Saat keduanya tiba di teras depan, tampak Jeronimo sudah menunggu di dalam mobilnya. Cowok itu keluar dan membukakan pintu depan dan juga pintu belakang. Giani langsung duduk di depan sementara Finly duduk di belakang dengan wajah kesal. Tadinya ia berharap kalau Giani akan mengalah dan duduk di belakang.
Di dalam mobil, suasana terlihat kaku. Finly sibuk dengan ponselnya, Jero konsentrasi dengan jalan yang ada di depan, dan Giani duduk dengan sangat tegang. Ia berusaha menenangkan hatinya agar bisa berbicara dengan Jero. Namun baru saja ia akan berbicara, ponsel Jero berbunyi.
Jero mengambil ponselnya dari dalam saku kemejanya.
Pingin peluk kamu dari belakang,
kangen aja lihat pundak kekarmu
Jero menarik napas panjang. Ia menyimpan kembali ponselnya.
Terdengar bunyi ponsel itu lagi.
Aku baru saja membeli gaun malam
yang sangat seksi, tak sabar menggodamu
dengan gaun itu.
Jero menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Giani kini tahu siapa yang mengirimkan sms pada Jeronimo.
"Kak Finly, boleh pinjam handphonenya? Punyaku ketinggalan. Ada sesuatu yang harus kusampaikan pada bi Lumi."
Finly jadi kesal. Namun ia harus menenangkan dirinya. "Ini, sayang..." katanya selembut mungkin.
Giani menerima ponsel itu dan segera menghubungi nomor rumah kakaknya.
"Hallo..." terdengar suara bi Lumi. Ia adalah pembantu yang sudah bekerja di keluarga Giani semenjak Giani berusia 10 tahun. Dia juga yang membantu Giani berdandan. Dulu, sebelum merantau ke Jakarta, bi Lumi adalah perias pengantin di kampungnya.
"Bi, ini aku, Giani. Aku sudah membuat makan malamnya Alexa. Kalau mau dipanaskan, jangan di api yang besar ya, nanti gizinya hilang dan akan mudah gosong."
"Iya, non. Tadi kan non sudah bilang ke bibi."
"Kalau Alexa bangun jangan dulu diberi susu walaupun dia merengek memintanya. Nanti makan malamnya sedikit. Ajak aja dia bermain."
"Iya. Bibi sudah tahu, kok non mengulanginya lagi seolah-olah bibi belum tahu."
Giani menahan senyum. Sebenarnya ia sengaja supaya Finly tak menganggu Jero yang sedang menyetir.
"Oh ya, bi, jendela di kamarku lupa aku tutup tadi. Ini kan sudah sore. Tolong ditutup ya..."
"Tadi bibi dari halaman. Bibi lihat kalau jendela kamar non Giani sudah tertutup."
"Makasi ya bi, nanti kalau ada apa-apa telepon saja di nomornya kak Finly. Bye..." Giani menoleh ke belakang," Kak, aku masih boleh pakai handphonenya untuk menelepon kak Aldo?"
"Ya. Silahkan!" Finly menjawab dengan senyum walaupun sebenarnya ia dongkol setengah mati. Niatnya untuk menggoda Jero di sepanjang perjalanan mereka jadi terganggu. Butik nyonya Pegi tak lama lagi akan kelihatan karena butik itu memang letaknya tak jauh dari rumah mereka.
Giani mengetik nomor kakaknya. Yang muncul nama Geraldo. Tak ada nama khusus untuk kakaknya. Giani yakin kalau untuk nomornya Jero pasti ada tulisan my honey, my love atau apalah yang berhubungan dengan itu.
"Hallo, sayang..." terdengar suara Geraldo dari seberang.
"Kak, ini aku, Giani. Aku sedang keluar bersama Kak Jero dan juga kak Finly."
"Ngapain juga Finly ikut dengan kalian?"
"Aku kan belum punya pengalaman memilih gaun pengantin. Jadi kak Finly menemani."
"Baiklah. Gia, masih ada kesempatan bagimu untuk mundur. Jero bukanlah lelaki yang tepat untukmu. Kakak tak mau kamu terluka."
"Kakak jangan lupa belikan mainan yang Alexa minta tadi pagi."
"Kamu kenapa sih? Kakak ngomong lain kamu balasnya lain."
