Chap 5. Rolling and Action!

Divi kini berdiri di dalam sebuah ruang kerja, dia tidak pernah menyangka sama sekali bahwa ternyata Arkael adalah pemilik rumah sakit tempat dimana ibunya dirawat sudah beberapa hari ini. Beberapa kali Divi mencoba membasahi tenggorokannya yang tiba-tiba diserang musim kemarau.

“Jadi, bagaimana?” Suara Arkael dengan warna suaranya yang deep voice menyadarkan Divi dari kecemasannya. “Kamu hanya punya dua pilihan, menerima kontrak pernikahan itu, atau bawa ibumu keluar dari rumah sakit ini dan bayar hutangmu.”

“S-saya…ehem,” Divi berdeham, tenggorokannya super

kering. “B-boleh saya minum dulu, Pak?” tanya Divi.

Arkael tentu saja tidak memberikan respon apa-apa, dia hanya menatap Divi, datar, tajam dan dingin.

“Ya, silahkan.” Bimo yang menjawab. Setidaknya, asistennya Arkael terlihat masih lebih bersahabat dan manusiawi dari pada bosnya.

Setelah tiga tegukan air mineral itu membasahi tenggorokannya, Divi akhirnya benar-benar harus menjawab dan memilih pilihan sulit yang ada di depan matanya.

“Baik, Pak. Saya terima tawaran Bapak.” Jawab Divi akhirnya. Meskipun hatinya sangat berat, dia harus melakukan hal yang dia tentang. Mempermainkan sebuah ikatan pernikahan tidak termasuk dalam daftar hidup yang ingin dia capai, meskipun belum ada satu pun dari daftar yang ditulisnya sudah dilakukannya.

“Tapi, Pak.”

Arkael menaikkan sebelah alis matanya, terlihat sangat mengantisipasi kalimat menggantung Divi.

“Apa benar Bapak akan membiayai seluruh biaya operasi dan pengobatan Ibu saya?”

“Kamu meragukan kata-kata saya?” Jelas, ini kali pertama seseorang meragukan janji yang sudah Arkael buat tepat di depan wajahnya.

“S-saya nggak meragukan, Pak. Hanya memastikan saja.”

Kata Divi sambil meringis tersenyum.

Arkael menggerakkan punggungnya agak condong ke depan, menatap Divi yang duduk di seberangnya merasakan aura mencekam yang lebih menakutkan dari pada berada di dalam wahana rumah hantu.

Pria dengan sepasang alis yang tebal dan sepasang mata yang setajam elang itu pun terlihat lebih menyeramkan dari pada hantu-hantu yang ada di dalam wahana rumah hantu yang pernah Divi masuki dulu saat berkencan dengan Bayu.

“Saya bukan tipe orang yang mengingkari janji.” Kata

Arkael tajam. “Kamu hanya perlu bersandiwara seperti apa yang tertulis pada kontrak, di depan media, publik, keluarga saya, termasuk di depan ibumu sendiri.”

Glek!

Tiba-tiba Divi mulai merasakan beban sebesar gaban numpang tidur di atas pundaknya.

“Maaf, Pak, tapi… setelah kontrak selesai, apa yang harus saya katakan pada ibu saya?”

Arkael mendengkus, “Itu bukan urusan saya.”

Kenapa Divi merasa hidupnya selalu saja sial!

Sepertinya kesialan itu dimulai sejak ayahnya yang memutuskan untuk meninggalkan mereka demi pelakor berbokong silikon. Ah, kenapa semua laki-laki harus menyebalkan! Ayahnya, Bayu dan kini pria tampan yang mengintimidasi dirinya, memanfaatkan kesulitan hidup Divi demi kepentingannya sendiri tanpa peduli bagaimana nantinya kontrak itu akan membuat Divi mungkin kehilangan kesempatan untuk bertemu dengan jodohnya, tanpa peduli bagaimana nantinya hati Ibu bersedih karena anaknya menjadi janda, meski Arkael menanggung semua biaya hidupnya dan ibunya.

Tapi, Divi memang tidak lagi bisa memilih, satu-satunya jalan kini yang ada di depan mata adalah uang dan kekuasaan yang dimiliki Arkael yang bisa memberikan jalan keluar untuk ibunya, karena satu-satunya kerabat yang dipunya oleh sang ibu malah menjadikan Divi jaminan hutang pada rentenir tua bangka, dan kini tantenya itu entah dimana.

“Tapi, Bapak bener ya, nggak akan menyentuh saya?”

“Cih! Kamu itu bahkan tidak mendekati tipe saya.”

Divi meraih pulpen di atas meja, dan akhirnya menggerakan tangannya di atas surat perjanjian itu.

Ibu…maafin Divi, Divi terpaksa.

