...Kangen sama orang tersayang itu wajar, tapi jangan terlalu berat ya, sakit nanti......
...Adele Ludwig......
Emang beda ya? Intel lain kalau sudah di tugas kan, pasti gak bisa bantah beda dengan Adele ia harus memikirkan nya dengan panjang karena apa? ini taruhan nya nyawa...
Adele menepikan mobil nya itu di pinggiran taman, lalu ia turun dan berjalan ke dalam taman dan duduk di sebuah kursi di sana, setelah. mendaratkan bokong nya. di kursi taman ia, tak sengaja melihat cafe seberang taman dan ada keluarga yang kelihatan nya bahagia...
Di situ ada seorang ibu yang menyiapkan makanan ke mulut anak gadis nya itu dan seorang ayah yang menyuapkan sang ibu, Adele melihat nya tanpa sadar air mata nya. jatuh, baru bener apa haru ditinggal orang tua nya ia. kembali bersedih...
" Ma, pa Adele kangen" isak Adele melihat pemandangan itu sambil menangis dan tersenyum lalu, ia segera menghapus air mata nya dan duduk dengan melihat ke arah lain tapi, gak bisa mata nya terus terfokus ke arah keluarga tersebut....
Tiba tiba ada yang terlintas di fikiran Adele dan membuat nya memikirkan " Kalau aku menyetujui nya, walaupun kemungkinan besar aku gagal tapi, aku bisa bertemu mama dan Papa nanti, kami akan bareng di sana" Batinnya Adele entah napa Intel ini menjadi pendek akal, tiba tiba ada yang tepuk pundak Adele dari belakang reflek Adele memukul nya...
" Ah... " ujar Pria itu yang di putar kan tangan nya oleh Adele...
" Aish Lo kok, kupikir siapa" ujar Adele melepaskan melihat kawan nya itu tersebut...
" Ngapain sini? " tanya teman nya Adele tak lain adalah Radit...
" Menurut lo? " ujar Adele sinis...
" Gausah sok cool ama gue, kayak siapa aja?" ujar nya sambil melihat ke sembarangan arah...
" Emang lo siapa gue? " tanya Adele yang menatap sinis ke arah Radit....
" Teman lo!" ujar nya menatap ke arah Adele sedang kan Adele menaikkan sebelah alis nya...
" Temen? gue rasa, gue gak ada teman modelan lo" ujar Adele menohok membuat Radit membulat kan mata nya...
" Dengar dengar lo dapat tugas? " ujar Radit membalikkan topik, ia malas berurusan dengan Adele kalau soal debat karena ia selalu kalah...
" Tahu dari mana? " ujar Adele kembali menatap ke arah Radit...
" Lo lupa apa kerjaan gue... pasti gue tahu semua nya, Gimana? " ujar Radit membuat Adele menghel nafas nya dan pandangan lurus ke depan..
" Entah lah Dit, gue bingung" ujar Adele sembari menatap kedalam dan melihat ke keluarga tadi...
" Itu bahaya sih Dele, rata rata orang gak bisa pulang" ujar Radit dan mata nya mulai melihat ke depan juga sambil sembarangan arah...
"Menurut lo, gue harus gimana? " Tanya Adele biasa nya ia tak pernah menanyakan saran orang lain...
" Yang mana kata hati lo aja sih Dele, gue gak bisa larang lo, itu semua lo yang harus buat dan lo harus menanggung konsekuensi nya" ujar Radit juga bingung ingin menjawab apa...
" Dan, lo juga masih terlalu muda untuk ikut misi beginian" ujar Radit melempar batu di tangan nya ke arah Danau sebelah...
" Lo meremehkan gue? " tanya Adele dengan sinis...
Radit kembali bingung, dan menatap Adele dengan tatapan bingung" Maksud lo? " ujar Radit gak paham apa maksud Adele...
" Stop, gue balik" ujar Adele memilih meninggal kan Radit, sekarang pikiran nya masih kacau ia memilih atau tidak...
Adele sudah berada dalam kamar nya sekarang ia bingung mau gimana, sampai sampai ia enggak bisa tidur gegara memikirkan itu...
Lantas, ia memilih untuk tidur dan keesokan harinya tak terasa, perasaan Adele ia baru sejenak tidur kenapa bentar udah pagi aja, ia buru buru mandi dan keluar dengan pakaian dinas nya...
" Mbok, Bibi mana? " tanya Adele sambil memakan sarapan...
" Bibi sedang ke pasar Nona " ujar pembantu di rumah nya dan langsung ke dapur...
