Bab 13

Masih REVISI

"Uhhh... Ganteng dan cantiknya cucu nenek, wajah kamu sangat mirip dengan ayahmu, nak, bunda mu hanya kebagian mata dan hidungnya saja, tapi yang cewek sangat mirip bundanya." kekeh sangat nenek.

"Nak, kamu yakin ngak mau kasih tau, ayah mereka? " tanya sangat ibu.

"Tidak bu, aku tidak ingin mengganggu kebahagian keluarganya, biarlah seperti ini dulu, andai sudah saatnya, aku pasti akan mempertemukan mereka." tutur Alisa, sang ibu tak bisa berbuat apa apa lagi, itu sudah keputusan sang anak, dia tau seberapa menderitanya anaknya itu selama ini, biarlah waktu yang akan mempertemukan mereka nantinya.

Beberapa hari berlalu, dokter Daniel pun berkunjung ke kota Alisa bersama sang istri, dengan alasan pergi dinas luar kota, agar tidak ketahuan oleh keponakan bodohnya itu.

"Huaaa... Akhirnya kita punya cucu pa." girang dokter Rika.

"Iya, sayang. Mana ganteng dan cantik lagi." gemes dokter Daniel.

"Boleh bawa pulang satu, nak." canda dokter Rika.

"Jangan dong, mama sama papa aja yang tinggal di sini." tawar Alisa.

"Maunya sih gitu, tapi apa lah daya, tugas kami tak bisa di wakilkan, di tambah klau papa dan mama pindah ke sini, pasti laki laki bodoh itu akan mengetahui keberadaan kalian." keluh dokter Daniel.

"Iya juga sih." gumam Alisa.

"Jangan banyak pikiran ya nak, kamu harus selalu bahagia, biar asi mu lancar." tutur dokter Rita.

"Iya, ma." sahut Alisa.

"Ohh, iya. Mama bawakan vitamin untuk kamu." memberikan satu dus Vitamin ibu menyusui untuk Alisa.

"Makasih ma." ujar Alisa, mama angkatnya itu selalu saja mengirimkan kebutuhannya selama ini, dan Alisa tidak akan bisa menolak pemberian mereka, termasuk perlengkapan si kembar sudah jauh jauh hari di isi oleh dokter Daniel dan dokter Rika.

"Kami ngak bisa lama lama di sini, besok kami harus kembali ke kota, soalnya papa ada rapat dewan direksi dan ini kado untuk si kembar, papa sudah menyiapkannya jauh jauh hari, jangan menolak." tegas dokter Daniel.

"Ya ampun pa, untuk apa semua ini, lagian si kembar masih kecil, mereka belum butuh biaya apa apa, kenapa papa kasih cek sebesar ini." kaget Alisa, melihat cek senilai 1M di tangannya.

"Pergunakan itu untuk biaya cucu kami, buatkan mereka tabungan untuk masa depan mereka, nanti papa akan transfer tiap bulan ke rekening mereka." ujar pak Daniel.

Alisa tidak bisa membantah, itu akan percuma saja, apa yang di mau oleh dua paruh baya itu, tidak akan bisa Alisa tolak, mereka akan berdalih untuk cucu cucu mereka.

*

*

*

Hari berganti, minggu berganti, tahun pun berganti, kini sudah beberapa tahun terlewatkan, bayi kembar dan menggemaskan itu sudah menjadi anak kecil yang menggemaskan dan sangat pintar di usia mereka yang memasuki 7th.

"Pagi bunda.... Pagi nenek, pagi kakek." sapa Seorang gadis kecil berusia 7th dan berseragam merah putih, menuju meja makan.

"Pagi sayang." kompak mereka bersama.

"Pagi juga anak bunda, abang mana sayang?" tanya wanita cantik berusia 33th itu dengan senyum hangat kepada sang putri.

"Abang masih di kamarnya bun, paling sebentar lagi datang." sahut Arsy putri Kalandra, wajah gadis kecil itu memiliki perpaduan wajah Alisa dan Rafael.

Alisa mengangguk tanda mengerti.

"Hari ini bunda yang akan antar kalian ke sekolah." ucap Alisa.

"Yee..... Benaran, bun!" pekik girang Arsyi.