* * *

“Kita mau kemana, Pak?” Tanya Divi. Mereka masih di dalam rumah sakit, mereka bertiga kini berjalan di dalam koridor dari kamar-kamar perawatan mahal di rumah sakit itu.

“Bertemu dengan Kakek Pak Kael.” Bimo yang menjawab, karena sepertinya Arkael sedang cosplay sakit sariawan.

“Kakek Pak Kael?”

“Ya, namanya Tuan Argam, beliau sangat ingin Pak Kael menikah, jadi pastikan kamu terlihat tulus mencintai Pak Kael.”

Lagi-lagi Divi merasakan tenggorokannya kering. Dia tidak menyangka, sandiwara ini akan dimulai saat ini juga. Mereka tiba di depan sebuah pintu kamar perawatan. Arkael tiba-tiba saja mengulurkan tangannya pada Divi.

“Kondisikan ekspresimu, jika Kakek saya tidak percaya dengan sandiwaramu, maka kontrak batal dan ibumu akan keluar dari rumah sakit ini.” Ancaman Arkael sungguh kejam, bagaimana mungkin pria itu mengancam Divi dengan nyawa ibunya?

Divi menarik napas panjang kemudian menyambut uluran tangan itu dengan canggung dan takut.

Arkael mengernyit sejenak begitu merasakan betapa dinginnya telapak tangan Divi, dia seperti menggenggam bongkahan es batu alih-alih telapak tangan yang bahkan tidak lebih besar dari telapak tangannya.

“Semangat!” Bimo masih sempat membisikan kata itu sebelum dia membukakan pintu.

Seorang lelaki berusia lanjut tengah duduk di atas kasur, pria itu terlihat tengah menikmati makan malamnya saat dua pria dan satu perempuan masuk dan menyapanya.

“Siapa yang kamu bawa itu, Ar?” tanya Tuan Argam.

“Calon istri.”

Hah? Divi tertegun, dia sampai menengok melihat Arkael dengan tatapan tak percaya, bagaimana pria yang sejak kali pertama mereka bertemu selalu bicara dengan nada datar, terkesan dingin itu tiba-tiba saja berubah menjadi lembut dan hangat, bahkan sorot mata tajam itu pun juga lenyap!

Pria itu bagaikan dua orang yang berbeda.

Divi masih tertegun, dan tambah tertegun kala Arkael menengok kepadanya dan memeregokkinya yang sedang menatapnya dengan tatapan tak percaya, apa lagi kini Arkael tersenyum padanya. Senyum sungguhan, bukan senyum meremehkan atau senyum menyeringai. Bukan, tapi senyum seorang pria kepada perempuan yang dicintai.

Gilak! Aktingnya patut mendapatkan penghargaan.

“Sayang…”

Wah! Bahkan sampai ada panggilan mesra seperti itu.

“Eh, iya, maaf, aku cuma selalu suka saat kamu bicara lembut begitu.” Balas Divi tak kalah lembutnya.

Dalam hati Bimo menggeleng salut pada dua orang di depannya itu.

“Halo Kakek, namaku Divi, salam kenal, Kakek.” Kata

Divi seraya mengulurkan tangan untuk meraih tangan Tuan Argam dan mencium punggung tangan lelaki itu dengan sopan yang tidak berlebihan, pas!

Tuan Argam tentu saja menatap Divi dengan tatapan penuh kecurigaan, pasalnya, baru satu minggu yang lalu, Arkael masih saja mencari-cari alasan untuk memenuhi permintaan sang kakek, juga mencari alasan untuk selalu menolak perjodohan yang diatur mamanya, tapi kini, tiba-tiba saja datang, membawa perempuan yang diperkenalkan sebagai calon istri.

Tuan Argam memundurkan mejanya, yang dengan sigap disingkirkan oleh Bimo ke samping tempat tidurnya. Dia duduk bersila dengan kedua tangannya yang dilipat di depan dada.

Meski keriput jelas menandakan usia Tuan Argam, tapi bukan berarti Tuan Argam kehilangan kharismanya, bahkan  dalam balutan baju pasien.

“Jadi,” Tuan Argam bersuara. “Berapa kamu dibayar untuk berpura-pura menjadi calon istri bocah itu.”

“Kakek…” Suara Arkael terdengar protes.

Bimo terus saja memantau, mungkinkah Tuan Argam tidak mempercayai sandiwara ini?

“Dibayar?” Divi mengulang, dia memasang wajah bingung seolah menuntut penjelasan dari Arkael. Wah, kali ini Bimo ingin mendaftarkan Divi sebagai artis pendatang baru yang berbakat. “Apa kamu pernah membayar seseorang untuk menggantikan posisiku? Hanya karena…” kata-kata Divi menggantung, dia memejamkan mata, seperti seseorang yang sedang mengendalikan emosinya. Begitu dia membuka mata, tangan Divi melayang memukul dada Arkael, matanya sudah berkaca-kaca.

