"Hiks...jahat kamu Al"
Lirih Khanza disela-sela isak tangisnya.
Langit di atas kepalanya seakan runtuh, masa depan yang cerah di hadapannya seakan berubah jadi kelabu. Pria yang ia cintai dengan tulus ternyata hanya menjadikan dirinya bahan taruhan semata.
"Akh...sebel! Sebel!"
Khanza melampiaskan kekesalannya dengan cara menendang-nendang aspal jalanan yang tak berdosa. Air mata masih saja terus mengalir dari kedua matanya yang nampak sayu, hingga membuat kacamata tebalnya berembun.
Brukk
Khanza membanting pintu kamarnya dengan kasar. Sesampainya di rumah gadis itu langsung menuju kamar tanpa menyapa orang tua dan adik-adiknya lebih dulu.
"Hua.." Karna kaget mendengar suara pintu yang di banting, Rendy adik Khanza yang baru berusia 9 bulan sampai menangis.
"Khanza!" Teriak Sarah kesal saat melihat putra bungsunya menangis.
"Dasar anak kurang ajar! Pulang ke rumah bukannya ucap salam ini malah marah-marah gak Jelas!"
Teriak Sarah ibu tiri Khanza. Sarah yang dari awal tidak pernah menyukai Khanza, semakin bertambah saja sumber kebenciannya pada gadis itu.
Tapi Khanza tak peduli, ia lebih memilih untuk menutup kedua telinganya menggunakan bantal.
"Arghhh!"
Berada di atas ranjang, Khanza malah kembali teringat dengan adegan panasnya dengan Albian beberapa hari yang lalu. Kata-kata pria itu begitu manis hingga membuat hatinya luluh.
"Dasar bodoh! Kenapa lo dengan gampangnya termakan rayuan cowok badjingan itu Khanza!"
Kesalnya sembari menendang-nendang kasur, sesekali ia juga sampai menjambak rambutnya sendiri.
Lelah menangis Khanza pun akhirnya tertidur, dan baru terbangun keesokan paginya.
Dengan mata nanar Khanza menatap jam dinding yang menggantung di dinding kamarnya. Sudah pukul 08.00 pagi, tapi Khanza masih betah bersembunyi di bawah selimutnya.
Setelah kejadian kemarin Khanza tidak memiliki keberanian untuk pergi ke kampus lagi, tapi agar orang tuanya tak curiga Khanza tetap pergi dari rumah dan akan pulang sore setiap harinya.
Tak ada yang gadis itu lakukan selain meratapi nasib malangnya saja, sampai tak terasa sudah satu bulan berlalu.
***
Suasana kampus tetap berjalan seperti biasanya tanpa kehadiran Khanza. Tak ada yang peduli dengan ketidakhadiran si gadis cugal di kampus itu, lebih tepatnya tak ada yang menyadarinya. Kehadiran Khanza antara ada dan tiada bagi yang lainnya.
Khanza yang tak memiliki banyak teman, membuat keberadaannya tak begitu berarti dan tak akan ada juga yang mencarinya. Kecuali satu orang.
"Kemana dia? Kenapa tidak pernah masuk kuliah lagi?" Batin Albian.
Pria itu sedikit mengkhawatirkan keadaan Khanza, karna sejak skandal mereka terungkap Khanza tak pernah menampakkan batang hidungnya lagi.
Padahal pihak kampus sudah meminta pada semua mahasiswa untuk melupakan kejadian itu dan tidak boleh ada yang menghakimi Khanza. Karna walau bagaimanapun Khanza adalah mahasiswi kebanggaan kampus, di tambah lagi semua tugas kuliahnya sudah selesai tinggal menunggu wisuda saja.
Para dosen di kampus itu mengira Khanza sudah mulai sibuk bekerja, seperti kebanyakan mahasiswa disana yang sudah mulai bekerja juga.
Apalagi Khanza mendapat banyak tawaran dari perusahaan ternama untuk bergabung dengan perusahaan mereka. Termasuk perusahaan Bagaskara group milik keluarga Albian.
***
Khanza meremat surat undangan dari perusahaan Bagaskara group dengan rahang mengeras.
"Badjingan!"
Dan melemparnya kesembarang arah, Khanza yang awalnya akan menerima undangan untuk bergabung dengan perusahaan besar itu kini hilang sudah minatnya gara-gara Albian.
Kriuk..kriuk...
Tapi di sela kekesalannya rasa lapar tiba-tiba ia rasakan, dan ada satu makanan yang sangat ingin dia makan sampai air liurnya hampir menetes.
Karna keinginannya tak tertahankan lagi, Gadis berkacamata itupun mendatangi sebuah restoran yang menyajikan makanan ala korea.
Khanza menyantap kimbap yang tersaji di dihadapannya dengan lahap, padahal ia tidak pernah suka dengan makanan seperti itu sebelumnya. Selain harganya mahal, Khanza juga tidak suka dengan makanan yang disajikan dalam keadaan mentah.
Tapi keinginan untuk memakan makanan itu tak tertahankan lagi, kalau bukan makan kimbab Khanza tidak berselera makan dan akan memuntahkan kembali makanan yang ia makan.
#Hallo teman haluku, terima kasih sudah mampir di karya ini. Jangan pelit like and komennya ya. Makasih 🙏🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Alfiany Nadia
baru tau gw ada org tinggal wisuda doang masih ikut kelas
2025-01-10
0
Rugun Sitanggang
ngidam khanzanya
2025-01-11
0
Momoh Wati
mantap
2024-11-06
2