8. Hukuman

"Siapa dia?" Tanya pak Jawir menatap ipad yang menunjukkan foto dan informasi tentang Bayu. Guru konseling di sekolah Sakti.

"Bayu Aji, 35 tahun. Seperti informasi yang sudah saya rangkum di sana, dia adalah orang yang meninggalkan anak anda seorang diri dengan kondisi sudah kacau seperti saat anda menemukan anak anda sore tadi di sekolah."

"Hanya ini? Apa tidak ada informasi lain? Aku membayar mu mahal bukan untuk bermain-main dengan waktuku. Aku ingin secepatnya pelaku pelecehan terhadap anakku ditangkap!" Pak Jawir menaikkan satu oktaf nada suaranya.

Dia kecewa karena berpikir sudah bisa meringkus pelaku yang menyebabkan Sakti menderita dengan luka di fisik dan mentalnya. Ternyata dia harus menelan pil pahit karena orang yang dipercaya menguak kasus anaknya ini terkesan bergerak lambat.

"Tenang pak, saya baru melakukan penyelidikan ini dan belum sampai tiga jam mengerjakan perintah bapak. Orang-orang yang saya sebar di lapangan akan selalu memberikan informasi terkini tentang pergerakan target kita ini-" Kalimat itu terpotong.

"Terserah! Aku beri waktu sampai besok pagi. Saat matahari muncul tetapi kamu dan tim mu belum menyelesaikan pekerjaan dari ku, ucapkan selamat tinggal pada pekerjaanmu itu!" Ancam pak Jawir penuh penekanan.

Menghadapi orang berduit harus memiliki kesabaran seluas samudera dan kewarasan yang tidak terhingga. Apalagi jika ditambah orang yang berduit ini sudah membawa emosi ke dalam nada bicaranya, sebagai kaum mendang-mending yang pekerjaannya hanya menuruti perintah si kaya, maka mereka kudu miliki stok kesabaran yang tidak ada habisnya.

Seperti sekarang ini, Dani seorang yang bekerja untuk pak Jawir sebagai asisten pribadinya di kantor harus mengasah skill detektifnya ketika atasannya memaksa dirinya menyelidiki masalah yang menimpa anaknya. Dani menghela nafas berat beberapa kali ketika atasannya itu pergi dengan ancaman mengarah pada pemecatan jika dirinya tidak mampu memecahkan kasus njlimet ini.

"Dengar, percepat pencarian dan segera temukan manusia bi_adap itu. Waktu kita tidak banyak, kerahkan semua orang mu untuk turun langsung mencarinya." Dani melakukan panggilan telepon untuk memberi intruksi pada anak buahnya di ujung sana sambil berjalan cepat meninggalkan kafe yang mulai ramai.

Tidak ada keluhan yang keluar dari mulutnya hanya sedikit pening menandakan benaknya sedang dipaksa untuk berpikir lebih keras karena tuntutan pekerjaan.

Pukul 02.30 dini hari.

Suara pecahan kaca jendela membuat laki-laki bertubuh tinggi dengan kulit sawo matang itu terusik dari mimpi indahnya. Matanya dipaksa terbuka karena pendengarannya kembali menangkap sesuatu yang tidak beres terjadi di luar rumahnya.

"Pencuri? Aku harus telepon polisi!" Gumam Bayu ingin kembali ke dalam kamar guna mengambil ponselnya ketika dia melihat ada jendela dekat pintu rumahnya yang sudah pecah berantakan.

Penerangan yang mulanya redup di ruangan itu karena lampu depan rumah saja yang dia hidupkan berubah jadi terang benderang ketika tangannya meraih saklar.

Berapa terkejutnya dia saat melihat beberapa orang sudah ada di dalam rumahnya untuk mengepung dirinya.

"Jangan coba-coba teriak, jika masih sayang nyawa. Dan nggak usah repot-repot telepon polisi, karena sebentar lagi kami juga akan membawamu ke sana. Mendekam sampe mampus di sel penjara tapi sebelum itu, bos kami ingin bermain-main dulu denganmu." Kata seseorang yang menjadi leader di tim itu mengacungkan pistol tepat pada kepala Bayu.

