14. Apa aku gila?

'Sakti.. Kamu nggak akan bisa lari dari ku..'

'Jangan takut, ini mungkin akan lama, kamu tinggal nikmati aja.. Hanya sakit di awal.. Kamu bisa rasakan perlahan aku ada di dalam mu?'

'Kenapa? Kamu juga menikmati saat aku memasuki mu seperti ini? Apa kamu ingin melihat wajahmu yang merem melek keenakan? Hahaha'

'Sakti.. Sakti aaahh.. Shit kamu nggak boleh dimiliki orang lain selain aku.'

Semua perkataan Bayu berputar kembali dalam mimpinya. Dia seperti terpental ke waktu di mana Bayu melecehkannya. Dia bisa melihat semuanya tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan ketakutan, sakit, juga bagaimana dia gemetaran kala itu bisa dia rasakan lagi. Demi apapun Alka benci ketika dia dipaksa mengingat semua ini. Makin risih saja anak itu pada dirinya sendiri.

"Ambilin air.. Dia kayak ngigau gitu." Galih memberi intruksi pada Pandu yang berada paling dekat dengan dispenser di kamar mereka.

Mereka memang diberi fasilitas yang berbeda dengan pondok pesantren lain, di dalam kamar mereka terdapat dispenser. Tentunya benda itu hanya akan ditemukan di kamar Alka dan ketiga temannya saja oleh permintaan pak Jawir.

"Ini nih buruan bacain ayat-ayat cintah!" Pandu berjalan cepat membawa segelas air, dipikir akan dipakai Galih untuk nyembur Alka.

Karena terlalu riweh Pandu malah menumpahkan air itu tepat ke punggung Tio yang dari tadi fokus kepada Alka.

"Ya Alloh Gusti Panduuuuuu.. Kamu siram aku?? Yang butuh air tuh si Alka ngapa yang kamu siram malah aku cuba Sergio??" Tio mundur untuk membuka kaosnya karena telah basah oleh perbuatan Pandu.

"Maafkan aku Fernando Huse, aku tidak sengaja melakukannya. Aku yakin khodamnya Galih yang nyenggol aku nyampe air yang aku bawa jatuh tumpah ke badanmu. Kamu jadi basah seperti itu wahai Fernando Huse.. Sini aku lap pake sarung ku yang belum ku cuci ini." Pandu bergerak ingin membuka sarungnya. Tapi diberi ancang-ancang dari Tio agar Pandu nggak usah menodai matanya dengan membuka sarung warisan mbah kakung kepunyaan Pandu.

"Kalian bisa diem nggak? Panggil pak kyai gih, aku coba bangunin Alka lagi. Kok kayaknya ini bocah ketempelan, dari tadi tak bacain ayat kursi nggak bangun-bangun." Galih tidak begitu peduli dengan keributan kedua jurig di belakangnya.

"Kalau dibacain ayat kursi nggak bangun cuba kamu pukulin kursi ke arahnya pasti bangun.." Guyonan garing Pandu tak ada yang menanggapi.

Belum juga Pandu dan Tio meninggalkan kamar itu, Alka sudah mengerjapkan matanya. Dia bangun dengan nafas tersengal-sengal. Masih dengan wajah pucat juga tubuh gemetaran.

"Tio panggil pak Yusuf atau pak kyai gih buruan. Takutnya Alka emang kenapa-napa ini." Galih khawatir karena ketika membuka mata Alka terus memegangi kepalanya diikuti suara erangan lirih seperti dirinya memang benar-benar tersiksa dengan keadaannya saat ini.

"Siap! Berangkat!!" Tio tidak membuang waktu, dia berlari menuju pondok yang dikhususkan untuk para guru dan pengurus ponpes lainnya.

Tidak menunggu lama Tio datang dengan pak kyai dan dua orang guru yang mengikuti langkah cepat mereka. Pak Yusuf dan ummi Wiwit adalah orang yang ada di belakang pak kyai.

"Pak kyai, apa saya harus menghubungi keluarga Alka? Atau menghubungi mas Dani saja?" Pak Yusuf sudah memegang ponselnya sambil mencari nomer kontak Dani.

"Nanti saja. Kita lihat dulu kondisi Alka. Jangan gegabah, mereka bisa kalang kabut kalau tengah malem mendapat kabar anaknya sakit di sini." Tukas pak kyai sudah sampai di bilik Alka dan ketiga temannya.

"Alhamdulillah pak kyai, ini Alka pak.. Dia terus memegangi kepala dan nggak mau kami dekati. Kami takut dia kenapa-napa karena dari tadi juga memukuli dadanya sendiri. Dia kenapa pak kyai?" Galih dan Pandu mundur saat pak kyai memberi gestur agar mereka memberi ruang untuk Alka.

"Le.. Istighfar, tarik nafas hembuskan pelan-pelan."

Tangan pak kyai terulur berusaha meraih punggung Alka, membuat bocah itu tenang tapi yang terjadi Alka membuka mata melihat ke arah pak kyai dengan sorot mata merah menahan amarah juga rasa sakit hati justru mencengkeram tangan pak kyai.

