1/7

Pembalasan Ratu Yang di Asingkan

...****************...

Saat ini Ratu Yu tengah duduk bersama Kaisar Yan di dalam aula, pakaian dan rambut Ratu Yu juga sudah di tata dengan cantik yang membuat Kaisar Yan sejenak terpesona.

"Ratu ku, sebenarnya apa yang sudah terjadi padamu? Aku dengar kau melakukan beberapa hal aneh," ucap Kaisar Yan.

"Apa maksud Yang Mulia Kaisar, melakukan hal yang aneh?"

"Iya, kau tiba-tiba berubah. Mengosongkan ruang bacamu dan membakar semua lukisan yang selama ini kau buat,"

Rayu Yu tersenyum, "Itu hal yang biasa, membersihkan dan membakar sampah agar saya memiliki lebih banyak tempat untuk meletakan barang-barang yang lebih berguna disana,"

"Sampah?"

"Benar, barang-barang yang tidak bisa di pakai dan hanya memenuhi sebuah ruangan, bukankah itu di namakan sampah, Yang Mulia?"

Kaisar Yan menatap Ratu Yu dengan tidak percaya, yang di bakar Ratu Yu adalah semua lukisan wajahnya dan itu adalah lukisan yanh di buat berbulan-bulan lalu, tapi hari ini Ratu Yu berkata jika semua itu adalah sampah.

"Yang Mulia, aku ingat anda datang berkunjung terakhir kali sekitar 7 bulan yang lalu, itu dengan alasan jika anda ingin menemani saya melihat salju pertama kali. Dan kali ini, apakah hanya karena saya membakar setumpuk sampah, anda bergegas kemari?" ucap Ratu Yu seraya mengambil cangkir teh di atas meja.

"Aku....apakah aku tidak boleh datang ke wilayah istana ku sendiri?"

Ratu Yu mengangguk, "Tentu saja boleh, hanya saja saya tidak bisa menemani Yang Mulia lebih lama. Dan....."

Kaisar Yan mengkerutkan keningnya, menunggu kata-kata berikutnya dari Ratu Yu.

"Dan...saya merasa heran karena keluarga Yu tidak ada yang mencari saya, bahkan tidak ada kabar mereka datang ke istana selama saya berada disini, Yang Mulia apakah anda tahu alasan ini?"

Kaisar Yan terkejut, ucapan dan pertanyaan Ratu Yu sama sekali tidak terpikirkan olehnya. Karena selama ini selir Hua lah yang mengatasi surat yang di kirim kepada keluarga Yu.

"Untuk hal ini aku tidak mengetahuinya, kau...kau cari tahu saja sendiri!" ucap Kaisar Yan dengan ragu.

Ratu Yu mengangguk, "Baiklah. Jika begitu Yang Mulia, saya akan kembali ke kamar untuk beristirahat, anda bisa berkeliling dengan pelayan atau kasim anda, jika anda menginginkannya,"

"Ratu ku, kau....."

Ratu Yu menatap Kaisar Yan, "Iya, Yang Mulia?"

"Kau....sebaiknya kau kembali ke istana besok!"

Ratu Yu nampak terkejut mendengar ucapan Kaisar Yan, meski dia tahu jika Kaisar Yan akan mengatakan hal itu.

"Yang.... Yang Mulia, anda....anda sungguh...."

"Kau sudah lama menderita disini, sudah waktunya kau kembali ke istana!"

"Tapi....selir Hua...."

"Selir Hua adalah orang yang baik, aku yakin dia sudah memaafkanmu,"

Ratu Yu mengangguk, "Baik, terima kasih atas kebaikan Yang Mulia!"

Ratu Yu sedikit membungkukan badannya, "Lihatlah, hanya melakukan beberapa tindakan kecil, hasilnya sudah mulai bisa di rasakan. Kaisar dan selir Hua, mari kita bermain dengan perlahan saat aku sudah di istana nanti!"

"Berdirilah, kau adalah Ratu ku!" ucap Kaisar Yan seraya membantu Ratu Yu berdiri.

"Yang Mulia, anda tidak tahu betapa bahagia nya saya saat ini. Saya benar-benar sangat berterima kasih kepada anda,"

"Kau sudah bersusah payah hidup di luar istana, kau juga sudah mendapatkan hukumanmu. Jadi sudah seharusnya kau kembali, posisi Ratu juga tidak bisa terlalu lama kosong!"

Ratu Yu hanya mengangguk, "Bukankah sudah terlalu lama? Dua tahun, apa dia berpikir itu adalah waktu yang singkat? Bahkan aku yakin para pengawal dan pelayan di istana hanya sebagian kecil saja yang masih ingat jika mereka memiliki Ratu yang di asingkan disini. Dia hanya takut aku akan melakukan apa yang ada dalam pikirannya, karena bagaimana pun keluarga Yu merupakan keluarga besar di negara ini, meski mereka berada di luar ibu kota!"