Terbunuh?

“Tara! kamu sudah datang?” teriak Felix.

Adegan pelukan pun berakhir saat mendengar suara Felix, Tara langsung mendorong tubuh Shaga untuk menjauh.

“K-kakak? Ehem! kak Felix darimana saja sih? capek Tara cari.” ujar Tara menahan rasa gugup.

“Kakak ada urusan sebentar. Kamu salah memeluk orang ya? Cepat minta maaf sana!” tegas Felix.

Tara langsung gelagapan, sementara Shaga tak menunjukkan ekspresi apapun. Dia hanya diam dengan wajah datar yang merupakan ciri khasnya.

“Ehem! ma-maaf tuan, saya tidak bermaksud tadi….” lirih Tara.

“Hem ya, lanjutkan saja. Saya mau kembali!” tegas Shaga.

Felix dan Tara menunduk hormat saat Shaga berjalan melewati mereka. Shaga berjalan dengan kepala tegak, setelah di rasa cukup jauh dari Felix dan juga Tara. Shaga langsung mengambil nafas dalam-dalam dengan wajah yang sudah memerah.

“Sialan! kenapa saya merasa malu ha!? rasanya baru saja di pergoki oleh kakak ipar sendiri!” ujar Shaga sambil mengatur nafas.

Setelah kepergian Shaga, suasana hening tiba-tiba tercipta diantara kakak beradik. Tara tidak mengerti mengapa kakaknya terus menatapi dirinya dengan penuh penekanan.

“Kak Felix! kenapa menatap ku begitu ha!?” tanya Tara merasa risih.

“Kenapa kamu memeluk tuan Shaga ha? kamu sudah gila ya?” ujar Felix.

“Aku tidak sengaja tahu! aku kira tuan Shaga adalah kakak!” elak Tara.

“Huf, Tara ingatlah tujuan kita. Jangan mengharapkan hal lebih, mengerti?” ucap Felix dengan serius.

Felix memang mengizinkan Shaga untuk berjuang mendekati adiknya, namun Felix punya rencana cadangan yaitu membuat adiknya selalu sadar diri. Dengan begitu Tara tidak akan memikirkan hal jauh tentang Shaga, Felix melakukan hal demikian karena tak mau adiknya terlibat bahaya lebih jauh lagi.

“Katakan apa yang ingin kamu katakan.” ucap Felix.

“Ah iya, Ronald sudah kembali, apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Tara dengan serius.

“Hem begitu, kakak akan mengatur rencana yang sangat luar biasa untuk membongkar kebusukannya. Dan kamu, kamu harus terlibat. Mengerti!?” tegas Felix.

“Hem, iya kak. Aku pasti dengan senang hati terlibat untuk menghancurkan mereka kak!” tegas Tara dengan tatapan yang menajam.

****

Tara berlalu pergi, dia harus segera kembali ke akademi sebelum ketahuan sudah kabur. Tara berjalan ke arah tembok halaman belakang, namun langkahnya terhenti saat melihat seorang pria jangkung sedang menyadarkan tubuh ke tembok sambil bersedekap dada, dan tidak pula lupa menatap dingin ke arah Tara.

“Tuan Shaga? kenapa tuan ada di sini?” tanya Tara menatap bingung.

Shaga memajukan telunjuknya, lalu menekuk telunjuknya dan menggerakkan telunjuk itu sebagai tanda untuk menyuruh Tara berjalan mendekat. Tara memahami isyarat itu, dan berjalan biasa menuju ke arah Shaga.

“Ada apa tuan? kenapa tuan menunggu ku?”tanya Tara.

“Saya tidak tahu apa sebenarnya yang kamu dan Felix rencanakan. Keinginan mu yang tiba-tiba ingin masuk ke akademik kepolisian. Semua itu sangat mencurigakan, apa yang sebenarnya kalian sedang rencanakan ha?” tanya Shaga dengan suara yang penuh penekanan.

Tara sebenarnya merasa takut jika harus di hadapkan dengan mafia iblis di depannya saat ini. Namun, setelah banyak permasalahan yang telah ia hadapi. Tara memutuskan untuk tidak pernah takut pada siapapun, dia harus berani demi dirinya sendiri.

“Saya kira tuan cukup tahu sedikit saja tentang saya dan kakak saya tuan. Karena sungguh kami bisa mengatasinya sendiri. Tuan hanya perlu melihat kami sebagai pekerja yang patuh.” jawab Tara dengan tenang.

“Hee! kamu ternyata memang gadis pembangkang. Sejak pertama melihat mu 6 tahun yang lalu. Mata ini, mata yang penuh dengan kebencian dan api dendam. Sungguh membuatku merasa tertarik.” ungkap Shaga sambil menyentuh lembut sudut mata kanan Tara.

Shaga menyentuh sudut mata Tara dengan wajah datar dan tatapan dingin. Tak ada ekspresi yang bisa di tebak oleh Tara. Semua terlihat sungkar, tangan kekar dan besar itu lalu bergeser menyentuh bibir mungil merah milik Tara sambil terus mengelusnya dengan lembut.

“Entah apa yang kamu rencanakan, tetap saja kamu tidak akan pernah bisa pergi lagi setelah masuk ke dalam sini.” ujar Shaga dengan serius.