“Jahat sekali!”

“Sayang…”

“Kakek maaf, aku permisi sebentar.” Divi membungkukkan tubuhnya sopan, mencium kembali punggung tangan Tuan Argam sebelum pergi keluar dari kamar itu.

“Sayang! Divi!” Panggil Arkael dengan nadanya yang putus asa. Kemudian dia menatap kakeknya dengan tatapan kesal. “Kenapa Kakek harus begitu? Argh!” Arkael mengusap wajahnya kasar.

“Sulit membawa Divi untuk mau bertemu dengan Kakek, karena dia selalu merasa nggak sederajat dengan kita, dan Kakek malah ngomong seperti itu! Lihat saja, kalau sampai Divi berpikiran macam-macam dan minta putus, aku nggak akan menikah sampai kapan pun!” Ancam Arkael dengan nada kesal kemudian menyusul Divi keluar dari kamar itu.

Untuk sejenak, Bimo menahan napas, dia menunggu bagaimana reaksi Tuan Argam dengan perasaan was-was. Sepanjang yang Bimo tahu, Tuan Argam bukan orang yang gampang percaya begitu saja.

“Bimo,” Panggil Tuan Argam.

“Saya, Kek.” Bimo mendekat.

“Kamu pasti punya dokumen data diri dari perempuan

itu, kan?” tanya Tuan Argam dengan ekspresinya yang tenang, tapi justru patut dicurigai.

“Punya, Kek.” Wah, gawat ini, kalau sampai Kakek mencari tahu…

“Siapkan prosesi akad nikah untuk dua bocah itu.

Hahahaha. Aku suka gadis itu, dia gadis yang sopan! Cicitku nanti akan menjadi orang yang hebat! Hahahaha!”

.

.

.

