Bab 20

Liana mengetuk pintu ruangan kerja Bosnya sebelum masuk ke dalam. Sambil membawa surat pengunduran diri, Liana berjalan menghampiri Dave di kursi kebesarannya. Dia sudah bekerja dengan Dave selama 4 tahun, tapi akibat kecelakaan beberapa minggu lalu, Liana kehilangan sebagian ingatannya. Wanita itu benar-benar lupa pada kejadian sekitar 1,5 tahun kebelakang.

"Selamat pagi Pak,," Sapa Liana sopan.

Dave mengangguk dan mempersilahkan Liana duduk. "Maaf saya belum sempat menjenguk kamu, beberapa hari ini saya sangat sibuk." Tutur Dave sambil menatap lekat-lekat manik mata Liana.

Berita tentang kecelakaan Liana yang mengakibatkan sebagian memory Liana hilang sudah menyebar ke seluruh perusahaan. Dave sudah tau hal itu, namun dia tidak langsung percaya begitu saja karna belum bertemu dengan Liana. Kini setelah bertatap muka dengan wanita yang sempat memenuhi hatinya, Dave baru percaya kalau Liana benar-benar lupa semuanya. Dave bisa melihat itu dari sorot mata Liana, sekretaris pribadinya itu hanya menatap hormat sebagai bawahan. Tidak ada lagi cinta dalam manik matanya yang indah itu.

"Tidak masalah Pak, lagipula saya sudah sehat." Liana bicara sopan. Lina tampak canggung pada Dave karna memang sikap Dave sangat kaku dan dingin sebelum mereka memiliki hubungan spesial.

"Saya datang ke perusahaan karna ingin mengundurkan diri." Liana menyodorkan amplop putih berisi surat pengunduran dirinya.

Dave tercengang. Walaupun dia serius mengakhiri hubungan mereka, tapi sejujurnya Dave tidak ingin Liana keluar dari pekerjaannya. Sebab kinerja Liana sangat bagus dan memuaskan.

"Apa alasannya.? Apa karna sebagian ingatan kamu hilang.? Jika kamu merasa sulit menyesuaikan diri dengan pekerjaan sekarang, saya bisa memberi kamu kelonggaran untuk kamu mempelajari tugas-tugas yang sedang kamu kerjakan." Ujar Dave.

Liana menggeleng. "Saya ingin fokus mengurus keluarga Pak. Ternyata banyak waktu yang saya lewatkan sampai tidak tau tumbuh kembang anak-anak. Sepertinya beberapa tahun belakangan saya sangat sibuk bekerja." Keluhnya tampak menyesali kejadian yang bahkan tidak dia ingat.

Dave mengangguk-angguk paham. "Saya terima pengunduran diri kamu. Nanti saya transfer gaji, pesangon sekaligus bonus untuk kamu."

Dahi Liana langsung dipenuhi kerutan halus. "Bonus apa Pak.?" Liana benar-benar tidak tau apa saja yang sudah dia kerjaan di perusahaan beberapa tahun terakhir. Dave sampai ingin memberinya bonus.

Dave terdiam, tidak mungkin dia jujur kenapa ingin memberinya bonus. Bagaimana pun Liana sudah memberi kebahagiaan untuknya. Walaupun ketulusan Liana tidak bisa di beli dengan uang, tapi hanya dengan cara seperti itu Dave menebus kesalahannya.

"Kamu pasti tidak ingat kerja keras kamu beberapa bulan terakhir. Kamu berhak mendapatkannya." Jelas Dave.

Liana hanya mengangguk-angguk saja walaupun sebenarnya dia bingung.

"Terimakasih banyak Pak, kalau begitu saya pamit. Saya ijin mengemasi barang-barang saya." Liana beranjak dari duduknya.

Dave terdiam. 4 tahun bukan waktu yang singkat, bahkan mereka dia memiliki hubungan spesial dengan Liana cukup lama. Dulu hubungan mereka sangat intim dan hangat, tapi sekarang kembali asing sekedar hubungan antar bos dan bawahan. Sekarang Dave harus merelakan Liana pergi dari hidupnya.

"Liana.!" Seru Dave.

Liana menghentikan langkah, dia menoleh menatap Bosnya.

"Ada apa Pak.?" Tanyanya.

"Terimakasih," Ucap Dave lirih.

"Terimakasih sudah bekerja kerasa untuk perusahaan." Tatapan Dave begitu dalam, namun Liana tidak curiga sama sekali. Dia berfikir hal itu wajar karna mereka sudah lama menjadi partner kerja dan sekarang harus berpisah.

Liana tersenyum dan mengangguk. "Sama-sama Pak. Saya pamit."

Liana segera keluar dan menghilang dibalik pintu.

Dave menghela nafas berat. Ternyata tidak mudah membiarkan Liana pergi. Namun Dave juga tidak bisa menahannya. Dia sudah memiliki istri yang harus dijaga perasaannya. Lagipula Liana juga tidak ingat apapun.

...*****...

Sinta sedang membantu Liana memasak untuk makan malam mereka. Sinta sudah tau tentang pengunduran diri Liana dari pekerjaannya. Dia bisa melihat perubahan Liana untuk menyenangkan hati anak-anak dan Alan. Sampai rela melepas pekerjaan impiannya.

