Bab 20

Masih **REVISI**

"K-kenapa kau kembali lagi, kenapa kau ada di sini." Kaget Anita tidak menyangka ada Alisa di ruangan oma Prita, dia sengaja datang ke rumah sakit itu untuk mengambil hati Rafael dan keluargan lainnya, agar bisa kembali bersama Rafael, dan hidup enak, namun belum terealisasikan keinginan Anita untuk kembali mendekati mantan tunangan yang sudah 8 th hidup terpisah dengan istrinya itu, belum bisa dia luluhkan hatinya, namun sang istri si mantan datang kembali, bagaimana Anita tidak shock setangah mati dan juga marah, karena akan semakin susah saja dia mendekati Rafael.

"Menurut anda mau ngapain bunda saya di sini, mau goyang dumang, atau senam poco poco, jelas bunda saya kesini ingin bertemu dengan suami dan juga kelurga suaminya, selain itu tentu saja bunda saya ingin mengobati oma buyut saya." sinis Arsya dengan tatapan mata elangnya, menatap tajam ke arah Anita.

Deg....

"Bocah ini.... Apakah dia anak perempuan kampungan itu dan Rafael, ahhh.... Ini tidak mungkin." pekik Anita dalam hati, dia pun menatap Arsya tidak percaya.

"Bibi siapa, tukang antar makanan kah, tapi.... Kami tidak pesan, kenapa bibi bawa banyak makanan kesini, apa bibi berniat mau buka lapak di sini, mohon maaf bibi, kami tidak suka makanan yang bibi bawa, dari aromanya saja membuat kami ingin muntah, saya sarankan bibi jualan di parkiran saja." Polos Arsyi dan senyum tanpa dosanya menatap Anita, ke dua anak kembar itu sangat tau siapa Anita, wanita masa lalu dari sang ayah, karena wanita itu juga mereka jadi berpisah dengan sang ayah.

Ucapan Arsyi dan Arsya itu tentu saja membuat orang orang di dalam sana melipat bibir kedalam, agar tidak menyemburkan tawa mereka.

Rupanya mereka tidak harus turun tangan menghadapi ulat bulu itu, ternyata Alisa berhasil melahirkan dua penjaga untuk dirinya yang terkesan pasrah dalam hidup, di usir ya pergi, ngak di ingin kan ya sudah, begitulah Alisa, dia tidak akan mempertahankan apa pun yang tidak menginginkan dirinya, terbukti dengan dia bisa menghilang selama 8th, namun tidak dengan keturunan yang dia lahirkan, mereka akan mempertahankan apa yang menjadi miliknya, dan akan melindungi orang orang yang mereka sayang.

"Kau.... Si alan kau bocah kecil, apa aku mirip pengantar makanan, sudah capek capek berdandan secantik ini, bisa bisanya kau bilang saya pengantar makanan, berhenti menyebutku bibi, kau pikir aku pembantu!" pekik Anita tidak terima, entah dari mana datangnya anak perempuan satu itu, yang satu saja belum selesai dia urusi, sekarang ada lagi satu lagi, dan kata kata sungguh membuat Anita geram setengah mati.

"Loh loh.... Kok ngereog emang aku salah, coba bibi lihat pakain bibi, warnanya orange kaya salah satu aplikasi yang suka aku pakai untuk memesan makanan klau bunda lagi sibuk, dan aku panggil bibi, kata bibi itu tidak hanya di pakai oleh seseorang pekerja rumah tangga, di kota tempat kami lahir, kami biasa memanggil bibi sama orang yang sepantaran dengan bunda kami, oohhh.... Klau bibi kayanya lebih tua dari bunda kami, mungkin bibi tidak suka kami memanggil bibi, tapi lebih suka di panggil si mbah ya, biar terlihat lebih sopan lagi, ya." polos Arsyi dengan senyum tanpa dosa, di dalam hati dia tertawa geli menatap perempuan masa lalu sang ayah ingin mengeluarkan tanduknya karena di buat kesal oleh Arsyi.

Sungguh Anita di buat sangat murka oleh Arsyi, lihat lah tatapan matanya memerah, dan wajahnya pun sudah ikut memerah menahan amarah.

