5.Adinda #2

**Hai readers ini sambungan flash Back tentang kisah Adinda dulu ya readers.**

Sesampainya Arjuna diRumah sakit tempat Adinda di rawat.Arjuna berlari menuju IGD untuk mencari Adinda dengan air mata yang tak henti hentinya mengalir.Sambil terus berdoa agar anak dan istrinya selamat.Saat ia menyusuri setiap ruangan yang ditutup tirai akhirnya ia menemukan Adinda yang sedang diperiksa oleh dokter dan perawat.Arjuna juga melihat Adinda yang masih bersimpah darah dan sedang dibersihkan luka dikepalanya oleh para medis Luka dikepalanya cukup serius karena terbentur pintu mobil.

Adinda sudah memakai alat alat medis yang ada disana,seperti Oksigen,Monitoring untuk memantau detak jantung,Saturasi Oksigen di otaknya,dan pernafasanya,infus juga sudah terpasang ditangannya.Bak disambar petir disiang hari,tubuh arjuna tidak bisa bergerak seketika,ia seperti orang yang tidak bertenaga dan tak bertulang itu membuat arjuna jatuh bersimpuh dilantai.

Air matanya terus mengalir deras tapi ia tidak bisa berkata kata,dadanya seperti sangat sesak seperti berada di ruang hampa yang tidak ada oksigen disana.Arjuna tidak tega melihat adinda seperti itu,hatinya sangat hancur.

Endro yang sedari tadi sudah di Rumah sakit pun memapah Arjuna untuk berdiri kembali dan melihat adinda sekali lagi.

"Siapa wali dari pasien bernama Adinda?".Tanya dokter.

"Saaa saa yaaa dokter,saya suami Adinda."Arjuna menjawab dengan terbata.

"Pak istri anda mengalami perdarahan hebat pada otaknya,kandungannya juga terancam karena mengalami hal yang serupa.Bapak harus memilih,karena kita tidak bisa menyelamatkan keduanya,jika kita mengoperasi istri bapak terdahulu maka bayinya akan meninggal didalam kandungan.sementara itu beliau mengalami perdarahan juga pada kehamilannya.Selamatkan istri atau bayinya,secepatnya bapak ambil keputusan.Kami juga akan berusaha menyelamatkan keduanya dengan semampu kami."Dokter menjelaskan dengan sangat detail.

Disaat itu hati Arjuna terasa hancur bagaimana mungkin dia harus memilih sementara keduanya sangat penting baginya.Tapi saat dia hendak memilih tiba tiba tangan Adinda bergerak menyentuh tanganya.

"Saa saa yaaang berjan jiilaah kaauu aakaan seee laaa maat kaan aa aa nak kiit taaa,aak kuu mooo hoon,aku saa ngaat mengi ngin kan dii aaa".Sambil terbata dan berurai air mata,seketika Arjuna menggeleng mendengar Adinda bicara seperti itu.

"A**dinda bertahanlah sayang,aku mohon**".Arjuna menangis sambil memeluk Adinda dan menggenggam tangannya.

"yaaa Allah kenapa kau membuatku harus memilih seperti ini,aku sangat menginginkan mereka berdua".Gumamnya sambil terisak dan cairan bening itu terus saja mengalir deras.

"Bagaimana pak,kita harus cepat bertindak,Bapak harus menanda tangani surat persetujuan operasi ini." Kata dokter ke arjuna.

"Dokter apa tidak ada cara lain? tanyanya lagi,Dokterpun menggeleng.

"B**aik dok,Lakukan yang terbaik untuk anak dan istri saya dok** !!". Pintah Arjuna,tetapi lidahnya berasa keluh,tenggorokannya terasa tercekat saat ingin mengucapkan itu sambil menyatukan tanganya memohon pada dokter.

Dokter hanya menganguk.Disamping dokter sedang melakukan operasi,Datang sahabat Adinda yaitu Larisa,sambil berlari mendekati arjuna dan Endro.

"Bagaimana dengan adinda juna?".tanya larisa kepada Arjuna sambil menangis,tapi Arjuna masih bergeming.Endro memeluk Larisa untuk menenangkannya.Endro dan Larisa adalah sepasang kekasih,mereka berempat sebenarnya sahabat.Adinda bersahabat dengan Larisa,sedangkan Arjuna bersahabat dengan Endro.

Empat jam sudah berlalu dan mereka berempat masih setia menunggu hasil operasi Adinda.Tak lama kemudian Dokter keluar kamar operasi.Mereka pun bersamaan mendekati dokter,dan Arjuna langsung bertanya,"Bagaimana keadaan istri saya dan anak saya dokter?".

"Anak bapak selamat,tapi maaf istri bapak tidak bisa diselamatkan,bapak bersabar ya."Dokter menepuk nepuk pundak arjuna dan langsung berlalu.Seketika bagai tersengat listrik berkekuatan tinggi.Tubuh arjuna bergetar dan lututnya terasa lunglai tidak bisa menahan bobot tubuhnya.Arjuna bersandar didinding rumah sakit sambil meninju ninju dinding rumah sakit.

Arjuna juga membentur benturkan kepalanya didinding sambil menangis dan menyebut nyebut nama adinda.Dadanya terasa sesak seketika hatinya.

terasa hampa,dia terus mengacak acak rambutnya lalu merosot bersimpuh dilantai dengan sigap Endro memeluknya dan memberi kekuatan.

"Kamu harus kuat juna,demi anakmu".kata Endro kepada arjuna,sambil memeluk arjuna.

"Endroo dinda ndroo dindaaaa." Endro turut mengerti posisi Arjuna yang masih terpukul atas kepergian Adinda.Larisa pun terus menangis sambil bersimpuh dilantai rumah sakit dengan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Sementara itu datanglah Ayah dan Ibu arjuna,Tuan dan Nyonya YP group (Yudistira Pramuja Group)sambil berlari dan memeluk arjuna.

"Mamaaa dinda maaa,dinda sudah tiada maa".Wike pun menangis sambil memeluk arjuna."saabaaar nak,ini sudah jalan Allah,kau harus kuat demi anak mu".kata wike sambil menguatkan anaknya,begitu juga Yudistira yang menepuk nepuk punggung Arjuna memberi dukungan kepada arjuna.

**Flash Back off**

Semenjak kejadian itu Arjuna seakan hilang separuh hidupnya,seperti manusia tanpa jiwa,setelah kematian Adinda hidupnya hanya dihabiskan dengan bekerja dan bekerja sehingga dia lupa waktu untuk dirinya sendiri.Anaknya di asuh oleh ibunya dan babysitter.

Arjuna pun jarang sekali pulang kerumah,karena setiap dia melihat anaknya hatinya terasa teriris-iris teringat Adinda.Arjuna akan pulang satu minggu sekali,dia memilih untuk tinggal di apartemen miliknya.

Arjuna sedari kecil hidup dengan harta yang melimpah,tetapi dia kurang kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya.Kedua orang tuanya sibuk dengan bisnis mereka.Dia pun tumbuh menjadi pemuda yang sangat dingin.Tapi setelah dia bertemu dengan Adinda,dia merasakan kasih sayang dan perhatian yang belum perna Arjuna rasakan sebelumnya.Setelah kematian Adinda dia tidak perna dekat dengan wanita manapun.Arjuna kembali menjadi pria yang dingin lagi seperti dulu.