Bab 9.

Dengan cepat Hendrik mengangkat kembali wajahnya, setelah menunduk sebentar, seolah baru saja mencium pasangannya.

Sementara Jane masih membeku di tempatnya, tidak memberikan reaksi apapun.

Dan, setelah Pendeta mengatakan sekali lagi, kalau mereka sah sebagai suami istri, barulah Jane mengedipkan matanya.

"Tunggu! aku tidak setuju! Pak Pendeta tidak menanyakan apakah ada yang tidak setuju dengan pernikahan ini!!"

Tiba-tiba seorang wanita berteriak memasuki Aula pernikahan tersebut, dan berjalan cepat menuju Altar.

"Aku tidak setuju dia menikah dengan wanita lain, seharusnya dia menikahi ku!" teriak wanita itu lagi dengan kencang.

Jane terkejut dengan apa yang ia dengar, apakah ada kesalahan di sini? ia hanya dikirim kan Ayahnya begitu saja ke keluarga Fernandez, tanpa adanya konfirmasi terlebih dahulu, siapa tepatnya yang akan menikah dengannya.

Hendrik memandang wanita itu dengan dingin, tidak merespon sedikitpun apa yang di teriakkan wanita itu.

"Kau terlalu lama datang, sekarang mereka telah sah menjadi suami istri, apa yang bisa di lakukan lagi!" sahut Wilson kepada wanita yang berteriak itu.

"Tentu saja bisa, mereka harus bercerai sekarang juga! dan Hendrik menikah denganku!" teriak wanita itu.

Jane di tempatnya, hanya bisa mematung, mendengar apa yang baru saja di katakan wanita itu.

Hendrik terlihat diam saja memandang dingin wanita itu, dengan wajah datarnya, ia tidak merespon sedikitpun apa yang di katakan wanita itu.

"Hendrik! kau harus bertanggung jawab padaku! kau telah membunuh David! sekarang aku telah menjadi seorang janda, jadi kau harus menggantikan David menjadi suamiku!" teriak wanita itu dengan kencang.

Kaki Jane tiba-tiba lemas mendengar teriakan wanita itu, ia tidak menyangka, akan masuk ke dalam konflik keluarga Fernandez.

Ia seorang gadis biasa-biasa, gadis mandiri yang tidak di cintai oleh Ayahnya lagi, yang ingin hidup tenang akan permasalahan yang rumit, tidak tahunya malah masuk ke dalam permasalahan yang sangat rumit.

Hendrik tiba-tiba memegang tangannya, lalu menarik Jane turun dari Altar, dan membawa Jane keluar dari Aula tersebut.

"Hendrik!!" teriak wanita itu, ia mengejar Hendrik yang tengah menarik tangan Jane.

Plakk!

Tiba-tiba, spontan Hendrik menepis tangan wanita itu, yang mencoba meraih tangannya.

"Lancang kau!" ujar suara bariton itu tajam menatap wanita tersebut, dengan tatapan yang begitu dingin.

"Hendrik! kau harus bertanggung jawab pada adikku, aku tidak akan melepaskan mu! ceraikan wanita itu, dan menikahlah dengan adikku!" sahut seorang pria memasuki Aula tersebut.

"Dalam mimpi! aku tidak berkewajiban menikahi wanita milik pria lain!" ujar suara bariton itu lagi dengan dinginnya.

Wajahnya yang datar itu terlihat begitu marah, memandang beberapa orang yang baru datang itu satu persatu.

"Tapi kami tidak akan membiarkan mu pergi!" sahut pria yang bicara tadi.

Senyuman sinis tersungging di sudut bibir Hendrik, ia terlihat sudah tidak bisa menahan dirinya lagi.

Tangan Jane perlahan ia lepaskan, dan dengan cepat, ia berlari ke arah beberapa pria yang menghalangi jalannya.

Bukk!

Kakinya menerjang satu pria itu, lalu dengan cepat bergerak ke satu pria lainnya, dan melayangkan tinjunya ke wajah pria lainnya itu.

Kemudian dengan cepat, tanpa berhenti, tubuhnya dengan lentur berputar, lalu menendang pria lainnya lagi dengan kecepatan sekelip mata.

Bukk! bukk!

Tiga pria terpental! bukan... empat pria sekaligus, terpental ke lantai dengan kencangnya.

Semua orang yang melihat apa yang di lakukan Hendrik, hanya bisa diam di tempat.

Sementara Jane membeku di tempatnya, melihat suaminya ternyata ahli dalam berkelahi.

Dugaannya mengenai tato, yang ada di balik pakaian suaminya itu, sepertinya benar adanya, kalau suaminya seorang gangster.

Wanita yang tadi berteriak pada Hendrik, juga terdiam di tempatnya, ia tidak berani untuk mendekat lagi.

"Hendrik! kau telah menakuti Nona Jane, akhirnya ia menyadari, kalau kau adalah seorang monster yang menakutkan!" sahut Wilson dengan suara bahagia, dan nyaris tertawa bahagia, melihat Jane yang membeku di tempatnya.

Hendrik menoleh memandang Jane, yang diam di tempatnya tidak bergerak menatapnya.

Dengan langkah pasti, tanpa merasa kalau Jane terkejut dengan apa yang di lakukannya, Hendrik meraih tangan Jane, lalu menariknya kembali untuk keluar dari Aula tersebut.

"Hendrik!!" teriak wanita tadi, yang sempat terdiam melihat keganasan Hendrik.

Ia berlari mengejar Hendrik, yang menarik tangan Jane, sembari Jane mengangkat rok gaun pengantinnya, untuk memudahkan ia mengikuti langkah Hendrik.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Ita rahmawati

Ita rahmawati

masih penasaran bgt sm hendrik

2024-04-08

0

Alif 33

Alif 33

lanjutkan saja

2024-04-07

0

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝒚𝒂 𝒘𝒂𝒋𝒂𝒓𝒍𝒂𝒉 𝑱𝒂𝒏𝒆 𝒔𝒚𝒐𝒌 𝒌𝒂𝒓𝒏𝒂 𝒌𝒂𝒏 𝑱𝒂𝒏𝒆 𝒈𝒂𝒌 𝒕𝒉 𝒂𝒑𝒂" 𝒎𝒂𝒍𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒌𝒂𝒉 𝒋𝒈 𝒅𝒂𝒅𝒂𝒌𝒂𝒏

2024-04-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!