“kak,lagi apa?” ada pesan di sela sarapanku minggu pagi ini.
"bales, cepet!!" pesan susulan yang datang memburu.
Ony, janggal sekali hari minggu ia menghubungiku. Hubunganku dengannya lebih seperti kakak dan adik, karena kami terpaut amat jauh secara usia, dan kami tidak sering berhubungan di luar pekerjaan, namun semenjak hari itu kami cukup sering bercanda secara daring. Aku cukup sering mnghubungi dia via telepon, begitupun Ony. Namun, kami cukup dewasa untuk menghargai adanya Asih, sehingga kami punya batasan yang amat sangat jelas. Ya, seperti katanya “ring nol”. Yang berarti kami tidak akan pernah pergi cuma berdua diluar urusan pekerjaan. Urusan pekerjaanpun apabila diharuskan kami pergi keluar kantor, kami selalu mengajak serta rekan kami yang
lain untuk turut menemani.
“sarapan,mau?tumben udah bangun minggu minggu?” balasku
Minggu pagi adalah hari spesial buatku, hari minggu pagi aku akan selalu menyempatkan diri untuk “melarikan diri” sejenak ke tempat yang kadang jauh dari hiruk pikuk manusia hanya untuk mengisi ritual pagi yang disebut sarapan, tak jarang aku bisa berada 3 jam jauhnya dari tempat tinggalku untuk menyantap pagi. Bahkan saat semalam aku hanya terlelap selama beberapa jam, ritual ini tidak akan pernah aku lewatkan. Mengingat 6 hari aku selalu penat akan pekerjaan kantorku, dan pagi ini aku memilih bubur ayam yang cukup ternama di kotaku, tidak jauh dari rumah, karena semalam aku merasa sangat kurang istirahat.
“kak, aku telp boleh?” pesannya lagi.
“boleh”ujarku singkat saja.
Lalu tak berselang beberapa lama ponselku berbunyi. Ah ternyata nomor pribadi Ony. Kuraih dan kuangkat saja ponselku, supaya aku juga bisa menjawab perasaan tak tenangku dini hari tadi.
“hai dek” ujarku
“hmm…” terdengar jelas dia baru saja bangun tidur dan mungkin masih belum beranjak dari peraduannya.
“telpon cuma mau bilang Hmmmm??apa mendadak kangen??” ledekku
“apaan sih…!!” jawabnya. Frase spesial yang selalu keluar dari bibirnya kalau ia sedang tidak nyaman.
Kami mulai bercakap cakap ria, hanya bersenda gurau tidak terarah, tak terasa menit berlalu cukup lama. Aku terpaksa menghentikan sementara aktifitas mengunyahku, membiarkan hidangan didepanku dingin, tapi aku tdak merasa ritual minggu pagiku terganggu, sungguh aneh. Bahkan Asih pun tau aku cukup tidak senang di ganggu saat menjalani fase “melarikan diri” di minggu pagi. Namun tidak untuk kali ini, aku tidak merasa terganggu, mungkin karena aku pun ingin mengkandaskan dahaga penasaran ku, menuntaskan ketidaktenanganku dini hari tadi.
Tak terasa, pembicaraan pun mengalir cukup menyenangkan, kami saling bertanya khabar, bagaimana pagi ini, ada rencana apa dan lain sebagainya. Bahkan aku sempat menawarinya untuk mengantarkan sarapan.
“kak, bentar! Diem dulu aku mau ngomong” tiba tiba Ony menaikkan intonasinya
“aku semalem mimpiin kakak!” burunya dengan cepat.
“lah becanda” gurauku sembari sedikit tertegun.
Tak ada balasan suara dari ujung sana, hanya senyap. Membuat situasi yang sebelumnya cukup cair tiba tiba beku. Lalu muncul nada panggilan terputus. Ony tampaknya memutus sambungan sepihak, tanpa ada kata kata pengantar. Sialnya, mendadak perutku penuh, bubur ayam yang masih separuh ini tidak lagi muat di sela
ususku. Aku kehilangan seleraku, ini jawaban gelisahku semalam, seandainya Ony tau, akupun semalam bermimpi tentangnya.
*****
“kau tak memerlukan waktu lama untuk membuatku membagi alam bawah sadarku”
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments