3 ~ Aku Sendiri

Rencana ingin melihat lebih dekat suasana tempatnya bekerja, tapi urung karena Radit shock dengan apa yang baru saja ia lihat. Walaupun sempat meyakinkan diri, bisa saja sosok yang berdiri mirip dengan jenazah yang tadi lewat adalah kerabat dari almarhum yang wajahnya mirip.

Tidak memiliki kemampuan mata batin apalagi ia juga bukan seorang Indigo, bisa jadi ia akan menemukan kejadian mistis selama bekerja di sana.

Saat menuju parkiran, ia melewati UGD. Suasana di area tersebut agak crowded karena ada korban kecelakaan lalu lintas. Mungkin saja ada korban meninggal dan keluarganya menangis. Bahkan brankar yang baru keluar dari ambulance membawa pasien yang tak sadarkan diri dengan tubuh berdarah-darah.

“Astagfirullah, besok-besok jangan lewat sini deh. Ngeri lihat yang beginian,” gumamnya dan bergegas menuju parkiran mengambil motor dan segera meninggalkan tempat itu.

Baru saja menaiki motor dan memakai jaket, terasa ponselnya bergetar. Ternyata kontaknya dimasukan ke dalam grup pesan, di mana ada pengarahan untuk besok mulai training dan lanjut tugas shift dua.

“Langsung kerja,” ucap Radit memastikan informasi yang dia baca.

Bukan hanya pesan mengenai pekerjaan, ternyata ada pesan lain. Deo dan Karta yang mengajaknya bertemu di tempat biasa. Dijawab kalau ia otw ke lokasi. Lokasinya adalah kostan milik Karta. Sampai di tempat tersebut terlihat motor milik Deo sudah terparkir rapi.

Rumah kost itu khusus untuk pria, terdiri dari dua lantai. Kebetulan kamar Karta terpisah dengan kamar-kamar lain, berdampingan dengan dapur dan gudang. Letaknya paling ujung dan agak jauh dari pagar.

Karta dan Radit pernah bekerja di tempat yang sama, bahkan sama-sama mendapatkan pemutusan hubungan kerja. Rumah kost yang Karta tempati masih milik pamannya, selain gratis ia diminta menjaga keamanan tempat tersebut termasuk mengawasi penghuni yang terlihat berulah.

“Dari mana lo, rapih amat?” tanya Karta ketika Radit datang, Deo melirik sekilas lalu kembali fokus dengan ponselnya.

“Ngelamar kerja.”

“Dimana? Diterima nggak lo?” tanya Karta lagi.

“Besok mulai kerja. Di rumah sakit, petugas kamar jenazah,” jawab Radit.

Karta dan Deo saling tatap lalu menatap dirinya. tidak heran dengan respon yang diterima, ia pun tidak percaya kalau menerima peluang kerja sebagai petugas kamar jenazah.

“Lo serius?” Karta lanjut bertanya.

Alih-alih menjawab, Radit merebah di atas karpet tepat di samping Karta yang duduk bersandar pada dinding lalu menatap langit-langit ruangan itu.

“Serius, tapi sambil cari peluang lain. Gila aja gue kerja di sana terus, ngebayanginnya aja gue udah merinding duluan.”

“Rumah sakit mana?” tanya Deo akhirnya bersuara, beberapa hari ini pria itu terlihat murung dan jarang bicara.

Radit menyebutkan nama rumah sakit, membuat Deo mengernyitkan dahinya.

“Gue denger dari staf HRD, ada mayat korban pembunuhan. Makanya polisi bolak-balik terus ke sana, apalagi nggak ada identitas korban.”

“Lo bakal berurusan dengan macam-macam jenazah dong.”

“Iya begitu.” Radit membuka ponselnya, membaca status dari kontak-kontak yang tersimpan

Hening, tidak ada yang bicara. Hanya terdengar suara detak jam dinding, juga suara dari lingkungan sekitar.

“Eh iya, lo berantem sama cewek lo ya?” tanya Radit pada Deo.

“Nggaklah, kata siapa lo?”

“Ini status cewek lo. Bahas tentang kesetiaan, dia mau minta putus.”