“Apa hak tuan melarang saya? saya hanya seorang pekerja, tentu saya bebas untuk berhenti di sisi tuan setelah 6 tahun pengabdian yang saya lakukan.” jawab Tara.

Set!

Shaga menekan bibir mungil Tara dengan ibu jarinya, memang tak terasa sakit. Namun Tara merasa risih dan bergidik ngeri melihat tatapan mata yang begitu kejam.

“Kamu adalah milik saya Ara! Milik saya! kamu tidak akan mudah pergi setelah masuk dalam kehidupan saya!” tegas Shaga.

Shaga melepaskan tangannya dari bibir Tara. Atmosfer di sekitar Tara terasa begitu dingin, bulu kuduknya merinding. Di tatapnya Shaga yang masih tak melepaskan pandangan dari dirinya.

“Pergilah, kembalilah ke akademik itu.” ujar Shaga dengan wajah datar.

Tara mengangguk, baru selangkah ia berjalan. Tiba-tiba langkahnya kembali berat saat Shaga kembali membuka suara.

“Setelah permainan mu selesai di akademi itu, maka aku akan segera menyeret mu kembali dan mengurung mu selamanya disini!!” tegas Shaga.

Glek!

Susah payah Tara menelan saliva karena melihat hawa Shaga yang begitu menyeramkan seperti iblis yang turun dari neraka paling kejam.

“Tidak Tara! lo gak boleh takut! itu cuma gertakan doang, mana bisa gitu bangke! gue juga mau bebas, dan lagian gue masih mau nyari 3 orang lagi!” monolog Tara dalam hati.

Pagi sudah menyapa hari, Fina baru saja membuka mata. Hal pertama yang ia lakukan adalah menyapa Tara teman sekamar yang paling baik dan keren menurutnya.

“Tara selamat pa … gi?” 

Mata Fani langsung membola saat melihat Tara sudah tak berada di kasur, dia sungguh merasa panik.

“Tara!? kamu dimana? Apa kamu ada di dalam kamar mandi?” ujar Fina dengan panik.

Fani langsung turun dari ranjang, dan berjalan terburu-buru untuk membuat pintu kamar mandi. Namun tak ada Tara di dalamnya.

“Aduh, gimana ini?” gumam Fina.

Fani memutuskan untuk keluar, di luar dia tak sengaja menabrak punggung kekar dan lebar milik Astro yang sedang berjalan dengan santai.

“Ada apa ini! Kenapa kamu terburu-buru begitu!?” tanya Astro dengan tegas.

“Maaf Mayor! saya tak sengaja. Anu … , saya sedang mencari Tara, dia tak ada di kamarnya!” jelas Fani dengan histeris.

“Apa!? tak ada dikamar!?” ujar Astro.

Dor!

Suara tembakan terdengar nyaring dan keras, Astro dan Fani langsung melotot bersamaan.

“Tara!!” ujar Astro.

Keduanya berlari dengan panik ke arah sumber suara. Fina terus berlari mengikuti Astro, dia yakin suara tembakan itu berasal dari ruang latihan.

Brak!

Astro membuka pintu dengan kasar.

“Tara!?” teriak Astro.

Tara menoleh dengan senjata pistol yang berada di tangan kanannya

“Aaa! Letnan Ronald!!!” teriak Fani.

Astro menatap kaget saat melihat Ronald jatuh tergeletak diatas lantai ruang latihan. Kemudian arah pandangnya tertuju pada Tara yang memegang pistol dengan wajah datar.

“Tara? apa yang telah kamu lakukan?” tanya Astro.

Tara hanya diam, di menatap dingin Astro. Lalu sesaat kemudian dia melirik ke arah Ronald yang terbaring tak sadarkan diri diatas lantai sambil menunjukkan ekspresi menyeringai. Astro menatap tak percaya bahwa Tara menunjukkan sisi yang terlihat menakutkan begitu.

“Apa yang telah kamu lakukan Tara?” tanya Astro.

Tara kembali menatap Astro, dia memutar bola mata malas ketika mendapatkan pertanyaan tuduhan seperti itu.

“Gak ada!” jawab Tara dengan santai.

Astro terkejut mengetahui Tara sudah berbicara, sementara Fani masih membeku di tempat karena tak memahami apa yang sedang terjadi.

“Kamu bisa bicara lagi Tara!?” ujar Astro dengan wajah terkejut.

“Iya, emang kenapa!? Lo gak suka kalau gue udah bisa ngomong ha!?” balas Tara dengan acuh.

“Aku turut senang. Tapi, jawab pertanyaan ku yang tadi Tara!? apa yang telah KAMU LAKUKAN!?” teriak Astro dengan tegas.

Tara mengorek telinga kirinya yang tak gatal dengan kelingking.

“Ck, berisik lo komandan Ro!” balas Tara yang tak minat.

“JAWAB TARA MAHESWARI!!!” bentak Astro.

“Gue bunuh dia! Puas lo ha!?” jawab Tara.

Fani dan Astro membulatkan mata ketika mendapatkan jawaban mengerikan yang keluar dari dalam mulut gadis cantik itu.

“Tara? kamu ….”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!