CTHK 14 ~ Rahasia

Suasana di meja makan cukup hangat, Jaya terlihat ingin mengenal Kemala juga kedua putrinya. Tentu saja ketika bicara dengan Dara, pria itu selalu terkekeh karena jawaban seadanya yang dianggap menghibur. Sedangkan Citra bersikap dan bicara terlalu berlebihan seakan ingin menarik simpati.

Jaya duduk di ujung meja, Surya dan Pandu berhadapan di sisi kanan dan kiri Papi mereka. Kemala tentu saja di samping Surya, diikuti dengan Citra. Sedangkan Dara duduk diantara Pandu dan Harsa, posisi yang tidak menguntungkan bagi gadis itu.

Ketika membicarakan masalah perusahaan, suasananya agak berbeda. Apalagi saat Pandu menyatakan kesiapannya untuk mulai bergabung di Mahendra Group dan akan menempati jabatan cukup strategis, membuat Harsa mengeluarkan pendapatnya.

“Opa yakin Pandu bisa menempati posisi itu?” tanya Harsa karena ia sendiri baru ditempatkan di kantor pusat dengan jabatan tidak sama dengan Pandu.

“Harsa,” tegur Surya.

“Maksud saya, Paman Pandu.”

Dara mengulum senyum mendengar Harsa menyebut Pandu dengan sebutan Paman, meskipun usianya jauh lebih muda. Dara bahkan berdeham agar tidak terbahak dan disadari oleh Pandu yang langsung menyenggol kaki Dara. Tidak terima, Dara membalas dengan menginjak kaki Pandu.

“Opa paham dengan kekhawatiran kamu Harsa, tapi Pandu harus Opa didik dan persiapkan untuk meneruskan Mahendra Grup. Bagaimanapun dia dan Papa kamu yang berhak. Jangan khawatir, Opa yakin selama ini dia belajar hanya saja terlalu banyak main-main.” Penuturan Jaya tetap tidak membuat Harsa puas, dia merasa lebih layak mendapatkan posisi yang menguntungkan karena sudah bergabung di perusahaan sejak lama.

“Justru kamu harus bisa membantu Pandu,” ujar Surya tidak ingin putranya dianggap membangkang.

“Ah betul itu, Papa benar. Seharusnya kamu bisa mengarahkan Pandu jika dia memang belum kompeten, tapi Opa yakin Pandu selama ini belajar manajemen bisnis di hotel milik Ibunya. Meskipun terlihat seperti main-main.”

“Hotel?” Citra bertanya yang entah ditujukan pada siapa. Jika benar Pandu mewarisi hotel, pria itu benar-benar sultan. Sepertinya ia memang salah pilih target dan ada rasa penyesalan karena terburu-buru mengejar Harsa.

“Hm. Keluarga besar ibunya Pandu memiliki hotel, tempat Dara bekerja. Bukan begitu , sayang?” tanya Jaya pada Dara. “Kamu bekerja di Grand Season ‘kan?”

“Iya, Opa.”

“Sudah pernah bertemu Pandu di sana?” tanya Jaya lagi.

Dara dan Pandu sempat saling tatap. Mengingat sanksi yang didapatkan, Dara pun ingin mengerjai pria itu dengan mengatakan belum pernah melihat Pandu di hotel.

“Kalian harus sering ngobrol, siapa tahu bisa jadi masukan untuk Pandu dan kamu bisa cepat naik jabatan,” ucap Jaya.

“Kalau tidak kompeten, mana mungkin aku rekomendasikan naik jabatan,” sahut Pandu dan Dara tidak merespon hanya bisa mengumpat dalam hati.

Ketika makanan penutup di hidangkan, Jaya masih tertarik berbincang dengan Pandu dan Dara.

“Kenalkan Dara sebagai keluarga kita, paling tidak tawarkan posisi yang lebih baik,” titah Jaya pada Pandu.

“Maaf opa, jabatanku saat ini tidak masalah. Kalau tiba-tiba naik jabatan tanpa prestasi, sepertinya tidak nyaman. Tapi ada satu masalah,” ujar Dara bicara dengan raut wajah serius.

“Masalah?”  

“Iya Opa, ada satu orang pejabat hotel yang semena-mena. Dia memberikan sanksi pada karyawan dengan asal, padahal kesalahan yang terjadi bukan murni kesalahan pegawai itu,” tutur Dara.

“Benarkah?”

Dara mengangguk dengan yakin, Pandu berdecak melirik malas pada Dara yang duduk di sampingnya.

“Pandu, atasi masalah itu. Kamu tidak mau hotel milik ibumu ada masalah internal bukan?”

