Perintah untuk Menikah

"Menikah?"

Tentu saja Tari tidak boleh mengharapkan bantuan tanpa pamrih dari orang asing, apalagi ini soal uang Rp500 juta. Bahkan untuk orang kaya raya, itu bukanlah jumlah yang sedikit. Jadi, sudah selayaknya ada balasan setimpal.

Secara tak terduga, pria bernama Raka benar-benar sanggup menyelamatkan hidup Tari. Raka bukan hanya jago mengumpati oknum pinjol yang nyaris membikin Tari putus asa, tetap juga membereskan segala perkara dengan tempo sesingkat-singkatnya.

Jangan lakukan apa pun tanpa seizin saya! Anda tahu, 'kan? Lebih dari siapa pun di dunia ini, saya adalah orang yang paling bisa menghancurkan semua bisnis Anda.

Tari ingat benar kalimat terakhir yang diucapkan Raka sebelum menutup teleponnya tadi. Entah bicara dengan siapa, tetapi setiap kata yang keluar dari mulut Raka terdengar mengerikan.

Menghancurkan semua bisnis? Hanya orang berkuasa yang bisa mengeluarkan ancaman semacam itu.

Apa pun itu, Tari sungguh bernapas lega saat foto-foto sialan tersebut tidak jadi tersebar. Dia tak perlu menanggung malu seumur hidup. Hampir sejam berlalu, Tari juga tidak lagi menerima telepon maupun pesan teror seperti beberapa hari belakangan.

Namun, Tari pun sadar dirinya baru saja dipaksa semesta menghadapi masalah baru. Setelah diselamatkan dengan cara yang sangat dramatis, mau tak mau dia harus balas budi.

Masalahnya, balas budi seperti apa yang bisa disetarakan dengan uang Rp500 juta?

"Iya, kamu hanya perlu menjadi istri saya," kata Raka mempertegas sesuatu yang membikin Tari sangsi.

Dari semua kemungkinan yang ada, kenapa harus menikah? Meski tidak ingin itu terjadi padanya, sepertinya lebih masuk akal jika Raka meminta Tari menjadi partner rendahan di ranjang layaknya jalan cerita novel picisan yang pernah dia baca.

Pernikahan mungkin bukan sesuatu yang lebih membahayakan, tetapi kenapa Tari tiba-tiba harus jadi istri Raka? Orang kaya seharusnya menikah dengan orang kaya juga, bukan orang biasanya sepertinya.

"Beri saya waktu. Entah bagaimana caranya, saya berjanji akan mengembalikan uang Anda. Saya bisa bekerja keras dan melakukan apa pun untuk Anda," ujar Tari.

"Apa pun?"

Pertanyaan singkat itu membuat Tari sadar dirinya telah salah memilih kata.

"Apa pun, kecuali pernikahan," tegas Tari.

Selama beberapa detik, Raka hanya diam sambil menatap Tari dengan wajah datar.

"Tapi saya tidak menginginkan apa pun dari kamu. Cuma itu yang saya mau," ucapnya kemudian.

Tatapan dingin Raka membuat nyali Tari menciut, tetapi bukan berarti dia akan begitu saja menurut.

"Anda bisa mempekerjakan saya sebagai apa pun atau …"

"Ini bukan tawaran, tapi perintah," potong Raka.

Keadaan kembali hening. Rupanya memang terlalu sulit bagi Tari untuk melawan aura dominan Raka.

"Batari Nuria, menikahlah dengan saya …."

***

Tari akhirnya sepenuhnya yakin kalau Raka memang bukan orang sembarangan. Pria yang menyelamatkannya adalah putra mahkota yang siap mewarisi kerajaan bisnis Bhaskara Group.

Siapa yang tidak tahu Bhaskara Group? Pemiliknya saat ini, Praba Putra Bhaskara, tercatat sebagai orang terkaya nomor tiga di Asia Tenggara. Tentu bukan hal aneh, mengingat bisnis Bhaskara Group memang mencakup banyak sektor, mulai dari bisnis retail, perhotelan, hingga perbankan.

Tari sendiri pernah beberapa kali mengerjakan proyek dari sejumlah perusahaan di bawah naungan Bhaskara Group. Pekerjaan yang mesti ditangani memang tidak mudah, tetapi honornya sungguh menggiurkan bagi pekerja lepas seperti Tari.

Sejujurnya Tari memang sedang berharap dapat proyek baru dari Bhaskara Group. Siapa sangka jika 'proyek' yang harus dia garap saat ini adalah peran sebagai istri Raka Dhananjaya Bhaskara, kandidat terkuat dalam bursa calon CEO Bhaskara Group.

"Jika ada pertanyaan, Bu Tari selalu bisa menyampaikannya pada saya atau Pak Raka langsung."

Orang yang berbicara pada Tari adalah Okta, sekretaris pribadi Raka. Okta juga yang mengantar Tari menuju salah satu kamar di resort mewah milik keluarga konglomerat itu, sementara sang bos pergi entah ke mana.