"Anak kurang ajar! kau sangat keterlaluan!" pekik Anita ingin melayangkan tangannya ke pipi Arsyi.

Dug.....

Belum sampai tangannya mengenai wajah cantik Arsyi, namun Anita lebih dulu terduduk di ubin kamar oma Prita, karena di dorong oleh Rafael.

"Ael...." Lirih Anita berkaca kaca, dia tidak menyangka laki laki itu sangat tega kepadanya, bisa bisanya dia lebih membela anak songong yang telah menjatuhkan harga dirinya.

"Jangan pernah sekali kali tangan kotor kamu itu menyentuh tubuh anak saya, klau kau tidak ingin menyesal di kemudian hari." geram Rafael dengan menatap Anita dengan tatap sinisnya.

Deg.....

"A-anak." gumam Anita dalam hati, jadi benar kepergian Alisa saat itu sedang hamil, sungguh dia tidak ingin percaya, namun wajah ke dua anak laki laki dan perempuan itu sangat mirip dengan wajah Rafael.

"Ael, kenapa kamu kasar sekali." lirih Anita matanya berkaca kaca, dia malu dan juga sedih melihat Rafael yang sangat marah kepadanya.

"Jangan jangan pernah memanggil saya dengan kata kata menjijikan seperti itu." sinis Rafael.

"Kenapa? dulu kamu sangat suka aku memanggil namamu Ael, kenapa sekarang kamu ngak suka." sedih Anita.

"Berhentilah bersikap kita ini masih mempunyai hubungan Anita, sejak hari itu, KAU BUKAN SIAPA SIAPA KU LAGI, kita sudah selesai, dan jangan pernah ganggu keluarga ku lagi, itu menjijikan, jangan terlalu mu ra han Anita." geram Rafael menatap garang Anita, sungguh wanita itu membuat moodnya hancur, mengganggu kebahagian yang baru saja dia dapatkan.

"Ael..." ujar Anita yang tidak bisa melanjutkan ucapannya, karena lansung di sela oleh Rafael.

"Pergilah! jangan pernah datang lagi ke sini, dan jangan sesekali muncul di hadapanku dan keluargaku." tegas Rafael dengan wajah garangnya.

"Kenapa El.... Kenapa, aku sangat mencintaiku, dari dulu hingga sekarang, bahkan selama perempuan itu pergi aku selalu menemani hari harimu." ujar Anita sengaja memanasi Alisa, agar perempuan itu kembali pergi untuk selama lamanya dari hidup Rafael. "Kenapa kamu yakin sekali mereka anak mu, bisa saja dia hamil anak orang lain, secara dia pergi tidak mengatakan sedang hamil kepada mu." ujar Anita kini dia mengompori Rafael agar tidak percaya begitu saja dengan Alisa dan anak anaknya, walau tidak bisa di pungkiri ke dua anak itu bahkan sangat mirip dengan Rafael, namun dia ingin Rafael ragu dengan Alisa.

Plak....

"Tutup mulut kau si alan, dasar wanita rendahan, bisa bisanya saya mencintai kau dulunya, dasar ulat bulu, jangan pernah merusak keharmonisan rumah tangga saya lagi, apa kata kau, anak anak ini bukan darah daging saya! apa mata kau katarak atau rabun dekat, apa kau tidak bisa melihat wajah saya sangat mirip dengan anak anak itu, tanpa di tes DNA sekalipun sudah pasti mereka anak anak saya!" pekik Rafael sangat murka mendengar ucapan yang Anita lontarkan.

Melihat kemarahan Rafael itu, membuat Anita gemetar dan ketakutan, tidak pernah sekali pun Anita melihat wajah marah Rafael yang seperti ini, sungguh dia salah langka membangunkan singa jantan itu kali ini.

Melihat sang suami mulai tidak bisa mengontrol emosinya, Alisa mendekat dan mengusap lembut bahu sang suami, agar sang suami bisa mengontrol emosinya.

