02

Setelah transaksi selesai, sang rentenir bertanya kepada Anya.

"Kemana kamu akan pergi setelah ini, Nak?"

"Saya akan pergi jauh dari daerah ini, Bu. Saya ingin memulai hidup saya yang baru di tempat baru pula," jawab Ayana.

"Orang tua kamu bagaimana?" Tanya si rentenir.

"Saya tidak tahu di mana orang tua saya, sebelum menikah saya di asuh oleh paman dan bibi. Tapi mereka berdua sudah meninggal seminggu setelah saya menikah," jelas Ayana.

"Baiklah, hati-hati di jalan. Semoga kamu bisa menemukan kebahagianmu yang lain di manapun kamu berada." Ayana tersenyum menatap wanita paruh baya di hadapannya.

Ayana tidak menyangka jika rentenir yang selalu di takuti orang-orang ternyata sangat baik. Bahkan uang penjualan rumahnya di tambah menjadi 620 juta.

"Terimakasih, Ibu. Kalau begitu saya permisi," pamit Ayana.

"Tinggallah di sini untuk malam ini saja, Nak. Tidak baik kamu bepergian di saat hari sudah hampir larut malam begini, apa lagi kamu perempuan." sang rentenir menahan Ayana karena tak tega membiarkannya pergi di saat hari sudah gelap dan rawan kejahatan.

"tapi... Apa tidak akan merepotkan?"

"Tidak, tinggallah malam ini. Besok pagi setelah sarapan baru pergi." Ayana akhirnya menurut dan ikut saja di bawa ke kamar tamu oleh sang rentenir.

Sementara motor Ayana besama tasnya di bawa masuk ke garasi oleh pekerja pria di rumah itu yang di mintai tolong oleh sang rentenir.

"Saya tidak menyangka Ibu orang yang sangat baik, selama ini saya banyak mendengar cerita orang-orang kalau Ibu adalah orang yang kejam." Ayana yang sedang di temani oleh sang rentenir mengungkapkan apa yang ada di pikirannya.

Wanita paruh baya itu tertawa lagi karena ucapan Ayana yang di nilainya sangat polos dan lugu.

"Ibu, melakukan hal itu hanya kepada orang-orang yang sulit membayar hutangnya. Karena biasanya orang-orang yang berhutang akan lebih galak dari yang di hutangi, jadi cara mengatasinya ya seperti itu."

Ayana mengangguk paham sembari tersenyum.

"Hidup ini keras, Nak. Kita harus bisa menentukan sikap pada orang lain, kalau orang baik pada kita maka kita balas dengan kebaikan. Sebaliknya, kalau mereka jahat dengan kita maka balas saja mereka, kamu hanya tinggal memilih caranya saja. Dengan cara elegan atau cara bar-bar," jelas si rentenir.

"Ibu, punya anak gadis yang masih kuliah. Walau semua kebutuhannya tercukupi, tapi Ibu selalu mengajarkan untuk disiplin dan bertanggung jawab terhadap apapun pilihannya. Serta bersikap rendah hati dan tidak sombong, agar dia tidak di bayang-bayangi oleh dendam dan kebencian orang lain."

Ayana mendengarkan semua cerita dari sang rentenir. Wanita paruh baya itu juga menyelipkan semangat dan motivasi untuk janda muda itu agar tetap kuat.

Di lain tempat...

Seorang wanita dengan perutnya yang besar datang ke sebuah hotel. Setelah menemukan kamar yang di tujunya, segera saja ia mengetuk. Pintu terbuka dan si wanita masuk ke dalam setelah memastikan keadaan sekitarnya aman.

"Aku rindu padamu," ucap seorang pria memeluk wanita hamil yang baru saja masuk.

"Aku juga merindukanmu," sahut si wanita membalas pelukan pria itu.

"Kapan kita bisa pergi berdua? Aku gak sanggup begini terus. Aku ingin kita menjalin hubungan tanpa harus sembunyi-sembunyi seperti ini," keluh si pria.

"Tunggu anak ini lahir, setelahnya kita pergi berdua saja."

"Kenapa anak ini gak kita bawa? Aku akan menyayanginya juga seperti halnya aku menyayangimu."

"Tapi suamiku pasti akan mengejar kita kalau sampai hal itu kita lakukan. Lebih baik anak ini di tinggal saja bersama suamiku. Aku sudah konsultasi kepada seorang pengacara untuk mengurus perceraianku saat kita pergi nanti."

"Kamu memang yang terbaik sayang," puji si pria senang.

Hingga beberapa saat kemudian, keduanya yang merupakan pasangan selingkuhan itu keluar dari hotel. Mereka pergi dengan mobil yang berbeda serta tujuan yang berbeda pula.

