Penjedaan Kenihilan

...Chapter 12...

"Hmmmmmh."

Aduuuuuh, mumetnya. Perkara dijebak harus membuat kehadiran terpontang-panting. Semangat, jangan biarkan zat berjaya meleburkan tekad.

Selagi kelopak aktif, membungkus retina tanpa pengecualian, penempatan kaki untuk sejajar satu sama lain pun hadir, memijakkan kehadiran di kala penutupan telapak membayangi tengkorak bagian kanan.

Memang tidak dapat kupungkiri tabrakan sempat menenggelamkan penalaran. Walau kebaikan senantiasa mengikuti kehadiran nasib buruk, entah bagaimana ceritanya sakit bercampur nyeri dominan, menyerbu sel otak terdepan dan bersarang untuk sementara waktu.

Sukar dimengerti. Perasaan ngilu, berkeinginan menjerit terngiang, melayang selama berulang-ulang, meneruskan tindakan tiada pemberhentian.

Hooooh, perasaan membahana, mengapa lu lebih suka menginvasi bagian terkini? Sekalipun lahiran daging tak berkehendak hadir, menampakkan keberadaan melalui peletakan telapak kiri, semua tuh takkan mampu, nihil dalam percobaan aduan penyakit.

Huhu.

Menghiraukan kebuntuan keadaan, tidak lama lagi penggerebekan terlaksana dalam hitungan detik? Sudahlah, suka tidak suka hamba harus melaksanakan rencana antisipasi.

"Aduuuuuuuh-"

Aelah, kampret banget. Kenapa ia tetap tinggal, menghadirkan eksistensi buat menempati lokasi terkait? Auuuu, tolong hentikan, dong. Gue bener-bener ada urusan penting, nih.

Fuuuuuuuuuhh.

Dikarenakan sirine kendaraan hinggap, menyarangkan jati diri entah mau sampai kapan, ketidaktenangan pada permukaan benak dijadikan suatu alasan, keputusan singkat untuk berpindah, mengaktifkan fungsi kaki menuju ke hadapan mata.

Awalan gue gak berpikiran terlalu jauh, sih. Sebelum jeratan jeruji menimpa, menghantui raga tiada penebusan, kekalutan lagi penyakit terhadap tengkorak paling depan datang, melahirkan ketidakaturan tanpa sepengetahuan, menempatkan penggerak bawah agar berjalan tidak sesuai linear sesaat penjungkirbalikkan botol didirikan selaku dasar penabrakan tak berkepentingan.

Haduh, kok bisa pecah, sih? Padahal sekedar ditabrak, menghantarkan kaki kanan dalam akselerasi benturan. Terlebih tidak hanya permukaan pelapis bir, pembalikan meja setinggi lutut orang dewasa diposisikan ada, menampakkan kehadiran sebagai efek penghantaman lengan. Untuk kesekian kali peristiwa menyebalkan selalu menghantui langkah kaki melangsungkan perpindahan, ya?

Kaa- fuuuuuh.

"Diam, jangan bergerak!!"

"Waaaaaaa!!"

Alamak, gue harus gimana, nih? Keadaan bener-bener kacau, tidak menemukan jalan keluar sama sekali. Huhu, tolonglah. Keinginan berpijak sampai ajal menjemput masih ingin dirasa tanpa mengalami pengurungan keberadaan.

Sejalan pelayangan volume kendaraan aparatur negara melaksanakan tugas, ketidakrelaaan penjeblosan seketika hadir, melahirkan keberadaaan selaku bentuk perlawanan.

Biar kutebak, pelaku tiada lain keanggotaan polisi setempat, dan dengan sebuah kewenangan, orang-orang tersebut mulai mendatangi, menggebrak tiap-tiap pintu kamar, mengantisipasi penyebaran HIV pada para pemuas nafsu.

Huhu, ramalan di kemudian hari. Bukan tanpa alasan tindakan menerawang sanggup dikukuhkan, toh penghantaran frekuensi gadis seumuran terlukis ada, menaikkan parameter ketidaksukaan menuju kekritisan semata.

Aduuuuh, mesti melaksanakan apa, nih? Tidak lama lagi mereka akan tiba, memborgol kedua telapak lagi mengurungkan niatan untuk cabut.

Auuuuuww, kenapa, ya? Penyakit seolah senang, merasakan kebahagiaan sebab bisa bertengger pada kewarasan.

Haaaaaahhh.

"Ahhhh!"

Tidak ada komentar, kejayaan mesti dapat diraih sekalipun resiko sial siap menghantui keberadaan.

Huhuhu.

Mendapati ketidakhadiran waktu bersantai tersembul bersamaan kepanikan dalam benak, pipi kanan selaku salah satu organ pada tubuh lantas ditabok, menghantarkan tamparan bertenaga cukup keras, melangsungkan tindakan melalui tangan kanan demi kesejajaran pemfokusan serta penalaran itu sendiri.

