siap Lahir dan Batin
42
CTHK 42 ~ Orang Yang Salah
43
CTHK 43 ~ Sudah Gil4
44
CTHK 44 ~ Aku Dijebak
45
CTHK 45 ~ Aku Bersedia
46
CTHK 46 ~ Rencana Besok
47
CTHK 47 ~ Nanti Saja
48
CTHK 48 ~ Yang Terbaik
49
CTHK 49 ~ kenapa ?
50
CTHK 50 ~ Tempat Untuk Pulang
51
CTHK 51 ~ Sekarang
52
CTHK 52 ~ Diseruduk Panda
53
CTHK 53 ~ I'm Coming
54
CTHK 54 ~ I Love You, Panda
55
CTHK 55 ~ Bayi Panda
56
CTHK 56 ~ Usaha Membuat Bayi Panda
57
CTHK 57 ~ Lupa !!
58
CTHK 58 ~ Gagal
59
CTHK 59 ~ Resepsi (Masih)
60
CTHK 60 ~ Obrak Abrik Panda
61
CTHK 61 ~ Ada Apa Dengan Panda ? AADP
62
CTHK 62~ Bedrest (Bayi Panda)
63
CTHK 63 ~ Pacul
64
CTHK 64 ~ Serangan
65
CTHK 65 ~ Tunggu Aku
66
CTHK 66 ~ Temani Aku
67
CTHK 67 ~ Lembur
68
CTHK 68 ~ Serangan (2)
69
CTHK 69 ~ Aku Datang
70
CTHK 70 ~ Nostalgia
71
CTHK 71 ~ Ngidam
72
CTHK 72 ~ Rambut (Lagi)
73
CTHK 73 ~ Jenguk Bayi
74
CTHK 74 ~ Bayi Panda OTW
75
CTHK 75 ~ Baby Boy
76
CTHK 76 ~ Kapan Selesai?
77
CTHK 77 ~ Coba Lagi
78
CTHK 78 ~ Kejutan
79
CTHK 79 ~ Keinginan Pandu
80
CTHK 80 ~ Emosi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!