"Hm... Kapan bunda pernah bohong sama kalian hmm....." kekeh Alisa mencubit pipi cabi sang anak.

"Maafkan bunda ya, yang tidak punya banyak waktu bersama kalian." ucap Alisa menatap sendu sang anak.

"Bunda jangan sedih, kami tidak apa apa, kami tau bunda sangat sibuk mencari uang untuk kami, dan kami juga tau bunda juga bekerja untuk menolong masyarakat ramai, bunda ku memang terbaik." sahut Arsya dari belakang, bocah laki laki itu walau usianya masih kecil dia sangat pintar dan juga sangat pengertian kepada sang bunda.

"Benar kata abang, bun. Bunda jangan merasa bersalah, kami baik baik aja kok, kami di rumah tidak sendirian, di rumah ada kakek dan nenek yang selalu menjaga kami, bahkan kami bisa membantu kakek di toko." seru sang putri ikut berbicara.

"Ahhh.... Anak anak bunda memang sangat pengertian." ucap Alisa berkaca kaca.

*Maafkan bunda nak, belum bisa mempertemukan kalian dengan ayah kalian, bunda takut dia akan mengambil kalian dari bunda, bunda tidak mau itu terjadi.* gumam Alisa di dalam hati, Alisa tau anak anaknya merindukan ayahnya, walan pun tidak pernah bertanya sedikitpun kepada Alisa.

"Sudah, sudah ayo sarapan, nanti kalian terlambat loh." tegur bu Lastri, dia tau apa yang di pikirkan oleh putrinya itu.

Sementara di tempat lain, nampak laki laki dengan wajah tegasnya dan dingin, tidak ada senyum sedikitpun di bibirnya itu, dan pandangan mata sangat tajam, siapa pun akan takut melihat wajah laki laki itu, siapa lagi klau bukan Rafael, semenjak kehilangan sang istri, senyum di bibirnya pun ikut hilang, bahkan kini Rafael menjadi pria gila kerja, dia jarang pulang ke rumah, dia menjadikan kantornya tempat tinggalnya sekalian, andaikan dia merindukan suasana rumah, Rafael hanya akan datang kerumah mertuanya dan tidur di kamar sang istri.

"Sudah delapan tahun, sayang. Kamu meninggalkan mas sendirian di sini, apakah kamu tidak merindukan suamimu ini, kenapa kamu jahat sekali sayang, mas tersiksa di sini, pintar sekali kamu bersembunyi, sampai sampai mas dan anak buah mas tidak bisa menemukan kamu." gumam Rafael menatap sendu foto sang istri, tangannya tidak berhenti mengelus foto sang istri.

"Apa kabar dengan anak kita, sayang. Pasti dia sudah sekolah sekarang, bagaimana keadaan kalian di luar sana hm.... Mas merindukan kalian, pulang lah sayang, mas mohon." isak pilu Rafael, hanya saat dia sendirian Rafael akan berubah menjadi laki laki lemah, karena mengingat istrinya itu.

"Ayah, kami juga merindukan ayah, kami ada dua, Yah, aku abang dan Arsyi adik, sabar sedikit lagi, Yah. Kita pasti bertemu." gumam anak laki laki yang menatap sendu seorang laki laki matang yang sedang terisak pilu di tabnya, Arsya memang masih kecil, namun otaknya sangat cerdas, dan dia bisa meretas komputer, dan Arsyi juga bisa meretas cctv kantor sang ayah, dia bisa melihat kegiatan ayahnya sehari hari.

"Abang kenapa?" ucap Gadis kecil yang mempunyai wajah perpaduan ayah bunda mereka, sementara Arsya benar benar duplikat sang Ayah, Arsya benar benar foto copy Rafael.

Arsyi mengintip apa yang sedang di lakukan kembarannya itu.

"Ayah nangis ya?" lirih Anak perempuan itu sendu.

"Hmmm...." Sahut Arsya yang tidak lepas memandang wajah tidak terurus sang ayah.

Ke dua anak kembar itu sudah tau ayahnya dari dulu, bundanya pun bilang ayah mereka ada, namun berpisah dengan mereka, memang Alisa menceritakan keadaan mereka kepada sang anak, dan anak anaknya itu bukan lah seperti anak kecil pada umumnya, karena mereka terlalu pintar untuk anak seusia mereka, namun kepintaran itu di sembunyikan oleh ke dua anak itu, bahkan sang bunda pun tidak tahu anaknya yang selalu memantau ayah kandung mereka.

"Kasian ayah, tapi lebih kasihan bunda, klau nenek jahat itu belum berubah, apa lagi tante ular keket itu masih berusaha mendekati ayah, aku tidak sudi ayah bersamanya, ayah hanya milik kita dan bunda." cebik anak perempuan itu penuh kekesalan.

Arsya mengangguk tanda setuju, dengan ucapan adik kembarnya itu, ayah mereka hanya milik mereka, bukan milik orang lain.

"Abang.... Kapan kita bisa memeluk ayah?" rajuk Arsyi menatap penuh harap kepada sang kakak.

"Entah lah, abang juga tidak tau, tapi sepertinya bunda mulai luluh mendengar wejangan dari nenek, semoga saja bunda luluh, kita berdo'a saja sampai waktunya tiba.

"Aku selalu berdo'a setiap malam, agar bisa memeluk ayah secara lansung." ucap Arsyi.

"Adek abang memang pintar." sahut Arsyi mengelus puncak rambut gadis cantik itu.

"Iya dong aku harus pintar, ayah ku pintar, bunda pintar, dan abang pintar, klau aku bodoh, nanti aku ngak di akui anak ayah bunda, dan abang pasti mikir aku bukan kembara abang." rajuk gadis cantik itu.

Arsya terkekeh mendengar ucapan kembaranya itu.

"Kalian sedang apa?" tanya sang bunda yang sudah rapi dengan menggunakan gamis kekinian dan hijab panjang senada dengan warna baju yang di pakai Alisa, semakin memancarkan kecantikan Alisa, wajah Alisa terlihat sangat cantik dan awet muda, tidak ada yang akan percaya klau wanita itu sudah beranak dua.

"Hai.... Kenapa kalian bengong." tegur Alisa melambaikan tangannya di depan wajah sang anak.

"Bunda kenapa selalu cantik, bikin Arsyi iri saja, pantas saja banyak om dokter yang menyukai bunda, bahkan om duda di seberang rumah kita juga naksir bunda." polos Arsyi.

Alisa menepuk dahinya, begitu lah anak perempuannya itu, yang akan mengungkapkan apa yang ada di hatinya kepada Alisa.

"Astaga, Arsyi juga cantik loh sayang, kamu itu lebih cantik dari bunda." puji Alisa.

"Ah.... Masa sih." seru Arsyi menangkup ke dua pipinya yang bersemu merah.

"Bener sayang, Arsyi sangat cantik dan imut, kalau tidak percaya, tanya saja sama abang. " kekeh Alisa gemes, me noel hidung bangir Arsyi.

"Benar bang, Arsyi juga cantik kaya bunda? " semangat Arsyi.

"Hmmm.. Tentu saja, adik abang paling cantik, walau sikapnya bar bar." kekeh Arsya.

"Apalah, abang ini, Arsyi ngak pernah bar bar, Arsyi mah kalem." bela Arsyi pada dirinya.

"Iya iya, adik abang paling kalem se dunia." ujar Arsya mengalah, dari pada adiknya itu akan merajuk sepanjang hari.

"Ya sudah, ayo berangkat, nanti terlambat loh." ujar Alisa.

"Lets go... Bun!" sorak Arsyi.

Hallo... Maaf ya ada beberapa yang di revisi, jangan bosan dan jangan marah ya, mamak berusaha memperbaiki alur ceritanya, mohon dukungannya ya... 🙏😊

Jangan lupa like komen dan vote... 😘😘😘😘

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Dayu Mayun

Dayu Mayun

rafael bodoh kenapa nggak d csri rmh sakit aja

2025-03-03

1

Erina Situmeang

Erina Situmeang

kok jadi Rika? bukannya tuti

2024-12-05

0

Aprilia Amanda

Aprilia Amanda

Rika?

2025-02-19

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 54
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 63
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 108
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1
2
Bab
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 54
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 63
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 108
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!