Bab 14

**Masih tahap revisi**

"Bu, apa sekarang sudah waktunya mereka bertemu dengan ayah mereka?" ucap sendu Alisa.

"Kenapa begitu, nak?" tanya bu Lastri yang tidak mengerti kemana arah pembicaraan sang anak.

Alisa menghela nafas beratnya.

"Aku di minta ke rumah sakit Cahaya Bunda tempat aku bekerja dulu bu, papa Daniel minta aku kembali ke sana, oma sedang kritis, papa Daniel butuh aku untuk menangani oma." sendu Alisa.

"Pergi lah, nak. Kasian oma, dia sudah sangat merindukan kamu, dan cicit cicitnya, kamu tau bukan..., selama ini oma Prita sangat menyayangi kamu seperti cucu kandungnya, yang bersalah itu mertua kamu, bukan semua orang, dan kamu bisa lansung minta kejelasan tentang statusmu sekarang nak, kamu ini masih istri orang atau sudah janda, masalahnya sampai sekarang belum ada kejelasan." tutur bu Lastri.

"Dan satu lagi. Anakmu juga butuh kasih sayang seorang ayah nak, mereka memang tidak pernah bilang rindu kepada ayahnya, bukan bearti mereka tidak menginginkan kehadiran ayahnya, mereka berhak tau siapa ayahnya, kamu yang sudah dewasa saja masih ingin bermanja manja sama bapak, apa lagi mereka yang masih kecil, yang tidak mendapatkan kasih sayang seorang ayah, mereka juga ingin seperti teman temannya nak, turunin ego mu, dan sekarang apa yang kamu impikan sudah tercapai bukan..., Impian mu menjadi dokter spesialis jantung sudah tercapai, dan saatnya sekarang kamu turunin egomu demi anak anakmu, sayang." tutur pak Rian panjang lebar, memberi nasihat kepada Alisa.

Deg....

Kata kata sang bapak menusuk relung hati Alisa, sungguh dia merasa ibu yang buruk, yang tidak peka dengan anak anaknya, dia hanya mementingkan egonya sendiri, dia pikir anak anaknya tidak butuh kehadiran ayahnya di sisinya, karena dia sudah memberikan kasih sayang yang cukup untuk anak anaknya, walau beberapa waktu ini dia sedikit agak sibuk, karena tuntutan pekerjaan yang sangat padat.

"Hiks.... Ternyata aku bunda yang buruk ya Bu... Aku bunda yang egois, yang hanya mementingkan perasaanku saja, aku lupa dengan perasaan anak anakku, aku egois karena takut kehilangan anak anakku bu, aku takut ayahnya akan mengambil mereka hiks...." isak penuh sesal sekaligus takut kehilangan buah hatinya.

Grep....

"Bunda adalah bunda terbaik untuk kami, bunda tidak egois, bunda selalu ada untuk kami, jangan merasa bersalah bun, semua bukan salah bunda, bunda seperti ini karena takut berpisah dengan kami, kami mengerti itu bunda, jadi.... Bunda jangan merasa bersalah." Arsya lansung memeluk bundanya, dia anak laki laki yang sangat menyanyangi bundanya.

"Iya, Bunda adalah ibu peri kami, kita berpisah dari ayah pasti ada sebabnya, bunda jangan menyalahkan diri sendiri, nanti cantik bunda hilang loh." rayu Arsyi ikut memeluk sang bunda.

Tiba tiba anak kembar itu sudah memeluk Alisa yang sedang menangis tersedu sedu, dari tadi mereka menguping pembicaraan sang bunda dan neneknya itu.

"Ahhh.... Kalian memang anak anak yang pengertian, bunda makin sayang sama kalian, maafin bunda ya nak, bunda sudah egois sama kalian." sendu Alisa.

"Tidak perlu meminta maaf bun, sekali lagi bunda tidak salah." omel Arsyi memelototkan matanya, karena kesal kepada sang bunda, tingkah arsyi tersebut bukan membuat takut Alisa, justru membuat Alisa tertawa karena menurutnya tingkah Arsyi itu sangat mengemaskan.

