"Mau kamu apa sih, mas? Kamu ingin anak, aku sudah memberikan kamu Alexa. Kamu ingin berhubungan intim, aku sudah berusaha melayani mu dengan baik di atas ranjang walaupun sebenarnya aku sendiri tak pernah puas dengan dirimu." terdengar suara Finly dari kamar mereka. Pintu kamarnya memang terbuka dan membuat Giani yang ada di kamar ponakannya Alexa dapat mendengar semuanya dengan jelas karena pintu kamar Alexa juga terbuka.
"Fin, kamu tuh sudah setiap malam keluar rumah dan selalu pulang pagi. Apa kamu nggak kasihan dengan Alexa yang setiap hari selalu menanyakan keberadaan mamanya?" terdengar suara lembut Geraldo.
"Untuk apa ada pengasuhnya? Untuk apa ada adikmu yang cuma berdiam saja di rumah ini? Apakah aku harus tambah pengasuh lagi? Sudahlah jangan buat alasan. Aku mau pergi dulu." Terdengar suara bunyi sepatu hak tinggi Finly yang melewati kamar anaknya. Namun ia sama sekali tak mau melihat anaknya apakah sudah tidur atau belum. Ia begitu kesal karena janjinya untuk bertemu dengan Jeronimo harus terhalang karena kelakukan suaminya.
Giani hanya bisa menarik napas panjang. Ia menatap wajah cantik Alexa yang sudah tertidur nyenyak. Untunglah ponakannya itu tak terbangun saat mendengar pertengkaran orang tuanya.
Perlahan Giani turun dari tempat tidur Alexa. Ia menuju ke kamar kakaknya. Pintu kamar terbuka. Dilihatnya Geraldo sedang berdiri di balkon kamarnya. Pasti ia melihat Finly yang pergi dengan mobilnya.
"Kak...!" Panggil Giani perlahan.
Geraldo menoleh. Ia memaksakan sebuah senyum karena ia tahu kalau Giani pasti mendengar pertengkaran mereka.
"Alexa sudah tidur?" Tanya Geraldo.
"Iya. Dia tidak mendengarkan pertengkaran kalian."
Geraldo mengusap wajahnya kasar. "Finly pergi lagi. Aku yakin kalau dia pasti bertemu dengan laki-laki itu. Jero telah kembali dari Australia."
"Kenapa tidak bicarakan dengan paman Denny saja? Aku yakin kalau paman tidak suka kalau kak Finly kembali berhubungan dengan Jero."
"Percuma. Finly pasti punya seribu macam cara untuk berbohong."
Giani menatap kakaknya. Ia merasa heran mengapa Finly bisa menyia-nyiakan cinta dan kebaikan kakaknya. Geraldo begitu tampan dengam wajah oriental dan kulit putih bersih. Itu karena mama mereka adalah orang Thailand. Badan Geraldo sangat atletis dengan tinggi 180 cm. Geraldo rajin berolahraga. Ia juga adalah salah satu pengusaha besar di bidang hiburan dengan memiliki 3 stasiun TV swasta yang sangat terkenal di Indonesia ini. Belum lagi perusahaan yang bergerak di bagian periklanan dan perfilman. Bukan hanya dari segi fisik dan meteri yang berlimpah. Geraldo memiliki hati seperti seorang malaikat yang lembut, penyayang dan bukan seorang playboy. Sejak kecil, Geraldo hanya mencintai Finly saat tahu kalau mereka sudah dijodohkan.
"Kak, kalau memang kakak begitu menderita dengan pernikahan ini, mengapa tidak bercerai saja?"
Geraldo menggeleng. "Aku mencintai Finly. Aku masih berharap kalau dia akan berubah. Alexa membutuhkan mamanya."
"Bagaimana kakak akan bahagia jika selalu menderita karena Kak Finly?"
Geraldo menatap adiknya. "Karena aku tahu kalau kau akan selalu berada di sisiku. Akan selalu mendukungku."
Air mata Giani hampir saja jatuh. Namun ia berusaha menahannya. "Aku ke kamar dulu, kak. Alexa sudah tidur. Selamat malam." pamit Giani. Ia melangkah menuju ke kamarnya yang berada di bagian sayap kanan lantai dua ini. Kamar Giani terpisah dengan kamar kakaknya dan Alexa.
Saat ia masuk ke kamarnya, air matanya langsung jatuh. Ia memandang foto papa dan mamanya.
"Papa, mama, apa yang harus aku lakukan agar kakakku bahagia? Ia telah dibutakan karena cintanya pada kak Finly." guman Giani sedih.
Layar komputernya berbunyi. Sebagai tanda ada pesan yang masuk. Giani melangkah ke meja belajarnya. Ia tersenyum ternyata itu chat dari Joana. Temannya dari Amerika yang dikenalnya dari dunia maya. Joana dan Giani sudah bersahabat sejak 3 tahun yang lalu. Usia Giani 20 tahun dan Joana 23 tahun. Joana sekarang bekerja sebagai seorang reporter di salah satu stasiun TV. Giani banyak belajar dari Joana tentang banyak hal.
Joana :
Good morning waktu New York, hallo Giani, apa kabarmu di sana?
Giani :
Buruk. Kakakku bertengkar lagi dengan istrinya. Aku rasa kalau kakak iparku masih sering bertemu dengan selingkuhannya. Aku kasihan dengan kakakku. Tak tahu bagaimana caranya membuat kakakku bahagia.
Joana :
Ya, mau bagaimana lagi? kakakmu sudah bucin sama istrinya. Namun aku kesal juga sama kakakmu, kenapa nggak mau move on. memangnya di dunia ini hanya ada perempuan bernama Finly itu?
