Pertolongan Di Waktu Yang Tepat

Seruni

Dua bulan sudah berlalu dan aku masih belum memiliki pekerjaan. Bagaimana aku bisa bertahan hidup kalau aku tak bisa menghasilkan uang? Uang tabunganku pasti akan habis dipakai untuk biaya sehari-hari tanpa ada pemasukan sama sekali (Aku punya tabungan, Nyonya Anita yang membuatkan untukku. Cek pemberian Nyonya Anita juga sudah aku cairkan dan kupakai untuk biaya hidup sehari-hari selama di kota J).

Tidak, aku tak boleh menyerah. Aku harus semangat mencari kerja. Aku hanya bisa mengandalkan diriku sendiri. Aku tak boleh lemah. Runi kuat!

Setiap pagi aku selalu berkeliling dari satu toko ke toko yang lain. Aku bertanya apakah mereka membuka lowongan pekerjaan untukku? Sayangnya, tak ada yang mau menerima karyawan tuna wicara sepertiku, apalagi aku putus sekolah dan hanya punya ijazah SMP.

Siang ini matahari sangat terik, membuat tenggorokanku kering. Kepalaku juga terasa berdenyut namun aku acuhkan. Aku harus mencari pekerjaan untuk kelangsungan hidupku. Saat kurasa tanah yang kupijak bergoyang, aku putuskan untuk duduk sejenak di depan ruko. Pandanganku semakin gelap lalu aku tak sadarkan diri.

"Mbak sudah sadar?" Seorang perempuan muda yang berusia lebih tua dariku menatapku dengan tatapan cemas.

Aku mencoba duduk tegak. Aku kini berada di sebuah klinik. Ternyata benar, aku pingsan.

"Mbak tadi pingsan di depan tokoku. Mbak, kalau sedang hamil muda sebaiknya di rumah saja. Mbak harus jaga kehamilan. Jangan terlalu capek." Nasehat perempuan muda tersebut.

Apa? Hamil muda? Siapa? Aku?

"Mbak kenapa? Mau minum?" Perempuan muda tersebut memberikan segelas air dan langsung kuteguk banyak-banyak. Apa yang baru saja dia katakan? Aku hamil? Tak mungkin! Tak mungkin aku hamil. Pasti aku salah dengar.

Aku menunjuk diriku lalu tanganku memperagakan perutku yang buncit. Perempuan muda itu mengernyitkan keningnya. "Mbak ... tak bisa bicara?"

Aku mengangguk. Kurogoh saku celanaku dan mengambil kertas dan pulpen yang selalu tersedia. "Aku tuna wicara. Maaf, Mbak tadi bilang apa? Aku hamil?"

Setelah membaca kertas dariku, perempuan muda itu menganggukkan kepalanya. "Iya. Dokter bilang kalau Mbak sedang hamil. Memangnya Mbak tidak tahu kalau Mbak hamil?"

Dokter bilang kalau Mbak sedang hamil

Dokter bilang kalau Mbak sedang hamil

Kata-kata perempuan muda itu seakan terus terngiang di telingaku. Hamil? Aku hamil? Tak mungkin! Bagaimana mungkin aku bisa hamil?

Ingatanku pun kembali pada malam terkutuk itu. Bagaimana Mas Avian sudah mengambil kesucianku. Kalau aku hamil berarti ... Mas Avian adalah ayah dari anakku?

Tidak, aku tak boleh hamil. Tidak.

Bagaimana aku akan menghidupi anak ini? Aku saja tak punya pekerjaan. Pasti semua ini tak benar. Aku akan tanya sendiri pada dokter. Aku tak mungkin hamil!

Tak lama dokter datang untuk memeriksaku. Kutulis pertanyaanku di atas kertas lalu memberikan pada dokter. "Dok, apa benar aku hamil?"

Dokter tersebut mengernyitkan keningnya, sama seperti perempuan tadi. Pasti mereka baru menyadari kalau aku tuna wicara. "I-iya, benar. Mbak sedang hamil. Usia kehamilan Mbak saat ini sekitar 11 minggu."

Hah? 11 minggu? Hampir 3 bulan maksudnya? Kenapa aku tak menyadarinya?

"Usia kehamilan dihitung dari terakhir kali menstruasi ya, Mbak. Tadi katanya Mbak pingsan di depan toko ya? Tolong jangan terlalu kelelahan ya, Mbak. Jaga kesehatan. Makan makanan yang bergizi dan minum vitamin. Saya akan resepkan vitamin untuk Mbak minum." Dokter tersebut pergi meninggalkanku dan perempuan muda tadi.

"Mbak, boleh saya minta nomor telepon suami Mbak? Saya akan minta Mbak dijemput pulang," kata perempuan muda tersebut.

Aku menggelengkan kepalaku lalu menangis. Aku tak punya suami, aku tak punya pekerjaan dan sekarang aku hamil. Bagaimana nasibku kelak huaaaaa ....

"Mbak, tenang dulu." Perempuan muda itu menenangkanku. Ia menanyaiku beberapa hal dan menyimpulkan sendiri keadaanku. "Jadi suami Mbak sudah meninggal ya? Kasihan. Oh iya, kenalkan, namaku Rose. Biar aku yang antar Mbak pulang ya?"

Rose sangat baik padaku. Hari ini dia rela menutup tokonya demi mengurusku. Dia mengantarku pulang dan membelikanku makanan. Melihatku yang terus menangis membuat Rose makin tak tega padaku.

"Runi, bagaimana kalau ... kamu bekerja di rumahku? Kamu bisa mencuci dan menyetrika bajuku dan keluargaku? Kalau kamu mau aku-"

Aku langsung menganggukkan kepalaku dengan cepat. Rose tersenyum melihatku. "Baiklah. Besok kamu datang ke ruko ya. Aku tinggal di atas ruko. Kamu jangan sedih terus. Kasihan anakmu. Kamu harus semangat bekerja agar bisa menghidupi anakmu kelak. Semangat!"

Air mata haru tak kuasa aku tahan. Aku sangat berterima kasih pada Rose. Kalau bukan karena Rose, bagaimana aku bisa menghidupi anakku kelak? Pertolongan Allah memang selalu tepat waktu.

Sebagai anak yang dibuang oleh kedua orang tua, aku tak mau anakku kelak mengalami hal yang sama. Aku mau membesarkan anakku. Anak dari laki-laki yang pernah membuat jantungku berdegup kencang. Laki-laki yang sampai saat ini tak pernah mencariku.

Ya, tak pernah mencariku.

Setelah mendapat tempat tinggal di Jakarta, aku mengirimkan surat pada Avian. Kuberitahu dimana alamat tempat tinggalku yang baru. Sampai sekarang, jangankan Avian datang mengunjungiku, surat balasan darinya pun tak pernah aku terima. Kalau Avian tahu aku sedang mengandung anaknya, bagaimana perasaannya? Apakah bahagia? Apakah ia akan menikahiku?

Tidak, aku tak boleh berharap lagi. Harapan hanya membuatku lemah. Harapan hanya membuatku terus bermimpi. Aku tak boleh lemah. Aku harus kuat demi anak yang ada dalam kandunganku.

****

"Runi, kalau sudah selesai mencuci baju, kamu boleh pergi ke tempat lain. Nanti aku yang angkat kalau hujan." Betapa baiknya Rose padaku. Di sela kesibukannya mengurus toko, ia masih mau membantuku.

Bekerja di rumah Rose membuka pintu rejeki lain untukku. Tetangga Rose juga ingin menggunakan jasa cuci setrika denganku. Akhirnya aku punya pekerjaan juga. Aku butuh uang untuk biaya melahirkan dan membesarkan anakku. Selama aku kuat, aku akan kerjakan.

Beruntung meski hamil, anak dalam kandunganku tak rewel, seakan mengerti kalau Mama-nya harus bekerja keras. Aku bisa bekerja mengumpulkan pundi-pundi uang tanpa pernah merasa ngidam.

"Runi, kita jajan yuk!" Rose yang kini sudah seperti temanku, suka mengajakku jajan makanan. Tentu saja ia yang membayari jajananku.

Kami memesan dua es dawet dan menikmati es segar di bawah pohon. "Runi, masih belum ada kabar dari ayah anakmu?"

Aku menggelengkan kepalaku dengan lemah. Belum ada kabar sama sekali. Apa mungkin Mas Avian tak diijinkan pergi? Ataukah Mas Avian masih menjadi pengecut dan terus menuruti setiap keinginan orang tuanya?

"Dia ... tahu kalau kamu hamil?" tanya Rose lagi.

Aku kembali menggelengkan kepalaku. Tak ada gunanya memberitahu Mas Avian. Siapa aku? Aku tak pernah ia cintai. Kalau ia mencintaiku, malam itu ia tak akan menjahatiku. Ia akan memperjuangkanku di depan orang tuanya. Mencariku saja tidak, jangan harap dia mencintaiku deh.

"Kamu ... akan tetap merahasiakan darinya sampai kapan? Bukankah dia berhak tahu?" tanya Rose lagi.

Aku tersenyum kecil mendengar ucapan Rose. Berhak tahu? Andai Rose tahu kalau anak ini adalah hasil perkosaan, apa ia masih menyuruhku memberitahu ayahnya?

