Merebahkan diri pada bentangan kasur king size di kamarnya, Aini merutuki dirinya sendiri. Dadanya bergemuruh, ada apa dengan dirinya? Dia mencium Alka? Bukan ciuman di pipi atau di tangan seperti yang dilakukan lumrahnya saudara pada umumnya tapi dia mencium Alka di bibir! Ada yang salah dengan dirinya. Ya, Aini tahu dia sudah kehilangan kendali pada dirinya.
Selama ini dia tidak pernah merasakan perasaan seperti ini pada siapapun juga, tapi bersama Alka ada letupan tidak terlihat di dada yang membuat dirinya ingin terus bersama Alka. Perasaan macam apa ini?
Sekali lagi dia memegangi bibirnya, menyentuh bagian yang tadi menyapu lembut bibir Alka. Bagaimana jika aksi spontan nya tadi meninggalkan rasa risih, tak nyaman bahkan menimbulkan kebencian Alka pada Aini?
"Bodoh.. Bodoh.. Bodoh!! Kenapa aku tadi lepas kendali gitu sih? Harusnya aku bisa tahan diri. Iih udah kayak cewek apa aja aku ini, main sosor bibir orang! Mana itu tadi ciuman pertama ku lagi hiih!!" Aini membenamkan wajahnya pada bantal.
"Susah payah menahan diri, tapi dia bikin aku luluh karena pelukannya. Sebenarnya siapa yang salah di sini? Dia lah, dia yang salah! Eh tapi dia kan nggak ngapa-ngapain?? Uuuuh my... Aku udah nggak waras!!" Aini makin frustasi.
Sementara Alka masih berada di tempat yang sama, dia belum beranjak dari taman besar penuh bunga di belakang rumah ayahnya. Apa dia juga memikirkan ciuman bersama Aini? Tidak! Dia bahkan tidak menganggap pertemuan antara bibirnya dengan bibir Aini tadi adalah suatu yang perlu diingat.
Bocah itu benar-benar pandai mengontrol emosi di usianya yang masih sangat muda. Tepukan di pundak membuat Alka memutar kepalanya ke arah belakang, sumber tepukan itu berasal.
"Udah makan kak?" Tanya Shopiah penuh perhatian.
"Udah buk."
"Ibuk mau ngomong sama kamu kak," Alka menatap ibunya tanpa bersuara.
"Hmm.. Kalau ibuk ngajak kamu kembali ke kampung, kamu mau kak?"
Netranya berputar, seakan ada rasa kesal dalam diri Alka ketika ibunya berucap demikian.
"Kenapa buk?" Tanya Alka terkesan dingin.
"Mungkin kamu sendiri juga sudah tahu rencana ayahmu menyekolahkan mu ke luar negeri, ayahmu hanya memanfaatkan kamu sebagai obsesinya saja. Dia ingin mempunyai anak laki-laki yang bisa meneruskan kerajaan bisnisnya, tapi dia lupa kalo kamu bukan anak kandungnya yang harus menuruti semua keinginannya! Ibuk nggak kuat liat kamu kayak gini kak, kamu seperti robot yang dia setir sesuka hatinya. Cukup, ibuk mau kamu hidup di kampung saja. Kita mulai semua dari awal. Kita lupakan semua kejadian yang ada di sini.. Anggap semua itu mimpi buruk. Sekarang waktunya bangkit, waktunya bangun menata masa depan yang lebih baik kak.. Kakak mau kan ikut ibu pulang ke kampung?"
Senyum getir muncul pada wajah Alka.
"Apa bedanya ayah sama ibuk?" Tanya Alka menciptakan ekspresi kebingungan pada diri Shopiah.
"Maksud kamu apa kak? Kamu membandingkan kami?"
"Bukan membandingkan. Tapi menyamakan. Dulu ibuk mengajakku ke sini, ke kota. Tanpa bertanya aku mau atau nggak. Nggak masalah, mungkin waktu itu aku masih terlalu kecil untuk membuat keputusan sendiri. Masih terlalu kecil hingga suaraku tidak perlu untuk didengarkan."
"Ibuk membuat keputusan menikah lagi dengan ayahnya Aini. Juga tanpa bertanya dulu padaku. Sekali lagi, nggak masalah.. Mungkin waktu itu ibuk benar-benar butuh pendamping hidup. Butuh seseorang yang bisa menemani ibuk, setuju atau nggak nya aku dengan pernikahan itu tetep saja pernikahan itu tetap terlaksana. Apa pedulinya ibuk pada perasaanku waktu itu?"
"Sebenarnya aku nggak mau mengungkit ini semua buk. Tapi, aku rasa kalian orang-orang dewasa sama saja.. Egois."
Saat Alka akan beranjak dari tempat duduknya, tangan Shopiah lebih dulu menahan langkah anak itu.
"Kak.. Ibuk pikir dengan mengajakmu ke kota, maka trauma mu pada pembullyan yang kamu alami dulu bisa hilang, ibuk tidak pernah berpikir membawa mu pada sesuatu yang buruk. Jika kamu tidak suka di sini, ibuk akan mengajakmu ke kampung halaman kita saja.."
