Titik Rancu

...Chapter 18...

“Ihhh, apaan, nih?”

Siapapun itu engkau, kejelasan kuharap disampaikan segera. Keawaman, tidak-tidak, jauh lebih tepat keidiotan terus-terusan menerpa struktur ruang bagi otak bertengger.

Haaahh!

Memantapkan pemindahan, mengusahakan perjalanan ke belakang se-linear kemauan, pelontaran dialog langsung datang, mengukuhkan kehadiran sebagai bentuk ketidakpahaman, membiarkan kaki melangkah lagi bergerak di kala penciptaan lubang mini bergegas dilaksanakan bagi kedua lengan.

Haih-haih, bukan tanpa alasan selain kegabutan. Kebingungan nan menjadi-jadi mencoba, memaksakan fungsi penglihat buat berada di posisi awal. Cuman mengesampingkan intstruksi, sebuah arahan pembukaan demi kelahiran celah berbentuk miring, pencahayaan cerah tiada mewujudkan apa-apa tersaji, ditampakkan persis di kedua retina selaku keanehan situasi terkini.

Baik, tolong pukul kepalaku. Kesadaran bahwa ini hanya alam ilusi tidak lain sebuah kebenaran, kan? Oy jawab, berniat mengacangi sama saja dengan membetulkan ketidakjelasan faktual di daerah lapangan.

Kampret-kampret, sebenernya aku tengah berhadapan dengan siapa, sih? Udahlah tidak ada rupa, visualisasi sekedar melukiskan pemancaran di luar kodrat batasan. Beruntung organ terkait enggan, tetap merasakan kesehatan di situasi begini.

Fuuuuuuh.

[ Sebuah kebahagiaan bisa berjumpa dengan Anda. ]

Hah? Teringin cabut? Oh silahkan, pemanjatan doa tak terputus akan segera diperbuat atas rahmat yang telah Engkau berikan.

Fiuuuh.

Entah karena bosan atau rutinitas memang harus berakhir sampai di sini, peredupan pancaran kini tercipta, menyajikan penurunan intensitas baik di kedua panca indera, memberikan suatu ucapan terakhir sebagai perpisahan manis teruntukku seorang.

Hmmmhh, maaf bila mesti bercakap lantang. Sedari awal pengutaraan diberlangsungkan, ketidaktahuan asal muasal Anda sedari mana melulu menimpa, membenamkan proposal rangkaian di kedalaman pemikiran sambil menunggu ketepatan waktu enak buat berbincang ditunjuk oleh perpindahan jarum jam.

G-Gue bingung mau mengutarakan apa. Perkenalan lebih dekat sama sekali enggan, sukar merajut tali ikatan antara gue dan lu. Akan tetapi gimana bilangnya, ya? Yah, selamat jalan deh, orang tak dikenal. Keselamatan senantiasa teriring, mendoakan kepergian kemanapun engkau melangkah.

Huhu.

“Hmmmmh?”

Tetap, ya? Sekalipun anjlokan mulai menghantui pentransferan tenaga, kesulitan memandang masih saja menyerang, menghantarkan invasi besar-besaran selagi kedudukan telapak digeser sejauh 0,1 centi.

Mau gimana pula, bro? Kenormalan retina gue terancam, betul-betul sukar buat melaksanakan tugas sebagaimana keproseduran. Selalu, toh? Pemindahan tidak berarti lalu tidak, tak memberikan dampak apa pun mengenai jati diri oposisi di depan.

Haduh.

“Humu?”

Sumpah, dia siapa, sih? Melupakan tanggapan dalam pelestarian tata krama, rasa ingin tahu senantiasa melonjak, gemilang menaikkan parameter tanpa pengendalian nan berarti.

Haaaahhh!

Menyadari ketidakpastian melanda, membingkai suatu pancaran menyakitkan di depan mata, ketiadaan visualisasi pada rupa terus-menerus membumbung, melahirkan berbagai proposal tanya di alam naluriah, senantiasa meningkat lagi mengevolusi kenaikan parameter di saat celah tangan diupayakan menduduki pos masing-masing.

Adududuh, tolong jangan membuatku takut, dah. Ini adalah kesadaran bawah benak, tak ada seorang pun yang diperkenankan mampir selain diri, sekalipun hanya sekedar bertukar sapa. Woy, jawab pertanyaanku segera. Ketidakselarasan merangkai, melukiskan berbagai kemungkinan terburuk perihal anonim di depan.

Huuuh, kuharap dia tidak termasuk ke dalam salah satu bangsa jin terhebat, dah.

Sekarang apa lagi? Tidak bosankah engkau merusak, menghancurkan momentum berharga di antara aku dan dia?

Syalan!

Belum juga usai prakarsa memecahkan kebuntuan dalam kasus terkini, tak tahu sedari mana kabut nan tebal lalu datang, bergegas menghadirkan diri di ruang lingkup tidak masuk akal, menerpa lagi membawakan gumpalan asap tak tercemar zat beracun sehingga cipratan air bening secara tidak sengaja langsung menghajar beberapa anggota badan.

