Sekretaris

Pagi hari di meja makan, keluarga Pranata bersiap untuk sarapan bersama.

Bu Ratna melayani suami dan anaknya.

"Cio belum bangun, Ma ?" Tanya Erik pada Mamanya.

"Belum. Mba Nur tuh masih nunggu di kamar, tadi Mama suruh Mba Nur buat sarapan duluan terus nunggu Cio lagi." Ujar mama sambil tersenyum.

"Gimana kantor kamu, Rik ?" Tanya pak Doni pada anaknya.

"Sejauh ini aman-aman saja sih, Pa.. Cuma kemarin sempet kesel aja sama sekretaris baru.." Jawab Erik sembari menyantap sarapannya.

"Kenapa ?" Tanya Papa heran.

Erik menghela nafas sejenak.

"Hana cariin Sekretaris buat Erik yang bentukannya enggak ngenakin pandangan" Ujar Erik kesal.

"Maksudnya ?" Tanya Papa penasaran, sedangkan Mama hanya menyimak obrolan antara keduanya.

"Masa Sekretaris pakaiannya kaya mau jadi model aja, serba ketat, aurat kemana-mana, haduhhhh.." Ucap Erik di akhiri dengan tepukan jidat.

"Haha.. bukankah itu bisa bikin bujangan Papa ini bersemangat ?" Goda Papa tertawa renyah.

"Enggak lucu deh, Pa.." Jawab Erik kesal.

"Udah kamu bilangin apa belum kesalahannya dimana ? Biar Sekretaris barumu itu introspeksi diri.." Mama memberi saran.

"Udah, kemarin langsung Erik peringatkan, Ma.. tapi kalo nanti masih belum bener, Erik mau panggil Hana dan suruh cariin Sekretaris yang bener, Ma.. gak yang nyeleneh kaya gitu.." Jawab Erik frustasi sambil mengaduk-aduk makanan di piringnya.

"Ya sudah.. Buruan pada dihabisin gih sarapannya, keburu siang nanti macet di jalan.." Perintah Mama penuh perhatian pada suami dan anaknya.

.

.

Sesampainya Erik di kantor, ia langsung bergegas menuju ruangannya dan mulai larut dengan pekerjaan.

Beberapa jam terlah berlalu. 30 menit sebelum jam makan siang tiba.

"Hallo.." Ucap Erik datar mengangkat telepon dari sahabat sekaligus asistennya itu.

"Nanti Gue makan siang bareng Lo ya ? Sekalian ada yang mau Gue omongin ke Lo, biasalah masalah klien.." Ucap Tian di seberang telepon.

"Ya, bisa.. Tapi makan di ruangan Gue aja ya, soalnya lagi banyak banget nih berkas yang harus Gue cek. Nanti biar Gue suruh Sekretaris Gue aja cariin makan buat kita.." Erik menyetujui.

"Siap, Pak Bos.." Jawab Tian bersemangat.

Telepon telah terputus.

Erik langsung menghubungi Sekretarisnya.

"Hallo.." Suara Sekretarisnya di seberang telepon.

"Tolong pesankan dua porsi makan siang untuk saya dan Tian, hantarkan keruangan saya saat jam makan siang nanti, terimakasih.." Ucap Erik datar.

Telepon langsung diputuskan secara sepihak oleh Erik tanpa menunggu jawaban dari Sekretarisnya itu.

"Dasar bos sialan.." Umpat sang Sekretaris.

30 menit berlalu, jam makan siang pun tiba dan Tian sudah duduk manis di sofa ruangan Erik. Kemudian, sang Sekretaris bergegas menuju ke ruangan Erik untuk mengantarkan makan siang milik atasannya itu.

"Tok.. Tok.. Tok.." Ketukan pintu terdengar.

"Masuk.." Perintah Erik.

"Ini makan siang Bapak.." Ucap sang Sekretaris.

"Terimakasih, bisa kamu letakkan di sana. Kamu boleh keluar.." Ucap Erik tanpa menoleh sedikitpun seraya menunjuk ke arah meja di depan sofa.

Saat sang Sekretaris sudah berbalik badan dan hendak menuju pintu untuk keluar, Erik melirik sekilas. Kemudian, menatap Sekretarisnya dan memanggilnya kembali.

"Wait.." Erik memberhentikan langkah sang Sekretaris.

"Iya, ada yang bisa saya bantu, Pak ?" Tanya sang Sekretaris agak khawatir.

"Nanti setelah jam istirahat usai, kamu keruangan saya, ya.." Perintah Erik datar pada sang Sekretaris.

"Ba.. Baik, Pak.." Jawab sang sekretaris gugup.

Sekretaris itu keluar dari ruangan Erik.

"Bener-bener Lo ini, Rik.. Sampe dia gugup gitu.." Ujar Tian yang memperhatikan sang Sekretaris yang gugup ketika menghadapi Bos nya itu.

"Lagian jadi Sekretaris tapi bentukannya kaya gitu, kaya mau jalan di panggung catwalk aja.." Jawab Erik kesal sembari memijat kepalanya dengan tangan kiri sedangkan tangan kanannya berada di pinggangnya seraya beranjak dari singgasananya untuk menghampiri sang asisten.

