Setelah beberapa hari yang lalu Erik menyuruh Hana untuk mencarikannya Sekretaris baru, kini ia telah mendapatkannya.
Di dalam ruangan Erik..
"Ini Sekretaris baru Bapak. Namanya Mba Sinta." Hana memperkenalkan Sinta sebagai Sekretaris baru Erik.
Kemudian, wanita berhijab dengan setelah celana dan blazer cream itu memperkenalkan dirinya pada Erik.
"Nama saya Sinta, Pak. Senang bertemu Anda.." Ucap Sinta memperkenalkan dirinya dan berjaba tangan dengan Erik.
"Saya Erik. Saya juga senang bertemu dengan Anda." Ucap Erik memperkenalkan dirinya dengan ramah.
"Anda sudah berkeluarga ?" Lanjut Erik.
"Iya, saya seorang Ibu rumah tangga dengan satu anak perempuan berusia 3 tahun, sebentar lagi akan menginjak 4 tahun." Jawab Sinta santun.
"Sama, saya juga memiliki seorang putra yang sama dengan usia anak Anda. Kapan-kapan bolehlah di ajak main bersama" Ucap Erik tersenyum.
"Insyaallah, jika saya dan suami saya ada waktu luang, Pak" Jawab Sinta tersenyum.
"Ya sudah, kalian bisa kembali ke ruangan kalian masing-masing" Perintah Erik pada Sinta dan Hana.
"Baik, Pak.." Jawab keduanya.
***
Di kediaman Tisha, ia sedang membuat kue bersama sang Bunda, sedangkan sang keponakan sedang asik memainkan tabletnya di meja makan.
"Bun.." Tisha memulai obrolan dengan Bundanya.
"Iya.." Jawab sang Bunda yang sedang berkutik dengan mixer nya.
"Kapan sih Tisha boleh kerja ?" Tanya Tisha sembari mengolesi loyang dengan butter.
"Nanti.." Jawab Bunda enteng tanpa mengalihkan pandangannya dari adonan kue.
"Begitu aja terus jawabnya, selalu seperti itu.." Ucap Tisha dengan kesal.
Adonan telah selesai di buat, kini saatnya Bunda hendak menuangkannya dalam loyang.
"Jangan cemberut gitu dong, nanti jadi jelek." Ucap bunda menatap putrinya sembari mengambil loyang yang ada di tangan Tisha.
"Masa Tisha kerjaanya cuma jadi pengasuh Mika.." Ujar Tisha kesal.
"Ini tolong masukin ke oven" Perintah Bunda tanpa menanggapi kekesalan putrinya itu.
Kini mereka duduk di meja makan sembari menunggu kue nya matang.
Bunda memainkan ponselnya guna menghindari pembicaraan dengan putrinya itu karena ia terus saja meminta izin untuk bekerja.
"Bundaaa..." Rengek Tisha yang merasa di abaikan.
"Hmm.." Sahut Bundanya tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.
Suasana menjadi hening. Bunda sibuk dengan ponselnya, Mika sibuk dengan game di tabletnya, sedangkan Tisha yang merasa di abaikan akhirnya hanyut dalam lamunannya.
"Maafkan Bunda, sayang.. Bunda seperti ini karena ada alasannya" Batin Bunda yang mencuri pandang pada putrinya yang sedang terhanyut dalam lamunannya itu.
***
Pukul 17.15 Erik sudah sampai kediamannya karena ia berhasil keluar kantor lebih dulu, jadi ia tak sempat terjebak macet.
"Assalamualaikum.." Salam Erik saat mulai menginjakkan kakinya ke dalam rumah.
"Wallaikumssalam.." Jawab penghuni rumah.
Kemudian ia mencium punggung tangan Mamanya.
"Papa belum pulang, Ma ?" Tanya Erik.
"Belum, mungkin sebentar lagi." Jawab Mamanya.
"Daddyyyyy..." Teriak Cio yang tiba-tiba muncul dari belakang.
Erik berjongkok bersiap menerima pelukan dari jagoannya.
"Yuk ke kamar Daddy, Daddy mau mandi. Nanti kita shalat berjamaah lagi" Ajak Erik pada anaknya tanpa melepas pelukannya.
"Ok, Daddy.." Jawab Cio gembira.
Erik mulai berdiri sambil menggendong anaknya tanpa merubah posisi pelukannya. Bu Ratna tersenyum bahagia melihat kedekatan antara keduanya. Kemudian, Erik mulai berjalan meninggalkan Mama nya di ruang tamu seorang diri yang sedang menunggu Papa nya pulang.
.
.
Di dalam kamar, Erik menurunkan Cio di tepi ranjangnya.
"You can wait me a minute, Boy.." Perintah Erik pada anaknya.
"Ok, Daddy.." Ucap Cio memberikan Ibu jarinya.
"Sweet Boy.." Ucap Erik mengelus puncak kepala putranya.
Kemudian Erik melakukan ritual mandinya dengan cepat.
"Finish.." Ucap Erik yang sudah keluar dari kamar mandi dengan wajah yang segar.
Erik menghampiri anaknya yang sedang duduk di tepi ranjang.
"Sambil nunggu waktu shalat. Kita nonton You*ube yuk.." Ajak Erik yang di angguki oleh Cio.
"What video do you want to watch ?" Tanya Erik yang sudah memposisikan dirinya dan putranya untuk bersandar di headboard.
"Video belajar berhitung, Dad.." Jawab Cio.
Kemudian mereka men-search video berhitung. Dengan telaten Erik membantu anaknya belajar berhitung.
Tak lama kemudian terdengar kumandang suara adzan Maghrib, lalu keduanya menunaikan shalat berjamaah. Ya, begitulah Erik yang menyempatkan waktunya untuk mengajari anaknya sejak dini, karena memberi pelajaran pada anak usia dini bagaikan menulis di atas batu.
Bersambung..
Jangan lupa rate, vote, like, komentar, dan jangan lupa share linknya ya 🙏❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ𝐀𝐢𝐬𝐲𝐚𝐡👙B⃠ikini
ntu sekertris..kakaknya si Tisha bukan ya??🤔🤔🤔
2021-06-11
1
Soelistya
boleh tebak gak. Tisha nti pacaran dengn Erik😁
2021-06-07
0
Afdarius Malayu
laki laki yang sholeh
2021-05-30
0