“BEtul Om Pandu, tolong dibantu ya. Kalau perlu tegur orang itu atau pecat saja, jangan-jangan dia tidak kompeten. Masa aku harus turun jabatan sebagai petugas housekeeping,” rengek Dara sambil mencengkram lengan Pandu sesekali menggoyang pelan.

Pandu tidak menjawab hanya menatap tajam gadis yang disampingnya, apalagi saat Dara mengerlingkan mata seakan mengejek. Sungguh akting yang sempurna.

"Dara," tegur Kemala, dia khawatir putrinya membuat Pandu tidak nyaman. Tidak biasanya gadis itu bersikap manja, padahal biasa berani dan cuek.

Benar-benar cari masalah, batin Pandu.

***

Dara tergelak ketika sudah memasuki kamar yang disiapkan untuknya, mengingat wajah Pandu saat ia mengadukan masalahnya pada Jaya.

“Ha-ha-ha, rasakan itu. Jangan main-main dengan Dara Larasati.”

Dara memandang sekeliling kamarnya dan menganggukan kepala, lumayan luas dan nyaman. Bahkan koper yang dibawa sudah berada di kamar itu.

“Hah.” Hela nafas Dara ketika merebahkan diri di atas ranjang. ponselnya bergetar, masih dalam posisi berbaring ia membuka layar dan melihat ada pesan masuk dari nomor tidak dikenal.

[Tunggu pembalasanku]

“Pembalasan apa? Siapa pula ini,” gumam Dara lalu melihat nama kontak dan foto profil.

Terkejut manakala foto itu ia kenal. Meskipun hanya foto dari samping, tapi jelas kalau pria itu adalah Pandu. Ia pun segera mengetik balasan.

[Siapa takut]

“Hm, haus,” ujar Dara lalu beranjak dari ranjang dan menyadari tidak ada air di kamarnya. Keluar dari kamar sempat celingak celinguk karena belum mengenal semua area di rumah itu. Kamar di sebelahnya milik CItra, berharap kamar Harsa jauh dari jangkauannya.

Melihat asisten rumah tangga, Dara pun menghampiri dan menanyakan arah menuju dapur.

“Nona silahkan kembali ke kamar, nanti kami bawakan air minum.”

“Tidak perlu, aku ingin tahu arah menuju dapur dan tempat lain,” sahut Dara yang mendengarkan penjelasan lalu mengangguk paham.

Tidak perlu ke dapur, tidak jauh dari sana ada ruang fitness dan terdapat lemari es juga dispenser air. Dara menuju ke ruangan tersebut, tapi pandangannya malah terpusat pada taman. Meski hanya ada penerangan lampu, tapi gadis itu yakin kalau siang suasana disana sangat bagus. Tangannya sudah terulur membuka pintu dan berdecak kagum berada di tengah taman.

“Eh.” Dara memekik manakala seseorang menarik tangannya. “Lepas!” ucap Dara.

“Kita harus bicara,” ujar Harsa.

“Tidak ada yang perlu dibicarakan.”

“Bagaimana kalau Papa dan Opa tahu kita pernah pacaran,” cetus Harsa seakan mengancam Dara.

“Di mana masalahnya, semua orang punya masa lalu meskipun pahit. Aku yakin tidak akan berpengaruh pada hubungan Bunda dan Papamu. Justru aku balik tanya, bagaimana kalau mereka tahu bagaimana kamu dan Citra mengkhianati aku. Apalagi aku dengar Citra sedang … hamil."

Harsa mengeram pelan mendengar ucapan Dara. Ternyata dia berurusan dengan orang yang salah, Dara bukan perempuan lemah. Bukan hanya ada Dara dan Harsa di sana, di balik pintu ada seseorang yang mendengarkan percakapan tersebut sambil tersenyum sinis.

 

\=\=\=

Pandu : awas lo!

Dara : Gak takut gak takut 🙉

Terpopuler

Comments

Anik Haf FiFa

Anik Haf FiFa

chiieeee,, habis jambak2an ,, saling injek,, ntar senggol2an,, lama2 berpelukan

2025-02-09

0

Edah J

Edah J

Uhhh,,,, Novel yang kereeeen bekeeen👍👍👍

2024-10-29

0

Erna Yunita

Erna Yunita

Hmmm.... aq menunggu reaksi Pandu.....
makin seruuuu 😘

2024-10-01

0

lihat semua
Episodes
1 CTHK 1 ~ Kita ... Putus
2 CTHK 2~ Kenapa Harus Dia
3 CTHK 3 ~ Tinggal Bersama
4 CTHK 4 ~ Kamar 2807
5 CTHK 5 ~ Kepalamu
6 CTHK 6 ~ Mau Coba
7 CTHK 7 ~ Orang Yang Salah
8 CHTK 8 ~ Dunia Vs Daun Kelor
9 CTHK 9 ~ Kita Saudara
10 CTHK 10 ~ Tragis
11 CTHK 11 ~ Tukang Ngadu
12 CTHK 12 ~ Tukang Ngadu (2)
13 CTHK 13 ~ Balas Dendam
14 CTHK 14 ~ Rahasia
15 CTHK 15 ~ Di mana Kamu?
16 CTHK 16 ~ Ancaman Pandu
17 CTHK 17 ~ Ada Apa Denganku?
18 CTHK 18 ~ Dasar Tandu!
19 CTHK 19 ~ Pandu dan Dara (1)
20 CTHK 20 ~ Pandu - Dara (2) Apa Mungkin ....
21 CTHK 21 ~ KUA
22 CTHK 22 ~ Bidadari
23 CTHK 23 ~
24 CTHK 24 ~ Menggoda
25 CTHK 25 ~ Kecewa
26 CTHK 26 ~ Dasar Om-om
27 CTHK 27 ~ Waktunya Menikah
28 CTHK 28 ~ Gara~ gara Katro
29 CTHK 29 ~ Kamu Tidak Berhak
30 CTHK 30 ~ Menyelinap (Lagi)
31 CTHK 31 ~ Jodoh Pilihan Bunda (1)
32 CTHK 32 ~ Jodoh Pilihan Bunda (2)
33 CTHK 33 ~ Siapa Dia?
34 CTHK 34 ~ Panda Jatuh Cinta
35 CTHK 35 ~ Hanya Satu Macam
36 CTHK 36 ~ Rahasia (1)
37 CTHK 37 ~ Rahasia (2)
38 CTHK 38 ~ Miss You Panda
39 CTHK 39 ~ Nasihat Dara
40 CTHK 40 ~ Ijab Qabul, yuk!
41 CTHK 41 ~ Siap Lahir dan Batin
42 CTHK 42 ~ Orang Yang Salah
43 CTHK 43 ~ Sudah Gil4
44 CTHK 44 ~ Aku Dijebak
45 CTHK 45 ~ Aku Bersedia
46 CTHK 46 ~ Rencana Besok
47 CTHK 47 ~ Nanti Saja
48 CTHK 48 ~ Yang Terbaik
49 CTHK 49 ~ kenapa ?
50 CTHK 50 ~ Tempat Untuk Pulang
51 CTHK 51 ~ Sekarang
52 CTHK 52 ~ Diseruduk Panda
53 CTHK 53 ~ I'm Coming
54 CTHK 54 ~ I Love You, Panda
55 CTHK 55 ~ Bayi Panda
56 CTHK 56 ~ Usaha Membuat Bayi Panda
57 CTHK 57 ~ Lupa !!
58 CTHK 58 ~ Gagal
59 CTHK 59 ~ Resepsi (Masih)
60 CTHK 60 ~ Obrak Abrik Panda
61 CTHK 61 ~ Ada Apa Dengan Panda ? AADP
62 CTHK 62~ Bedrest (Bayi Panda)
63 CTHK 63 ~ Pacul
64 CTHK 64 ~ Serangan
65 CTHK 65 ~ Tunggu Aku
66 CTHK 66 ~ Temani Aku
67 CTHK 67 ~ Lembur
68 CTHK 68 ~ Serangan (2)
69 CTHK 69 ~ Aku Datang
70 CTHK 70 ~ Nostalgia
71 CTHK 71 ~ Ngidam
72 CTHK 72 ~ Rambut (Lagi)
73 CTHK 73 ~ Jenguk Bayi
74 CTHK 74 ~ Bayi Panda OTW
75 CTHK 75 ~ Baby Boy
76 CTHK 76 ~ Kapan Selesai?
77 CTHK 77 ~ Coba Lagi
78 CTHK 78 ~ Kejutan
79 CTHK 79 ~ Keinginan Pandu
80 CTHK 80 ~ Emosi
81 CTHK 81 ~ Baik-baik Saja
82 CTHK 82 ~ Pandu Sachet
83 CTHK 83 ~ Yang Berikutnya
84 CTHK 84 ~ Hantu Cilik
85 CTHK 85 ~ Mungkinkah ? (Empat) ~ END
Episodes

Updated 85 Episodes

1
CTHK 1 ~ Kita ... Putus
2
CTHK 2~ Kenapa Harus Dia
3
CTHK 3 ~ Tinggal Bersama
4
CTHK 4 ~ Kamar 2807
5
CTHK 5 ~ Kepalamu
6
CTHK 6 ~ Mau Coba
7
CTHK 7 ~ Orang Yang Salah
8
CHTK 8 ~ Dunia Vs Daun Kelor
9
CTHK 9 ~ Kita Saudara
10
CTHK 10 ~ Tragis
11
CTHK 11 ~ Tukang Ngadu
12
CTHK 12 ~ Tukang Ngadu (2)
13
CTHK 13 ~ Balas Dendam
14
CTHK 14 ~ Rahasia
15
CTHK 15 ~ Di mana Kamu?
16
CTHK 16 ~ Ancaman Pandu
17
CTHK 17 ~ Ada Apa Denganku?
18
CTHK 18 ~ Dasar Tandu!
19
CTHK 19 ~ Pandu dan Dara (1)
20
CTHK 20 ~ Pandu - Dara (2) Apa Mungkin ....
21
CTHK 21 ~ KUA
22
CTHK 22 ~ Bidadari
23
CTHK 23 ~
24
CTHK 24 ~ Menggoda
25
CTHK 25 ~ Kecewa
26
CTHK 26 ~ Dasar Om-om
27
CTHK 27 ~ Waktunya Menikah
28
CTHK 28 ~ Gara~ gara Katro
29
CTHK 29 ~ Kamu Tidak Berhak
30
CTHK 30 ~ Menyelinap (Lagi)
31
CTHK 31 ~ Jodoh Pilihan Bunda (1)
32
CTHK 32 ~ Jodoh Pilihan Bunda (2)
33
CTHK 33 ~ Siapa Dia?
34
CTHK 34 ~ Panda Jatuh Cinta
35
CTHK 35 ~ Hanya Satu Macam
36
CTHK 36 ~ Rahasia (1)
37
CTHK 37 ~ Rahasia (2)
38
CTHK 38 ~ Miss You Panda
39
CTHK 39 ~ Nasihat Dara
40
CTHK 40 ~ Ijab Qabul, yuk!
41
CTHK 41 ~ Siap Lahir dan Batin
42
CTHK 42 ~ Orang Yang Salah
43
CTHK 43 ~ Sudah Gil4
44
CTHK 44 ~ Aku Dijebak
45
CTHK 45 ~ Aku Bersedia
46
CTHK 46 ~ Rencana Besok
47
CTHK 47 ~ Nanti Saja
48
CTHK 48 ~ Yang Terbaik
49
CTHK 49 ~ kenapa ?
50
CTHK 50 ~ Tempat Untuk Pulang
51
CTHK 51 ~ Sekarang
52
CTHK 52 ~ Diseruduk Panda
53
CTHK 53 ~ I'm Coming
54
CTHK 54 ~ I Love You, Panda
55
CTHK 55 ~ Bayi Panda
56
CTHK 56 ~ Usaha Membuat Bayi Panda
57
CTHK 57 ~ Lupa !!
58
CTHK 58 ~ Gagal
59
CTHK 59 ~ Resepsi (Masih)
60
CTHK 60 ~ Obrak Abrik Panda
61
CTHK 61 ~ Ada Apa Dengan Panda ? AADP
62
CTHK 62~ Bedrest (Bayi Panda)
63
CTHK 63 ~ Pacul
64
CTHK 64 ~ Serangan
65
CTHK 65 ~ Tunggu Aku
66
CTHK 66 ~ Temani Aku
67
CTHK 67 ~ Lembur
68
CTHK 68 ~ Serangan (2)
69
CTHK 69 ~ Aku Datang
70
CTHK 70 ~ Nostalgia
71
CTHK 71 ~ Ngidam
72
CTHK 72 ~ Rambut (Lagi)
73
CTHK 73 ~ Jenguk Bayi
74
CTHK 74 ~ Bayi Panda OTW
75
CTHK 75 ~ Baby Boy
76
CTHK 76 ~ Kapan Selesai?
77
CTHK 77 ~ Coba Lagi
78
CTHK 78 ~ Kejutan
79
CTHK 79 ~ Keinginan Pandu
80
CTHK 80 ~ Emosi
81
CTHK 81 ~ Baik-baik Saja
82
CTHK 82 ~ Pandu Sachet
83
CTHK 83 ~ Yang Berikutnya
84
CTHK 84 ~ Hantu Cilik
85
CTHK 85 ~ Mungkinkah ? (Empat) ~ END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!