Part 13.

Jennie tidak beranjak dari tempatnya, sebelum Stefanie benar-benar pergi dari Mansion Chloe.

"Cepat! pergi! jangan berlama-lama lagi di sini!!" teriak Jennie dengan kasar.

Stefanie akhirnya berhasil memunguti barangnya, yang berserakan di tanah.

"Mari ku bantu!" sahut seorang wanita mendekati Stefanie.

Laura sedari tadi, ternyata menunggu Stefanie di dalam taksi, dan ia melihat, bagaimana Jennie dengan kasarnya mendorong Stefanie ke tanah.

"Dasar, saudara tiri kejam!!" sahut Laura dengan kencang, memandang tajam Jennie.

"Hei! siapa kau berani begitu lancang memarahi aku!!" teriak Jennie memandang Laura tidak senang.

Laura tidak memperdulikan amarah Jennie, ia membantu Stefanie membawa barang temannya itu, dan mereka pun pergi dari sana, tanpa menoleh lagi ke belakang.

"Huh! dasar gadis kampung, kenapa dulu Papa membawanya dari desa, seharusnya ia tetap di desa, karena ia membuat masalah saja tinggal di ibu kota!" ujar Jennie mendengus sebal.

Ia pun berbalik akan masuk ke dalam Mansion, tapi mendadak berhenti, ia melihat sesuatu di tanah tempat Stefanie terjatuh tadi.

Jennie perlahan membungkuk, mengambil benda tersebut, lalu memperhatikannya dengan seksama, ternyata hanya sebuah kalung murahan.

"Astaga... dasar kampungan, ia bahkan memiliki kalung murahan seperti ini, memang orang kampung seleranya murahan, dan kampungan!" ucap Jennie tersenyum sinis menatap kalung yang ia pegang, dengan perasaan jijik.

Sementara itu di mobil mewah, yang akan bergerak setelah melihat Stefanie pergi, mata Christopher tiba-tiba terpaku melihat Jennie, yang tengah memegang sebuah kalung di tangannya, dengan cara memegang tali kalung.

Sehingga kalung berayun-ayun menjuntai, di tatap Jennie dengan tatapan jijik.

"Berhenti!!" tiba-tiba Christopher berteriak pada Asistennya, yang akan membawa mobil pergi, dari tempat mereka mengintai.

"Ada apa, Tuan?" tanya Paul terkejut.

"Dia.. dia memegang kalung... itu kalung yang ku berikan pada gadis kecil, yang pernah menolongku dulu!" seru Christopher dengan suara yang begitu bahagia.

"Hah! mana?" tanya Paul bingung.

"Ternyata gadis kasar itu, di.. dia yang selama ini ku cari, ternyata wanita yang menolak menikah denganku itu, adalah gadis yang selama ini ku cari!" sahut Christopher dengan suara yang begitu senang.

Ia pun bergegas membuka pintu mobil, dan setengah berlari, ia menuju Jennie yang masih mengamati kalung di tangannya.

Sementara Jennie merasa geli dengan kalung yang ia pegang, dan ia pun dengan perasaan jijik, hendak melemparkan kalung itu ke halaman Mansion.

Tapi, mendadak membeku di tempatnya, ia melihat seorang pria tampan, setengah berlari menuju ke arahnya.

Membuat Jennie bingung di tempatnya, ia seperti melihat seorang Aktor papan atas, yang terlihat begitu tampan, dengan stelan jas mewah, sungguh membuat dirinya lupa siapa dia.

"Akhirnya... aku menemukanmu!" sahut Christopher di depan Jennie, yang terlihat bengong, dengan mata tidak berkedip menatap pria tampan itu tersenyum hangat padanya.

"A.. anda siapa?" tanya Jennie bingung.

"Kalung... itu kalung yang pernah ku berikan padamu, apakah kau masih ingat?" tanya Christopher dengan penuh semangat, menunjuk kalung yang di pegang Jennie.

Kalung? Jennie semakin bingung, ini kan kalung gadis kampungan itu? pikir Jennie terbengong menatap Christopher.

"Aku Christopher, yang seharusnya menikah denganmu... tapi kau malah memberikan adikmu padaku!" ujar Christopher, memperkenalkan siapa dia sebenarnya.

Mata Jennie tiba-tiba terbelalak tidak mempercayai, apa yang ia dengar, ternyata Tuan Christopher Howard, yang di katakan pria tua itu, tidak benar adanya.

Ternyata Christopher pria yang begitu tampan, membuat hati Jennie tiba-tiba mendapat ide licik di kepalanya.

Ia merasa sangat beruntung sekali, ternyata Stefanie pernah bertemu dengan Christopher, tapi mereka tidak saling mengenal lagi.

Mungkin karena waktu mereka bertemu sudah cukup lama, sehingga tidak mengenal satu sama lain.

Hanya kalung yang di berikan Christopher, yang membuat pria itu akan dapat mengenali Stefanie.

Sialan Stefanie! kenapa ia bisa begitu beruntung, mengenal pria setampan ini, padahal ia dulu tinggal di desa, di mana mereka dulu pernah bertemu? pikir Jennie.

Ah, masa bodoh! Tuan tampan ini sudah terpesona padaku, aku harus menangkapnya! bisik hati licik Jennie.

Jennie tersenyum dalam hati, ia merasa dewi fortune telah berpihak padanya, ia mendapat Jack pot.

Kekasihnya bisa ia atur, ia akan segera memutuskan hubungan dengan kekasihnya, yang kere.

Sekarang ia harus mengakui, kalau dirinya lah gadis yang dulu, pernah di kenal Christopher.

"A.. anda.. anda kah ini? saya tidak ingat dengan anda, itu sudah cukup lama!" ujar Jennie mulai memainkan dramanya.

"Ya, itu wajar, karena kita dulu masih kecil, perubahan pada wajah seseorang setelah dewasa, tidak akan sama sewaktu masih kecil!" kata Christopher, dengan nada yang begitu senang.

Jennie menganggukkan kepalanya, menyetujui dengan pendapat Christopher, mengenai perubahan penampilan seseorang setelah dewasa.

Bersambung....

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***