"Tutup matanya dan ikat dia!" Perintahnya pada anak buahnya yang ikut menyatroni rumah Bayu.

"Hmmmm uuuhmmmm uuehhhmmmmm" Entah ini orang bilang apa, mulutnya sudah disumpal dengan kaos kaki milik salah satu orang yang menangkapnya. Menyeret paksa tubuh Bayu, sesekali dirinya mendapat tendangan kasar dari mereka.

"Bos, kami sudah menemukan target." Sebut saja Adoy, dia menghubungi Dani untuk memberi tahu jika sudah berhasil meringkus Bayu.

"Bagus. Pastikan dia tetap hidup sampai besok pagi, bos besar sendiri yang akan turun tangan." Dani memutus sambungan telepon.

Dani mengetik pesan singkat pada pak Jawir untuk memberi tahu jika Bayu, pelaku pelecehan pada putra bos besarnya itu sudah berada di tangan anak buahnya.

Rasanya ada sedikit kelegaan dan kebanggaan pada diri Dani karena lagi-lagi dia mampu menyelesaikan tugas yang diberikan atasannya. Kini waktunya dia untuk sejenak mengistirahatkan badan dan pikirannya.

Mendapat pesan dari Dani, pak Jawir yang memang terjaga semalaman tidak menunjukkan ekspresi apapun. Datar. Dia kembali menatap Sakti yang terlelap, tangan kecilnya digenggam istrinya. Terlihat sekali jika anak itu menderita.

"Jika dunia tidak memberimu keadilan, maka aku yang akan mengadili mereka untuk mu." Ucap pak Jawir meninggalkan ruangan itu.

Pak Jawir tidak memberitahu kepada istrinya jika dia akan pergi, dia tahu istrinya itu sudah cukup lelah dan terpukul dengan keadaan Sakti saat ini.

"Kamu di mana? Aku akan ke lokasi sekarang." Kata pak Jawir tegas pada Dani lewat sambungan telepon.

Dani yang baru memejamkan mata terpaksa mengguyur kepalanya dengan air dingin guna menghilang rasa kantuk dan pusing yang mendadak datang menghampirinya karena dipaksa bangun tidur padahal baru terpejam beberapa menit.

"Saya ke sana secepatnya pak." Jawab Dani sudah on fire.

Pukul 03.15, di markas Adoy.

Seorang terlihat terikat tak berdaya, mulutnya sudah terlepas dari siksaan kaos kaki dengan bau seperti ketiaknya genderuwo. Penutup matanya juga sudah dibuka bersamaan dengan lepasnya kaos kaki dari mulutnya tadi.

"Dia?" Tanya pak Jawir menatap benci pada Bayu yang juga memindai sosok berwibawa di depannya.

"Iya pak. Dia orang yang membuat anak bapak masuk rumah sakit karena pelecehan sek_sual yang lelaki ini lakukan sore kemarin." Ucap Dani memberikan informasi.

Mata Bayu membulat sempurna. Dia terkejut ada yang mengetahui kebusukannya.

"Kalian salah orang, aku tidak tahu apa-apa!! Kalian bisa aku laporkan ke polisi jika menyekap ku seperti ini!!" Meski keadaannya sudah payah, Bayu masih berani memberikan ancaman. Dia tidak tahu sedang berhadapan dengan orang yang anaknya telah dia lecehkan.

"Alkaio Bima Sakti, apa nama itu familiar untukmu?" Tegas pak Jawir menyebutkan nama lengkap Sakti.

Kembali, Bayu merasakan dadanya bergemuruh. Siapa orang-orang ini? Mengapa mereka bisa tau rahasia yang dia simpan rapat dan dia jaga seperti merawat anak sendiri?

