Hari ini Finly benar-benar kesal. Sejak pagi ia sudah menerima pesan dari Jeronimo kalau pria itu akan pergi ke Singapura dan setelah itu lanjut ke London karena ada urusan yang harus diselesaikannya sendiri. Finly masih kesal karena kemarin gagal berdua bersama Jero sehingga ia akhirnya menggoda Geraldo untuk menuntaskan hasratnya yang tidak lagi bisa diredamnya. Tentu saja Geraldo menyambutnya dengan senang karena ia begitu merindukan kehangatan diatas ranjang yang jarang sekali ia dapatkan karena perselingkuhan istrinya itu.
Giani yang sedang menyuapi Alexa saat makan pagi tak bisa menahan senyumnya melihat wajah bahagia kakaknya, berbanding terbalik dengan wajah kesal Finly saat perempuan itu selesai membaca pesan dari ponselnya. Tentu saja Giani sudah mendapatka pesan yang sama. Bukan dari Jero, tapi dari calon papa mertuanya yang ternyat meminta pada Beryl secara diam-diam untuk membuat Jero sibuk menjelang pernikahannya sehingga ia tak bisa bersama Finly.
"Bibi, Eca sudah kenyang..." Alexa menolak suapan terakhir dari Giani.
"Nah, kalau begitu, Eca main dengan tante Nilam ya." Kata Giani sambil menatap pengasuh Alexa yang bernama Nilam. Ia adalah perempuan berusia 40 tahun yang sudah menjadi pengasuh Alexa semenjak Alexa berusia 3 bulan.
Setelah Alexa di bawa pengasuhnya bermain di halaman belakang, Giani ikut bergabung bersama Geraldo dan Finly di meja.
"Kakak khawatir jika kamu menikah dan tinggal dengan suamimu, Alexa akan merasa kehilangan. Dia sudah terbiasa tidur denganmu." Kata Aldo dengan wajah sedikit khawatir.
"Supaya Alexa tidak merasa kehilangan, mereka tinggal saja di sini. Kalau aku sih nggak keberatan." Kata Finly. Ia mendapat ide cemerlang di otaknya untuk membuat pernikahan Giani bagaikan di neraka. Jika Jero tinggal di rumah ini, itu berarti apartemen Jero masih menjadi tempat yang hangat untuk mereka berdua. Finly juga tak perlu merindukan lelaki itu sepanjang waktu karena akan puas melihatnya ada di rumah ini.
Geraldo terkejut mendengar perkataan istrinya. Jujur saja ia tak akan pernah membiarkan selingkuhan istrinya itu berada di rumahnya. Namun ia juga mengingat kondisi Alexa. Gadis itu selama ini tak pernah jauh dari Alexa.
"Mungkin itu ide yang bagus, kak. Aku juga sebenarnya nggak siap untuk meninggalkan rumah ini." Kata Giani. Ia pura-pura memasang wajah sedih.
Pada hal ia sudah tahu apa maksud perkataan Finly dengan meminta Giani untuk tetap tinggal di rumah ini.
Geraldo tak menanggapi. Ia masih bingung harus menjawab apa.
Finly berdiri. "Sayang, aku mau mandi dulu ya?" Kata Finly. Ia lalu berbisik di telinga Geraldo," Mas, aku tunggu di kamar ya? Aku masih mau." Katanya sedikit menggoda. Ia ingin Geraldo segera menyusulnya sehingga akan membujuk Geraldo untuk menyetujui usulannya.
Giani melihat kakak iparnya yang menaiki tangga.
"Kak, biarkan saja aku tinggal di sini setelah menikah. Bukankah akan lebih mudah mengawasi mereka? Aku tahu kakak sakit melihat kak Jero ada di sini, namun kakak harus kuat agar kak Finly bisa lepas dari kak Jero."
"Aku akan berusaha." Kata Geraldo lalu melangkah mengikuti Finly ke kamar.
1 jam kemudian....
Pergulatan panas pasangan suami istri itu akhirnya selesai. Geraldo menggulingkan tubuhnya dan tidur di samping istrinya dengan napas yang masih belum teratur.
"Mas, bagaimana usulanku tadi agar Giani tetap tinggal di sini jika sudah menikah? Aku sayang nanti Alexa menangis terus mencari bibinya." Kata Finly sambil memeluk suaminya.
"Seharusnya kamu itu yang memberi waktu untuk menjaga Alexa. Supaya Alexa nggak terlalu berat ke bibinya."
"Aku kan kerja juga. Mengurus salon dan tempat spa ku. Lagian kamu sendiri tahu kalau aku nggak terlalu suka dengan anak kecil."
Geraldo menarik napas panjang. Ia bagun lalu mengenakan kembi celana pendeknya. "Aku terserah sama Giani saja. Kalau dia mau tinggal di sini aku setuju, tapi kalau dia mau ikut suaminya, aku juga tak sapat menahannya." Lalu ia segera melangkah ke kamar mandi dan bersiap hendak ke kantor.
Finly tersenyum senang. Ia ingin rencananya berhasil untuk tetap bersama Jero.
**********
2 minggu pun berlalu.....
Finly tersenyum puas melihat Jeronimo yang tertidur di sampingnya. Akhirnya setelah sedikit memaksa, Finly mampu membuat Jeronimo yang baru turun dari pesawat langsung datang ke apartemennya. Keduanya pun menghabiskan waktu dari siang sampai malam saling melepas rindu tanpa gangguan dari Giani. Karena setahu Giani, Jero akan datang besok bukannya hari ini.
