3. Hubungan baru

"Saya terima nikah dan ka_winnya Shopiah binti Rasidi dengan mas ka_win uang tunai sebesar dua ratus dua belas ribu dua ratus dua belas rupiah dan seperangkat alat sholat di bayar tunai!"

"Saksi?" Tanya penghulu ke arah kanan dan kiri.

"Saah! Alhamdulillah."

"Alhamdulillah.."

Sakti hanya menatap nanar pada kedua mempelai yang sekarang duduk mesra di pelaminan setelah beberapa waktu lalu meresmikan hubungan mereka dalam ikatan agama yang di sahkan oleh negara.

"Seneng kan kamu?? Muak aku lihatnya!!" Aini tak kalah kesal dengan adanya acara hari ini. Meski tidak mengundang banyak tamu tapi melihat dekorasi indah dan terkesan mewah itu pastilah butuh gelontoran dana yang tidak sedikit.

Sakti memilih pergi menyelamatkan sisa kewarasan yang ada dari pada ikutan gila seperti yang Aini lakukan. Bocah itu dengan sengaja menggunting beberapa taplak meja yang adalah bagian dari dekorasi ruangan itu. Ayahnya pasti akan mengeluarkan uang tambahan untuk kerusakan yang Aini lakukan. Tapi siapa peduli?!Aini marah saat larangannya tak digubris oleh ayahnya sama sekali. Sakit hati Aini melihat ayahnya tersenyum hahahihi menyalami tamu yang hadir di acara pernikahan mereka.

"Waktunya foto keluarga, mana anak-anaknya pak bu? Bisa sekalian diajak naik ke pelaminan untuk foto keluarga bersama."

Juru shooting yang mengabadikan semua momen di hari bahagia Shopiah dan pak Jawir ikut celingukan mencari keberadaan anak dari kedua mempelai yang sejak awal dia datang tidak ikut masuk ke dalam rekaman yang dia buat.

"Mas.. Mereka kemana ya?" Shopiah cemas. Dia ingin berlari turun dari tempatnya menjadi pasangan raja dan ratu sehari untuk mencari keberadaan anak mereka tapi tangan pak Jawir menggenggamnya erat berusaha mencegah apapun yang ada di benak istrinya.

"Biarin aja. Nanti kita bikin foto keluarga sendiri pas mereka udah bisa nerima kenyataan jika kita sudah menikah dan menjadi orang tua mereka."

"Kamu fokus pada acara kita saja. Hari ini adalah hari bahagia kita. Tentang anak-anak, biarkan saja.. Yang penting mereka tidak membuat keributan dan masalah hari ini." Imbuh pak Jawir menenangkan Shopiah.

'Kamu pasti kecewa banget sama ibu ya kak.. Maafin ibu kak..'

____________

Aini tidak peduli dengan acara itu. Sama dengan Sakti dia memilih pergi. Kakinya berjalan menuju luar gedung resepsi itu digelar. Tidaklah sulit bagi Aini untuk kembali pulang ke rumah, tapi tidak dia lakukan. Aini menghentikan langkah kakinya saat melihat Sakti duduk diam di taman kecil tak jauh dari gedung resepsi tempat orang tuanya menggelar pesta.

"Heh tengil, ngapain di sini?!" Bentak Aini.

"Namaku Sakti."

"Terserah aku mau manggil kamu apa. Ngapain di sini, bukannya kamu seneng ibu mu bisa nikah sama ayah ku?! Sok sedih, drama tau nggak!!" Aini menyalurkan emosinya pada Sakti.

Sakti berdiri dari duduknya, tidak berniat sedikitpun untuk meladeni anak manja satu ini. Lagipula siapa juga yang senang dengan pernikahan antara ibunya dan ayahnya si manja itu? Sakti juga marah sama ibunya. Selalu bicara seolah-olah ayahnya lah satu-satunya lelaki yang ibunya cintai tapi nyatanya baru setahun meninggalkan kampung mereka dan merantau ke kota.. Ibunya bisa mengambil keputusan penting di hidupnya dengan menikah lagi.

"Jangan ganggu aku. Aku sedang nggak ingin berdebat sama kamu." Tutur Sakti berjalan melewati Aini.

"Ganggu kamu?? Pede sekali kamu nak ckck. Kamu pikir kamu siapa, sok penting banget sampai aku kudu gangguin kamu hah??" Aini melotot tak percaya dia ditinggal begitu saja oleh Sakti.

"Heiii!! Aku belum selesai ngomong tengil!!" Seru Aini lantang seperti toa masjid.

"Sakti." Dan Sakti terus berjalan.

"Masa bodoh!" Mengekor di belakang Sakti.

"Heh tengil, kamu kok makin nggak sopan gitu sih!! Awas ya kamu!!" Aini berjalan sesekali menyenggol lengan Sakti. Tanpa mereka sadari kedekatan sudah terjalin meski dengan ejekan dan sikap acuh dari keduanya.

