BAB 9. AKAN BALIK KE AMERIKA

Di saat keduanya terdiam, tiba-tiba ponsel Thasya berdering. Ada panggilan nomor masuk. Melihat siapa si penelepon, Thasya langsung mengangkatnya tanpa memperdulikan Damar yang masih duduk di hadapannya. Karena telepon itu yang selalu dia tunggu setelah beberapa hari menunggu.

“Iya halo, Pak Dimas?”

“Iya, tentu saya bisa. Kebetulan saya juga lagi dekat kantor bapak."

“Iya, saya akan segera ke sana.”

Thasya pun langsung beranjak dari duduknya. Masih menerima telepon, dia langsung pergi tanpa pamitan kepada Damar.

Saat Thasya akan melewati kursi di mana Damar duduk, laki-laki itu langsung menahan tangannya.

“Baik pak, saya akan langsung menuju Corp Buzz.” Menyadari tangannya lagi ditangan Damar, Thasya langsung menghempaskan tangan pria itu hingga terlepas. Lalu dia pergi begitu saja.

Sementara Damar yang masih duduk terdiam sambil menatap tangannya yang dihempaskan tadi.

“Hah…! Ternyata itu yang kamu mau?” gumam Damar tanpa melepaskan tatapannya dari tangannya.

Di Gedung Corp Buzz

Thasya duduk di depan salah satu staf Perusahaan Corp Buzz dengan wajah tidak percaya setelah mendengar penjelasan staf tersebut.

“Apa maksud bapak?” tanya Thasya ingin penjelasan yang lebi detail lagi.

“Maaf Ibu Thasya, dari atasan kami mengatakan semua kontrak baru yang diurus oleh Pak Dimas harus dihentikan sementara dulu. Sepertinya ada masalah yang dilakukan oleh Pak Dimas. Jadi bagian internal kami masih mendalami kasus beliau.”

“Tapi tadi kan Pak Dimas sendiri yang menelepon dan meminta saya datang ke sini.”

“Iya, memang benar, ibu. Seharusnya yang menjelaskan masalah ini tadinya adalah Pak Dimasnya langsung. Tetapi karena masalah yang dilakukan beliau cukup rumit, beliau langsung dipanggil. Jadi saya sendiri yang diminta untuk memberitahukan kepada Ibu Thasya.”

“Tiga hari yang lalu kan pihak kalian sudah sepakat untuk bekerjasama dan hari ini tinggal melengkapi berkas yang kurang saja.”

Thasya masih tidak percaya jika usahanya untuk meyakinkan pihak Corp Buzz beberapa hari yang lalu akan berakhir sia-sia juga. Dan dia tidak bisa bayangkan dia akan kembali ke Amerika dengan tangan kosong tanpa membawa apa-apa.

“Maafkan, Ibu Thasya. Apa yang terjadi sekarang, itu diluar kendali kami.”

Setelah selesai menyampaikan informasi itu, staf tadi pun pergi. Thasya masih belum percaya apa yang terjadi. Setahunya, saat pembahasan kontrak kerjasama itu tidak ada masalah apa-apa. Thasya sudah yakin jika kali ini dia akan berhasil. Tetapi ternyata tidak.

“Sebenarnya ada apa ini…?” batin Thasya.

Thasya tidak bisa mendiamkan apa yang terjadi karena sangat berpengaruh bagi keberlanjutan program yang sedang Beauty Fasion jalankan.

Jika dia gagal mendapatkan tanda tangan kontrak kerjasama dengan perusahaan yang sudah mereka incar sebelumnya, mau tidak mau Thasya harus balik lagi ke Amerika. Besok paginya pun Amelia menerima vidio call dari atasannya. Tak lain tak bukan, Gretta.

Setelah malam sebelumnya dia memberitahukan kalau dia gagal melakukan tugasnya. Sambil berusaha menenangkan hatinya, Thasya duduk sambil menatap layar laptopnya.

