Kalau memang aku harus kehilangan mahkotaku malam ini, demi menjauhkan Finly dari Jero, aku akan melakukannya dengan rela. Batin Giani.
Tangan Arnold perlahan menurunkan penutup gunung kembar Giani. Gadis itu memejamkan matanya saat dirasanya tangan Jero membelai lembut di sana, sementara bibirnya sudah mencium bahu Giani.
Tak lama kemudian, Giani merasakan kalau tubuhnya melayang. Ternyata Jero sudah menggendongnya dan membawa Giani menuju ke atas tempat tidur. Perlahan Jero meletakan tubuh Giani, lalu ia membuka kaosnya dan melemparnya asal. Membuka celana pendeknya dan juga melemparnya asal. Terlihat sekali kalau Jero tak sabar.
Giani memberanikan diri menetap Jero. Melihat tubuh atletis cowok itu yang nampak gagah bak seorang model cowok.
Perlahan Jero merangkak naik dan memposisikan dirinya di atas Giani. Ia menunduk dan mulai mencium Giani dengan lembut. Ciuman itu kemudian berubah menjadi panas dan menuntut. Giani hampir saja kehabisan oksigen. Jero melepaskan ciumannya lalu mulai mencium pipi Giani, dan turun ke lehernya sementara tangannya bergerak turun, kembali bagian sensitif Giani.
Sayup-sayup Giani mendengar suara tangisan Alexa.
Tok....Tok......Tok....
"Giani..., Giani....!" terdengar suara Geraldo.
Giani dengan cepat mendorong tubuh Jero. Ia mengenakan kembali bajunya dan meminta Jero untuk mengenakan lagi celananya.
"Iya, kak." Giani membuka pintu setelah Jero memakai celananya dan ia memakai kimono gaun tidurnya.
"Tolong, liatin Alexa, dia tiba-tiba saja menangis dan kakak tak bisa membujuknya. Maaf ya jika kakak menganggu istirahat kalian." Kata Geraldo dengan wajah sedikit malu. Giani segera berlari ke kamar Alexa. Di lihatnya Alexa sedang menangis sementara Finly sedang membujuknya.
"Bibi....!" Alexa langsung mengulurkan tangannya meminta Giani untuk memeluknya.
"Sayang, ponakan bibi yang cantik. Ada apa?" Giani langsung menggendong Alexa sambil mencium pipi montok Alexa.
"Eca takut, bi. Ada cicak."
Alexa memang sangat takut dengan binatang yang satu itu. Ia akan lari terbirit-birit jika melihat cicak. Itu karena seekor cicak pernah jatuh di atas tubuh Alexa setahun yang lalu dan menimbulkan trauma padanya.
"Cicak? Kok bisa?" Giani menatap Finly. Ia yakin kalau kakak iparnya itu melakukan sesuatu.
"Cicak nya jatuh di kaki Eca."
"Ya, sudah. Sekarang Eca bobo lagi ya?" bujuk Giani.
"Eca maunya bobo sama bibi."
"Eca bobo sama papa aja ya?" Geraldo membujuk anaknya.
"Nggak mau. Maunya sama bibi. Di kamal bibi." Alexa berkata agak keras.
"Iya. Ayo kita ke kamar bibi." Kata Giani sambil menatap kakaknya. "Malam ini saja, kak."
Finly tersenyum senang. Rencananya berhasil. Tadi ia melihat bagaimana tatapan mata Jero yang berkabut penuh gairah saat menyusul Giani. Tatapan itu selalu dilihat Finly saat Jero bersamanya. Dan ia tak mau kalau Giani sampai menaklukan Jero. Beruntungnya tadi ia mendapatkan seekor cicak dan langsung dibawahnya ke kamar Alexa.
***********
Giani masuk ke kamarnya. Di lihatnya Jero sedang duduk di atas sofa. Masih bertelanjang dada sambil memainkan ponselnya.
"Kak, Alexa mau tidur dengan kita malam ini." Kata Giani, tak perduli dengan tatapan mata protes Jero.
"Uncle Jelo, ayo bobo. Nanti digigit cicak." Kata Alexa dengan tatapan polosnya.
"Nanti saja, Eca. Paman belum mengantuk."
"Bobo di sini.Bersama Eca dan bibi." Wajah Alexa sedikit cemberut. Bahkan matanya mulai berair. Jero sungguh tak tahan melihat tatapan mata itu. Ia pun meletakan ponselnya, lalu mengambil kaosnya dan mengenakan kembali. Saat ia akan naik ke atas tempat tidur, Alexa kembali berbicara.