Bersambung~

Episodes
1 Secarik Dari Hidup Alula Divi
2 Chap 2. Rencana Arkael
3 Chap 3. Seorang Arkael ditolak
4 Chap 4. Sudah Jatuh, tertimpa tangga, ketiban durian pula!
5 Chap 5. Rolling and Action!
6 Chap 6. Restu Ibu
7 Chap 7. Divi VS Ibu Mertua
8 Chap 8. Istriku
9 Chap 9. Suara Di Dalam Hati
10 Chap 10. Cuma Akting
11 Chap 11. Poin Tambahan
12 Chap 12. Pagi-pagi Ajak Gelud!
13 Chap 13. Beban Perasaan
14 Chap 14. Tangis Dalam Pelukan
15 Chap 15. Genggaman Yang Hangat dan Nyaman
16 Chap 16. Perhatian Semu
17 Chap 17. Penasaran dan Logika
18 Chap 18. Sudah Berdamai?
19 Chap 19. Pelukan Yang Mengobati Luka
20 Chap 20. Astaga! Ini Bahaya!
21 Chap 21. Pelakor Tidak Ada Dalam Agenda Kesepakatan
22 Chap 22. Serba Salah
23 Chap 23. Gara-Gara Sambal Geprek dan Hukuman Tak Terduga!
24 Chap 24. Terbawa Suasana
25 Chap 25. Terpesona
26 Chap 26. Drama Nyonya Paulina
27 Chap 27. Mulai Menyadari Rasa Yang Hadir
28 Chap 28. Ketakutan Divi Yang Tiba-tiba
29 Chap 29. Kejujuran Arkael
30 Chap 30. Pertemuan Rahasia Dengan Tuan Argam
31 Chap 31. Meyakinkan Kakek
32 Chap 32. "Aku Suamimu."
33 Chap 33. "I'll lost without those beautiful eyes."
34 Chap 34. Masa Lalu Divi Yang Kelam
35 Chap 35. "Jangan Tinggalkan Aku."
36 Chap 36. Berita Kecelakaan
37 Chap 37. Pengakuan Hati Divi
38 Chap 38. Tidur Paling Berkualitas
39 Chap 39. Hancur Dalam Empat Detik
40 Chap 40. Terapi Ala Arkael
41 Chap 41. Melanjutkan Terapi (Buat Pasangan Yang Halal Saja Ya! 21+++)
42 Chap 42. Terapi Tingkat Ehem! (Untuk pasangan yang SAH dan HALAL gaes 21+++)
43 Chap 43. Tamu Yang Tak Diharapkan
44 Chap 44. Bersandarlah Padaku.
45 Chap 45. Kedatangan Yang Mengejutkan
46 Chap 46. Sesuatu Yang Disembunyikan
47 Chap 47. Rahasia Yang Terbongkar
48 Chap 48. Penyesalan Yang Tulus
49 Chap 49.
50 Chap 50. Menyerah?
51 Chap 51. Akar Yang Terpendam.
52 Chap 52. Sudah Rindu
53 Chap 53. Dua Butir Debu
54 Chap 54. Tidak Sesuai Harapan
55 Chap. 55 Kali Terakhir
56 Chap 56. "Apakah Aku Bahagia?"
57 Chap 57. Pagi Yang Hangat
58 Chap 58. Apakah Ini Awal Kebahagiaan?
59 Chap 59. Insiden
60 Chap 60. Rencana Rahasia
61 Chap 61. Menyusun Rencana dan Sepenggal Kisah Bimo
62 Chap 62. Kecemasan Seli
63 Chap 63. Gerak Cepat
64 Chap 64. Pembalasan Yang Setimpal
65 Chap 65. Awal Yang Baru Untuk Selamanya
66 Ucapan Terima Kasih Penulis.
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Secarik Dari Hidup Alula Divi
2
Chap 2. Rencana Arkael
3
Chap 3. Seorang Arkael ditolak
4
Chap 4. Sudah Jatuh, tertimpa tangga, ketiban durian pula!
5
Chap 5. Rolling and Action!
6
Chap 6. Restu Ibu
7
Chap 7. Divi VS Ibu Mertua
8
Chap 8. Istriku
9
Chap 9. Suara Di Dalam Hati
10
Chap 10. Cuma Akting
11
Chap 11. Poin Tambahan
12
Chap 12. Pagi-pagi Ajak Gelud!
13
Chap 13. Beban Perasaan
14
Chap 14. Tangis Dalam Pelukan
15
Chap 15. Genggaman Yang Hangat dan Nyaman
16
Chap 16. Perhatian Semu
17
Chap 17. Penasaran dan Logika
18
Chap 18. Sudah Berdamai?
19
Chap 19. Pelukan Yang Mengobati Luka
20
Chap 20. Astaga! Ini Bahaya!
21
Chap 21. Pelakor Tidak Ada Dalam Agenda Kesepakatan
22
Chap 22. Serba Salah
23
Chap 23. Gara-Gara Sambal Geprek dan Hukuman Tak Terduga!
24
Chap 24. Terbawa Suasana
25
Chap 25. Terpesona
26
Chap 26. Drama Nyonya Paulina
27
Chap 27. Mulai Menyadari Rasa Yang Hadir
28
Chap 28. Ketakutan Divi Yang Tiba-tiba
29
Chap 29. Kejujuran Arkael
30
Chap 30. Pertemuan Rahasia Dengan Tuan Argam
31
Chap 31. Meyakinkan Kakek
32
Chap 32. "Aku Suamimu."
33
Chap 33. "I'll lost without those beautiful eyes."
34
Chap 34. Masa Lalu Divi Yang Kelam
35
Chap 35. "Jangan Tinggalkan Aku."
36
Chap 36. Berita Kecelakaan
37
Chap 37. Pengakuan Hati Divi
38
Chap 38. Tidur Paling Berkualitas
39
Chap 39. Hancur Dalam Empat Detik
40
Chap 40. Terapi Ala Arkael
41
Chap 41. Melanjutkan Terapi (Buat Pasangan Yang Halal Saja Ya! 21+++)
42
Chap 42. Terapi Tingkat Ehem! (Untuk pasangan yang SAH dan HALAL gaes 21+++)
43
Chap 43. Tamu Yang Tak Diharapkan
44
Chap 44. Bersandarlah Padaku.
45
Chap 45. Kedatangan Yang Mengejutkan
46
Chap 46. Sesuatu Yang Disembunyikan
47
Chap 47. Rahasia Yang Terbongkar
48
Chap 48. Penyesalan Yang Tulus
49
Chap 49.
50
Chap 50. Menyerah?
51
Chap 51. Akar Yang Terpendam.
52
Chap 52. Sudah Rindu
53
Chap 53. Dua Butir Debu
54
Chap 54. Tidak Sesuai Harapan
55
Chap. 55 Kali Terakhir
56
Chap 56. "Apakah Aku Bahagia?"
57
Chap 57. Pagi Yang Hangat
58
Chap 58. Apakah Ini Awal Kebahagiaan?
59
Chap 59. Insiden
60
Chap 60. Rencana Rahasia
61
Chap 61. Menyusun Rencana dan Sepenggal Kisah Bimo
62
Chap 62. Kecemasan Seli
63
Chap 63. Gerak Cepat
64
Chap 64. Pembalasan Yang Setimpal
65
Chap 65. Awal Yang Baru Untuk Selamanya
66
Ucapan Terima Kasih Penulis.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!