Malam hari di rumah pak Jawir.

"Sakti, bagaimana sekolahmu? Apa ada yang mengganggumu di sana?" Tanya pak Jawir berusaha mendekatkan diri dengan membangun bonding dengan anak tirinya.

"Biasa saja." Jawab Sakti sekenanya.

"Kak.. Ayah mu lagi bertanya, kenapa jawabnya ketus begitu?" Shopiah memegang punggung tangan Sakti. Hal mengejutkan diterima Shopiah, wanita yang baru diperistri pak Jawir mendapat tepisan juga pandangan tak terbaca oleh anaknya sendiri.

"Ayahku sudah meninggal. Apa ibuk lupa?" Sakti bangkit dari tempat duduknya.

"Astaghfirullah Sakti, pak Jawir kan sekarang suami ibuk kak.. Ayah kamu juga.. Kamu bicara begitu bisa menyakiti hati ayah kamu kak.." Shopiah berusaha memberi pengertian kepada Sakti.

"Suami ibuk bukan berarti jadi ayah ku. Ayahku udah nggak ada." Lagi-lagi perkataan Sakti seperti hunusan pesan yang merajam hati Shopiah.

Tanpa diminta Sakti berdiri dari kursi yang dia duduki. Berjalan menuju kamar yang dulunya ditempati berdua dengan ibunya.

"Sudah lah biarin aja dulu, dia butuh waktu untuk menyesuaikan diri." Ucap pak Jawir bersikap santai.

"Tapi mas-"

"Anak bi Sho aja males ngomong sama bibi, apalagi aku! Bye!" Ucapan Shopiah terhenti oleh kalimat Aini yang menggeser kursinya ke belakang berniat meninggalkan ruang makan keluarga.

"Ai duduk!! Jaga sopan santun mu!! Jangan lagi panggil ibumu bibi. Panggil yang benar!! Dia ibumu sekarang!!" Hardik pak Jawir semakin tersulut emosi.

Tadi Sakti sekarang Aini, sepertinya kedua bocah itu akan terus membuat kedua orang tuanya pusing tujuh keliling, mengikis rambut kedua orang tuanya agar terjadi kebotakan perlahan karena stress mikirin tingkah polah serta penolakan anak-anaknya atas pernikahan mereka.

"Ayah bentak-bentak aku dihadapan bi Sho? Yah.. Si tengil aja nolak mentah-mentah ayah jadi bapak sambungnya apalagi aku! Aku kudu nerima bi Sho jadi ibuku, hahaha.. Lucu sekali ayah ini. Benar kata Si tengil ayah nikah sama bi Sho bukan berarti bi Sho itu bisa jadi bundaku! Dah lah.. Ilang selera makan ku!" Aini mengambil benda pipih di saku celananya, dia berjalan sambil fokus ke layar ponselnya tanpa peduli panggilan ayahnya.

"Anak jaman sekarang.. Bisa-bisanya mereka menjawab setiap omongan ku dengan kalimat ala sinetron seperti itu! Apa mereka pikir bersikap kurang ajar sama orang tua sendiri akan mendapat tepukan gemuruh dari netizen?!" Pak Jawir bermonolog.

"Maafkan Sakti dan Aini mas, aku yang salah.. Aku nggak mikirin perasaan mereka. Aku yang egois.." Shopiah sedih mendapati kedua anak mereka tidak lagi hormat kepada mereka sebagai orang tuanya.

"Sudahlah dek, jangan selalu menyalahkan diri sendiri seperti itu. Mereka bukan bayi yang tidak mengerti hubungan baru kita. Mereka punya nalar yang bisa dipakai untuk berpikir jernih. Lebih baik sekarang kita istirahat, hari ini cukup melelahkan untuk kita." Ajak pak Jawir.

Shopiah menurut saja pada titah pak Jawir. Dia langsung digiring suami barunya itu ke peraduan. Shopiah bahkan tidak menyempatkan diri terlebih dahulu untuk melihat kondisi putranya yang menuju kamar tanpa makan. Fokus Shopiah sudah terbelah sekarang. Hubungan baru antara dirinya dan pak Jawir secara tidak langsung membuat mental Sakti semakin tertekan. Sayang sekali.. Shopiah belum juga menyadari bagaimana tersiksanya batin anaknya sendiri.