"Uncle Jelo bobonya di sebelah bibi. Supaya kalau ada cicak yang masuk, Cicaknya menyelang uncle duluan."
Jero pun berputar ke sisi sebelah kanan. Ia membaringkan tubuhnya di dekat Giani. Giani membelakangi Jero dan mulai menepuk-nepuk pantat Alexa agar ponakannya itu cepat tertidur.
1 jam berlalu.......
Jero sungguh tak bisa memejamkan matanya. Badannya masih terasa lelah namun pikirannya justru sedang diarahkan pada Giani yang berbaring memunggunginya. Jero dapat mencium harum rambut gadis itu yang membuat kepalanya menjadi cenat cenyut.
Seharusnya tadi mereka sudah bercinta. Seharusnya tadi ia sudah bisa menuntaskan hasratnya yang sudah lama terbendung karena tak pernah lagi menyentuh wanita.
Perlahan tangan Jero terulur dan memegang pundak Giani. Ia mengelusnya perlahan. Giani langsung membalikan tubuhnya dengan kaget. Sepertinya gadis itu pun belum tertidur dengan pulas.
"Ada apa, kak?" Tanya Giani sedikit berbisik sambil mengerutkan dahinya.
Jero tak menjawab. Ia langsung memegang dagu Giani dan mencium perempuan itu dengan begitu rakusnya. Giani sangat terkejut. Ia berusaha menolak namun tak bisa banyak bergerak karena takut Alexa akan terbangun.
Tangan Jero kembali bergerak nakal. Membelai paha Giani dan semakin berani naik ke atas.
"Kak..., Alexa bisa bangun!" Giani akhirnya bisa melepaskan ciuman Jero dan memprotes tindakan cowok itu.
"Kepalaku sakit, kau harus bertanggungjawab dengan apa yang kau lakukan di meja makan tadi."
Giani tersenyum."Jadi kakak menginginkanku?"
"Ya." Jawab Jero dengan frustasi.
"Sayangnya aku nggak bisa, kak."
"Puaskan aku dengan cara yang lain."
"Cara yang lain gimana?" Giani bingung.
"Dengan tanganmu."
"A....pa?" Giani terkejut.
"Aku akan keluar dan mencari perempuan lain untuk memuaskan diriku." Jero akan bangun namun Giani menahan tangannya.
"Di sofa, kak."
***********
Kali ini Jero sudah tertidur pulas di samping Alexa. Cowok itu tak pernah mengira kalau hanya dengan tangan mungil Giani, ia bisa mendapatkan pelepasannya. Namun berbeda dengan Giani. Gadis itu yang berpura-pura tersenyum sedang menahan rasa jijiknya. Makanya setelah Jero tertidur, Giani langsung ke kamar mandi. Ia membasuh tangannya dengan sabun, menggosoknya dengan sangat kuat bahkan tangannya sampai memerah.
Setelah tangannya selesai ia cuci selama berulang-ulang, ia pun mengambil ponselnya dan mengirim.pesan pada Joana. Giani menceritakan apa yang ia lakukan pada Jeronimo.
Joana pun membalasnya :
Bagus sayang.....
Biar Jero tahu betapa istimewanya kamu
hanya dengan tangan saja kau bisa membuatnya
puas. Apalagi jika ia memasukimu? Buang rasa jijikmu itu. Kau harus belajar menikmatinya. Nggak ada yang perlu kau takutkan. Ok? Buat si bule bertekuk lutut hanya padamu.
Giani menarik napas panjang. Joana selalu berhasil menenangkan dia. Ia menyimpan ponselnya lalu naik le atas tempat tidur. Alexa dibiarkan ada ditengah sehingga akan membuat jarak di antara mereka.
**********
Giani dan Jero akhirnya tiba di rumah baru mereka. Mama Sinta sudah menyiapkan rumahnya dengan sangat luar biasa. Ia sengaja belum mendatangkan asisten rumah tangga di rumah itu karena ingin memberikan Giani dan Jero lebih banyak waktu berdua. Asisten rumah tangga akan datang 3 hari sekali untuk membersihkan rumah dan mencuci pakaian.
Setelah mengatur pakaian Jero di dalam lemari, Giani pun menarik kopernya ke luar kamar.
"Kamu mau kemana?" Tanya Jero heran.
"Ke kamarku."
"Ke kamarmu?"
"Ya. Aku akan tidur di salah satu kamar tamu yang ada di lantai satu. Sebaiknya kita pisah kamar, kak. Soalnya aku lihat kalau satu kamar, kakak kadang tak bisa menahan diri untuk tak melihat ke arah tubuhku."