"A-aku.. Aku guru di sekolah tempat Sakti menuntut ilmu. Sesekali aku bertemu dengannya, dia anak nakal. Anak bermasalah yang sering datang ke ruangan ku. Hmmm aku guru konseling di sekolahnya." Bayu berkata seolah-olah dia yang paling mulia di sana.

"Bawa ke mari besi itu." Ucap pak Jawir memerintahkan Adoy, dengan senang hati Adoy memberikan besi yang sudah dipanaskan ujungnya kepada pak Jawir.

"Aaaaaaaaaarrrrrrrgghhhhhhhhh"

Sebuah teriakan nyaris seperti lolongan terdengar dari mulut Bayu ketika besi itu mendarat di dadanya yang masih terbungkus pakaian.

"Kamu bilang anakku nakal? Anakku bermasalah? Aku rasa otakmu lah yang bermasalah!!!"

Kembali besi panas itu ditorehkan pada bagian tubuh Bayu yang lain, membuat pemilik tubuh itu gelojotan seperti cacing kepanasan. Teriakan kembali terdengar mana kala pak Jawir tanpa jeda memberi tanda kebencian di tubuh Bayu.

"Apa ada korban lain?" Tanya pak Jawir dengan sorot mata menembus kalbu.

"T-ti-tidaak ada... Maafkan aku pak, aku khilaf.. Aku minta maaf.. Sungguh aku tidak akan mengulangi perbuatanku lagi.." Rasa sakit dan ketakutan menjadi satu.

Sial bagi Bayu karena tidak tahu jika di balik sosok ringkih seorang Sakti terdapat pelindung dengan bentangan sayap besar tak terlihat yang mampu meluluhlantakkan dirinya.

"Khilaf? Apa kamu pikir dirimu adalah seorang anak kecil yang ketahuan mencuri permen lalu minta maaf dan berjanji tidak akan mencuri permen lagi, begitu?"

"Jika seorang pencuri akan dipotong tangannya untuk menebus perbuatannya dan menjaga agar dirinya tidak melakukan perbuatan yang sama di kemudian hari.. Apa yang harusnya aku lakukan kepadamu karena telah melecehkan anakku?"

Glek.. Susah payah Bayu meneguk salivanya. Benar-benar apes untuknya karena berurusan dengan orang berkuasa seperti pak Jawir, meskipun memohon ampun dengan mengeluarkan air mata darah, permohonannya tidak akan terkabul.

"Ambil air garam, siram dia agar dia merasakan perihnya kehidupan anakku setelah perbuatan be_jat yang dia lakukan. Tebas miliknya yang tidak seberapa panjang itu, berikan pada an_jing di luar sana."

Pak Jawir beranjak meninggalkan tempat yang menjadi markas anak buah Dani tidak menghiraukan teriakan memohon yang Bayu perdengarkan. Tidak peduli dengan jerit kesakitan yang Bayu alami, bahkan dia bisa menikmati setiap siksaan yang Adoy berikan untuk Bayu saat ini.

"Paksa dia mengakui semua perbuatannya, setelah itu hilangkan dia dari muka bumi. Buat seperti sebuah kasus bunuh diri." Tegas, dingin dan tanpa belas kasih itulah sosok pak Jawir saat ini, seorang ayah yang ikut terluka karena anaknya direndahkan begitu saja.

'Aku sudah bilang, jika dunia tidak bisa memberi mu keadilan.. Biarkan aku yang mengadili mereka dengan caraku.'

