BAB 4

"Gara-gara si kampret aku lupa mesan ojol! Mana pintu keluar lumayan jauh lagi. Hiks!" gerutu Jemima sambil berjalan terseok-seok. Jemima mengingatkan dirinya untuk membawa sandal, bila masuk kerja besok. Ia tak akan membiarkan Arion bertepuk tangan, dengan memilih kalah dan mundur dari posisi yang baru dijabatnya itu.

Jemima menunggu, ojek online yang ia pesan di bangku yang ada di dekat parkiran. Ia memilih untuk membuka sepatunya karena sisi depan jarinya pun sudah terasa sangat sakit. Ia merutuki nasib buruknya hari itu.

"Belum pulang juga?" Suara yang paling dihindarinya kembali menyapanya. Ia sudah muak mendengar suara yang sejak pagi tadi mengusik telinganya. Bahkan suara itu masih terngiang-ngiang di kepalanya.

"Engga usah sok peduli. Ini di luar jam kantor, aku sama kamu bukan siapa-siapa. Engga perlu sibuk nyapa!" ketus Jemima yang membuat Arion menyeringai seolah mengejek gadis itu.

Arion melihat ke arah kaki Jemima yang dibalut beberapa plester. Ia hanya diam dan tak mengatakan apa pun. Ia meninggalkan Jemima menuju ke arah mobilnya dan berlalu dari tempat itu tanpa kata.

"Arion, s*alan!"

****

Kehidupan Jemima di kantor barunya, selama beberapa hari terasa sangat menyiksa. Arion terus memberikan tugas kepada Jemima dan memaksanya harus bekerja lembur. Ada beberapa pekerjaan yang masih baru bagi Jemima, yang tidak pernah dipegangnya saat menjadi supervisor dulu.

Hanya Arion yang bisa mendelegasikan tugas itu kepada dirinya, hal itu yang membuat Jemima dengan sangat terpaksa harus berinteraksi dengan atasannya itu. Dante merasa kasihan dengan Jemima karena gadis itu harus lembur berhari-hari karena tugas yang diberikan oleh Arion.

"Bu, saya mau buat kopi. Ibu mau saya buatin?" tanya Dante yang melihat wajah lelah Jemima sore itu.

"Ahhh, engga usah, Dan. Ngerepotin kamu jadinya!" ujar Jemima yang merasa tak enak hati bila meminta bantuan Dante.

"Gapapa bu, saya ikhlas kok. Hehehe...." balas Dante yang membuat Jemima tersenyum. Ia mengucapkan terima kasih kepada Dante dan melanjutkan tugasnya.

'Andai kamu lebih tua dari aku, Dan. Aku pasti jatuh hati sama cowok sebaik kamu, sayang aku engga suka bronis!'

***

Tugas-tugas yang diberikan oleh Arion menumpuk di meja Jemima. Jemima berusaha bertahan dengan "gempuran" tugas yang diberikan oleh atasannya itu.

Pukul delapan malam tetapi Jemima masih di ruangan kerjanya. Ia melihat sekilas ke arah arloji miliknya sembari menghela nafas panjang. Masih ada setumpuk dokumen kontrak yang harus ia cek.

"Belum selesai?" tanya seseorang yang langsung Jemima kenali tanpa harus menoleh.

"Ehmm...." Hanya itu jawaban yang keluar dari mulut Jemima.

"Aku duluan, jangan lupa kunci ruangan dan titip di sekuriti! Oh ya, aku lupa bilang kalo nanti kamu dengar sesuatu nanti abaikan aja!" ujar Arion yang membuat Jemima langsung mengangkat kepalanya.

"Maksud kamu dengar apa?" tanya Jemima sembari mengerutkan dahinya.

"Aku cuma ngingetin, kalo malam di sini kadang ada suara ribut! Oke, aku duluan ya!"

Arion langsung beranjak pergi tanpa menjelaskan secara rinci maksud perkataannya tadi. Belum sampai pintu tangan Arion ditarik oleh Jemima, yang membuat langkah lelaki itu terhenti.

