Dor...
Dor...
Dor...
"Itulah akibat yang berani berkhianat." Gerhana meninggalkan anak buahnya yang telah ditembaknya. "Habisi mereka." Perintah Gerhana pada Arion.
"Baik King."
Gerhana tiba di apartemennya sekitar pukul 02.00 dini hari. Karena lelah, Gerhana berbaring di tempat tidur king-size-nya tanpa membersihkan diri terlebih dahulu.
***
***
Pagi harinya, Gerhana sudah rapi mengenakan kemeja hitam yang ia padukan dengan celana jeans.
Hari ini Gerhana berangkat ke kampus mengendarai motor kesayangannya.
Sementara di waktu yang sama di tempat yang berbeda seorang gadis bercadar juga tengah bersiap berangkat ke kampus barunya mengendarai motor matic bersama sepupunya, Khadijah.
"Nak, kenapa tidak naik mobil saja?" Ucap Umi Adiba.
"Macet Umi dijalan, lebih cepat naik motor." Jawab Icha. "Icha berangkat ya Umi, Tuh Khadijah udah nunggu diluar. Assalamualaikum." Pamit Icha sambil mencium punggung tangan Umi Adiba.
"Walaikum salam Nak, Hati-hati bawah motornya, jangan ngebut."
"Saya juga pamit Umi." Pamit Khadijah yang juga mencium punggun tangan Umi Adiba.
"Kapan Icha menerimaku menjadi Imammu?" Ustadz Zain yang terus memperhatikan Icha dari jauh hingga Icha meninggalkan pondok pesantren Nur Hikmah Darussalam.
***
***
Brum
Brum
Brum
Suara Motor Gerhana menggema di kampus begitupun dengan suara motor Arion yang hampir bersamaan sampai dengan motor Gerhana.
Gerhana membuka helm full face-nya membuat para wanita berteriak histeris melihat kedatangan Gerhana yang semakin hari semakin tampan.
"Kak Gerhana semakin tampan."
"Halalin aku dong Bang."
"Kak Arion juga tak kalah Tampan semakin Hansem."
"Kak Arion Aku padamu."
Begitulah teriakan alay para wanita yang terdengar di telinga Gerhana dan Arion.
"Wah, penggemar lo makin banyak saja, kakak ipar." Ejek Tari yang juga baru saja tiba di kampusnya bersama sang suami, Bintang.
"Kayak suami lo ajah tidak ada Fansnya. Cuma mereka takut sama singa yang akan mengamuk. Tidak ada terang-terangan mendekati Bintang." Gerhana kembali mengejek Tari, Terbukti pipi Tari sudah memerah menahan emosi.
"Gue tidak akan biarkan pelakor ada masuk di rumah tangga gue. gue akan basmi mereka tanpa sisa." Ucap Tari. "Ayo sayang kita pergi. tinggalkan mereka yang para Jomblo." Ajak Tari menggandeng tangan Bintang yang dari tadi diam tanpa mau ikut campur dengan perdebatan antara Istri dan saudara kembarnya.
"Ayo kita kekelas." Ajak Arion.
"Lo duluan ajah Ri, Gue mau ke Toilet dulu." Tanpa menunggu jawaban dari Arion terlebih dahulu. Gerhana sudah pergi membuat Arion mendengus kesal.
"Pergi jangan mendekat." Ucap Icha yang sudah ketakutan."
"Ayolah manis, kita bermain sebentar." Pria itu berusaha memegang tangan Icha, Namun Icha tetap berusaha menghindar dan selalu berdo'a dalam hati agar ada seseorang datang menolongnya sebelum orang itu menyentuhnya.
"Saya mohon menjauhlah dariku." Icha terus memohon agar pria itu menjauh darinya, Tapi Pria itu malah tertawa mengejek kearah Icha.
"Pegang wanita itu, Gue mau lihat wajahnya yang selalu ia tutupi." Icha semakin panik ketika Keempat Pria mendekat ke arah, Ia pun berusaha berlari sekuat tenaga agar bisa terhindar dari pria itu.
Brug
"Astaghfirullah al Azhim." Icha beristighfar karena tidak sengaja menabrak seseorang. Sementara orang itu memegang dadanya yang berdetak kencang tidak seperti biasanya.
"Tolongin saya.. Kumohon." Icha memohon pertolongan pada pria itu dengan air matanya yang terus menetes dipipinya. tanpa sadar Pria itu menghapus air mata Icha dengan tangannya membuat Icha tersentak kaget dan mundur sedikit.
"Maaf, Kita bukan Muhram." Pria itu menganggukkan kepalanya mengerti.
"Ternyata lo disini." Icha yang mendengar suara pria yang dari tadi mengganggunya, Icha langsung berlari ke belakang Pria itu untuk meminta perlindungan.
"Dia milik kami." Ucap Salah satu diantara mereka.
"Pergi." Tekan Pria itu dengan mata tajamnya menatap salah satu diantara mereka.
"Jangan cari masalah sama dia, kalau lo masih mau kuliah disini dengan nyaman. Dia itu Gerhana saudara Kembar Bintang. Dan dia mempunyai Ipar yang sangat menyeramkan kalau lagi marah." Ucap temannya menjelaskan.
"Baiklah kali ini lo lolos, lain kali tidak akan gue biarkan lo lolos." Ancam pria itu yang berwajah kebule-bulean.
"Terimakasih."
Gerhana hanya menganggukkan kepalanya tanpa membalas perkataan Icha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Rihall Pen
menarik🤗
2024-11-02
0
Wiwik murniati
kelihatan nya cerita nya menarik
2024-10-25
1
jaran goyang
mᥱᥒᥲrіk
2024-10-12
0