Haaah, mungkin terbilang cukup absurd, sih. Menyiksa, memberikan perasaan sakit terhadap kehadiran tidak memberi jaminan kegemilangan hasil tergapai sebegitu mudah. Maaf atas perilaku kasar tadi, raga. Hamba sama sekali gak menginginkan tinggal, menghabiskan seumur hidup di balik hunian khusus para tahanan.

Hiiiiihhh.

"Hmmmmmh."

Huhu, berjaya? S- sungguh? Bukan sebuah tipu daya? Pembodohan trik sihir yang biasa kuperhatikan semasa kecil? Fuahh, sudah kuduga apabila keajaiban itu nyata.

Hooooooohh!

Tak berselang satu detik usai prosesi penabokan dinyatakan sukses, segala rasa sakit di dalam kepala mendadak pergi, hilang entah ke mana, meniadakan keberadaan untuk cabut tanpa wasiat.

Terus terang pemaparan ilmiah sangat dibutuhkan di sini. Hangus, menihilkan keseluruhan hunian penyakit pada segala sisi tengkorak tentu tidak dapat dianggap remeh. Kesadaran, tunggu sebentar, ya? Sebelum prosesi cabut diberlangsungkan, gue perlu memastikan adakah dampak buruk ataupun efek samping nan merugikan.

Hmmmmmh, tidak ada apa-apa, sepertinya. Tangan mampu bergerak, kepala, lutut dan juga tukang belakang berjalan, menyesuaikan pergerakan selaras keinginan pribadi. Oke bagus, tindakan pengecekan tiada menemui kejanggalan apa pun. Baiklah, sekarang bangkitkan tekad, kobarkan semangat sejauh penciptaan langit diungkapkan.

"Oke, nampaknya dah berh-"

Haduh, gimana, nih? Gegara ngoceh berlebih sampai ketidaksadaran melanda seisi benak. T- tolong, andaikata permasalahan tak menemui kebuntuan tentu ungkapan minta bantuan takkan terucap melalui lubuk terdalam.

Hu- hu.

Baru juga kaki berdiri, menapakkan diri untuk diam sementara waktu, keinginan terpendam buat menyelamatkan diri sendiri seketika sirna, pupus seiring waktu di kala pelaksanaan pengetukan pintu.

Cukup-cukup, gue udah muak menghadapi ini semua. Wahai para aparat, apakah tidak sedikit terlalu laju bagi kalian menghampiri tempat nih? Hamba sama sekali nihil, belum sempat mempersiapkan mental dalam menangani permasalahan.

Ahhhhhh!!

"Permisi, kami dari aparatur kepolisian, berniat mengecek keadaan remaja-remaja sekalian. Harap buka pintu, dan tolong jangan halangi niatan sebelum penyerahan eksistensi ke kantor diperbuat kurang dari semenit."

"…"

Edan, niat banget nih bapak-bapak. Padahal udah tua, tapi masih bersikukuh memegang pedoman. Woylah, berikan gue sedikit saran. Kenihilan jalan keluar bener-bener melahirkan keruwetan semasa berintuisi.

Selagi kepanikan melanda, menyelimuti seluruh organ tiada pengecualian, suara bapak-bapak bervolume begitu besar lalu tiba, menghadirkan rangkaian panjang selaku peringatan supaya diri nurut, menaati perintah narasumber terkait.

Adududuh, gue ngerti, teramat memahami bahwasanya tekad masing-masing aparat tidak boleh diremehkan satu pun. Membawa pengeras suara agar pemaparan mampu didengarkan lebih efisien terkesan cukup bagus, walau pelayangan frekuensi berada pada fase begitu tinggi.

Hayya, seriusan gue harus nyerah, nih? Ke mana moto hidup untuk senantiasa melawan, menancapkan taring sepanjang kaki memijakkan kehadiran di tanah haram? Dasar biadab, suka tidak suka intuisi mesti dijadikan opsi terutama.

Diakibatkan ketidakinginan diri terjebak berbalut, memadukan dua esensial menjadi sebuah perpaduan nan erat, tanpa kontrol dari otak pelangkahan lalu tercipta, memindahkan kedua kaki untuk berpindah menuju ke arah sebaliknya, mengggerakkan keberadaan buat menempatkan raga sedikit lebih dekat dan semakin dekat akan posisi ranjang di bagian belakang.

Awalan perlu kugarisbawahi bahwa tindakan terlaksana berdasar penalaran bawah sadar. Mundur, menjauhkan kehadiran agar tidak terlalu dekat dengan posisi pintu jelas menjadi pilihan terbaik. Santai-santai, beri aku masa. Biarkan penggerak bawah terus mengakselerasikan diri selagi pemfokusan mengarah pada akses masuk ruangan.

Kaaa- fuuuuhh.

Astaga, kenapa lagi, dah? Tidak bisakah kalian berdua diam, menyampaikan salam kemenangan melalui bahasa isyarat?

Hhhh!

Sebagai dampak penitikberatkan fungsi penglihat ke satu titik semata, penabrakan anggota badan terhadap penghias bunga di salah satu meja tanpa sengaja tersembul, mengubah rupa benda menjadi pecahan kecil, melahirkan suatu frekuensi tak terelakkan buat didengar siapapun.

Bersambung….

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!