"Dek, selama ini tuh Mba ngapain aja sih di rumah.? Kok nyerahin semua tanggungjawab Mba ke kamu.?" Tanya Liana penasaran. Dia sudah berusaha mengingat-ingat apa saja yang dia lakukan sejak 1,5 tahun lalu.

Sinta menggaruk tengkuknya. Dia bingung sendiri harus bilang apa. "Seperti yang dibilang anak-anak tempo hari, Mba sibuk bekerja." Sinta mencari aman, lebih baik bicara sesuai yang di katakan oleh Zio dan Zia.

"Tapi Mba nggak ingat sebanyak apa kerjaan Mba sampai mengabaikan tanggungjawab. Untung saja Alan suami yang pengertian. Kalau suami Mba bukan Alan, pasti udah ditinggal selingkuh." Celotehan Liana membuat Sinta melotot terkejut. Dia tersindir karna selama ini menjadi selingkuhan Alan.

Untungnya Liana sibuk memindahkan masakan ke wadah, jadi tidak melihat ekspresi terkejut Sinta. Liana menatanya di atas meja makan, lalu pergi ke kamar mandi di sebelah dapur. Sinta membereskan bekas alat masak dan mencucinya.

Aroma wangi masakan langsung menguar saat Alan masuk ke dalam rumah. Dia bergegas ke dapur untuk menemui Sinta, Alan sangat yakin Sinta masih ada di dapur setelah membuat seisi rumah wangi karna masakan.

Benar saja, Sinta sedang membersihkan dapur saat Alan datang. Pria itu mengendap-endap dan memeluk Sinta tiba-tiba.

"Sayang,," Panggil Alan.

Sinta terperanjat, dia reflek mendorong tubuh Alan dan membuat Pria itu hampir terjatuh.

"Mas, ada Mba Liana.!" Serunya sembari melirik ke arah pintu kamar mandi.

Alan panik ketika pintu kamar mandi dibuka dari dalam dan Liana muncul dari sana. Dia tidak tau Liana ada di rumah, sebab mobil Liana tidak ada di garasi.

"Sayang, kamu sudah pulang." Senyum Liana merekah, dia menghampiri suaminya dan mengambil alih tas kerja Alan dar tangan suaminya itu.

Liana dengan manja memeluk pinggang Alan dan bergelayut padanya. "Mau mandi sekarang.? Mau mandi bersama.?" Tawarnya dengan binar di matanya.

Alan melirik Sinta, dia mengkhawatirkan perasaan Sinta karna ucapan Liana. Tapi saat Alan melirik Sinta, adik iparnya itu langsung berbalik badan dan berlalu dari dapur.

"Kamu duluan saja," Tolak Alan halus.

Liana menarik nafas dalam. Alan selalu menolak jika ajak mandi bersama, bahkan suaminya itu belum menyentuhnya sejak pulang dari rumah sakit. Liana sadar banyak yang berubah dari Alan, tapi Liana tidak menaruh curiga ataupun menyalahkan Alan, dia justru menyalahkan diri sendiri.

Menurut anak-anak dan Sinta, dia selama ini sibuk bekerja sampai mengabaikan keluarga, wajar jika sekarang sikap Alan berubah dingin. Namun Liana tidak akan menyerah begitu saja, dia akan membuat Alan kembali hangat seperti dulu.

...*****...

Alan mencari keberadaan Sinta setelah Liana pergi ke kamar. Rupanya adik iparnya itu duduk si halaman belakang. Sinta tersadar dari lamunan ketika Alan tiba-tiba duduk di sampingnya.

"Mas, tolong jangan dekat-dekat." Pinta Sinta seraya bergeser menjauh.

"Sampai kapan mau menyiksa diri sendiri.? Apartemen sudah siap di huni, kamu nggak akan seperti ini kalau mau tinggal di apartemen." Bujuk Alan.

"Aku belum bicara sama Mama dan Mas Galang."

"Semakin cepat lebih baik. Jangan mengulur waktu membuat kamu terluka seperti ini, Mas juga nggak bisa liat kamu sedih." Alan mengusap pucuk kepala Sinta dengan sayang.

"Iya nanti malam Sinta telfon Mama. Sudah sana, nanti Mba Liana lihat." Sinta mendorong Alan agar beranjak dari sana, tapi Pria itu malah mendekat dan mendaratkan kecupan di keningnya.

"Mas sayang kamu." Ujar Alan kemudian meninggalkan Sinta yang merona karna perlakuannya.

Terpopuler

Comments

Endang Priya

Endang Priya

aku gemesh pen mabok Alan.
mbok ya yg gentle gitu. cb ngomong ke Liana. apa yg terjadi selama ini dgn rumtang mereka.

2024-08-14

0

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

serbasalah sih yah jadi Sinta

2024-07-22

0

Far~ hidayu❤️😘🇵🇸

Far~ hidayu❤️😘🇵🇸

ya Allah mengerikan dua2 pada udah ada isteri dan suami tetapi masih belum puas dan bermain-main di belakang ya... jika hudud di rejam mereka termasuklah si adik Liana dan suaminya Liana.. semua layak di rejam..itu hukuman zina bagi orang yang suka bernikah...

2024-06-22

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!