Chap 4. Sudah Jatuh, tertimpa tangga, ketiban durian pula!

Sudah satu mingguan semenjak Arkael memanggil dan memberikan Divi kontrak pernikahan konyol itu, Divi pikir, karena penolakannya, dia akan kehilangan pekerjaan ini, nyatanya sudah satu minggu ini, Divi masih bekerja disana, meski dengan perasaan khawatir setiap harinya, karena bisa saja itu menjadi hari terakhirnya bekerja. Arkael dan Bimo pun tak terlihat datang ke kantor, katanya sih, ke luar negeri untuk urusan bisnisnya. Entahlah, Divi tidak terlalu peduli

Selain khawatir soal pekerjaan dan ibunya yang sakit,

keresahan Divi pun semakin menjadi ketika Bayu, kekasihnya – yang hampir jarang bertemu itu – sulit untuk dihubungi. Punya kekasih tapi rasa jomblo!

Tantenya bahkan sampai berpikir kalau Divi tidak punya pacar, padahal punya, hanya saja tak kasat mata!

Akhirnya sore setelah pulang dari kantor, Divi memilih

untuk mencari Bayu dikosannya, tapi sayangnya pencariannya tidak membuahkan hasil. Kemana si Bayu pergi? Lelaki itu bagaikan hilang ditelan bumi saja. Atau jangan-jangan diculik alien?

“Lho, Divi, kan?” tanya seorang lelaki yang Divi ingat

adalah salah satu penghuni kos itu juga.

“Eh, iya.”

“Ada apa kesini?”

“Nyari Bayu.”

“Bayu? Bukannya kalian udah putus, ya?”

“Hah?”

“Lho, jadi belum?” Lelaki itu pun juga terlihat bingung.

“Memang Bayu bilang apa?”

“Ya dia bilang, dia udah putus sama lo, trus dia balik ke Pekanbaru, katanya nikah.”

“Apa? N-nikah?”

Melihat keterkejutan yang nyata di mata Divi, lelaki itu pun yakin Divi tidak tau apa-apa soal pernikahan kekasihnya itu.

“Wah parah nih si Bayu!” Lelaki itu menggelengkan

kepala. “Dia bilang dijodohin, jadi ya dia terima aja, dari pada ngejomblo katanya.”

Ah, nahas sekali nasibnya. Kenapa disaat dirinya membutuhkan sandaran, Bayu malah mengkhianatinya dengan sangat telak. Dia bukan

hanya selingkuh, tapi menikah! Bahkan memalsukan status hubungan mereka yang terang-terangan masih terjalin.

“Sabar ya, Div.” kata lelaki itu, menepuk bahu Divi sekilas kemudian pergi meninggalkan Divi yang rasanya ingin tenggelam saja di Pantai laut Selatan!

Kemana perginya air mata? Disaat seperti ini rasanya

sangat pas untuk menangisi takdir dirinya yang jauh dari kata beruntung. Tapi, dia tidak bisa menangis, sesakit hatinya dia rasakan, air mata itu tidak juga

keluar.

Divi menarik napas panjang dan dalam, kemudian dia

membuangnya dengan kasar. Dia menengadahkan kepalanya, matanya menatap langit dengan tatapan nanar. Apa yang salah pada dirinya? Apakah dirinya tak pantas untuk merasakan dicintai dan mencintai seseorang?

Kakinya melangkah gontai di koridor rumah sakit, sudah berkali-kali dia membuang napasnya dengan berat. Dia harus tetap mengangkat kepalanya, bukan? Demi sang ibu. Dia tidak punya waktu untuk meratapi kisah asmaranya yang menusuk hatinya dengan sangat.

“Hei, kamu Divi, kan?”

Langkah kaki Divi berhenti, dia melihat seorang pria,

tua, berkumis lebat, berperut buncit, rambutnya yang tipis sudah beruban sepenuhnya., dan tingginya tidak lebih tinggi dari Divi. Di belakang pria itu berdiri dua orang lelaki dengan pakaian hitam ketat sampai menunjukkan bentuk-bentuk otot pada lengannya yang mengerikan di mata Divi.

Divi mengernyitkan dahi, selama hidupnya, Divi tidak

pernah bertemu dengan orang itu, tapi bagaimana pria itu tahu nama Divi.

“Siapa ya?” tanya Divi.

“Hmm, sepertinya kamu belum tau ya?” kata pria itu

dengan kakinya yang melangkah mendekati Divi.

“Maaf, tapi Kakek siapa ya?” tanya Divi dengan nada

sopan.

Pria itu mendengkus. “Kakek?” Tatapannya menatap Divi dengan tatapan meremehkan. “Aku ini calon suamimu.”