Hey-hey, kok gitu, sih? Jahat, bisa-bisaan mengkambinghitamkan tingkah alay terbenam khusus teruntuk kesadaran. Buka mata Anda, harap terbuka, edarkan sudut pandang ke segala sisi untuk mengetahui dampak samping mengenai peristiwa di sini.

Gile, terpaan bercampur pelemparan bener-bener membuat badan basah kuyup. Andaikata pertolongan tak, tiada memiliki niatan mengkristalisasi dalam waktu dekat, kedinginan melampaui batas dipastikan muncul, gemilang menyembulkan keberadaan supaya berani keluar, merusak sekaligus menimbulkan demam berkategori panjang bilamana penghangat masih saja enggan menampakkan kehadiran.

Lonjakan energi berlebih, gue gak mengharapkan kedatangan lu kemari.

Haaahh!!

Waaaaa, ini apaan, bro? Sulit, teramat susah dimengerti dalam upaya mewujudkan kepercayaan.

Sempak!!

Seiring intensitas tenaga angin melonjak, menaikkan penunjuk parameter seiring jarum jam berjalan, pengangkatan kewarasaan raga lantas tercipta, menghadirkan visualisasi penerbangan tanpa adanya awak nan berwenang, membiarkan siklus memberlakukan keaktifan selagi mata bungkam, dirapatkan secara mutlak bersamaan ketiadaan pencahayaan di balik kelopak.

Hmmmh- hmmmmh, areh? Kok berasa mustahil diberlangsungkan? Entah hanya perasasan atau memang perpindahan anggota badan terasa nihil buat diberlangsungkan? Aduh, ayo gerak, lah. Gerak, sempak! Gue sama sekali gak mau, membenamkan ketidakinginan keselarasan sukar buat diterapkan.

Aelah, nasibku kenapa harus jadi begini mulu, sih? Ditinggal, nyaris diperkosa, bahkan dilempar, menetapkan keberadaan ke suatu titik pergerakan terasa terkunci? Menyebalkan, sangat layak meletakkan kejengkelan di atas standarisasi. Haruskah siksaan tak berujung menimpa untaian kehidupan? Memecah bahkan sampai mengoyak pertahanan mental? Dasar sinting, keguguran mengapa tidak dijadikan pilihan utama bilamana rekaan bakal berakhir seperti nih, hah?!

Haaah, tidak paham lagi, dah. Sedari umur menginjak masa kanak-kanak, harapan demi harapan timbul, senantiasa memanjatkan keterbaikan hidup yang akan dijalani suatu hari nanti. Cuman beginilah, apa boleh buat? Hamba selaku ciptaan tak ada kuasa selain menuruti perintah.

Kampret- kampret, se-menyebalkan itukah sampai harus memaksakan kehendak? Apa, nih? Pencitraan Anda sebagai Kemahakuasaan tiada berjumpa, enggan menemukan sisi terkait atas semua permasalahan yang sudah terlewati. Biadab, gue gak bermaksud meragukan potensi Penulis. Namun di antara setiap rangkaian, kesialan senantiasa melangkah, terus-terusan menyelimuti keanggotaan baik di kondisi senang maupun susah.

Graaahh, gue gak pernah minta buat dilahirkan. Dan juga, kenapa orang seburuk lu bisa mampir ke hidup nih, sih? Capek, sangat minim buat melangsungkan pembakaran kalori. Sudah cukup, tanpa perlu mendengar alasan, kemuakan takkan bisa dienyahkan sebegitu mudah.

Haah- haah- haaah.

Kegelapan tiada berujung, atas sebab apa kehadiran mendadak timbul, bergegas memenuhi panggilan walau tahu itu bukan didasari kehendak? Bajing*n, gini aja terus. Kemustahilan pembukaan, menyingkirlah. Hamba sudah tidak mempunyai niatan lanjut membisu, terpaksa merenungkan semua kekeliruan lagi kebodohan yang pernah dibuat demi mengisi kekosongan rutinitas?

Ahhhhhh!!

“Hmmmmmh-“

Uhhh, menyakitkan sekali. Perasaan permintaan tak kedapatan memesan menu seperti nih, dah? Tahu, dah. Jangan banyak menceceri pertanyaan. Bukan cuman engkau, keawaman juga ikut menimpa diriku.

Hooooooh!!

Terlampau asik mengutarakan dumelan, kecerahan nan sukar dipandang kemudian hadir, melahirkan keberadaan tanpa persetujuan intansi terkait, sengaja mengkristalisasi fungsi retina selaku gambaran, sebuah visualisasi kasar mengenai kondisi kali nih.

Haaah, gue beneran gak ngerti ini lagi ada di mana. Namun menilik, membiarkan kelopak mengambil kendali dalam penanganan pemancaran cahaya memberi tahu diri bilamana kesadaran berada, ditaruh persis pada suatu ruangan dengan lentera pijar nan menyala.

Bersambung….

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!