Giani :
Iya. Jalan satu-satunya adalah membuat lelaki itu meninggalkan kakak iparku. Tapi bagaimana caranya?
Joana :
Jalan satu-satunya adalah mencari perempuan untuk menggoda selingkuhan kakak iparmu itu.
Giani :
Tapi siapa? Kamu tahu kan kalau di Jakarta ini aku tak punya teman dekat?
Joana :
Kalau begitu, kamu yang harus jadi penggodanya.
Giani :
Apa? Mana bisa?
Joana :
Kamu bisa Giani. Kamu cantik. Kali ini gunakan otakmu untuk menemukan jalannya. Aku mau siap-siap ke kantor dulu ya? Bye...
Giani menarik napas panjang memikirkan usul temannya itu. Ia mengambil hp nya dan mencari nama Jeronimo di kolom pencarian. Munculah beberapa fotonya. Jeronimo pernah mendapat penghargaan sebagai pengusaha muda paling berbekat diusianya yang masih 23 tahun. Sekarang pria itu sudah berusia 28 tahun.
Seraut wajah tampan yang mempesona langsung membuat Giani merinding melihatnya. Bagi Giani, Jero terlihat sebagai pria penggoda yang akan membuatnya muntah jika bertemu dengannya. Tapi, Giani ingin menjauhkan cowok itu dari kakak iparnya. Siapa yang akan membantuhnya? Saat mengingat nama Denny Prayunata, Giani langsung tersenyum.
**********
Denny Prayunata tersenyum melihat gadis rumahan yang jarang sekali keluar rumah kini datang ke kantornya.
"Anakku, ayo duduk!" ajak Denny sambil keluar dari kursi kebesarannya dan mengajak Giani duduk di sofa.
"Ada apa, nak?" Tanya Denny sambil menatap dandanan Giani yang sangat sederhana. Jauh dari kesan anak konglomerat.
"Paman, apakah benar Jeronimo sudah kembali?"
"Ya. Dia sudah bosan ada di Sidney. Lagi pula, dia punya bisnisnya sendiri yang harua diurusnya. Memangnya kenapa?"
"Kak Finly akhir-akhir ini selalu pulang tengah malam atau subuh. Aku tahu kalau mereka sering bertemu."
Denny mengangguk. "Aku pun merasakan hal yang sama."
"Kakakku sangat menyayangi kak Finly. Dia tak mau menceraikan kakak Finly sekalipun ia tahu kalau kak Finly selingkuh darinya. Karena itu, aku meminta bantuan paman agar rumah tangga mereka bisa diselamatkan."
"Biarkan aku menikah dengan Jeronimo. Sehingga aku bisa mengawasi dan membatasi pergerakan Jero untuk bertemu dengan kak Finly."
"Tapi nak, paman tak mau menjadikanmu tumbal. Jero itu susah ditebak sifatnya. Bagaimana kalau nanti dia menyakitimu?"
"Itu urusan nanti, paman. Aku hanya ingin kakakku bahagia. Aku yakin, kalau paman yang bicara, Jero tak akan menolaknya. Bukankah ia sangat menyayangi dan menghormati paman?"
"Baiklah, nak. Paman akan mencobanya."
"Jangan katakan pada siapapun mengenai kedatanganku ke sini paman. Bahkan kepada kakakku."
"Baiklah, nak."
"Saya pamit dulu. selamat siang, paman." Kata Giani lalu segera meninggalkan ruangan Denny.
********
Jeronimo terkejut melihat siapa yang datang ke apartemennya. Untung saja 1 jam yang lalu Finly baru saja pulang.
"Papa? Tumben datang ke sini."
Denny melangkah masuk. "Hanya ingin berbincang dengan anak papa saja."
"Papa mau minum kopi atau teh?"
"Tidak, nak. Papa hanya ingin berbincang denganmu."
Jero sedikit tegang. Apakah papanya sudah tahu kalau dia dan Finly berhubungan lagi?
"Papa ingin kau menikah, nak."
"Pa, usiaku baru 28 tahun."
"Papa dulu menikah saat berusia 26 tahun." Denny menatap Jeronimo dengan penuh kasih. "Kamu tahu kan kalau papa sudah sakit-sakitan? Usia papa sudah tua. Sewaktu-waktu papa akan mati. Karena itu papa ingin menuntaskan kewajiban papa yang terakhir padamu. Yaitu melihatmu menikah dengan seorang gadis baik-baik dari keluarga yang terhormat pula."
"Papa kan tahu kalau aku tak punya pacar."
"Karena itulah papa sudah punya calon untukmu."
"Ca-calon?" Tanya Jeronimo agak terbata.
"Ya. Namanya Giani. Adik dari Geraldo."
"Apa?"
"Dia calon yang tepat untuk menjadi istrimu. Besok malam, kita akan ke rumah mereka untuk melamar Giani."
"Tapi pa.."
"Apakah kamu mau membuat papa sedih dengan tidak memenuhi permintaan terakhir papamu ini?"
Jeronimo tiba-tiba merasa pusing.....
Selamat datang di cerita ini..semoga suka ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Diana diana
nah lohhh . .
aku kesel sebenarY sama pasangan slengki ini . . tapi mau gimna lagi , ceritaY emank bgini
2024-08-27
1
tega banget finly menelantarkan anak nya sendiri hiks,, jangan lupa mampir di novel aku juga ya kak *semua berawal dari perjodohan* by: secret writing. terimakasih kak
2023-06-16
1
anisa f
kl tau knpa g d jauhkan
d blokir semua fasilitas at d coret dr daftar warisan at gmna kek
2023-06-12
0