“Hah?!” Mata Divi hampir saja menggelinding keluar

dari rumahnya. “C-calon s-suami?” Divi tertawa aneh. “Kakek nggak salah orang?”

Pria tua itu malah tertawa mencemooh dan mengajak dua pria yang lebih mirip atlet binaragawan itu mentertawai Divi.

Divi meringis, apa lagi orang-orang yang ada di sana

mulai memperhatikan.

“Maaf, Kek, tapi Kakek pasti salah orang. Permisi.”

Tapi langkah Divi seketika dicegat oleh salah satu pria berotot lebay itu.

“Aku nggak mungkin salah mengenali calon istriku yang ke lima.”

“Maaf, ya, Kek, dari tadi saya udah berusaha bersikap

sopan, tapi kayaknya Kakek nggak ngerti. Saya bukan calon istri siapa-siapa, dan saya juga nggak kenal Kakek siapa, jadi tolong banget jangan ngomong yang

aneh-aneh!” kata Divi mulai jengkel.

“Hei, tapi kamu itu memang calon istri aku, sudah ada

di kontrak perjanjian antara aku dan Yeni.”

“Yeni?” Divi menautkan kedua alisnya.

“Ya, Yeni tantemu itu. Asal kamu tau, Tantemu yang

selalu bergaya hedon itu sudah meminjam uang padaku, dan dia menjadikan kamu jaminan atas hutang-hutangnya. Dan hari ini sampai jam delapan malam nanti, batas waktunya selesai, karena dia nggak melunasinya maka kamu adalah jaminannya.” Seringaian terpatri pada wajah tua dan berkumis itu.

Bisik-bisik orang yang mendengar dan melihat apa yang terjadi mulai terdengar. Ada yang mencela perbuatan pria tua itu, ada yang mengutuk perbuatan tantenya, ada pula yang mengasihani Divi sebagai korban yang tak tau apa-apa.

“Tunggu!” Divi mengangkat kedua tangannya. Ia memejamkan kedua matanya sejenak untuk mencerna ucapan kakek tua itu juga untuk mencerna kesialan lain yang dia hadapi saat ini.

“Kalau batas waktunya sampai jam 8 malam, itu artinya saya masih punya waktu 2 jam lagi untuk bisa melunasi hutang tante saya, ya kan?”

Pria itu tertawa, lagi-lagi dengan nada merendahkan.

“Memangnya dari mana kamu bisa melunasi hutang tiga puluh delapan juta dalam waktu dua jam, ha?!”

“Ap-apa? Tiga puluh delapan juta?” Kaget bukan kepalang. Untuk apa Tantenya itu meminjam uang sebanyak itu?

“Ya, jadi, baik-baik di dalam ruang rawat ibumu, aku

akan jemput kamu jam 8 nanti! Hahaha!”

“Enggak!” Tolak Divi cukup keras. Keributan itu

membuat sekuriti meminta Divi dan pria tua beserta pengawalnya keluar dari dalam rumah sakit. Tapi Divi juga menolak untuk ditarik keluar dari sana, dia malah berusaha bersembunyi di balik punggung sekuriti yang berusaha membuat Divi keluar, sementara pria tua itu sudah melenggang dengan santai ke luar dari gedung.

Karena satu orang tak cukup untuk membuat Divi keluar, alhasil Divi harus diseret dengan dua orang sekuriti.

“Tolong Pak, tolong, jangan bawa saya keluar. Kakek

tua itu akan menculik saya! Saya harus bawa ibu saya pulang, Pak, tolong, tolong-” ucapan Divi berhenti diujung bibirnya begitu sekuriti berhasil membawa

Divi sebagai tontonan semua orang yang dilalui, mata bulatnya melihat bagaimana kakek tua itu tengah berdiri dan menerima sesuatu dari seseorang yang berdiri tinggi di depannya.

“Pak Kael…” Lirih Divi.

“Silahkan selesaikan urusan kalian di luar, mohon

untuk tidak membuat keributan!” kata salah seorang sekuriti yang masih fokus pada Divi, sementara sekuriti yang lain sudah berdiri tegap sambil menoel-noel rekannya dengan gugup.

“Apa sih?”

“Itu…” jawab rekannya dengan lirikan mata.

“Pak Kael!” Rekannya itu terkejut melihat keberadaan

Arkael disana dengan ekspresi yang jengkel.

“Bawa orang-orang ini keluar dari rumah sakitku!”

Titah Arkael kepada dua sekuriti yang sudah melepaskan Divi, setelah menunjuk pria tua dan dua bodyguardnya.

“B-baik, Pak!” Jawab dua sekuriti itu serempak dan

langsung melakukan apa yang diperintahkan Arkael.

Divi hanya melongo saja melihat Arkael dan Bimo yang

berjalan melewatinya begitu saja. Orang-orang masih setia menontoni Divi yang kini terlihat kebingungan di depan pintu lobi. Begitu kesadarannya berkumpul,

Divi langsung menyusul langkah Arkael dan Bimo.

“T-tunggu!” Divi menarik tangan Arkael, begitu mereka

berada di koridor yang tidak terlalu ramai.

Bimo pun langsung sigap melepaskan tangan Divi dari

Arkael sebelum bosnya itu menghentak tangan Divi dengan kasar.

Arkael berhenti, dia menatap Divi dengan tatapan tajam yang menusuk, ditambah dengan ekpresinya yang datar, seharusnya itu cukup membuat siapa pun merasa terintimidasi.

“T-tadi, apa yang Bapak berikan ke orang itu?” tanya

Divi langsung pada intinya, disituasi seperti ini, rasanya berbasa-basi bukan hal yang tepat.

“Cek.” Jawab Arkael.

“Cek apa?”

Alih-alih menjawab, Arkael malah memanggil Bimo. “Bim, jelaskan padanya.” Setelah itu, Arkael meneruskan langkahnya hingga ia memasuki lift dan menghilang dari pandangan Divi.

“Jadi,” Bimo bersuara, “Pak Arkael melihat semua yang

dilakukan pria tua tadi, jadi Pak Kael memutuskan untuk melunasi hutang yang disebabkan Tantemu itu, jadi kamu nggak lagi menjadi jaminan hutang pada

rentenir itu.”

“Apa?” Kedua alis mata Divi memanjat naik, kedua

kelopak matanya pun melebar.

“Tapi tentu saja itu tidak gratis.”

.

.

.

Bersambung

Episodes
1 Secarik Dari Hidup Alula Divi
2 Chap 2. Rencana Arkael
3 Chap 3. Seorang Arkael ditolak
4 Chap 4. Sudah Jatuh, tertimpa tangga, ketiban durian pula!
5 Chap 5. Rolling and Action!
6 Chap 6. Restu Ibu
7 Chap 7. Divi VS Ibu Mertua
8 Chap 8. Istriku
9 Chap 9. Suara Di Dalam Hati
10 Chap 10. Cuma Akting
11 Chap 11. Poin Tambahan
12 Chap 12. Pagi-pagi Ajak Gelud!
13 Chap 13. Beban Perasaan
14 Chap 14. Tangis Dalam Pelukan
15 Chap 15. Genggaman Yang Hangat dan Nyaman
16 Chap 16. Perhatian Semu
17 Chap 17. Penasaran dan Logika
18 Chap 18. Sudah Berdamai?
19 Chap 19. Pelukan Yang Mengobati Luka
20 Chap 20. Astaga! Ini Bahaya!
21 Chap 21. Pelakor Tidak Ada Dalam Agenda Kesepakatan
22 Chap 22. Serba Salah
23 Chap 23. Gara-Gara Sambal Geprek dan Hukuman Tak Terduga!
24 Chap 24. Terbawa Suasana
25 Chap 25. Terpesona
26 Chap 26. Drama Nyonya Paulina
27 Chap 27. Mulai Menyadari Rasa Yang Hadir
28 Chap 28. Ketakutan Divi Yang Tiba-tiba
29 Chap 29. Kejujuran Arkael
30 Chap 30. Pertemuan Rahasia Dengan Tuan Argam
31 Chap 31. Meyakinkan Kakek
32 Chap 32. "Aku Suamimu."
33 Chap 33. "I'll lost without those beautiful eyes."
34 Chap 34. Masa Lalu Divi Yang Kelam
35 Chap 35. "Jangan Tinggalkan Aku."
36 Chap 36. Berita Kecelakaan
37 Chap 37. Pengakuan Hati Divi
38 Chap 38. Tidur Paling Berkualitas
39 Chap 39. Hancur Dalam Empat Detik
40 Chap 40. Terapi Ala Arkael
41 Chap 41. Melanjutkan Terapi (Buat Pasangan Yang Halal Saja Ya! 21+++)
42 Chap 42. Terapi Tingkat Ehem! (Untuk pasangan yang SAH dan HALAL gaes 21+++)
43 Chap 43. Tamu Yang Tak Diharapkan
44 Chap 44. Bersandarlah Padaku.
45 Chap 45. Kedatangan Yang Mengejutkan
46 Chap 46. Sesuatu Yang Disembunyikan
47 Chap 47. Rahasia Yang Terbongkar
48 Chap 48. Penyesalan Yang Tulus
49 Chap 49.
50 Chap 50. Menyerah?
51 Chap 51. Akar Yang Terpendam.
52 Chap 52. Sudah Rindu
53 Chap 53. Dua Butir Debu
54 Chap 54. Tidak Sesuai Harapan
55 Chap. 55 Kali Terakhir
56 Chap 56. "Apakah Aku Bahagia?"
57 Chap 57. Pagi Yang Hangat
58 Chap 58. Apakah Ini Awal Kebahagiaan?
59 Chap 59. Insiden
60 Chap 60. Rencana Rahasia
61 Chap 61. Menyusun Rencana dan Sepenggal Kisah Bimo
62 Chap 62. Kecemasan Seli
63 Chap 63. Gerak Cepat
64 Chap 64. Pembalasan Yang Setimpal
65 Chap 65. Awal Yang Baru Untuk Selamanya
66 Ucapan Terima Kasih Penulis.
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Secarik Dari Hidup Alula Divi
2
Chap 2. Rencana Arkael
3
Chap 3. Seorang Arkael ditolak
4
Chap 4. Sudah Jatuh, tertimpa tangga, ketiban durian pula!
5
Chap 5. Rolling and Action!
6
Chap 6. Restu Ibu
7
Chap 7. Divi VS Ibu Mertua
8
Chap 8. Istriku
9
Chap 9. Suara Di Dalam Hati
10
Chap 10. Cuma Akting
11
Chap 11. Poin Tambahan
12
Chap 12. Pagi-pagi Ajak Gelud!
13
Chap 13. Beban Perasaan
14
Chap 14. Tangis Dalam Pelukan
15
Chap 15. Genggaman Yang Hangat dan Nyaman
16
Chap 16. Perhatian Semu
17
Chap 17. Penasaran dan Logika
18
Chap 18. Sudah Berdamai?
19
Chap 19. Pelukan Yang Mengobati Luka
20
Chap 20. Astaga! Ini Bahaya!
21
Chap 21. Pelakor Tidak Ada Dalam Agenda Kesepakatan
22
Chap 22. Serba Salah
23
Chap 23. Gara-Gara Sambal Geprek dan Hukuman Tak Terduga!
24
Chap 24. Terbawa Suasana
25
Chap 25. Terpesona
26
Chap 26. Drama Nyonya Paulina
27
Chap 27. Mulai Menyadari Rasa Yang Hadir
28
Chap 28. Ketakutan Divi Yang Tiba-tiba
29
Chap 29. Kejujuran Arkael
30
Chap 30. Pertemuan Rahasia Dengan Tuan Argam
31
Chap 31. Meyakinkan Kakek
32
Chap 32. "Aku Suamimu."
33
Chap 33. "I'll lost without those beautiful eyes."
34
Chap 34. Masa Lalu Divi Yang Kelam
35
Chap 35. "Jangan Tinggalkan Aku."
36
Chap 36. Berita Kecelakaan
37
Chap 37. Pengakuan Hati Divi
38
Chap 38. Tidur Paling Berkualitas
39
Chap 39. Hancur Dalam Empat Detik
40
Chap 40. Terapi Ala Arkael
41
Chap 41. Melanjutkan Terapi (Buat Pasangan Yang Halal Saja Ya! 21+++)
42
Chap 42. Terapi Tingkat Ehem! (Untuk pasangan yang SAH dan HALAL gaes 21+++)
43
Chap 43. Tamu Yang Tak Diharapkan
44
Chap 44. Bersandarlah Padaku.
45
Chap 45. Kedatangan Yang Mengejutkan
46
Chap 46. Sesuatu Yang Disembunyikan
47
Chap 47. Rahasia Yang Terbongkar
48
Chap 48. Penyesalan Yang Tulus
49
Chap 49.
50
Chap 50. Menyerah?
51
Chap 51. Akar Yang Terpendam.
52
Chap 52. Sudah Rindu
53
Chap 53. Dua Butir Debu
54
Chap 54. Tidak Sesuai Harapan
55
Chap. 55 Kali Terakhir
56
Chap 56. "Apakah Aku Bahagia?"
57
Chap 57. Pagi Yang Hangat
58
Chap 58. Apakah Ini Awal Kebahagiaan?
59
Chap 59. Insiden
60
Chap 60. Rencana Rahasia
61
Chap 61. Menyusun Rencana dan Sepenggal Kisah Bimo
62
Chap 62. Kecemasan Seli
63
Chap 63. Gerak Cepat
64
Chap 64. Pembalasan Yang Setimpal
65
Chap 65. Awal Yang Baru Untuk Selamanya
66
Ucapan Terima Kasih Penulis.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!