Tian hanya tertawa renyah menanggapi keluhan sahabat sekaligus atasannya itu.

Kemudian, ia mendaratkan pantatnya di samping sang asisten, yaitu Tian.

Sebelum, Erik memakan makan siangnya, ia memilih untuk menelpon HRDnya terlebih dahulu.

Erik menghubungi Hana.

"Hallo, Rik.." Sapa Hana di seberang telepon.

"Han, Lo nanti abis jam makan siang langsung keruangan Gue ya, Gue tunggu, penting." Perintah Erik pada Hana.

"Siap, Pak Bos.." Jawab Hana semangat.

Kemudian Erik dan Tian menyantap makan siangnya. Setelah itu, keduanya membicarakan masalah klien. Usai pembicaraan itu, Tian langsung pamit undur diri untuk melanjutkan pekerjaannya.

.

.

Jam makan siang telah usai. Seperti yang diperintahkan Erik tadi, kini keduanya sudah berada dihadapan Erik.

"Kalian tau kenapa saya panggil kalian berdua kesini ?" Tanya Erik tegas pada keduanya seraya menatap tajam.

"Tidak, Pak.." Jawab keduanya berbarengan, hanya saja sang Sekretaris agak gugup, tidak seperti sang HRD karena ia sudah akrab dengan Erik yang merupakan sahabatnya sendiri.

"Tempo hari saya peringatkan apa ke kamu ?" Tanya Erik tegas menatap Sekretarisnya tajam.

"Tapi hari ini saya sudah memperbaiki pakaian saya, Pak.." Jawab sang Sekretaris menunduk takut.

"Apa saja yang sudah kamu perbaiki dari pakaian kamu ini ?" tanya Erik menantang sang Sekretaris.

"Rok saya sudah lebih panjang hari ini, Pak.. Baju saya juga sudah menutupi bagian dada, Pak.." Jawab sang Sekretaris yang masih menunduk.

Hari ini sang Sekretaris tidak memperlihatkan paha mulus dan belahan dadanya secara langsung. Rok yang di pakainya sebatas lutut dan kain di bagian dadanya pun tak serendah kemarin. Namun, pakaiannya yang masih sangat ketat sehingga menampakkan lekukan tubuhnya secara jelas sehingga dianggap mengganggu pemandangan menurut Erik.

Sedangkan Hana masih terdiam menyimak keduanya.

"Hanya itu ?" Tanya Erik sedikit menaikkan nada bicaranya.

Sang Sekretaris hanya bisa diam seribu bahasa.

"Ya sudah, kamu boleh keluar sekarang dan lanjutkan pekerjaanmu.." Perintah Erik datar dengan nada bicara yang kembali normal.

Setelah sang Sekretaris keluar, barulah Erik mengeluarkan segala keluhannya pada sahabat yang notabene nya sebagai HRDnya itu.

"So.. ?" Ucap Hana menatap Erik dengan penuh tanda tanya.

"Menurut Lo ?" Erik membalikkan pertanyaan pada sahabatnya itu dengan nada yang kesal.

"Sorry ya.. Gue ga ngeh kalo ternyata pakaian dia sebegitunya, soalnya saat interview dia pake pakaian pada umumnya kaya yang lain. Ntahlah kalo itu cuma pencitraan di awal doang.." Papar Hana penuh sesal.

Erik menghela nafasnya sejenak.

"Pusing Gue lihat pemandangan seburuk itu.." Keluh Erik pada sahabatnya itu seraya menepuk jidatnya.

"Ya udah deh untuk sementara waktu, hal seperti itu Lo tahan aja dulu sebentar ya sambil Gue cariin sekretaris baru buat Lo.." Ucap Hana memberi solusi pada atasannya.

Kemudian, Hana pamit undur diri untuk melanjutkan pekerjaannya.

Bersambung...

Nah.. gimana dengan part kali ini ? Kasihan sama Erik ya ? Haha.. 😅

Jangan lupa tekan tombol love di bawah ini hingga berwarna merah agar kamu terus bisa pantengin kelanjutan ceritanya seperti apa.

Jangan lupa kasih dukungannya berupa rate, vote, like, dan komentarnya ya..

Kecupan manis untuk kalian para pendukung Mae 😘

Terimakasih 🙏

Terpopuler

Comments

Indrijati Saptarita

Indrijati Saptarita

lanjuuuuuuuuuutttt.....

2021-06-11

0

Sriati Sri

Sriati Sri

👍👍👍👍👍

2021-05-29

0

Afriani Afriani

Afriani Afriani

aq suka Thor,lanjut...

2021-05-26

0

lihat semua
Episodes
1 Cio & Daddy
2 Sekretaris
3 Cio Demam
4 Memancing
5 Sekretaris Baru
6 Berbagi tempat
7 Weekend-1
8 Weekend-2
9 Mengantar Sinta
10 Pengumuman
11 Izin Kerja
12 Playground
13 Sahabatku
14 Obrolan di Meja Makan
15 Satu Pelaminan
16 Salad Buah
17 Hana Curhat
18 Tidak Mutlak
19 Rencana Sinta
20 Kebo
21 Periode
22 Singa Tidur
23 Truth Or Dare
24 Barbeque
25 Butuh Istri
26 P-E-K-A
27 Bohongin Anak
28 Perang Komentar
29 Cio Marah
30 Keberangkatan
31 Jangan Kasih Tau
32 Pengunduran Diri
33 Sekretaris Saya Mana ?
34 Profesional
35 Hulk
36 Rekomendasi TK
37 Ke Kantor Bersama Cio
38 Mendaftarkan
39 Karena Anak Saya
40 Perjodohan
41 Tidak punya Ibu
42 Ma !
43 Diam Tanda Setuju
44 Ulang Tahun Cio
45 Siti Nurbaya
46 Khianat
47 Menangislah
48 Benar Dan Salah
49 Tisha Menerimanya
50 H-3
51 Wedding Day
52 Masih Wedding Day
53 Saya ? Aku !
54 Membantah
55 Cio Hilang
56 Barter ?
57 Maafkan Aku Dulu !
58 Jijik
59 Nenek Lampir
60 Pindah Rumah
61 Reuni
62 Menjalankan Kewajiban
63 Menunda
64 Gaun
65 Jutek
66 Akad Tian dan Hana
67 Berpacaran
68 PART LAKNAT
69 Hamil
70 Ngeyel
71 Gurih
72 Malam Mingguan
73 Pengumuman
74 I Am Bored
75 Miniatur Ironman
76 Volume Tv
77 Jangan Cengeng!
78 Jangan Marahi Anakku
79 Daddy Kenapa?
80 Any Problem?
81 Nomor Baru
82 Kapan Pulang?
83 Penghianatan
84 Janji!
85 Kenyataan Pahit
86 Author Comeback
87 Proyek Lombok
88 Karier atau Rumah tangga?
89 Penjelasan
90 Perihal Reservasi
91 Curiga
92 Karena Lo!
93 Terungkap
94 (END) Lelaki Perjaka Beranak Satu
95 Author Berkicau
96 Info tentang Extra-Part
97 Extra-Part 1
98 Extra-Part 2
99 KABAR BAHAGIA
100 Informasi Sekuel (1)
101 Informasi Sekuel (2)
102 Jodohku Bukan Pemeran Antagonis
103 Jodohku Bukan Pemeran Antagonis
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Cio & Daddy
2
Sekretaris
3
Cio Demam
4
Memancing
5
Sekretaris Baru
6
Berbagi tempat
7
Weekend-1
8
Weekend-2
9
Mengantar Sinta
10
Pengumuman
11
Izin Kerja
12
Playground
13
Sahabatku
14
Obrolan di Meja Makan
15
Satu Pelaminan
16
Salad Buah
17
Hana Curhat
18
Tidak Mutlak
19
Rencana Sinta
20
Kebo
21
Periode
22
Singa Tidur
23
Truth Or Dare
24
Barbeque
25
Butuh Istri
26
P-E-K-A
27
Bohongin Anak
28
Perang Komentar
29
Cio Marah
30
Keberangkatan
31
Jangan Kasih Tau
32
Pengunduran Diri
33
Sekretaris Saya Mana ?
34
Profesional
35
Hulk
36
Rekomendasi TK
37
Ke Kantor Bersama Cio
38
Mendaftarkan
39
Karena Anak Saya
40
Perjodohan
41
Tidak punya Ibu
42
Ma !
43
Diam Tanda Setuju
44
Ulang Tahun Cio
45
Siti Nurbaya
46
Khianat
47
Menangislah
48
Benar Dan Salah
49
Tisha Menerimanya
50
H-3
51
Wedding Day
52
Masih Wedding Day
53
Saya ? Aku !
54
Membantah
55
Cio Hilang
56
Barter ?
57
Maafkan Aku Dulu !
58
Jijik
59
Nenek Lampir
60
Pindah Rumah
61
Reuni
62
Menjalankan Kewajiban
63
Menunda
64
Gaun
65
Jutek
66
Akad Tian dan Hana
67
Berpacaran
68
PART LAKNAT
69
Hamil
70
Ngeyel
71
Gurih
72
Malam Mingguan
73
Pengumuman
74
I Am Bored
75
Miniatur Ironman
76
Volume Tv
77
Jangan Cengeng!
78
Jangan Marahi Anakku
79
Daddy Kenapa?
80
Any Problem?
81
Nomor Baru
82
Kapan Pulang?
83
Penghianatan
84
Janji!
85
Kenyataan Pahit
86
Author Comeback
87
Proyek Lombok
88
Karier atau Rumah tangga?
89
Penjelasan
90
Perihal Reservasi
91
Curiga
92
Karena Lo!
93
Terungkap
94
(END) Lelaki Perjaka Beranak Satu
95
Author Berkicau
96
Info tentang Extra-Part
97
Extra-Part 1
98
Extra-Part 2
99
KABAR BAHAGIA
100
Informasi Sekuel (1)
101
Informasi Sekuel (2)
102
Jodohku Bukan Pemeran Antagonis
103
Jodohku Bukan Pemeran Antagonis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!