Raut wajah Feng Huo yang dihiasi senyuman yang merekah, seketika itu berubah menjadi wajah jengkel, bahkan matanya sampai berubah menjadi merah padam. Ia saat ini berada di ruang kerjanya atau lebih spesifiknya sedang duduk di meja kerjanya.
Sepuluh tahun telah terlewati begitu cepat. Meski begitu, wajah Feng Huo masihlah tetap sama seperti sebelumnya. Alasannya karena memang para kultivator akan memiliki umur panjang sesuai dengan tingkat kultivasinya. Saat ini, Feng Huo berada di tingkat Nascent Soul dan memiliki umur hingga 700 tahun.
Di hadapan Patriak Klan Feng itu, berdiri seorang pria paru baya sembari melipat kedua tangannya. Wajahnya tampak sangat dingin dan tanpa ada kebahagiaan sedikit pun terlukis di wajahnya.
"Huo'er! Mau sampai kapan kamu akan membiarkan anak tidak berguna itu di Klan ku ini?" Tanya pria paru baya itu.
"Huh! Andai saja Yi'er tidak menghalangiku, aku pasti sudah membuangnya sejak lama ayah" Dengus Feng Huo kesal.
Pria paru baya itu merupakan ayah dari Feng Huo atau Patriak Klan sebelumnya, Feng Han. Mereka berdua sedang membicarakan sesuatu yang sangat penting di tempat itu.
"Huhh.. Aku akan melakukan latihan tertutup besok.. " Feng Han menghentikan ucapannya lalu berbalik membelakangi putranya dan melanjutkan tanpa menolehkan kepalanya, "Aku harap kamu bisa mengatasi istrimu yang sudah mulai berani melawan dirimu dan membuang anak yang tidak berguna itu"
"Kalau bisa, bunuh saja dia. Itu lebih baik" Setelah mengucapkan itu, Feng Han langsung menghilang dari tempat itu dan menyisahkan Feng Huo seorang.
Feng Huo terdiam di tempatnya dengan posisi duduk dan kedua tangan terlipat di depan dadanya. Kemudian ia pun menghela nafas berat sembari menyenderkan tubuhnya pada bangku yang didudukinya.
***
Di tempat lain, terlihat seorang anak kecil yang sedang menyapu halaman rumahnya. Anak itu menggunakan pakaian berwarna merah dengan motif naga berwarna hitam. Rambutnya berwarna coklat sepanjang baju dan diikat ke belakang seperti ekor kuda.
Meskipun rumah-rumah yang ada di Klan Feng terletak menempel di pepohonan tinggi, mereka juga memiliki halaman rumah. Namun hanya beberapa meter saja dan berbentuk lingkaran.
Anak itu menyapu sembari bersenandung ria. Angin sepoi-sepoi berhembus menerpa wajahnya yang putih bersih belum ada jerawat. Jika dilihat lebih teliti lagi, anak itu memiliki sedikit kemiripan dengan Feng Huo.
"Yun'er! Makan siang telah siap! Ayo makan dulu" Terdengar suara wanita dari dalam rumah pohon.
"Iya Bu!" Balas anak itu.
Ya, anak tersebut tidak lain adalah Feng Yun, bayi laki-laki yang lahir sekitar 10 tahun lalu itu, kini telah tumbuh menjadi anak yang tampan. Ia segera menyudahi aktivitas menyapunya itu dengan membuang sampah dedaunan ke bawah rumahnya. Kemudian ia berbalik dan berjalan menuju ke dalam rumah pohon.
Feng Yun tidak seperti anak-anak klan pada umumnya yang sudah mulai berkultivasi ataupun pergi ikut dalam perburuan. Hal ini dikarenakan dirinya tidak bisa ber kultivasi sehingga membuatnya terpaksa hidup seperti manusia biasa. Dulu Feng Yun sering di caci maki oleh teman temannya karena ketidak mampuannya itu, bahkan kakaknya juga sering merundunginya. Beruntung ada ibunya yang sangat menyayanginya, jadi ia selalu berada di sisi ibunya. Meski wajahnya tampan seperti ayahnya, namun di mata orang-orang, dia adalah 'sampah'.