Perlahan mata Jero terbuka. "Kau sudah bangun?"
"Iya. Ini sudah hampir jam 9 malam. Aku harus pulang." Kata Finly lalu mengecup bibir Jero. Ia bangun dan segera ke kamar mandi. Ia ingin mencuci sisa percintaannya dengan Jero yang memakan waktu selama 5 jam hari ini.
Saat ia keluar dari kamar mandi, Jero sudah bangun dan mengenakan pakaiannya lagi. Cowok itu menghidupkan lagi ponselnya.
"Mama kayaknya sudah tahu kalau aku sudah pulang. Ini mama meminta aku untuk makan malam di rumah besok." Kata Jero saat Finly bertanya dia membaca apa.
"Kau pulanglah ke rumah mama."
"Sayang, jika aku sudah menikah maka kita berhenti dulu saling ketemu."
"Apa? Aku tidak mau."
"Aku hanya akan menikah dengan Giani selama 1 tahun. Setelah itu akan akan menceraikannya. Jika kita masih berhubungan, nanti Giani akan tahu dan itu bisa jadi alasan baginya untuk menentang perceraian ini."
Finly mendekat. Ia duduk dipangkuan Jero sambil melingkarkan tangannya di leher Jero.
"Aku nggak bisa, sayang. Aku pasti akan merindukanmu. Lalu kamu mau menyalurlan hasratmu kepada siapa? Jangan katakan kalau kamu akan menyentuh Giani." Wajah Finly terlihat sangat cemberut.
"Ih...mana mau aku sama perempuan itu?"
"Awas ya kalau kamu sampai menyentuhnya. Dan aku tetap akan selalu mencari cara agar bisa bersamamu. Aku nggak mau pisah." Kata Finly. Ia berdiri setelah terlebih dulu menciumi Jeronimo dengan sangat rakus. "Bibir ini punyaku, dan semua yang ada di sini adalah kepunyaanku. Aku tak rela kau membaginya dengan orang lain." Finly berdiri lalu menyambar tasnya dan langsung pergi meninggalkan Jeronimo. Namun baru beberapa langkah, ia berbalik. "Selesai menikah, kita akan tinggal di rumah yang sama."
"Apa? Aku tak mau."
"Lalu kamu mau mengajak Giani tinggal di sini? Nggak. Aku mau kalian tinggal di rumah bersama kami supaya apartemen ini akan menjadi tempat kita bertemu." Kata Finly tegas dan langsung meninggalkan Jero yang nampak frustasi. Tinggal di rumah yang sama dengan Finly? Bukankah itu sangat berbahaya? Bagaimana jika ia tak sanggup menolak pesona Finly dan bercinta dengan perempuan itu? Bagaimana jika Giani tahu dan memperpanjang masa pernikahan mereka?
Tak lama kemudian, bel pintu apartemennya berbunyi. Ternyata yang datang adalah Beryl sepupunya. Jero memang meminta Beryl untuk tetap ada di Jakarta sampai hari pernikahannya.
"Aku tadi melihat Finly di basement. Kau bertemu dengan dia lagi?"
Jero tersenyum. "Aku tak sanggup menolak pesona Finly."
"Tapi kau akan menikah, Jer. Apa kau tidak memikirkan perasaan calon istrimu?" Tanya Beryl sambil menuangkan vodka ke dalam gelas dan memberikannya pada Jero.
"Aku nggak akan pernah memperhitungkan perasaannya kecuali Finly. Lagi pula aku menikah karena papa dan mama. Aku akan mencari cara agar bisa menceraikannya lagi."
"Kamu gila ya? Pernikahan dijadikan permainan. Jadi kamu serius mengijinkan aku menggoda Giani?"
"Silahkan. Lebih cepat lebih baik. Supaya aku punya alasan untuk menceraikannya."
"Deal ya? Aku sungguh tertarik dengan gadis unik itu"
"Deal!"
*******
Giani berdiri di depan kaca.Memandang dirinya yang sudah memakai gaun pengantin. Ia terlihat begitu sempurna dengan make up natural yang membuat wajahnya kelihatan berbeda.
Pesan-pesan Joana diingatnya sangat jelas. Dia akan membuat Jeronimo mengingkannya malam ini.
Kita lihat saja Jero, siapa yang akan kau inginkan. Aku atau kak Finly.
Tak lama memudian Geraldo sudah menjemput adiknya untuk menuju ke gereja.
Jeronimo yang berdiri di depan altar sangat terkejut melihat betapa cantiknya Giani dalam balutan gaun pengantinnya. Sedangkan Beryl yang berdiri di samping Jero sebagai pendamping pengantin, langsung tersenyum manis.
Aku akan menaklukanmu, gadis unik ujar Beryl dalam hati.
Jere pun tersenyum. Hatinya berbisik. Selamat datang dipernikahan yang penuh api neraka, sayang.
Sementara Giani tersenyum penuh misteri..Ia sudah tak tahan menunggu malam pengantinnya untuk bisa menjalankan rencananya pada Jero.
BAGAIMANA GIANI MENGERJAI JERO DI MALAM PENGANTIN MEREKA?
Sanpai jumpa di episode berikutnya.
Jangan lupa like, komen, vote
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Devys
mohon maaf cerita lebih rinci donk yg di kamar 🤣🤣
2023-10-08
1
Erlinda
hahahaha .Jero kau nanti yg akan terbakar.
2023-09-07
0
anisa f
ya ampun jgn mau do
usah lepasin aja cewek kek gt
2023-06-12
0