"Astaghfirullahalazim.. Al, nyebut Al. Istighfar." Pak Yusuf ingin maju berusaha melepaskan cengkraman tangan Alka yang pasti meninggalkan jejak kuku pada pergelangan tangan pak kyai. Namun pergerakan pak Yusuf terhenti oleh gelengan kepala pak kyai yang mengisyaratkan untuk mereka semua tidak ikut maju sehingga membuat Alka semakin tertekan.

Semua yang di ruangan itu diminta keluar oleh pemimpin pondok pesantren itu. Hanya meninggalkan pak kyai dan ummi Wiwit juga Alka saja.

"Ada apa le?"

Tanya pak kyai setelah memberi jarak dan membuat Alka sedikit tenang dengan bacaan sholawat dan beberapa ayat pendek untuk menenangkan santrinya itu.

Netra Alka kembali terpejam, dia duduk di pinggir tempat tidurnya. Ummi Wiwit menyodorkan segelas air putih yang telah diberi doa sebelumnya untuk kemudian diminum oleh Alka.

"Diminum ngger.. Tenangkan dulu hati kamu. Nafasmu sampai ngos-ngosan gitu. Kamu mimpi buruk? Ada yang mengganggu kamu di sini?" Tanya ummi Wiwit sehalus mungkin.

Pak kyai melirik ke arah istrinya. Berusaha mengkode dengan mata batin agar sang istri tidak dulu menanyakan hal-hal yang sekiranya membuat Alka kembali tantrum. Emang bisa kode pake mata batin? Anggap saja bisa!

"Ummi apa aku ini gila?" Sebuah pertanyaan yang membuat ummi Wiwit memberanikan diri sedikit mendekati Alka.

"Nggak nak, kamu salah satu anak ummi di sini yang cerdas, kamu rajin, dan perkembangan kamu di sini sangatlah pesat, kamu bisa paham dengan sekali melihat penjelasan guru, kamu juga-"

"Bukan itu... Bukan itu ummi.. Apa aku gila??" Pertanyaan yang sama yang Alka tanyakan kepada ummi Wiwit.

Pak kyai yang juga ada di ruangan itu dianggurin begitu saja. Alka lebih suka bicara kepada ummi Wiwit nya. Dua kali kalimat pertanyaan yang sama meluncur dari mulut Alka, meski ummi Wiwit sudah berusaha memberi penjelasan jika Alka tidak mengalami kegilaan atau semacamnya, anak itu seperti tidak puas dengan jawaban ummi nya.

"Bicaralah nak, apa yang sedang kamu rasakan sekarang?" Ummi Wiwit menaruh tangan Alka di genggamannya.

Alka masih tidak tenang, "Apa aku harus keluar?" Tanya pak kyai kepada Alka.

Alka menggeleng pelan. Sebuah tarikan nafas Alka lakukan guna mengumpulkan keberanian untuknya berbagi.

Dia tidak peduli jika kejujurannya membuat dirinya dikeluarkan dari pondok pesantren ini. Dia tidak peduli jika niatnya mengurangi beban di hati membuatnya dikucilkan semua orang, dia bingung bagaimana keluar dari bayangan hitam yang terus menghantuinya. Dia merasa makin lama makin gila karena tertekan. Dia bisa diam tapi mimpi itu akhir-akhir ini membuatnya seperti orang tidak waras. Bangun dengan perasaan cemas berlebihan, juga selalu ketakutan saat ada orang dewasa mendekatinya. Terlebih laki-laki.

"Khodamnya Alka ngeri ya, pak kyai aja di slepet sama dia." Ucap Pandu.

"Kamu liat nggak tadi cara dia ngeliat pak kyai kayak apa? Begini begini" (mata Tio dilebar-lebarkan menirukan bagaimana Alka tadi memandang ke arah pak kyai, tentu saja dengan versi lebay ala dia.)

"Kalau Alka yang melotot masih bisa ditoleransi, masih pantes aja wong dia ganteng.. Lha kamu Yo.. Tio.. Melotot melotot kayak gini kayak barongan tahu nggak. Udah jelek makin nggak enak dipandang." Pandu mendapat timpukan peci oleh Tio yang kesal disamakan dengan barongan.

"Hsssst.. Diem. Kalian ini, sana wudhu ke masjid. Nunggu waktu subuh di sana!" Tegas pak Yusuf kemudian. Kehadirannya seperti tidak nampak di mata ketiga anak didiknya.

"Lha bapak ngapain? Ayo pak kita ke masjid bareng-bareng." Ajak Pandu kepada pak Yusuf.

"Hilih bocah sekarang, disuruh malah balik merintah. Ayo lah!"

Mereka meninggalkan asrama putra dan bersama-sama melangkah menuju puncak eh menuju masjid maksudnya.

Terpopuler

Comments

Lyta Thalita

Lyta Thalita

nauzubillah
ini novel tapi aku merinding..
bayangin para korban yg selalu terngiang2 , tutup telinga tutup mata tapi bayang2 setaan ibliss pelaku HK mau hilang..
semoga kita selalu dijauhkan dari hal hal yg keji

2024-04-18

31

Lyta Thalita

Lyta Thalita

keluarkan semua uneg2 mu alka
gk bisa kamu menyimpan beban mental sendiri, gk akan ada yg mengucilkan
percayalah

2024-04-18

25

Happyy

Happyy

💪🏼💪🏼💪🏼

2024-04-24

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!