Deo berdecak tanpa berniat menyahut atau membela diri. Karta ikut merebah dan membuka suaranya. “Makanya gue malas pacaran, cewek Cuma bikin ribet.”

“Lo ngomong gitu karena jomblo,” ejek Radit.

“Kayak lo nggak aja. Gue sumpahin lo dapat jodoh di rumah sakit, perempuan cupu bin aneh.”

“Dasar teman lakn4t. Eh, tapi gue lihat sesuatu tadi. entah itu mistis atau bukan,” ungkap Radit dan sudah beranjak duduk lalu menceritakan pengalaman yang ia lihat tadi.

“Bisa jadi emang itu arwah, katanya kalau orang meninggal arwahnya masih berkeliaran di sekitar manusia yang hidup,” jelas Karta.

“Ah yang bener lo? Serem amat ya. Kalau misal ada jenazah yang nggak diambil-ambil, berarti arwahnya masih ada di kamar jenazah dong? Makin ngeri gue.”

“Bisa nggak lo-lo pada nggak ngomongin masalah arwah, jenazah dan kematian. Mumet gue dengernya,” sentak Deo dengan nada bicara yang tidak biasa membuat Radit dan Karta terkejut bahkan saling tatap.

Pria itu juga langsung berdiri dan memakai jaketnya.

“Mau ke mana?” tanya Karta.

“Pulang.”

“Lo kenapa sih, akhir-akhir ini nggak asyik. Kita temenan dari jaman SMA, gue udah sering bilang masalah sama pasangan jangan libatkan ke kita-kita,” tutur Karta. Deo sepertinya tersinggung dengan ucapan itu.

“Gue nggak libatkan lo dan ini bukan masalah pasangan.” Deo pun meninggalkan Radit dan Karta.

“Bangk3 bener tuh orang, dari kemarin nyebelin.”

“Udahlah, lagi PMS kali,” ujar Radit.

Terdengar deru mesin motor milik Deo dan perlahan menjauh meninggalkan tempat itu.

“Bisa jadi ceweknya nggak PMS, makanya jadi masalah karena minta tanggung jawab.”

“Sok tahu lo. Emang nyebelin sih, motor gue semalem dipake kemana kali kotor banget. Mana tanah merah, kayak tanah kuburan.”

“Bener ke kuburan terus kesambet. Makanya kayak gitu. Eh, mau kemana lo?” tanya Karta melihat Radit beranjak dari posisinya.

“Balik dulu, laporan sama nyokap kalau gue besok mulai uji nyali.”

“Bae-bae ya di sana, harus sering istighfar biar nggak diganggu,” ejek Karta kemudian terbahak dan dibalas Radit dengan gelengan kepala.

Saat tiba di rumah, pagar tertutup rapat. Mungkin ibunya sedang ikut pengajian atau ke pasar, mau tidak mau Radit pun turun dari motor untuk membuka pagar rumahnya.

“Radit, lo ya mulai nakal,” ujar pria paruh baya tetangga samping rumahnya.

“Nakal apaan Pak.”

“Semalem bawa cewek, jangan gitu lagi nanti gue laporin ke Pak RT.”

“Cewek mana Pak, sumpah saya pulang sendiri,” ujar Radit dengan sungguh-sungguh.

“Nggak usah ngeles, gue lihat lo bonceng cewek. Kebetulan gue semalam ronda, sebelum subuh gue pulang itu cewek berdiri di sini. Pas gue mau tanya dia pergi, tapi cakep Dit. Cuma sayang wajahnya pucat mana parfumnya wangi melati bikin merinding.”

Deg.

Ini apa sih, cewek mana yang dimaksud. Jelas-jelas gue sendiri.

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝒋𝒊 𝒏𝒚𝒂𝒍𝒊 𝒚𝒂 𝑹𝒂𝒅𝒊𝒕 😅😅

2024-10-30

0

kagome

kagome

uji nyali tiap hari maksudnya 🤣🤣🤣🤣

2024-08-08

0

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

jangan2 cewek yang gak ada identitasnya pacar nya deo...dan deo yang bunuh

2024-05-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!