"Kak, sudah dulu ya. Kami hampir sampai." Giani memutuskan sambungan telepon. Ia lalu menyerahkan ponsel Finly. "Ini, kak. Makasi."
Katanya. Bersamaan dengan itu mobil Jero memasuki halaman butik yang memang khusus pembuat gaun pengantin yang sangat terkenal di kota ini.
Jeronimo langsung turun dan membukakan pintu bagi Gaini, sementara Finly sudah turun lebih dulu. Ketiganya memasuki butik itu dan sudah ditunggu oleh sang pemilik butik.
"Hallo nyonya Pegi!" Sapa Finly dan langsung disambut dengan pelukan wanita yang bertubuh sintal itu.
"Kau semakin cantik saja walaupun sudah punya anak." Kata Pegi sambil mencubit pipi mulus Finly.
"Harus dong memelihara kecantikan dan kebugaran tubuh supaya suami nggak selingkuh." Kata Finly sambil melirik sekilas ke arah Jero. Pria itu tersenyum nakal dan membuat Finly ingin memeluk dan mencium bibir kenyalnya itu.
"Benar. Geraldo kan pria tampan yang banyak disukai oleh para wanita. Kamu harus menjaganya dengan baik. "So, jadi mana calon pengantinnya?"
Giani mengulurkan tangannya. "Apa kabar nyonya Pegi."
"Oh...jadi ini adiknya Geraldo?" Pegi menatap Giani dari atas sampai ke bawa. Ia lalu mendekat dan membisikan sesuatu. " Si bule ini sangat ganteng. Kau harus bersiap menghadapinya nanti. Pasti satu ronde nggak akan cukup."
Wajah Giani memerah. "Eh, boleh melihat contoh gaun penganntinnya?"
"Sebentar ku ambilkan beberapa contoh desain yang telah ku buat."
Pegi mengambil sebuah buku lalu mengajak mereka berempat duduk di depan meja bulat yang memang sudah tersedia di ruangan itu. Giani duduk diantara Jero dan Finly.
"Sebaiknya kamu pilih desainnya yang ini. Lengannya panjang dan tidak terbuka." Giani menunjuk sebuah gaun yang tampilannya sederhana. Tidak ada yang terbuka.
"Anakku harus memakai gaun yang paling cantik dan sedikit seksi." Sinta tiba-tiba muncul membuat Finly terkejut. Namun tidak dengan Giani. Gadis itu memang mengirim pesan, meminta Sinta untuk datang.
"Mama?" Jero tampak juga terkejut.
"Hallo anak-anak mama. Maaf ya mama terlambat. Gaunnya belum selesai di pilih kan?" Sinta langsung mendekat. Sebagai istri pengusaha di bidang produk pakaian, tentu saja pengalaman Sinta tak bisa diragukan.
"Jangan gaun yang ini. Tak cocok." Kata Sinta sambil menunjuk desain yang tadi dipilih oleh Finly.
"Sayang, apakah kamu punya bayangan terhadap gaun yang akan digunakan nanti?" Tanya Sinta.
"Mama, Giani kan tak tahu apa-apa mengenai gaun. Jadi tadi aku mencoba memilihkan untuknya." Finly berusaha agar gaun pilihannya yang akan disetujui oleh Giani.
"Pengantinnya Giani bukan kamu. Jadi biarkan Giani memilih." Kata Sinta masih dengan suara datar namun cukup membuat Finly sakit hati. Ia melirik ke arah Jero namun lelaki itu ternyata sibuk memperhatikan buku desainnya.
"Aku ingin untuk pemberkatannya sebuah gaun yang sederhana namun agak tertutup. Dan untuk resepsinya gaun yang ini. Bolehkan?" Tanya Giani dengan wajah polosnya sambil menatap Jero dan Sinta secara bergantian. Finly terkejut karena Giani memilih sebuag gaun yang agak terbuka untuk acara resepsinya.
"Hei bule, uangmu cukup kan untuk membeli 2 gaun pengantin bagi Giani, kan?" Sinta mencolek punggung Jero.
"Bisa, ma. Terserah Giani mau ambil yang mana." Kata Jeronimo.
Sinta tersenyum. "Pilihlah sesukamu sayang. Kau adalah pengantinnya."
Mereka pun segera mengambil ukuran badan Giani dan jero. Jero juga memilih dua jas untuk dikenakan nanti.