Di sana Thasya melihat Gretta sedang tersenyum kepadanya.

“Halo, Sya… Lama tidak bertemu kelihatannya kamu kurang baik di sana, ya?” sapa Gretta sekaligus melihat penampilan Thasya yang tampak tidak bersemangat.

“Gretta, kenapa anda berada di kantor? Bagaimana dengan masalah hak asuh Jessie?”

“Berjalan dengan baik. Tapi karena masalah di kantor sepertinya belum selesai, aku harus masuk walaupun sidangnya belum selesai” jawab Gretta.

“Thasya…! Setelah mendengar laporan yang kamu beritahu tadi malam, aku memutuskan untuk membatalkan semua bisnis kita yang ada di Indonesia. Jadi, kami bisa kembali dan bergabung lagi dengan Beauty Fasion di Amerika.”

Gretta terlihat diam sebentar. Kemudian dia menghela napas panjang sebelum lanjut berbicara.

"Huuufff...! Thasya, saya akan mengundurkan diri dari posisiku sebagai Kepala Departemen Penjualan. Saya tidak mau mempertahankan posisi itu jika aku tidak bisa menangani masalah ini."

"Mengundurkan diri?"

Thasya jadi merasa bersalah setelah mendengarnya. Dia meresa Gretta mengambil keputusan seperti itu karena kegagalannya mendapat tandatangan kontrak kerjasama.

Thasya tidak terima jika Gretta sampai mengundurkan diri hanya karena dia gagal menjalankan tugas yang dia terima. Dia merasa sepertinya belum berusaha dengan maksimal.

"Thasya, jika tidak ada investor yang bekerja sama kerugian yang kita alami cukup besar. Kita tidak bisa menekan biaya produksi karena pembatalan kontrak sepihak dari Perusahaan Dawson Company."

"Karena sebelumnya saya yang menangani kontrak kerjasama dengan pihak Dawson Company, jadi saya juga yang harus bertanggungjawab. Aku harus siap mundur dari posisiku sekarang, Thasya."

"Gretta, tidak. Jika saya tidak gagal mendapatkan tanda tangan investor, anda tidak akan membuat keputusan seperti itu. Aku juga gagal menjalankan tugasku." Thasya masih belum terima dengan keputusan yang akan diambil atasannya itu.

"Tidak, sya. Tanggungjawabku yang lebih besar di sini. Aku yang lebih dulu mengajukan untuk membuka cabang bisnis di Indonesia. Tapi, aku juga yang lepas tangan karena masalah pribadi" kata Gretta berusaha menjelaskan kepada Thasya.

Dia tidak mau jika rekan kerjanya yang sudah dia anggap sebagai keluarganya itu terus merasa bersalah.

"Gretta, maafkan saya. Gara-gara saya..."

Gretta langsung memotong, "Saya tahu kamu sudah bekerja maksimal di sana, Thasya. Jadi, kamu tidak perlu meminta maaf."

"Jangan meminta maaf kalau kamu tidak pernah melakukan kesalahan. Karena di mataku selama ini kamu adalah partner kerja terbaikku."

Setelah sambungan vidio call keduanya berakhir, hati Thasya tidak tenang. Dia merasa jika dirinya belum melakukan seperti apa yang dikatakan Gretta tadi.

"Aku tahu kamu sudah bekerja maksimal." Kalimat itu terus berputar-putar di dalam benak Thasya.

"Apakah benar aku sudah bekerja maksimal? Apakah seperti ini hasil perkerjaan karyawan terbaik? Apakah hasil pekerjaanku ini sudah memuaskan?" Thasya selalu mempertanyakan kualitas kerja dirinya sepanjang satu harian itu.

Setelah memikirkan secara matang, Thasya pun mencoba menghubungi Damar. Dia berusaha melepaskan egonya untuk mencoba membujuk mantan suaminya itu.