"Tap..! Tap..! Tap..!"
Baru saja lima langkah diambil anak laki-laki itu, tiba-tiba muncul tiga orang yang menghalanginya. Mereka bertiga tampak memasang sikap arogan seperti melipat tangan dan memandang rendah Feng Yun.
"Hei sampah! Apa kabar mu hari ini?" Ucap salah satu dari mereka.
Feng Yun sedikit mendongak untuk melihat wajah orang orang itu yang lebih tinggi darinya. Terlihat dua orang pemuda dan seorang gadis sedang berdiri satu saf di hadapannya.
"K-k-kakak!" Feng Yun sedikit melompat ke belakang ketika tau siapa saja orang orang di hadapannya.
"Ada apa adik kecil.. Kenapa kamu terlihat ketakutan melihat kami?" Tanya gadis yang bediri di hadapan Feng Yun.
"Owh!? Apakah kamu sedang sakit? Sini ku periksa.. " Seorang pemuda dengan postur tubuh tinggi besar maju mendekati Feng Yun.
Feng Yun yang melihat itu langsung menjadi sangat ketakutan, ia menoleh kesana kemari mencari celah untuk melarikan diri.
"Plak..!"
"Argh..! "
"Blug..!"
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Feng Yun yang membuatnya sedikit terlempar dan terjatuh kesamping. Feng Yun berusaha bangkit dari jatuhnya, namun belum sempat ia bangun, tiba-tiba seseorang muncul di sampingnya.
"Bamn!"
"Arghh.. "
"Woshhh... "
Tendangan keras mengenai pinggang Feng Yun dan membuatnya kembali terlempar lebih jauh. Ketiga muda mudi itu pun tertawa lepas melihat Feng Yun dipermainkan seperti bola. Kemudian pemuda bertubuh besar yang memberi tamparan pada Feng Yun sebelumnya, melesat dan ingin memberi serangan kembali pada Feng Yun.
"Tap!"
"!?"
Serangan pemuda bertubuh besar itu ditahan oleh sebuah telapak tangan dengan mudah. Sontak, hal itu membuat semua orang di tempat tersebut terkejut.
"Feng Jun! Apa yang kamu lakukan disini?" Suara lembut seorang wanita keluar dari arah sang pemilik tangan itu.
"I-ibu..!" Ucap pemuda yang lainnya.
"Eh! Nyonya Patriak, hehehe... Anu, a-aku.. Argh!!! " Belum sempat pemuda itu menjawab, ia lebih dulu berteriak karena lengannya yang diputar dan membuatnya meringis kesakitan.
Wanita itu memutar lengan pemuda itu hingga berbalik dengan posisi tangan di punggungnya. kemudian wanita itu menghentakkan telapak tangannya dan membuat pemuda itu terlempar kearah dua orang temannya.
Kedua temannya pun langsung sigap menangkap pemuda bertubuh besar itu, namun karena daya dorongnya cukup besar, mereka juga ikut terdorong kebelakang beberapa langkah dan terjatuh.
"Blug.. !"
Ketiga pemuda dan pemudi itu perlahan bangun sembari meringis kesakitan. Mereka juga memegang beberapa bagian tubuhnya yang terasa nyeri.
"Zhi'er! Sudah berkali-kali ibu katakan untuk jangan mengganggu adikmu. Tapi kamu tidak pernah mendengarkan" Ucap dingin wanita itu yang tak lain ialah Han Xue Yi.
"Aduh... Me-mengapa ibu selalu membela anak tidak berguna itu?" Pemuda yang memiliki tampang sedikit mirip dengan Feng Huo bertanya dengan terbata-bata sembari menunjuk Feng Yun.
Ya, itu adalah putra pertama Patriak Feng, Feng Zhi. Ia berubah menjadi sombong sejak orang orang menyanjungnya. Selain itu, Feng Zhi juga lebih diperhatikan oleh ayah serta kakeknya karena kejeniusannya dibandingkan Feng Yun.
Namun berbeda dengan Han Xue Yi. Ia sama sekali tidak menyukai sikap sombong putra pertamanya itu. Karena karena sikap buruknya itu, adiknya sering sekali menjadi bahan olok-olokan dan bahan perundungan.