Rafael yang merasakan bahunya di sentuh, lansung menoleh kearah Alisa, wajahnya yang tadi tegang dan penuh kemarahan, perlahan lahan kembali melembut, tanpa basa basi Rafael menarik Alisa kedalam pelukannya, dan mengecup puncak kepala Alisa bertubi tubi untuk mencari ketenangan di sana.

Sejujurnya Alisa masih sangat risih di perlakukan seperti itu oleh Rafael, namun dia tidak punya jalan lain, dia tidak ingin anak anaknya melihat kemarahan Rafael di hadapan mereka, itu akan membuat anak anaknya ketakutan.

Anita yang melihat adengan itu, tangannya terkepal kuat menahan marah, sungguh hatinya panas melihat adengan tersebut.

"Bagaimana bibi, apa kau masih berharap sama ayah kami, lihat lah, betapa cintanya ayah kami kepada bunda kami, walau sudah di tinggal bertahun tahun sama bunda, ayah tetap mencintai bunda kami, padahal wanita itu dia nikahi sebagai istri pengganti, namun lihat lah, betapa besar cinta ayah kepada bunda, apakah bibi pernah mendapat cinta sebesar itu dari ayah kami." kompor Arsya merasa puas melihat wajah marah Anita.

Semua yang ada di sana terkaget mendengar ucapan Arsya tersebut, bagaimana bisa anak kecil itu tau dengan kisah perjalan hidup orang tuanya, apa kah Alisa memberi taunya, itu tidak mungkin, Alisa bukan lah orang seperti itu, tapi.. Ya sudahlah mereka tidak perduli, memang itu adanya, dan kata kata Arsya itu juga membungkam mulut Anita.

Alisa tidak kalah kaget dengan ucapan sang putra, bagaimana anaknya itu tau hal seperti itu, karena dia tidak pernah mengatakan apa pun kepada anak anaknya itu.

Panas sudah hati Anita melihat adengan Rafael dan Alisa, belum lagi mendengar kata kata menohok dari dua anak manusia itu, tangan Anita terkepal sempurna menahan gemuruh di dadanya.

Dari pada semakin panas hatinya di sana, karena tidak ada satu pun yang membela dirinya di sana, bahkan mereka hanya menonton saja tidak berniat menegur ke dua anak manusia itu, sungguh Anita merasa sangat tidak di hargai, dia memilih pergi dari ruangan itu dengan bibir tidak berhenti komat kamit entah sedang bicara apa.

"Bibi..... Bibi.... Tunggu, makanannya ketinggalan, jual aja di depan bi, lumayan bisa buat beli es batu, agar bisa merendam hati bibi yang panas itu, semoga saja bisa lansung adem hatinya." pekik Arsyi, namun tidak di hiraukan oleh Anita.

Arsyi terkekeh melihat langkah lebar Anita itu.

"Arsyi di lawan, dia belum tau aja bullyan seperti apa yang sudah Arsyi terima dari teman teman bahkan orang tua teman Arsyi, ini doang mah kecil." gerutu gadis itu.

"Kamu ini, kenapa selalu bar bar." kekeh sang kembaran.

"Tidak apa apa, demi kebaikan kita bersama, dari pada nanti bunda merajuk dan tidak mau kembali sama ayah, kan yang rugi kita." kekeh Arsyi.

"Ya ampun, kalian sangat keren." Amora tersenyum bangga kepada ke dua keponakannya itu.

Bersambung.....

Haiii... Jangan lupa like komen dan vote ya... 😘😘😘

Terpopuler

Comments

anabellaruby💝

anabellaruby💝

wahhh... seandainya punya anak seperti mereka alangkah senangnya hati...dgn kepintaran dan pikiran dewasa nya... semoga Thor berjaya

2025-01-04

0

Frokla Kandoli

Frokla Kandoli

keren Arsya dan Arsy mengukur ulet bulu dgn kata2 yg pedas sepedas cabe ...

2025-03-29

0

Anonymous

Anonymous

Dr fafa ke ael. Cungguh panggilang tayang yg sangat nolaaak

2025-03-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 54
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 63
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 108
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1
2
Bab
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 54
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 63
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 108
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!