Setelah sarapan Adele langsung pergi ke kantor nya dan tiba tiba di jalan ia mendapatkan telepon dan ia menepikan dulu mobil nya dan langsung mengangkat telepon nya..
" Iya.. "
. ..... .....
" Baiklah, OTW" ujar nya mematikan telepon nya dan segera ke TKP...
Setelah sampai ke sana dia langsung Menyamperin anak buah nya dan mulai mendiskusikan apa hal ini...
" Jadi... " ujar Anak buah nya namun, dipotong oleh Adele...
" To the point, get it" ujar Adele yang malas mendengar ocehan anak buah nya tersebut dan langsung di balaskan anggukan oleh anak buah nya...
" Di dalam sana ada anak buah dan kaki tangan Narkotika... " ujar Anak buah nya di balas kan anggukan oleh Adele...
" Kami tidak bisa memasuk ke sana karena pengawasan nya terlalu ketat,jadi kami memutus kan untuk mencari celah" ujar Anak buah Adele sedangkan Adele menatap sebuah gedung tua tersebut dengan mata tajam nya itu...
Anak buah Adele ingin melanjutkan nya namun tangan Adele telunjuk maksud nya di taruk di bibir dan tangan sebelah lagi di suruh merunduk, mereka merunduk beserta anggukan, mereka paham dengan gerakan si bos tersebut...
Rupa nya Adele melihat ada anak buah nya atau kaki tangan nya yang keluar dari gedung tersebut sambil membawa barang mencurigakan...
Setelah mereka tidak ada lago, dan Adele menyuruh berdiri seperti sedia kala " Kita hentikan sementara misi penggeledahan, kalian bisa membantu lainnya biar saya yang mengejar pria yang keluar tadi" ujar Adele namun, ada salah satu anak buah Adele yang membantah dan di tanggapi oleh Adele...
" Kenapa kita berhenti, kenapa kita tidak sedang aja" tanya anak buah nya tersebut...
" Kau mau menyerang kandang dan mati seperti anjing kelaparan " sarkas menohok Adele membuat anak buah nya kicep...
" Lakukan tugas, dan kembali lah, jika kalian gegabah saya tidak bertanggung jawab, Get it" ujar Adele di balas kan anggukan oleh semua nya lalu Adele mengkode salah satu anak buah nya dan melempar kan kunci honda nya dan segera Adele menggunakan honda agar mudah menyelinap...
Ia mengejar pria di depan dengan sangat santai sampai sampai yang di depan belum sadar dan kalian tau ia sangat lihai dalam menjaga jarak dari jauh dan dari jauh ia memberhentikan motor nya dan memilih jalan kaki karena tidak bisa naik honda karena becek dan berlobang...
Setelah mengikuti pria itu dengan sangat lama ia berjumpa dengan seorang pria yang pakaian nya lebih bagus dari nya " Mungkin wakil nya" itulah batin Adele memikirkan nya setelah transaksi mereka selesai sepertinya wakil yang di sebut Adele tuh membisikan sesuatu yang nyaris tak di dengar oleh Adele...
Dan setelah itu dengan buru buru ia pergi dan membalapkan sepeda motor dengan kencang, Adele bingung kenapa ia tergesa gesa dan yah, payah nya lagi Adele tak bisa menemukan wakil tadi...
Adele mengikuti pemberi uang dan Narkotika tersebut dan ikut gas motor nya tiba tiba terlintas pertanyaan di dalam batinnya " Apa aku ketahuan? " batinnya Adele sembari memukul stir nya dan langsung menangkap pria kabur itu...
Dan dengan teknik pembalap yang hebat Adele bisa menangkap honda tersebut dan langsung di borgol di belakang dan yah ketangkap tak lupa pula Adele memanggil anak buah nya untuk mengurus calon narapidana ini...
" Lalu Adele meraih HP pria itu dan ia mulai mengecek dan mengotak atik dan hasil nya nihil HP nya sudah di tukar Adele lantas, membanting HP tersebut di depan tersangka dan langsung menarik kerah tersangkanya yang sedang tengkurep...
" Siapa Bos mu? " ujar Adele namun pria itu masih diam dan tiba tiba pria itu menjawab...
" Lebih baik mati, daripada bos kami ketahuan" ujar Pria itu membuat Adele geram dan langsung memukuli nya sampai pingsan...
Lalu datang lah anak buah nya dan langsung menyeret tersangka tersebut dan begitu juga Adele ia kena marah oleh Komandan nya karena bertindak kasar pada calon narapidana...
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments