Bab

Alisa sampai di halaman rumah ke dua orang tuanya, dia menarik nafas berat, sejujurnya dia tidak ingin membuat orang tuanya bersedih, namun klau dia berbohong mungkin orang tuanya akan semakin bersedih.

Tok...

Tok...

Tok....

Alisa mengetuk pintu rumah orang tuanya.

"Tunggu sebentar!" teriak orang di dalam sana.

Terdengar bunyi anak kunci di putar dari dalam sana.

Ceklek..

Pintu terbuka dan menyumbul lah kepala sang ibu dari balik pintu sana.

"Alisa, kamu pulang nak?" tanya sang ibu berbinar.

"Assalam mu'alaikum, bu." ujar Alisa meraih tangan sang ibu dan menciumnya penuh takzim.

"Waalaikum salam, sayang. Kamu sama siapa? kenapa bawa koper? kamu mau pergi kemana nak?" tanya sang ibu beruntun, biasanya klau Alisa datang pasti bersama suaminya dan kali ini sang anak datang sendiri dan membawa koper, membuat hati sang ibu mulai gelisah dan bertanya tanya.

"Apa aku boleh masuk dulu bu, nanti di dalam aku akan ceritakan." ucap Alisa berusaha tegar dan tidak menangis di hadapan sang ibu.

"Ayo... Masuk nak." ujar bu Lastri, membuka pintu lebar lebar, agar sang anak bisa masuk ke dalam rumah.

"Siapa yang datang, bu..." tanya pak Rian kepada sang istri, dia belum melihat keberadaan anaknya.

"Alisa, Yah." sahut bu Lastri.

Mata pak Rian berbinar, mendengar nama putri semata wayangnya di sebut.

"Mana Alisa?" tanya pak Rian penuh semangat.

"Yah, Lisa di sini." seru Alisa di belakang sang ibu.

"Lisa, anak ayah pulang." ujar pak Rian merentangkan tangannya agar sang anak masuk ke dalam pelukannya.

Tanpa di minta dua kali, Alisa lansung berhambur ke dalam pelukan sang ayah, memang itu yang dia butuhkan saat ini, pelukan dari cinta pertamanya itu, untuk menumpahkan rasa sakit di dadanya, namun dia tidak ingin memperlihatkan air matanya di depan orang tuanya itu, takut ibu dan ayahnya akan ikut bersedih.

"Ada apa nak, bicaralah sama ayah, jangan di tahan sendiri." ujar pak Rian seolah tau apa yang di rasakan oleh sang anak.

Alisa melepaskan pelukannya dari sang ayah.

"Yah, bu, Lisa mau bicara sama ayah dan ibu, tapi... Ayah sama ibu janji ngak akan marah." ujar Alisa sendu.

"Bicaralah nak, apa pun itu, ayah tidak akan marah sama kamu." ujar pak Rian meyakinkan sang anak.

"M-mm... Yah, bu, masa lalu mas Rafael telah kebali." ujar Alisa pelan dan masih bisa di dengar oleh ke dua orang tuanya.

Deg....

Jantung bu Lastri lansung berdetak lebih kencang, apa hubungan anaknya akan berakhir, kasihan sekali anaknya itu.

Pak Rian pun tak kalah terkejut, sakit sungguh sakit hatinya melihat anaknya itu, andai waktu itu dia tidak sakit, pasti tidak akan membuat posisi anaknya seperti saat ini.

"Maafkan ayah nak." ucap pak Rian berkaca kaca.

"Kenapa ayah minta maaf, ini bukan salah ayah." kaget Alisa.

"Andai waktu itu ayah tidak sakit, pasti kamu tidak akan mau menerima penawaran yang orang itu tawarkan, tapi... karena ayah kamu jadi menderita seperti ini." lirih pak Rian.

"Ayah, ayah ngak boleh bicara seperti itu, semua sudah takdir kita seperti ini yah, tidak ada yang perlu di sesali, kita jalani saja hidup ini dengan ikhlas." ujar Alisa yang tidak ingin sang ayah menyalahkan dirinya.

"Andai waktu itu aku tidak bertemu dengan dia, mungki sekarang aku dan ibu sudah tidak bertemu ayah lagi, andai waktu itu aku tidak bertemu dia, mungkin saat ini aku tidak akan bisa meraih cita cita Lisa jadi seorang dokter, jadi ada anggap saja semua sudah jadi takdir Lisa seperti ini." ujar Lisa.

Sungguh pak Rian dan bu Lastri menatap kagum kepada sang anak, alih alih menyalahkan pak Rian dan menyalahkan takdir, justru anaknya selalu berfikir positif dengan apa yang terjadi dalam hidupnya, tidak menyalahkan siapa siapa dalam hidupnya.

"Apa kamu di usir dari rumah itu nak?" tanya Bu Lastri.

Alisa hanya tersenyum simpul, mungkin sebentar lagi aku akan menjadi janda bu." ucap Alisa.