"Apa itu solusi? Apa itu jalan keluar untuk semua masalah ini buk? Ibuk ngotot mengajak ku pulang kampung supaya apa? Ibuk punya suami di sini, jika nanti aku udah tinggal di kampung dan suami ibuk tiba-tiba datang mengajak ibuk kembali ke sini, bagaimana dengan ku? Harus ikut kembali ke sini?? Dengan embel-embel kalimat 'mulai dari awal'. Ya Tuhan.. Ini nggak akan berakhir, berputar di situ-situ aja buk."
Semua yang dikatakan Alka seperti menampar Shopiah dari kenyataan jika sebenarnya semua yang dia lakukan selama ini hanya untuk memenuhi kesenangannya, keinginannya, tidak pernah melibatkan anaknya ketika akan mengambil keputusan. Dia lupa atau mungkin melupakan jika anaknya juga berhak terlibat dalam apapun keputusan yang melibatkan hidupnya.
"Aku nggak apa-apa buk. Nggak ada yang perlu ibuk cemaskan. Ibuk berbahagia saja dengan pernikahan ibuk, aku juga akan mencoba mencari kebahagiaan ku sendiri dengan caraku. Aku setuju pada keputusan suami ibuk, jika sudah lulus dari pondok nanti, aku akan melanjutkan pendidikan di luar negeri. Sesuai keinginan suami ibuk." Ucap Alka santai.
Akhirnya tinggal Shopiah saja yang menangis tergugu di taman belakang tanpa ada siapapun yang tahu setelah sebelumnya Alka meninggalkan ibunya begitu saja.
"Kamu sudah jauh berubah kak.. Maafkan ibuk jika perubahan di hidupmu adalah hasil dari kekecewaan mu terhadap ibuk.."
________________
Alka sudah menyiapkan tas yang berisi baju serta keperluan lainnya untuk kembali ke pondok pesantren. Di beberapa kesempatan santri yang mondok memang diberikan izin untuk pulang kembali ke rumah.
"Udah siap mas?" Dani memperhatikan anak majikannya menenteng tas ransel sambil mengangguk mantap.
"Kamu mau pergi sekarang?" Tanya Aini yang tengah pura-pura sibuk dengan gadget di tangannya.
"Huum."
Mendapat jawaban singkat terkesan ketus, Aini berpikir jika Alka pasti marah karena sosoran yang dia lakukan tadi pagi pada Alka.
"Dih jawabnya gitu banget!!" Aini melempar asal gadget nya. Melipat kedua tangannya ke dada sebagai tanda jika dirinya sedang merajuk.
Alka memberikan ransel yang dia tenteng kepada asisten ayahnya itu, memberi isyarat agar menunggu dirinya di depan. Dani mengangguk mengerti.
"Apa, ada apa hmm?" Alka duduk dengan melipat kaki kanannya di atas kaki kiri.
"Budu amat!!" Ya seperti itulah wanita, mau salah atau benar mereka selalu ingin dimengerti, dipahami, dengan segala macam kode tak kasat mata yang njlimetnya melebihi rumus-rumus pelajaran kimia.
"Aku pergi dulu ya Ai, jangan marah.."
"Siapa juga yang marah?? Aneh deh. Pergi ya tinggal pergi kok, hus hus sana jauh-jauh!!"
"Bener ngusir nih?"
"Iya!! Udah sana pergi, ngapain masih ngejogrok di sini??"
Alka bangun dari duduknya. Dia beneran melangkah menjauh dari Aini. Membuat remaja itu kesal setengah mati karena ketidak pekaan Alka. Harusnya di saat dia merajuk gini kan Alka bisa membujuknya, memberikan kata-kata manis atau mungkin.. Sebuah kecupan di ujung kepala nya. Aini menggeleng cepat mengusir pikiran ngawurnya.
Kaki itu sudah berayun di luar rumah mewah milik ayah tirinya. Dia berputar haluan, memandang pemandangan megah dari tempatnya berdiri.
"Untuk pertama kali, aku mengambil keputusan untuk diriku sendiri.." Alka bergumam.
Saat dia ingin memasuki mobil, Aini mencegah tangannya. Alka mengerutkan kening tak mengerti.
"Apa hmm?" Tanya Alka.
"Kamu nggak peka banget sih jadi orang!! Aku tuh pengennya kamu pamit sama aku!! Bukan main selonong kayak gini!!" Aini menghentakkan kakinya.
"Tadi udah pamit kok. Kamu malah ngusir aku, lupa hmm?"
"Aah tau ah tau!!" Ujar Aini frustasi.
Alka mendekat. Menyelipkan anak rambut di belakang telinga Aini, lalu membisikkan sesuatu yang membuat Aini menegang.
"Aku tau apa yang kamu mau. Jadi gadis manis ya selama aku pergi, hadiahnya ambil sendiri nanti pas aku pulang mondok." Sebuah tiupan tepat di telinga Aini mengunci pergerakan remaja itu dari tempatnya. Dia diam mematung bahkan setelah deru mobil terdengar menjauh dari rumah itu.
"Alka gila!!!" Teriaknya kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
🌸Ar_Vi🌸
lanjuut
2024-04-26
5
varahmavah
Alka memang harus berobat ke psikiater buat menghilangkan traumanya kalau gak berobat sampai nanti pun akan terbayang² terus dimanapun Alka berada terutama bayangan Bayu yg buat Alka tertekan dan ingin balas dendam pada orang² yg menyakitinya dulu..😓
2024-04-26
9
Riaa Imutt
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2024-04-26
0