Bab 13 Rencana Kabur

Tawa memenuhi udara, suara pahit manis memantul dari dinding dan menyelimuti ruangan mengganggu kesunyian. Suara itu adalah milikku.

Jenderal terlihat sedikit kaget mendengar ledakan tertawa milikku tapi tidak menghilangkan tekad dan tatapan seriusnya.

"Kamu?" ucap diriku seperti orang gila sambil tertawa lagi, "bersedia membantuku?" aku terus tertawa, "keluar dari kekacauan ini. Lelucon yang bagus. Hahaha..."

Setelah mendapatkan ketenangan, aku menghadapinya lagi namun wajahnya tetap sama. Astaga, aku tidak percaya orang ini, dia pikir dia bisa memberiku harapan palsu hanya untuk menghancurkanku dengan membuatku menghadapi kenyataan pahit sekali lagi. Itu adalah kekejaman yang terbaik.

"Kamu tidak percaya padaku..?" Ini adalah pertanyaan retoris namun mengandung sedikit rasa sakit hati dalam suaranya.

"Tentu saja tidak. Dengar! aku mengerti bahwa kita pernah berteman dan kamu berpikir bahwa aku tidak pantas menerima eksekusiku, tetapi kamu salah karena aku pantas menerima ini dan mengapa kamu rela mengorbankan gelar dan pangkatmu hanya untuk membantu padaku jika kita tertangkap? Siapa yang waras yang segila itu?"

"Itu karena... Kamu adalah teman pertamaku. Aku tahu kamu mungkin tidak ingat kapan kita pertama kali bertemu, tapi aku ingat. Saat itu hujan turun dan kamu sedang bermain di luar bersama manusia lumpur"

"Aku sedang bermain lumpur membuat manusia lumpur dan kamu datang dan membantuku membuat yang lain," potong diriku menambahkan cerita sang Jenderal.

Dia terlihat sedikit terkejut saat aku mengingatnya.

"Dengar, ada alasan lain mengapa aku ingin membantumu, tetapi saat ini kita kehabisan waktu dan aku perlu memberitahumu rencananya."

Dia meraih lenganku dan dengan cepat mengangkatku berdiri. Kakiku yang masih terluka terasa sakit saat aku menambahkan sedikit beban ke kakiku. Jenderal Zavier menatap kakiku beberapa saat sebelum akhirnya berbicara.

"Apakah menurutmu kamu akan mampu berjalan dengan kaki itu, apalagi berlari?" ejek Jendral Zavier meremehkan diriku.

"Bahkan jika aku tidak bisa, aku akan melakukannya,” balas diriku dengan percaya diri dan dia sedikit menyeringai melihat tekadku.

"Ini rencananya," bisik Jendral Zavier membungkuk badannya di dekat telingaku dan membisikkannya dengan lembut. Napasnya sedikit menggerakkan rambut kecilku menyebabkannya menggelitik lembut di tubuhku.

Sejujurnya rencananya tidak seburuk yang kukira, tapi menurutku dia adalah seorang Jenderal, rencananya harus taktis dan dapat dilaksanakan dengan baik tanpa cacat atau bagaimana lagi yang bisa terjadi. dia dipromosikan ke peringkat tinggi.

Jenderal Zavier segera pergi setelah dia memberitahuku. Aku hanya berharap aku bisa mempercayainya dan ini tidak bohong tapi aku kira jika aku tertangkap aku akan tetap tertangkap jadi apa yang harus aku lepaskan?

Beberapa menit terakhir berlalu dengan sangat lambat sebelum dua penjaga datang dan membuka gerbang selku dan menarikku keluar sambil memborgol tanganku di depanku sebelum dengan kasar menyeretku ke beberapa lorong menuju tempat di mana aku akan digantung. Ini bisa menjadi saat-saat terakhirku jika Jenderal tidak menindaklanjuti rencana gilanya ini.

Saat kami melewati pintu terakhir menuju halaman penjara, aku mulai menghitung. Ini dia.

Satu..

Aku menggigit lidahku untuk menahan rasa sakit akibat apa yang akan kulakukan.

Dua..

Aku mulai menambah beban pada kaki aku yang sakit. Tempat dimana aku akan digantung belum terlihat dan tidak ada penjaga lain disekitarnya seperti yang dikatakan Zavier.

Tiga..

Ini dia. Aku menarik tanganku yang terikat keluar dari cengkeraman penjaga dan memutar kakiku yang buruk, mengayunkan kakiku yang baik ke kepala penjaga yang secara efektif menjatuhkannya. Sebelum yang lain sempat bereaksi, aku meninju tenggorokannya sehingga menyebabkan dia membungkuk karena terbatuk-batuk sebelum menjatuhkannya dengan pukulan lain. Aku mengeluarkan kunci dari sakunya dan segera melepaskan belengguku.

Aku sekarang punya waktu 3 menit sebelum yang lain menyadari ada sesuatu yang salah. Aku segera menanggalkan baju besi dan pakaian penjaga yang lebih kecil sebelum menggantinya secepat yang aku bisa.

Aku bersyukur akhirnya bisa keluar dari pakaian kotor yang dulunya merupakan gaun elegan. Armornya agak berat dan tidak nyaman, betapapun aku kecewa, tapi itu harus dilakukan.

Kakiku yang terluka terasa sakit, tapi aku berusaha sekuat tenaga untuk mengalihkan perhatianku dari rasa sakit itu selagi aku bergerak cepat melewati lorong dengan helm penjaga menutupi wajahku mengikuti arahan yang diberikan Jenderal Zavier.

Sejauh ini rencananya berhasil. Aku berhenti di ruangan ketiga dari kiri lorong yang aku ikuti dan melihat bahwa semua perlengkapan aku ditempatkan di sana seperti yang dia katakan akan dia letakkan. Aku segera mengambil tas itu dan memasukkannya ke bahuku dan meninggalkan ruangan melanjutkan perjalananku.

Beberapa tikungan dan belokan kemudian aku bertemu dengan beberapa penjaga. Sialan sekali diriku.

Ada dua orang yang berjalan ke arahku, tidak terlalu memperhatikan, melainkan bertengkar satu sama lain tentang hal-hal sepele. Aku mencoba melewati mereka tanpa mereka sadari, namun keberuntungan tidak pernah berpihak padaku.

"Yah, baiklah, lihat apa yang kita miliki di sini Andri. Seorang pemula yang tidak menunjukkan rasa hormat kepada kita," cemooh penjaga satu yang terkekeh saat dia dan rekannya Andri berdiri menghalangi jalanku.

"Ya, Arna. Mari kita ajari dia bagaimana rasa hormat."

Andri mengangkat lengannya untuk mengayunkan pukulan ke arahku. Aku menghindarinya dengan cepat karena keahlianku sebagai sang pencuri.

"Aku minta maaf tuan. Aku tidak akan melakukannya lagi,” hormat diriku sambil menundukkan kepalaku dengan lembut pada mereka dan menurunkan suaraku beberapa oktaf lebih rendah agar mereka tidak curiga bahwa aku adalah seorang wanita.

"Hm... Kamu beruntung aku tidak memukulmu nak. Ayo Arna kita pergi,” ucap Andri dengan mendengus dan berjalan pergi.

“Bagus, aku menghindari perkelahian,” gumam diriku di dalam hatiku.

Suatu kali aku berhasil keluar dari penjara dengan penjaga di luar mengizinkan aku melewatinya berkat surat yang dimasukkan Zavier ke dalam tas aku yang seharusnya aku kirimkan ke salah satu Komandan di kota. Ketika aku menunjukkan kepada penjaga, mereka membiarkan aku lewat tanpa bertanya apa pun.

Aku sudah keluar namun masih belum jelas karena aku mendengar bel di penjara mulai berbunyi sebagai tanda alarm bahwa salah satu tahanan telah melarikan diri. Aku berjalan sedikit lebih cepat. Aku harus segera sampai ke pinggiran kota. Aku akan lebih aman di sana. Aku sangat bersyukur karena aku mengenal jalan-jalan ini dengan baik sehingga menuju ke sana tidak membutuhkan waktu lama.

Begitu aku tiba, ada banyak orang berkumpul di sekitar. Sesuatu sedang terjadi. Aku kira mereka mendaftar untuk bergabung dengan tentara kerajaan.

Aku terkekeh pelan, jiwa-jiwa bodoh itu. Mereka praktis menandatangani kehidupan di sana tetapi kemudian aku tersadar.

Aku tidak bisa keluar dari ibukota tanpa menimbulkan kecurigaan bahkan dengan penyamaranku. Saat ini gerbang sudah diberitahu dan akan memeriksa semua orang yang ingin keluar. Melarikan diri dari ibu kota pasti tidak semudah yang pertama kali.

Jadi aku hanya punya satu pilihan.

Saatnya berpura-pura menjadi laki-laki dan bergabung dengan tentara kerajaan.

“Ah... Inilah pilihan terakhir untuk diriku.

Bersambung...