***

Terpopuler

Comments

༄༅⃟𝐐 🇩𝗲𝘄𝗶ᵇᵘⁿᵍᵃ㊍㊍ꪶꫝ🌀🖌

༄༅⃟𝐐 🇩𝗲𝘄𝗶ᵇᵘⁿᵍᵃ㊍㊍ꪶꫝ🌀🖌

nah nambah lagi lagi penderitaan Runi

2024-05-01

1

🍌ᴿᵈ🌜︎Uʅαɳ RҽɱႦυʅαɳ👏

🍌ᴿᵈ🌜︎Uʅαɳ RҽɱႦυʅαɳ👏

pasti suratnya tak sampai pada avian deh /Smug/

2024-04-30

0

🍌ᴿᵈ🌜︎Uʅαɳ RҽɱႦυʅαɳ👏

🍌ᴿᵈ🌜︎Uʅαɳ RҽɱႦυʅαɳ👏

alhamdulillah ada orang baik /Sob/

2024-04-30

0

lihat semua
Episodes
1 Halaman Pertama
2 Seruni
3 Nyonya Anita
4 Mas Avian
5 Sisi Lain Mas Avian
6 Krisan Merah Muda
7 Runi! Runi!
8 Kesedihan Runi
9 Aulia
10 Membangkang
11 Subuh Menjadi Saksi
12 Shock
13 Berpikir Logis
14 Kota J
15 Pertolongan Di Waktu Yang Tepat
16 Jangan Nangis, Runi!
17 Berjuang Sendiri
18 Bergerak Cepat
19 Manusia Seribu Topeng
20 Krisan Yang Layu
21 Halaman Kedua
22 Balasan Bullying Mama Rose
23 Bidadari Di Depan Mata
24 Tanpa Pamrih
25 Balas Budi
26 PT Global Mart
27 Gadis Pedas Vs Pemuda Sok Tahu
28 Dua Jomblo Abadi
29 Permintaan Daddy Dio
30 Perjodohan
31 Wedding Day
32 Harum Parfum Yang Sama
33 Wajahmu Sangat Cantik
34 Seminggu Menikah
35 Terkesan Acuh Padahal Peduli
36 Tamu Istimewa
37 Bucket Bunga Krisan
38 Kamu Tak Bisa Berbohong Padaku
39 Laki-laki Licik
40 Bad Mood
41 Kembali Pulang
42 Paint Ball
43 Kamu Kenapa?
44 Semakin Cantik Saja
45 Petasan Korek
46 Mencintaimu Dengan Dalam
47 Beri Aku Kesempatan
48 Independent Women Jutek
49 Not Too Bad
50 Berusaha Mengingat
51 Plester Luka Paling Sakti
52 Kelapa Muda
53 Memiliki Poros
54 Tak Sepenuhnya Jujur
55 Good Morning, Cintaku!
56 Dia Siapa?
57 Masih Normal
58 Tawaran Yang Menggiurkan
59 Kamu Lucu
60 Mendidik Istri
61 Tebus Kesalahanmu!
62 Mulailah Dengan Kejujuran
63 Salah Berlabuh
64 Bidadari Suka Tawuran
65 Putar Balik
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Halaman Pertama
2
Seruni
3
Nyonya Anita
4
Mas Avian
5
Sisi Lain Mas Avian
6
Krisan Merah Muda
7
Runi! Runi!
8
Kesedihan Runi
9
Aulia
10
Membangkang
11
Subuh Menjadi Saksi
12
Shock
13
Berpikir Logis
14
Kota J
15
Pertolongan Di Waktu Yang Tepat
16
Jangan Nangis, Runi!
17
Berjuang Sendiri
18
Bergerak Cepat
19
Manusia Seribu Topeng
20
Krisan Yang Layu
21
Halaman Kedua
22
Balasan Bullying Mama Rose
23
Bidadari Di Depan Mata
24
Tanpa Pamrih
25
Balas Budi
26
PT Global Mart
27
Gadis Pedas Vs Pemuda Sok Tahu
28
Dua Jomblo Abadi
29
Permintaan Daddy Dio
30
Perjodohan
31
Wedding Day
32
Harum Parfum Yang Sama
33
Wajahmu Sangat Cantik
34
Seminggu Menikah
35
Terkesan Acuh Padahal Peduli
36
Tamu Istimewa
37
Bucket Bunga Krisan
38
Kamu Tak Bisa Berbohong Padaku
39
Laki-laki Licik
40
Bad Mood
41
Kembali Pulang
42
Paint Ball
43
Kamu Kenapa?
44
Semakin Cantik Saja
45
Petasan Korek
46
Mencintaimu Dengan Dalam
47
Beri Aku Kesempatan
48
Independent Women Jutek
49
Not Too Bad
50
Berusaha Mengingat
51
Plester Luka Paling Sakti
52
Kelapa Muda
53
Memiliki Poros
54
Tak Sepenuhnya Jujur
55
Good Morning, Cintaku!
56
Dia Siapa?
57
Masih Normal
58
Tawaran Yang Menggiurkan
59
Kamu Lucu
60
Mendidik Istri
61
Tebus Kesalahanmu!
62
Mulailah Dengan Kejujuran
63
Salah Berlabuh
64
Bidadari Suka Tawuran
65
Putar Balik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!