"Darimana kamu?" Suara seorang pria dengan raut datar menatap istrinya yang baru saja masuk ke rumah.

"Kamu sudah pulang?" Wanita hamil yang baru masuk itu malah balik bertanya dan memasang wajah ceria saat melihat suaminya.

"Katakan," tekan si pria menatap tajam istrinya yang sudah merangkul lengannya dan duduk di sampingnya.

"Aku mencari makanan yang manis-manis karena anak kita menginginkannya," kata si wanita.

"Ini terakhir kalinya kamu keluar malam seperti ini, ingat! Kamu sedang hamil besar saat ini. Kalau kamu gak memikirkan kesehatanmu, setidaknya pikirkan anak itu."

Pria itu beranjak dari duduknya meninggalkan sang istri yang cemberut menatap kepergiannya menuju ruang kerja.

"cih! Sikapmu sungguh membuatku kesal. Setelah anak ini lahir nanti aku akan meninggalkanmu," gerutu si wanita hamil dengan tangan yang mengepal marah.

Pernikahan perjodohan yang mereka alami membuat hubungan keduanya cukup dingin dan berjarak. si pria yang sibuk kerja dan si wanita yang sibuk dengan teman-teman sosialitanya.

Saat si pria berada di rumah dan hendak mulai memperbaiki hubungan rumah tangga mereka agar berjalan baik. Si wanita justru sering berada di luar dan mengabaikan suaminya.

Setelah suaminya menyibukkan diri dengan pekerjaan, si wanita mengharapkan perhatian suaminya.

"Kalau bukan karena ancaman papa, mana mau aku hamil anaknya begini. Demi perusahaan papa tetap stabil aku harus bertahan di rumah yang lebih mirip kuburan ini," lanjutnya yang masih saja menggerutu sembari berjalan ke kamarnya.

Untungnya dia berselingkuh setelah hamil 3 bulan. Jadi bisa di pastikan anak yang di kandungnya milik sang suami. Meski ia mendapatkan benih dari suaminya dengan cara menjebak karena dia selalu di abaikan.

"Sebaiknya besok aku pindahkan semua uang yang ada di kartu pemberiannya, supaya saat aku pergi nanti gak rugi-rugi banget," sambungnya.

Di ruang kerja yang luar dan dominan hitam, pria bernama Andreas menatap layar ponselnya dengan geram. Ia baru saja mendapatkan kabar dari orang suruhannya yang di perintahkan mengawasi sang istri.

"Kalau saja kamu gak lagi hamil, sudah ku tendang sejauh mungkin bersama keluargamu itu," geramnya.

Andreas tentu tahu perselingkuhan istrinya yang sudah di lakukan sejak hamil 3 bulan. Saat itu Andreas tidak sengaja melihat Meli sedang makan berdua dengan mesra bersama seorang pria.

Dan orang itu juga yang sampai saat ini masih menjalin hubungan bersama Meli.

"Sangat menjijikkan, aku gk akan diam saja kalau seandainya kalian ingin membawa anakku pergi. Kalau mau pergi, makan pergilah berdua saja."

Andres menutup ponselnya dan mulai fokus pada pekerjaannya. Entah pernikahan seperti apa yang di jalaninya saat ini. Hanya demi menyenangkan sang mama yang selalu menjodohkannya dengan paksa dan selalu mengancam, Andreas menerima pernikahan yang di siapkan.

Setelah masalahnya bersama Meli selesai nanti maka Andreas bertekat tidak akan mau lagi di jodoh-jodohkan.

"Tuan! Tuan! Nyonya mau melahirkan, Tuan."

Terdengar suara teriakan serta gedoran pintu yang membuat Andreas keluar.

"Ada apa?" Tanyanya saat mendapati wajah panik sang asisten rumah tangga.

"Nyonya mau melahirkan, Tuan." Wanita paruh baya itu menunjuk Meli yang berada di tangga sembari memegangi perutnya.

"Papah dia ke mobil, kita kerumah sakit sekarang." Andreas bergerak untuk menyiapkan mobil.

Ia tidak mau membantu sang istri karena sudah sangat jijik rasanya ingin menyentuh wanita yang masih berstatus istrinya itu. Ia tahu betul apa yang baru saja di lakukan wanita itu tadi hingga pulang hampir larut malam.

Terpopuler

Comments

Vera Mahardika

Vera Mahardika

menyimak. novelnya masih baru ya ka. blm bnyk yg komen. sejauh ini bagus. semangat

2024-04-29

3

Ipti Rokhah

Ipti Rokhah

aku juga di jodohkan km berupaya saling menerima alhamdulilah sampai sekarang

2024-05-08

0

💮Nofa💮Ai-Shiteru💮

💮Nofa💮Ai-Shiteru💮

wah menarik

2024-05-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!