Dia akan mengesampingkan rasa malunya kali ini untuk membujuk agar Damar mau melanjutkan bekerjasama dengan Perusahaan Beauty Fasion. Dia siap jika mantan suaminya itu kembali merendahkan dirinya lagi.

Thasya pun menelepon Damar di malam harinya.

Thasya masih menunggu, hanya suara sambungan teleponnya yang masih terdengar. Dan itu membuat hatinya semakin tidak tenang. Sepertinya Damar tidak memengang ponselnya.

Thasya kembali mencoba menghubunginya. Dan setelah beberapa menit menunggu, akhirnya terdengar suara Damar di seberang sana.

"Halo...?"

Thasya diam, masih ada rasa ragu di dalam hatinya. Tetapi mengingat ucapan dari Gretta tadi, dia akhirnya memberanikan diri.

"Thasya, ada apa? Apakah kamu baik-baik saja di sana?" tanya Damar ketika tidak mendengar respon dari mantan istrinya itu.

Thasya pun mengumpulkan keberaniannya. "Damar, apakah aku mengganggumu?"

"Tidak, aku baru pulang dari perjalanan dinas. Ada apa?" jawab Damar mendengar suara sendu Thasya.

Ada yang ingin saya bicarakan langsung terkait masalah pekerjaan. Apakah kita bisa bertemu?"

"Sekarang, malam ini...?"

"Iya, aku saja yang datang ke tempatmu."

"Tidak masalah di mana pun itu? Sekalipun itu di Hotel?"

"Iya, tidak masalah" jawab Thasya dengan yakin.

Sepertinya Damar menyadari jika Thasya mengalami sesuatu yang mendesak. Padahal dia sudah memperjelas ucapanya, tetapi mantan istrinya itu tetap setuju datang menghampirinya.

Damar sangat penasaran apa yang akan mereka bicarakan nanti. Dia sangat menunggu kedatangan mantan istrinya itu.

Episodes
1 BAB 1. TERBAWA MIMPI
2 BAB 2. BERTEMU MANTAN
3 BAB 3. TIDAK BERJALAN MULUS
4 BAB 4. MANUSIA MENJENGKELKAN
5 BAB 5. MENIKAHI WANITA LAIN
6 BAB 6. DIAM-DIAM MENYELIDIKI
7 BAB 7. TERINGAT MASA LALU
8 BAB 8. MASALAH KOMPENSASI
9 BAB 9. AKAN BALIK KE AMERIKA
10 BAB 10. BERTEMU DI HOTEL
11 BAB 11. MEMUTUSKAN BEKERJASAMA
12 BAB 12. REUNI PARA DUDA
13 BAB 13. HIDUP SEPERTI DRAMA
14 BAB 14. APAKAH ADA RASA
15 BAB 15. DAMAR SI SUMBER MASALAH
16 BAB 16. MEMINTA JAGA JARAK
17 BAB 17. RUJUK LAGI
18 BAB 18. ORANG DARI MASA LALU
19 BAB 19. CARI GARA-GARA
20 BAB 20. ISTRIKU
21 BAB 21. KISSING IN THE CAR
22 BAB 22. PANIK SENDIRI
23 BAB 23. BERASA SUAMI-ISTRI KEMBALI
24 BAB 24. BERTEMU LAGI
25 BAB 25. TERINGAT MASA LALU
26 BAB 26. RASA MENYUKAIMU
27 BAB 27. TIDAK MENYANGKA
28 BAB 28. Berniat Menahan Thasya
29 BAB 29. Mode On Serious
30 BAB 30. UNGKAPAN ISI HATI NATHAN
31 BAB 31. ORANG MISTERIUS
32 BAB 32. PERINGATAN
33 BAB 33. TIDAK BISA MENAHAN LAGI
34 BAB 34. MAKSUD TERSEMBUNYI
35 BAB 35. REKOMENDASI
36 BAB 36. TIDAK PEKA
37 BAB 37. BERJALAN DENGAN BAIK
38 BAB 38. SALAH PAHAM
39 BAB 39. YANG SEBENARNYA
40 BAB 40. MENJENGUK AYAH
41 BAB 41. MERASA BERSALAH
42 BAB 42. HARI YANG SANGAT BERAT
43 BAB 43. Pengakuan Cinta
44 BAB 44. Aku Mencintamu
45 BAB 45. Pergi Kencan
46 BAB 46. Kencan Perdana
47 BAB 47. Tidak Berjalan dengan Mulus
48 BAB 48. Kabur Dari Perjodohan
49 BAB 49. Gibahan Para Duda
50 BAB 50. Kali Ini Tidak Gagal Lagi
51 BAB 51. Kencan Berlanjut
52 BAB 52. Melanggar Peraturan Sendiri
53 BAB 53. Mimpi Dilamar
54 BAB 54. Mempertegas Hubungan
Episodes