Kemudian Han Xue Yi berbalik untuk memeriksa keadaan anaknya yang baru saja disakiti. Ia melihat pipi putra keduanya itu memiliki luka lebam dan dari hidungnya keluar darah sedikit.
"Itu karena aku adalah ibunya Yun'er" Jawab Han Xue Yi lembut sembari membantu putranya berdiri.
"Tapi ibu juga adalah ibuku, mengapa ibu tidak pernah membelaku?" Tanya kembali Feng Zhi.
Han Xue Yi hanya bisa tersenyum ketika mendengar pertanyaan Feng Zhi. Kemudian ia membalas kembali dengan penuh kesabaran, "Kau memang putraku juga, tapi sayangnya aku tidak pernah mengajarkan pada putraku untuk berperilaku sombong".
"Ibu tidak tahu dari mana kamu mendapatkan sifat kesombonganmu itu! Akan tetapi ibu sangat tidak menyukai sifat burukmu itu. Hanya dengan secuil kekuatanmu saja, kamu sudah seperti berada di atas langit" Ucap Han Xue Yi dengan nada penuh kekecewaan.
"Cih! Dia mulai berceramah kembali.. " Ucap Feng Zhi pelan dengan ekspresi malas.
"Apa kau bilang!?" Han Xue Yi tentu saja mendengar ucapan putra pertamanya itu. Meskipun suaranya pelan, ia masih bisa mendengarnya.
"Aku akan pergi bu!" Balas Feng Zhi kemudian ia berbalik dan mengajak kedua temannya pergi.
"Huh... Anak itu.. Selalu saja sulit dinasihati" Han Xue Yi menghela nafas berat melihat anak pertamanya yang keras kepala.
Setelah itu, mereka langsung masuk kedalam rumah bersama-sama. Feng Yun berjalan sempoyongan seperti habis berputar-putar. Untung ada ibunya yang membantu dirinya berjalan.
Di dalam rumah, Feng Yun langsung duduk di sebuah kursi di ruang makan. Ia saat ini tengah diobati oleh Han Xue Yi.
"Adududuh.. Sakit bu.."
"Aw!"
Selama diobati, Feng Yun selalu meringis kesakitan namu itu tidak dihiraukan oleh Han Xue Yi. Ia mengusap luka di pipi putranya dengan kain yang sudah diberi alkohol dan kemudian menutupnya dengan daun herbal.
"Sudah!" Ucap Han Xue Yi seusai mengobati putranya. Tak lupa ia juga mencubit hidung mancung putranya sejenak.
"Duh... Ini sakit!" Gunanya Feng Yun sembari menyentuh daun herbal yang tertempel di pipinya.
"Aw!"
"Jangan dipegang dong anak ibu yang tampan... " Ucap Han Xue Yi dengan nada malas dan kedua tangan di pinggang, sementara itu Feng Yun hanya tersenyum canggung sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Sudah.. Ayo kita makan dulu, nanti makananya keburu dingin!" Ucap kembali Han Xue Yi dan dibalas dengan anggukan oleh Feng Yun.
Han Xue Yi langsung berpindah dan duduk di meja makan. Sementara itu, Feng Yun menarik kursi yang ia duduki sebelumnya ke arah meja makan. Mereka duduk berhadapan dan di depannya sudah ada dua mangkuk sup dengan berbeda ukuran.
"Selamat makan!" Ucap Feng Yun dengan bersemangat dan langsung mengambil mangkuk dengan ukuran yang besar lalu menyantapnya dengan lahap.
Han Xue Yi terkekeh melihat tingkah laku putranya terkekeh kecil. Ia pun ikut menyantap supnya yang berada di mangkuk kecil. Keluarga kecil itu pun menyantap makan siang masing-masing sembari sedikit bersenda gurau.
--------------------------------
Bersambung>>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
🍒⃞⃟🦅Mazz Tama_Meii
jangan hiatus
2024-07-06
2
Aman 2016
lanjut Thor jangan berhenti ditengah jalan ...
2024-06-09
1
Jimmy Avolution
terus
2024-05-22
1