"Apa?"
"Kakak mau mungkir?" Tanya Giani menantang.
"Aku ke kamar mandi dulu!"Kata Jero berusaha menyembunyikan rasa kesalnya. Ia sungguh malu karena Giani tahu bahwa ia sangat menginginkan gadis yang dikatakannya tak masuk kategorinya itu.
Setelah Giani membereskan kamarnya, ia pun ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Kulkas sudah penuh dengan berbagai macam bahan untuk memasak. Pasti mama Sinta yang menyiapkannya.
Selama 1 jam lebih, Giani bekerja menyiapkan makan malam. Saat ia baru selesai mengatur makanan di atas meja, ia melihat Jero yang menuruni tangga dengan baju yang rapih. Celana jeans dan kemeja warna hitam.
Jero sedikit terkejut melihat baju yang Giani pakai. Celana pendek dan blus putih yang hampir menutupi celananya. Giani justru terlihat begitu menggoda dengan wajah yang sedikit berkeringat. Jero buru-buru memalingkan wajahnya agar tak ketahuan mengangumi Giani.
"Mau pergi, kak?" Tanya Giani.
"Ya. Aku ada janji dengan Frangky dan Beril."
"Nggak makan dulu, kak? Aku sudah selesai masak."
"Aku justru janjian untuk makan malam bersama mereka. Aku pergi dulu ya?" Jero melangkah, namun baru beberapa langkah ia berbalik. "Mulai besok, kamu tak usah lagi menyiapkan makan pagi, siang atau makan malam untukku. Kita akan mengurus diri kita masing-masing mulai sekarang. Dan kamu tenang saja, aku akan menahan diri untuk tidak menyentuh Finly. Aku akan cari perempuan lain untuk bersenang-senang."
"Tunggu, kak!"
Jero menoleh lagi. "Aku akan tetap menyiapkan makan pagi, makan siang dan makan malam untukmu. Selama setahun pernikahan kita, aku akan menyiapkan semua kebutuhanmu. Jangan lupa salam untuk kak Beryl ya?" Ujar Giani sambil tersenyum. Sama sekali tak terlihat kalau dia terluka.
Jero langsung melangkah pergi. Ia sebenarnya kesal karena Giani memilih untuk tidur di kamar yang lain. Bukankah semalam Giani sangat memuaskannya? Makanya ia ingin membalas semua perlakuan Giani padanya. Sebenarnya Jero hampir tergoda untuk menikmati makanan yang disiapkan Giani karena aromanya sangat menggoda. Namun cowok itu mengeraskan hatinya.
Setelah Jero pergi dengan mobilnya, Giani langsung menelepon bi Lumi.
"Hallo, bi. Apakah kak Finly ada di rumah?"
"Nyonya baru saja keluar. Katanya mau makan malam dengan teman-temannya."
"Dan kakakku?"
"Tuan sedang menjamu rekan bisnisnya yang baru tiba dari Cina."
"Alexa kesepian dong."
"Nona Alexa sedang main dengan pengasuhnya."
"Makasi, bi. Tolong jaga Alexa." Giani mengahiri sambungan teleponnya. Ia kemudian melangkah ke meja makan. Ia menikmati makanannya. Ia tak merasa sakit hati saat Jero tak mau makan. Selesai makan, ia membungkus makanan itu si kotak makanan yang ada. Giani kemudian menghubungi petugas keamanan perumahan. Meminta mereka untuk menjemput makanan yang sudah disiapkannya. Petugas keamanan itu merasa bersyukur. Karena penghuni baru perumahan elit ini ternyata sangat baik hati.
Setelah menutup pagar dan pintu depan, Giani membuka aplikasi di ponselnya. Aplikasi yang menghubungkan gps yang disembunyikannya di mobil Finly dan juga mobil Jero. Jantung Giani berdetak sangat cepat saat ia melihat kalau gps yang ada di mobil Finly dan Jero berada di tempat yang sama. Di apartemennya Jero.
Giani terkejut. What can i do? I need you Joana!
JOANA HILTON
Apa yang harus Giani lakukan? Muat di kolom komentar ya? Siapa tahu ada yang cocok dengan alurku....
Like, komen dan vote ya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Nay Nay
duh... joana aku padamu
2023-05-15
0
Windi
Joana adalah shbt yg sgt sempurna.....
2023-05-06
0
The Lovely
Ayo Giani layani suami lo si Jero. Dasar tuh bocil ganggu pasutri Bru aja
2023-04-28
0