Terpopuler

Comments

🍊 NUuyz Leonal

🍊 NUuyz Leonal

heuleuh khilaf konon 😠😠😠
waktu kamu melakukan kejahatan mu itu sepertinya kamu tidak pernah berfikir akan berada di posisi sekarang kan
sekarang nikmati saja rasa sakitnya karena apa yang kamu rasakan tidak akan sebanding dengan apa yang kamu lakukan pada sakti

2024-04-12

36

UmmuShafira

UmmuShafira

kapok lo😠😡

2024-06-09

1

💮Nofa💮

💮Nofa💮

lekas pulih sakti

2024-05-12

4

lihat semua
Episodes
1 1. Aku bukan pencuri!
2 2. Jangan sok Jagoan
3 3. Hubungan baru
4 4. Bertemu guru konseling
5 5. Awal bencana
6 6. Ternyata dia..
7 7. Mengungkap pelaku
8 8. Hukuman
9 9. Semangat dari ayah
10 10. Alka
11 11. Cerita Alka
12 12. Teman baru
13 13. Sakti..
14 14. Apa aku gila?
15 15. Pindah?
16 16. Isi hati
17 17. Keputusan ayah
18 18. Pov Alka
19 19. Keputusan yang diambil sendiri
20 20. Kembali ke ponpes
21 21. Sedikit cerita Pandu
22 22. Berat melepasmu
23 23. Bersama Dani
24 24. Dr. Selena
25 25. Bukan shooting!
26 26. Kebenaran di masa lalu
27 27. Berada di waktu dan tempat yang salah
28 28. Berada di waktu dan tempat yang salah 2
29 29. Nasib Max
30 30. Balasan untuk orang serakah
31 31. Datang demi dia
32 32. Bukan pencuri!
33 33. Sakau?
34 34. Kado ulang tahun Ai
35 35. Ingat batasan!
36 36. Kembali ke London
37 37. He's back
38 38. Perjodohan?
39 39. Sisi lain Dani
40 40. Kita bertemu lagi
41 41. Starla
42 42. Perjodohan yang batal
43 43. Sakit
44 44. Rencana Mr. J
45 45. Hanya temu bibir
46 46. Si penggoda ulung
47 47. Trauma yang belum hilang
48 48. Aksi gila Ai
49 49. Menyembuhkan trauma?
50 50. Im_poten?
51 51. Rain
52 52. Rain 2
53 53. Kecelakaan
54 54. Bertemu iblis
55 55. Ketua geng?
56 56. Finding Starla
57 57. Menemukanmu
58 58. Aku adikmu?
Episodes

Updated 58 Episodes

1
1. Aku bukan pencuri!
2
2. Jangan sok Jagoan
3
3. Hubungan baru
4
4. Bertemu guru konseling
5
5. Awal bencana
6
6. Ternyata dia..
7
7. Mengungkap pelaku
8
8. Hukuman
9
9. Semangat dari ayah
10
10. Alka
11
11. Cerita Alka
12
12. Teman baru
13
13. Sakti..
14
14. Apa aku gila?
15
15. Pindah?
16
16. Isi hati
17
17. Keputusan ayah
18
18. Pov Alka
19
19. Keputusan yang diambil sendiri
20
20. Kembali ke ponpes
21
21. Sedikit cerita Pandu
22
22. Berat melepasmu
23
23. Bersama Dani
24
24. Dr. Selena
25
25. Bukan shooting!
26
26. Kebenaran di masa lalu
27
27. Berada di waktu dan tempat yang salah
28
28. Berada di waktu dan tempat yang salah 2
29
29. Nasib Max
30
30. Balasan untuk orang serakah
31
31. Datang demi dia
32
32. Bukan pencuri!
33
33. Sakau?
34
34. Kado ulang tahun Ai
35
35. Ingat batasan!
36
36. Kembali ke London
37
37. He's back
38
38. Perjodohan?
39
39. Sisi lain Dani
40
40. Kita bertemu lagi
41
41. Starla
42
42. Perjodohan yang batal
43
43. Sakit
44
44. Rencana Mr. J
45
45. Hanya temu bibir
46
46. Si penggoda ulung
47
47. Trauma yang belum hilang
48
48. Aksi gila Ai
49
49. Menyembuhkan trauma?
50
50. Im_poten?
51
51. Rain
52
52. Rain 2
53
53. Kecelakaan
54
54. Bertemu iblis
55
55. Ketua geng?
56
56. Finding Starla
57
57. Menemukanmu
58
58. Aku adikmu?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!