Updated 54 Episodes

1
BAB 1. TERBAWA MIMPI
2
BAB 2. BERTEMU MANTAN
3
BAB 3. TIDAK BERJALAN MULUS
4
BAB 4. MANUSIA MENJENGKELKAN
5
BAB 5. MENIKAHI WANITA LAIN
6
BAB 6. DIAM-DIAM MENYELIDIKI
7
BAB 7. TERINGAT MASA LALU
8
BAB 8. MASALAH KOMPENSASI
9
BAB 9. AKAN BALIK KE AMERIKA
10
BAB 10. BERTEMU DI HOTEL
11
BAB 11. MEMUTUSKAN BEKERJASAMA
12
BAB 12. REUNI PARA DUDA
13
BAB 13. HIDUP SEPERTI DRAMA
14
BAB 14. APAKAH ADA RASA
15
BAB 15. DAMAR SI SUMBER MASALAH
16
BAB 16. MEMINTA JAGA JARAK
17
BAB 17. RUJUK LAGI
18
BAB 18. ORANG DARI MASA LALU
19
BAB 19. CARI GARA-GARA
20
BAB 20. ISTRIKU
21
BAB 21. KISSING IN THE CAR
22
BAB 22. PANIK SENDIRI
23
BAB 23. BERASA SUAMI-ISTRI KEMBALI
24
BAB 24. BERTEMU LAGI
25
BAB 25. TERINGAT MASA LALU
26
BAB 26. RASA MENYUKAIMU
27
BAB 27. TIDAK MENYANGKA
28
BAB 28. Berniat Menahan Thasya
29
BAB 29. Mode On Serious
30
BAB 30. UNGKAPAN ISI HATI NATHAN
31
BAB 31. ORANG MISTERIUS
32
BAB 32. PERINGATAN
33
BAB 33. TIDAK BISA MENAHAN LAGI
34
BAB 34. MAKSUD TERSEMBUNYI
35
BAB 35. REKOMENDASI
36
BAB 36. TIDAK PEKA
37
BAB 37. BERJALAN DENGAN BAIK
38
BAB 38. SALAH PAHAM
39
BAB 39. YANG SEBENARNYA
40
BAB 40. MENJENGUK AYAH
41
BAB 41. MERASA BERSALAH
42
BAB 42. HARI YANG SANGAT BERAT
43
BAB 43. Pengakuan Cinta
44
BAB 44. Aku Mencintamu
45
BAB 45. Pergi Kencan
46
BAB 46. Kencan Perdana
47
BAB 47. Tidak Berjalan dengan Mulus
48
BAB 48. Kabur Dari Perjodohan
49
BAB 49. Gibahan Para Duda
50
BAB 50. Kali Ini Tidak Gagal Lagi
51
BAB 51. Kencan Berlanjut
52
BAB 52. Melanggar Peraturan Sendiri
53
BAB 53. Mimpi Dilamar
54
BAB 54. Mempertegas Hubungan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!