"Ok ok, bunda tidak minta maaf lagi, gimana? apa kalian sudah siap bertemu ayah kalian." ucap Alisa.

"Sangat siap bun, lihat saja. Kami akan menghukum ayah karena berani beraninya membuat bunda menderita." semangat Arsyi penuh semangat dan mata berbinar.

"Baiklah.... Lusa kita kembali ke ibu kota, apa kalian tidak masalah pindah sekolah?" tanya Alisa.

"Tentu saja tidak masalah, nanti kami punya teman baru." sahut Arsya.

Sementara di tepat lain.

Rafael semakin muak menghadapi mamanya dan Anita.

"El.... Sudah sangat lama loh perempuan itu pergi, kenapa sih kamu masih menunggunya, lepaskan saja wanita itu, dan menikah lah dengan Anita." bujuk sang mama, bukannya sadar diri namun bu Sarah makin menjadi.

"Sampai kapan pun saya tidak akan pernah melepaskan istri saya, dia pergi karena mama, dan kau....! jangan pernah membujuk mama saya untuk menikahi wanita sepertimu, istri saya lebih beharga dari pada wanita murahan seperti kau itu!" sinis Rafael.

"Rafael.... Jaga ucapan mu, aku bukan wanita murahan!" pekik Anita tidak terima, sungguh sakit hati Anita yang selalu saja di hina oleh Rafael, apa salahnya dia mendekati laki laki duda itu, lagian mereka berpisah sudah 8th lebih, dan wanita itu tidak tau hilang kemana, entah sudah mati bunuh diri atau bagaimana, hingga sampai saat ini tidak bisa di temukan, wajar dong klau dia mengejar mantan tunangannya itu, sayang kalau di lewatkan begitu saja, karena perusahaan Rafael makin mendunia, siapa yang tidak ingin bersanding menjadi nyonya Rafel Kalandra itu, hanya wanita bodoh saja yang tidak mau.

"Klau kau tidak murahan, apa namanya, wanita gatal pengen di garuk, sampai sampai mengejar ngejar laki laki beristri." cibir Rafael.

"El... Jangan bicara seperti itu nak, Anita tidak salah, wajar saja klau Anita mendekati kamu, sudah 8th kamu menduda, kamu butuh pendamping nak, untuk mengurus dirimu, lihat lah penampilan kamu sekarang, tidak ada bagus bagusnya." tutur sang mama.

"Yang salah di sini mama! mama yang mengusir istriku, pergilah sebelum saya semakin muak, dan saya blokir juga kartu yang saya kasih ke mama, mama mau hu..." geram Rafael.

Nyali bu Sarah menciut mendengar ucapan anaknya itu, akhirnya bu Sarah keluar dari ruangan Rafael dari pada kartu ATM yang di berikan oleh Rafael ikut di blokir, makin ngenes aja hidupnya.

Sementara Anita mengepalkan tangannya dengan sangat kuat, dia kehabisan cara untuk meluluhkan hati Rafael, sudah berbagai macam cara dia lakukan, namun tidak satupun yang berhasil.

"Apa lagi yang mama lakuin ke rafael hu.... Bukannya menunggui oma di rumah sakit, malah membawa ja lang ke perusahaan ini, malu maluin saja, apa begini kelakuan mama untuk mendekati papa dulunya hu...." sinis Raffi menatap sang mama.

"Raffi.... Jaga ucapanmu!" pekik bu Sarah dengan wajah memerah menahan marah.

"Kanapa saya harus menahan ucapan saya, memang kenyataannya seperti itu." sinis Raffi.

"Dasar anak durhaka kamu, menyesal saya membesarkan kamu, kenapa kamu tidak mati saja bersam ibumu." ucap bu Sarah keceplosan.

Deg....