Terpopuler

Comments

Ay

Ay

Padahal penting sekali meminta restu sang anak, jika begitu apa tidak bahaya buat psikis keduanya? Apalagi Sakti yg lebih memilih banyak diam, jangan sampai keadaan membentuk karakter tidak baik dlm dirinya. Anak sekecil Sakti masih butuh bnyak perhatian dan pengertian dr mu ibu Shopiah. Jika sudah menikah begini bukannya perhatiannya sudah terbelah? Bahkan bisa saja lebih fokus ke suaminya saja ckckckkk

2024-05-06

18

💮Nofa💮

💮Nofa💮

status jandaaa itu berat disandang oleh perempuan karena biasanya cenderung diremehkan oleh para tetangga, meskipun tidak semua seperti itu.
Tapi adalah 1 atau 2 orang yang meremehkan.
Jadi gak menyalahkan pilihan Sophia ketika memutuskan untuk menikah dengan Pak J, meskipun menerima penolakan keras dari anak-anak.
Semangat Sophia

2024-05-08

8

1 ʙɪʀᴜ🔥⸙ᵍᵏ𝐙⃝🦜

1 ʙɪʀᴜ🔥⸙ᵍᵏ𝐙⃝🦜

langsung di unboxing nih wkwk

2024-04-19

5

lihat semua
Episodes
1 1. Aku bukan pencuri!
2 2. Jangan sok Jagoan
3 3. Hubungan baru
4 4. Bertemu guru konseling
5 5. Awal bencana
6 6. Ternyata dia..
7 7. Mengungkap pelaku
8 8. Hukuman
9 9. Semangat dari ayah
10 10. Alka
11 11. Cerita Alka
12 12. Teman baru
13 13. Sakti..
14 14. Apa aku gila?
15 15. Pindah?
16 16. Isi hati
17 17. Keputusan ayah
18 18. Pov Alka
19 19. Keputusan yang diambil sendiri
20 20. Kembali ke ponpes
21 21. Sedikit cerita Pandu
22 22. Berat melepasmu
23 23. Bersama Dani
24 24. Dr. Selena
25 25. Bukan shooting!
26 26. Kebenaran di masa lalu
27 27. Berada di waktu dan tempat yang salah
28 28. Berada di waktu dan tempat yang salah 2
29 29. Nasib Max
30 30. Balasan untuk orang serakah
31 31. Datang demi dia
32 32. Bukan pencuri!
33 33. Sakau?
34 34. Kado ulang tahun Ai
35 35. Ingat batasan!
36 36. Kembali ke London
37 37. He's back
38 38. Perjodohan?
39 39. Sisi lain Dani
40 40. Kita bertemu lagi
41 41. Starla
42 42. Perjodohan yang batal
43 43. Sakit
44 44. Rencana Mr. J
45 45. Hanya temu bibir
46 46. Si penggoda ulung
47 47. Trauma yang belum hilang
48 48. Aksi gila Ai
49 49. Menyembuhkan trauma?
50 50. Im_poten?
51 51. Rain
52 52. Rain 2
53 53. Kecelakaan
54 54. Bertemu iblis
55 55. Ketua geng?
56 56. Finding Starla
57 57. Menemukanmu
58 58. Aku adikmu?
Episodes

Updated 58 Episodes

1
1. Aku bukan pencuri!
2
2. Jangan sok Jagoan
3
3. Hubungan baru
4
4. Bertemu guru konseling
5
5. Awal bencana
6
6. Ternyata dia..
7
7. Mengungkap pelaku
8
8. Hukuman
9
9. Semangat dari ayah
10
10. Alka
11
11. Cerita Alka
12
12. Teman baru
13
13. Sakti..
14
14. Apa aku gila?
15
15. Pindah?
16
16. Isi hati
17
17. Keputusan ayah
18
18. Pov Alka
19
19. Keputusan yang diambil sendiri
20
20. Kembali ke ponpes
21
21. Sedikit cerita Pandu
22
22. Berat melepasmu
23
23. Bersama Dani
24
24. Dr. Selena
25
25. Bukan shooting!
26
26. Kebenaran di masa lalu
27
27. Berada di waktu dan tempat yang salah
28
28. Berada di waktu dan tempat yang salah 2
29
29. Nasib Max
30
30. Balasan untuk orang serakah
31
31. Datang demi dia
32
32. Bukan pencuri!
33
33. Sakau?
34
34. Kado ulang tahun Ai
35
35. Ingat batasan!
36
36. Kembali ke London
37
37. He's back
38
38. Perjodohan?
39
39. Sisi lain Dani
40
40. Kita bertemu lagi
41
41. Starla
42
42. Perjodohan yang batal
43
43. Sakit
44
44. Rencana Mr. J
45
45. Hanya temu bibir
46
46. Si penggoda ulung
47
47. Trauma yang belum hilang
48
48. Aksi gila Ai
49
49. Menyembuhkan trauma?
50
50. Im_poten?
51
51. Rain
52
52. Rain 2
53
53. Kecelakaan
54
54. Bertemu iblis
55
55. Ketua geng?
56
56. Finding Starla
57
57. Menemukanmu
58
58. Aku adikmu?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!