Episodes
1 Bab 1 Pertemuan Dengan Tuan David
2 Bab 2 Menyelinap Masuk
3 Bab 3 Mencuri Sesuatu Di Dalam Istana
4 Bab 4 Mengambil Belatiku Kembali
5 Bab 5 Mencuri Gaun dan Undangan
6 Bab 6 Pergi Ke Pesta Dansa
7 Bab 7 Nasib Sial
8 Bab 8 Tertangkap
9 Bab 9 Di Penjara
10 Bab 10 Jendral Zavier
11 Bab 11 Pengadilan
12 Bab 12 Ingatan Masa Kecilku
13 Bab 13 Rencana Kabur
14 Bab 14 Prajurit Kerajaan
15 Bab 15 Kamp Pelatihan
16 Bab 16 Kerusuhan di Kamp Pelatihan
17 Bab 17 Insiden Kecil di Kamp Pelatihan
18 Bab 18 Penyamaranku Diketahui Sang Komandan
19 Bab 19 Komandan Roy
20 Bab 20 Bersiap Untuk Pergi
21 Bab 21 Pengintaian
22 Bab 22 Bala Bantuan
23 Bab 23 Amy Sang Prajurit Musuh Wanita
24 Bab 24 Mandi Di Sungai
25 Bab 25 Aku Dalam Masalah Besar
26 Bab 26 Menjalankan Misi Bersama Komandan Roy
27 Bab 27 Komandan Roy Terbunuh
28 Bab 28 Memukul Mundur Tentara Musuh
29 Bab 29 Aku Jatuh Sakit
30 Bab 30 Identitasku Diketahui Jess dan Cubi
31 Bab 31 Permintaan Maaf Sang Pangeran
32 Bab 32 Tentara Musuh Datang Menyerang
33 Bab 33 Amy dan Cubi Terbunuh
34 Bab 34 Pengkhianatan Tuan David Terbongkar
35 Bab 35 Menjalankan Misi Bersama Valin
36 Bab 36 Rencana Penyamaran
37 Bab 37 Ingatan Tentang Ayahku
38 Bab 38 Kisah Komandan Roy
39 Bab 39 Menyelinap Masuk Bersama Valin
40 Bab 40 Menuju Ruangan Sang Ratu
41 Bab 41 Pangeran Haris Meracuni Sang Ratu
42 Bab 42 Jenderal Josi
43 Bab 43 Diskusi Strategi Bersama Sang Ratu
44 Bab 44 Balapan Kuda
Episodes

Updated 44 Episodes

1
Bab 1 Pertemuan Dengan Tuan David
2
Bab 2 Menyelinap Masuk
3
Bab 3 Mencuri Sesuatu Di Dalam Istana
4
Bab 4 Mengambil Belatiku Kembali
5
Bab 5 Mencuri Gaun dan Undangan
6
Bab 6 Pergi Ke Pesta Dansa
7
Bab 7 Nasib Sial
8
Bab 8 Tertangkap
9
Bab 9 Di Penjara
10
Bab 10 Jendral Zavier
11
Bab 11 Pengadilan
12
Bab 12 Ingatan Masa Kecilku
13
Bab 13 Rencana Kabur
14
Bab 14 Prajurit Kerajaan
15
Bab 15 Kamp Pelatihan
16
Bab 16 Kerusuhan di Kamp Pelatihan
17
Bab 17 Insiden Kecil di Kamp Pelatihan
18
Bab 18 Penyamaranku Diketahui Sang Komandan
19
Bab 19 Komandan Roy
20
Bab 20 Bersiap Untuk Pergi
21
Bab 21 Pengintaian
22
Bab 22 Bala Bantuan
23
Bab 23 Amy Sang Prajurit Musuh Wanita
24
Bab 24 Mandi Di Sungai
25
Bab 25 Aku Dalam Masalah Besar
26
Bab 26 Menjalankan Misi Bersama Komandan Roy
27
Bab 27 Komandan Roy Terbunuh
28
Bab 28 Memukul Mundur Tentara Musuh
29
Bab 29 Aku Jatuh Sakit
30
Bab 30 Identitasku Diketahui Jess dan Cubi
31
Bab 31 Permintaan Maaf Sang Pangeran
32
Bab 32 Tentara Musuh Datang Menyerang
33
Bab 33 Amy dan Cubi Terbunuh
34
Bab 34 Pengkhianatan Tuan David Terbongkar
35
Bab 35 Menjalankan Misi Bersama Valin
36
Bab 36 Rencana Penyamaran
37
Bab 37 Ingatan Tentang Ayahku
38
Bab 38 Kisah Komandan Roy
39
Bab 39 Menyelinap Masuk Bersama Valin
40
Bab 40 Menuju Ruangan Sang Ratu
41
Bab 41 Pangeran Haris Meracuni Sang Ratu
42
Bab 42 Jenderal Josi
43
Bab 43 Diskusi Strategi Bersama Sang Ratu
44
Bab 44 Balapan Kuda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!