"Maaf..." pak Rian kembali meminta maaf.

"Jangan minta maaf terus, Yah." oceh Alisa.

Pak Rian dan bu Lastri menatap anak satu satunya dengan tatapan sendu.

"Tapi Yah, bu, sebenarnya aku sekarang sedang berbadan dua, di sini" menunjuk perut ratanya " ada calon cucu ibu dan ayah." jujur Alisa.

"Haaa.... Benarkah, nak!" pekik bu Lastri dan pak Rian.

"Mm...." angguk Lisa.

"Tapi aku tidak mau mereka tau yah, bu, aku akan membawa anakku pergi dari kota ini, hanya ini satu satunya yang aku punya." terang Alisa.

"Baiklah, ibu dan ayah akan mengikuti kemauan mu, kami akan ikut kemana kamu pergi." ujar pak Rian.

"Ehh... Tapi bagaimana dengan usaha, ayah di sini?" kaget Rian.

"Besok pagi Ayah akan memulangkan rumah dan toko itu kepada mereka, karena semua adalah pemberian mereka, beruntungnya selama ini ayah selalu menyisihkan bagian ayah, sebagai kerja keras ayah membangun toko itu, jadi ayah tabungan untuk pergi dari kota ini." ujar sang ayah.

"Kita pulang ke kota xx, di sana masih ada rumah orang tua ibu di sana, tapi... Bagaimana dengan kerjaan kamu, nak?" tanya bu Lastri.

Alisa mengangguk setuju dengan ucapan sang ayah dan ibunya, rumah ini bukan lagi milik mereka, dulu memang rumah ini milik mereka, namun saat ayahnya sakit rumah ini di gadai ke bank oleh sang ibu, untuk pengobatan sang ayah, setelah dia menikah dengan Rafael, rumah itu di tebus oleh rafael dan di renovasi menjadi hunian yang bagus, dan Rafael juga membukakan orang tuanya toko sembako yang lumayan rame di daerah itu, itu bukan hak mereka lagi, Alisa setuju ayahnya mengembalikan rumah dan toko itu kepada Rafael, dia akan mengubur semua tentang Rafael kecuali anak yang ada di dalam kandungannya, dia tidak akan pernah memberi tahu keberadaan anak itu kepada ayah kandungnya, dan dia akan ikut pindah ke kota xx bersama orang tuanya, agar jauh dari orang orang yang telah menyakitinya.

"Alisa akan mengundurkan diri besok bu, klau dapat secepatnya kita pindah dari sini, Alisa tidak mau berlama lama tinggal di sini." ujar Alisa.

"Baiklah, besok setelah ayah dan ibu menyerahkan rumah dan toko ini kepada mereka, dan kamu mengundurkan diri ke rumah sakit, setalah itu kita lansung pergi dari kota ini." ujar sang ayah yang juga tidak ingin berlama lama tinggal di rumah yang membuat anaknya hancur itu.

"Baiklah... Sebaikanya kita beres beres dulu, bawa apa yang menjadi hak kita saja, tinggal semua yang bukan milik kita." ujar sang ibu.

"Aku bantu bu." ujar Alisa, walau sebenarnya Alisa dan ke dua orang tuanya ingin menangisi nasib hidupnya, namun itu semua tidak akan ada gunanya.

"Ayo... Kita lakukan bersama, biar cepat dan istirahat." ajak pak Rian.

Ke tiga orang itu mulai bergerak mengambil barang barang yang mereka beli dengan uang sendiri, tanpa mau membawa apa yang di belikan oleh keluarga Rafael, perhiasan perhiasan yang di belikan oleh Rafael pun di tinggal oleh bu Lastri, dia hanya mengambil perhiasan nya yang di belikan oleh anak dan suaminya saja, selebihnya dia tinggalkan di dalam lemari itu.

"Sudah rapi?" tanya pak Rian.

"Sudah Yah." sahut ke dua orang yang sangat di cintai oleh pak Rian itu.

"Klau sudah, mari kita beristirahat, biar besok tidak kesiangan." ajak pak Rian.

Bersambung...

Hallo.... Kesayangan mamak, mamak hadir dengan cerita baru nih, jangan lupa like komen dan vote ya...😘😘😘

Terpopuler

Comments

ѕαиg ρємιмρι

ѕαиg ρємιмρι

Kalau Memang Rejeki ndak akan kemana2 Alisha. Insya Alah Kebahagian akan segera datang untuk mu dan anak mu

2025-01-08

1

Neni yulianti

Neni yulianti

awal yg menarik semoga endingnya gk balikan, karna cerita yg seperti itu udh pasaran
semangat wanita tangguh 💪

2025-02-28

0

isni rochman

isni rochman

keren keluarga alisha. sebagaimana yg diajarkan suamiku juga gitu. klo bukan hak kita, jgn di ambil

2024-11-19

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 54
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 63
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 108
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1
2
Bab
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 54
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 63
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 108
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!