"Kenapa dia ingin menikahi saya?" tanya Tari. Nyatanya, memang hanya itu yang paling membuatnya penasaran sekarang.

Okta sempat tersenyum mendengar pertanyaan calon istri bosnya, tetapi tidak memberikan jawaban apa pun.

Setelah berjalan beberapa saat, mereka tiba di sebuah kamar yang letaknya paling ujung. Okta pun membuka pintunya, mempersilakan Tari masuk.

"Saya hanya akan masuk jika Anda menjawab pertanyaan saya tadi," ujar Tari yang memilih bergeming di depan pintu.

Okta kembali tersenyum, coba merangkai kalimat terbaik untuk sedikit mengobati rasa ingin tahu Tari.

"Pak Raka ingin menikah dengan Bu Tari agar bisa menjaga Bu Tari dengan lebih baik."

Kening Tari mengernyit. Jelas jawaban Okta tidak cukup memuaskan baginya, bahkan malah menimbulkan pertanyaan baru.

"Lebih baik? Lebih? Memangnya selama ini dia sudah menjaga saya dengan baik? Kami bahkan tidak saling kenal."

Masih dengan senyuman yang tidak memudar, Okta menjawab, "Maaf, bukan kapasitas saya untuk menjelaskan lebih dari ini. Nanti Bu Tari bisa bertanya langsung pada Pak Raka."

Okta tampak kembali mempersilakan Tari masuk ke kamar, tetapi Tari masih diam di tempatnya berdiri.

"Bu Tari bisa menunggu Pak Raka sambil istirahat. Bu Tari juga bisa mempersiapkan diri sebelum bertemu dengan orang tua Pak Raka siang ini," kata Okta.

"Orang tua dia mau ke sini? Ngapain?"

"Tentu saja untuk berkenalan dengan Anda, calon menantu keluarga Bhaskara."

*** 

Tari tidak nafsu makan. Bahkan lobster panggang yang disajikan bersama makanan laut lainnya tidak cukup menggugah selera baginya.

"Tari nggak suka lobster? Mau Bunda minta koki siapkan menu lain? Kepiting, mau?"

Tari bingung bagaimana mesti menanggapi sikap ramah calon ibu mertuanya. Dia tampak canggung saat menggelengkan kepala. Begitu pula ketika mengatakan bahwa perempuan bernama Riska itu tidak perlu repot-repot menyiapkan menu lainnya dengan suara lirih.

"Tari alergi kepiting, Bun."

Ada dua hal yang membuat Tari kaget. Pertama, Raka tahu bahwa dirinya alergi kepiting. 

Jika nekat makan, kulit Tari bakal memerah dan gatal-gatal kurang dari 30 menit. Kalau tidak segera minum obat alergi, dia akan demam tinggi. Apakah Raka juga mengetahuinya? Jika iya, bagaimana bisa?

Kedua, Raka berbicara sambil tanpa beban menukar piring kosong Tari dengan miliknya yang telah berisi daging lobster siap makan. Pria itu membuat Tari tidak perlu mengotori tangannya atau susah payah menggunakan sendok dan garpu untuk memisahkan daging lobster dari cangkangnya.

Sebelumnya, tidak pernah ada pria yang sebegitu perhatian pada Tari di meja makan, bahkan Gani sekalipun. Biasanya justru Tari yang sibuk melayani Gani, memastikan pria itu bisa makan dengan nyaman sebelum mulai memperhatikan makanannya sendiri.

"Tari juga tidak suka makan semangka. Bukan alergi, cuma tidak suka."

Ucapan Raka kembali membuat Tari terkejut. Dia memandang pria yang duduk di sampingnya itu dengan tatapan penuh tanya. Jadi, selain perihal alergi lobster, Raka juga tahu bahwa Tari tidak suka makan semangka?

"Kamu bingung kenapa saya bisa tahu semua itu?"

Raka bertanya sambil balas menatap Tari yang jelas-jelas terlihat butuh penjelasan.

"Tentu saja saya harus tahu semua hal tentang calon istri saya. Iya, 'kan?"

Sebuah senyuman tersungging di bibir Raka. Pria itu juga memandang Tari dengan begitu hangat, membuat kesan dingin dan angkuh yang sedari tadi ditampilkan mendadak hilang entah ke mana.

Tari merasa aneh dengan dirinya sendiri. Cara Raka memandangnya membuat detak jantungnya tiba-tiba bertalu lebih cepat. Darahnya juga terasa berdesir hebat.

Astaga! Kenapa aku deg-degan …?

Terpopuler

Comments

Anita Jenius

Anita Jenius

Salam kenal kak. Ceritanya keren.
5 like + /Rose/buatmu sebagai hadiah perkenalan.
semangat menulis terus ya

2024-04-26

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 47 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!