Bab 3 Saya akan mengajukan sebuah syarat

"Jika pangeran benar-benar tidak ingin membatalkan pertunangan, aku harus bagaimana? Kalau begitu aku harus pergi menemui pangeran secara langsung dan berbicara kepadanya," ucap Reina di dalam hati dengan percaya diri

"Jadi bagaimana menurut anda tuan Marques?" tanya putra mahkota sambil tersenyum

"Hah ... Anda ada benarnya putra mahkota tapi ini adalah permintaan putriku sendiri," ucap tuan Marques sambil mengangkat cangkir teh

"Tapi ini adalah perintah raja tuan Marques, Apa anda akan menolaknya di bandingkan itu putri anda yang akan memutuskannya," ucap putra mahkota sambil tersenyum

Tidak lama setelah putra mahkota berbicara Reina dan Dalbert masuk ke dalam ruang tamu .

"Saya menghadap kepada putra mahkota, yang mulia perkenalkan nama saya Reina Elice Halmiton, yang mulia saya ingin membatalkan pertunangan saya karena menurut saya, saya bukanlah perempuan yang bisa memenuhi standar untuk menjadi tunangan anda," ucap Reina setelah memberikan hormat dengan tegas namun tenang

'aku harap dengan ini putra mahkota setuju pembatalan pertunangan ini,' ucap Reina di dalam hati dengan perasaan muram

"Yang mulia putra mahkota, senang bertemu dengan anda," ucap Dalbert sambil memberikan menghormat

'perempuan ini menolak pertunangan denganku secara langsung, aku pikir ini hanya keinginan Marques yang tidak ingin putrinya menikah,' ucap putra mahkota dalam hati sambil tersenyum karena terkejut

"Saya sangat menghargai perkataan nona Reina tetapi pertunangan ini adalah perintah raja, bukankah lebih baik kita menjalankannya dulu dan juga nanti akan ada banyak waktu untuk anda mempertimbangkan pertunangan ini saat berada di akademik," ucap putra mahkota sambil tersenyum

"Apa putra mahkota ini tidak mengerti atau pura-pura tidak mengerti ya, kok kesal ya?' ucap Reina di dalam hati sambil tersenyum dan mengepal erat tangannya

"Kalau begitu saya akan meminta pembatalan pertunangan kepada yang mulia raja tidak masalah kan yang mulia putra mahkota?" ucap Reina sambil tersenyum dingin

'Sudah kuduga perempuan ini memang memiliki daya tarik,' ucap pangeran di dalam hati sambil tersenyum kecil

"Reina, kamu tidak boleh berkata seperti itu ini adalah perintah raja jadi sudah tugas kita sebagai bangsawan memenuhinya," ucap Marques kepada putrinya dengan tatapan sedih

"Yang mulia, putra mahkota karena ayahku mengatakan seperti itu maka saya akan bertunangan dengan anda tetapi saya akan mengajukan sebuah syarat, syaratnya pertama saya ingin anda tidak ikut campur urusan saya, kedua saya ingin anda membatalkan pertunangan apabila anda telah menemukan orang yang cocok di posisi tersebut dan ketiga saya hanya menjadi tunangan anda atas perintah raja jadi anda tidak perlu memberikan apa pun kepada saya," ucap Reina dengan lantang di hadapan semua orang yang berada di ruang tamu

'Aku tidak menyangka dia mengatakan syarat denganku walaupun dia menerima pertunangan tetapi niatnya untuk membatalkan pertunangan tidaklah berubah,' ucap putra mahkota di dalam hati sambil tersenyum kecil

"Baiklah aku setuju denganmu nona Reina, tapi apabila aku tidak menemukan orang yang membuatku jatuh cinta maka kita harus bertunangan," ucap putra mahkota dengan lembut sambil tersenyum

"Tidak mungkin anda tidak menemukan orang yang membuat anda jatuh cinta, karena anda seorang putra mahkota," ucap Reina dengan lantang

'Sepertinya tidak mudah untukku mendapatkan kelinci kecil ini,' ucap putra mahkota dalam hati sambil tersenyum kecil

"Aku belum bisa menemukan orang yang membuatku seperti itu jadi nona Reina mulai sekarang kita akan bersama, aku akan sering mengunjungi mu," ucap putra mahkota bangkit dari kursinya

'Aku akan memasukkan namanya di daftar hitam sebagai salah satu orang yang aku benci dan juga takdirku sepertinya akan menuju kematian, sekarang aku harus bagaimana?' ucap Reina dalam hati dengan perasaan kesal sambil tersenyum

Apakah akan ada pertemuan lagi? Apakah Reina akan menuju kematian karena takdir yang tidak dapat di ubah? Apakah putra mahkota bisa membuatnya jatuh cinta? Takdir dan cerita apakah yang menanti?