"Karena waktunya agak mepet jadi anggarannya saya naikan sedikit." Kata nyonya Pegi saat mereka sudah selesai mengambil ukuran badan.
Jeronimo memandang nominal 2 pasang gaun pengantun yang mencapai harga fantastik. Ia segera mengeluarkan Black card unlimitednya. "Ini nyonya pegi, saya membayarnya lunas."
"Ah, senangnya dapat pelanggan yang langsung membayar lunas. Kau memang bule ganteng yang tajir." nyonya Pegi langsung bersorak senang menerima bayaran itu.
"Setelah ini kita akan menuju ke toko perhiasan?" Tanya Finly saat mereka sudah keluar dari butik.
"Sayang, kamu temani mama untuk memilih seragam yang akan kita gunakan di acara pernikahan mereka. Biarkan Jero dan Giani sendiri. Kan mereka pengantinnya." Kata Sinta sambil menatap Jero dan Giani secara bergantian.
"Jero, kalian pergi berdua saja ya? Mama dan Finly tak mau menganggu kalian." Kata Sinta dan langsung menarik tangan Finly ke arah mobilnya.
"Ayo!" Jero membuka pintu mobilnya bagi Giani dan membiarkan gadis itu masuk lalu ia sendiri duduk di belakang kemudi.
Suasana hening kembali tercipta diantara Jero dan Giani. Keduanya larut dalam pikiran masing-masing.
Jero sendiri bingung harus bercerita apa dengan gadis di sampingnya ini.
Mereka pun tiba di salah satu mall terkenal dimana toko perhiasan yang akan mereka datangi ada di sana.
"Kami mau memesan cincin pernikahan." Kata Jero saat keduanya sudah masuk ke dalam toko.
"Boleh. Apakah ingin yang biasa atau ingin yang memakai berlian?" Tanya gadis penjaga toko itu.
Jero menatap Giani. "Kamu saja yang memilihnya. Aku tidak tahu."
"Baiklah. apakah boleh yang memakai berlian?" Tanya Giani dengan wajah polosnya.
Jeronimo jadi tertawa. Ia mengangguk. "Apapun yang kamu mau pesanlah." Kata Jero lalu memberikan kartunya pada Giani.
"Terima kasih."
Giani melihat contoh-contoh cincin pernikahan. Pilihannya jatuh pada model sederhana dengan batu permata berwarna putih.
Jeronimo hanya duduk di sofa sambil sibuk dengan ponselnya. Mungkin Finly yang mengirimnya pesan, Giani tak peduli. Yang pasti sekarang ini, dia yang bersama dengan.Jeronimo.
"Kak, ukuran jarinya..!" Panggil Giani.
Jero mendekat dan langsung memasang beberapa contoh cincin di jarinya sampai akhirnya ia mendapatkan ukuran yang tepat.
"Kita pulang sekarang?" Tanya Jeronimo.
"Kak, bolehkah kita bicara di tempat yang sepi? Aku ingin bicara berdua denganmu."
"Boleh. Apakah kau ingin aku memesan tempat di restoran yang ada ruang khususnya?"
Giani menggeleng. "Nggak. Tempat yang paling aman adalah apartemenmu."
"Apa?"
"Bolehkan? Atau ada teman kakak yang akan datang?"
Jero menjadi bingung. Jam 9 malam Finly mengatakan akan pergi ke apartemennya.
"Bagaimana, kak?"
"Baiklah!" Jeronimo tak punya daya untuk menolaknya.
Baby, malam ini jangan dulu datang.
Giani ada di apartemenku. Katanya ia
ingin membicarakan sesuatu yang sangat penting.
Finly tak membalas sms Jero membuat pria bule itu menjadi galau. Diam-diam Giani tersenyum. Ia sudah bisa membayangkan bagaimana cemberutnya wajah Finly.
Apa yang akan Giani bicarakan dengan Jeronimo??
Dukung terus cerita ini ya dengan cara : Like, komen, vote
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Diana diana
baiklahhhh . pelan pelan aj Giani . lancarkan aksimu dengan elegan dan rapi
2024-08-27
1
Erlinda
tokoh seperti giani ini yg aq suka ga lebay ,ga murahan berani dan main nya cantiiiiik banget. wuuuiiiis keren kamu thor
2023-09-06
0
Amik Sriindrawati
ceritanya bgus
2023-06-09
1