"R-raffi...." Gugup bu Sarah yang baru sadar dengan ucapanya yang membongkar siapa Raffi sebenarnya.

"Kenapa hu.... Kaget dengan ucapan sendiri." sinis Raffi menatap tajam bu Sarah.

"Nak, b-bukan itu maksud mama." gugup bu Sarah.

"Ck, anda fikir saya tidak tau siapa anda, saya sudah tau sejak lama, anda itu bukan ibu kandung saya, tapi saya bisa terima anda menjadi ibu sambung saya, karena sifat anda yang baik waktu itu, bukan seperti sekarang ini, jadi.... Mulai sekarang jangan pernah merasa saya ini anak anda, Rafael mungkin bisa bermurah hati sama anda, karena anda adalah ibu kandungnya, namun saya tidak, anda bisa saja saya depak dari rumah besar itu, karena anda tidak punya hak di sana." sinis Raffi.

Raffi memang bukan lah anak kandung bu Sarah, Raffi adalah anak dari mendiang istri pak Raka yang sampai saat ini tidak tau jasadnya berada dimana, karena istri pertama Pak Raka itu korban kecelakaan pesawat saat dia kembali dari luar negeri dalam perjalanan bisnisnya.

Pak Raka menikahi bu Sarah karena wajah dan sifat bu Sarah hampir mirip dengan mendiang istrinya, apa lagi saat itu Raffi masih sangat kecil di tinggal sang mama, dia butuh kasih sayang seorang ibu, dengan pertimbangan itu lah pak raka menikahi bu Sarah.

Deg.....

Jantung bu Sarah berpacu lebih cepat mendengar penuturan Raffi itu, dia tidak menyangka anak sambungnya itu sudah tau siapa dia dirinya, padahal dia sudah susah payah menyingkirkan semua kenangan Raffi dengan mendiang sang mama, namun semua sia sia, bu Sarah pun semakin takut, karena rumah yang dia huni sekarang ini memang lah bukan milik dirinya, namun hadiah pernikahan sang suami dan mendiang sang istrinya bahkan bu Sarah sendiri sampai saat ini tidak di izinkan masuk ke dalam kamar mendiang istri suaminya itu, yang sudah di alih fungsikan menjadi ruang kerja sang suami, entah apa yang ada di dalam sana, bu Sarah pun tidak tau.

"Dan, kau! wanita tak tau malu, pergilah, jangan memperlihatkan wajah jelek mu itu di perusahaan saya ini, saya tidak ingin karyawan saya terkontaminasi oleh virus yang kau bawa." sinis Raffi.

*Dasar kurang *jar." geram Anita tidak Terima dengan hinaan yang di lontarkan oleh Raffi tersebut, namun nyalinya menciut dengan tatapan tajam Raffi itu.

"Kenapa, hmmm... tidak terima?" cibir Raffi.

Anita hanya bisa menatap kesal dan tak mampu membalas kata kata pedas Raffi itu, dia memilih keluar dari ruangan itu, tanpa bisa melakukan misi yang sudah dia rencanakan.

"Mama mau menunggu apa lagi? mau di usir seperti wanita tadi? " sinis Raffi.

"Ck, iya iya, mama pulang." kesal bu Sarah.

Besambung....

Terpopuler

Comments

C2nunik987

C2nunik987

Ternyata Raffi bukan anak kandung Sarah tapi Raffi bisa terima Rafael dan Amora ....mrk satu papa beda mama gt ia thorrr.... pantesan Raffi berani memaki Bu Sarah yg notabene ibu sambung durhaka 🤣🤣🤣

2024-11-05

2

Liana Yana

Liana Yana

bagus bgt raffi tegas ,jangan2 ,perusahaan itu punya al marhum mm raffi

2024-11-15

0

Aprilia Amanda

Aprilia Amanda

wah ternyata bukan mak kanding Raffi? gila sih

2025-02-19

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 54
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 63
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 108
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1
2
Bab
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 54
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 63
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 108
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!