"Kenapa kamu main pergi aja? Jelasin dulu maksud perkataan kamu apa? Kamu mau nakut-nakutin aku ya?" seru Jemima dengan nada suara yang terdengar kesal.

"Engga, aku cuma bilang di sini kalo malam emang suka ada suara-suara yang kede...." Perkataan Arion terputus karena tanpa aba-aba Jemima langsung memeluk lengan lelaki itu dan merapat ke arahnya.

"Rion, kamu jangan nakutin aku dong! Itu beneran?" tanya Jemima dengan raut wajah takut.

Arion tersenyum geli melihat tingkah sahabat kecilnya itu. Ternyata 10 tahun tak bisa mengubah sifat penakut dari Jemima. Sejak kecil Jemima penakut dan paling tidak suka berada di tempat gelap, sehingga saat tidur pun, lampu kamarnya harus dinyalakan.

"Kamu masih penakut aja ya! Omongan aku belum selesai, Mima! Biasa kalo malam bagian steward suka lewat sini kalo bawa perlengkapan kitchen karena bagian kantor udah sepi," jelas Arion yang membuat Jemima menganggukkan kepalanya tetapi ia sama sekali belum melepaskan pelukannya di lengan lelaki itu.

"Ekhem...." Arion berdeham yang membuat Jemima tersadar dan melepaskan pelukannya.

"Ehh, sorry. Ehmmm, Pak boleh engga saya ngelanjutin tugasnya besok aja?!" cicit Jemima yang tiba-tiba mendadak kembali ke mode formal yang membuat Arion menaikkan sebelah alisnya.

"Aku perlu rincian kontraknya besok sebelum jam 12 siang, kamu bisa kirim softcopynya ke aku sebelum jam segitu?" Jemima langsung menganggukkan kepalanya cepat sambil tersenyum senang.

Arion kembali berjalan menuju pintu, tetapi tiba-tiba Jemima berlari dan memeluk tubuhnya.

"Rion, takut!"

****

Arion menghela nafas panjang setelah melihat apa yang membuat Jemima ketakutan hingga memeluk dirinya dengan erat dan membuat kesulitan bergerak.

"Itu cuma tali, Mima. Udah, aku mau pulang sekarang, besok aku ada meeting pagi soalnya. Jangan lupa kunci pintunya dan kasih ke sekuriti!" jelas Arion.

Jemima berusaha melihat ke arah tali yang terletak di lantai. Ia belum mau melepas pelukannya dari pinggang Arion sampai ia memastikan bahwa perkataan Arion benar adanya.

Arion menunggu Jemima dalam diam. Ia sebenarnya merasa geli dengan sifat Jemima yang ternyata masih saja penakut. Jemima melepaskan pelukan Arion dengan perlahan, lalu menatap ke arah Arion yang wajahnya ternyata sangat dekat dengan wajah gadis itu hingga Jemima bisa melihat iris mata Arion yang berwarna hitam pekat.

Jemima langsung memundurkan tubuhnya karena terkejut dengan kedekatan tubuh mereka saat itu.

"Maaf!" cicit Jemima yang membuat Arion tersenyum.samar. Jemima menunduk karena berusaha menahan malu yang saat itu tengah menyelimuti dirinya. Ia sama sekali tak menyangka sifatnya yang penakut malah membuatnya terlihat rapuh dan memalukan di hadapan Arion yang masih ia anggap musuh.

"Ingat pesan aku tadi. Bye!"

***

Jemima terus merutuki tindakannya semalam, yang membuat ia merasa tak akan bisa menghadapi Arion pagi itu. Arion sama sekali belum terlihat di ruangan kerjanya pagi itu dan hal itu membuat Jemima bisa bernafas lega. Walau beberapa saat setidaknya ia bisa mempersiapkan diri untuk bertemu dengan atasan sekaligus musuhnya itu.

"Pagi Ibu Jemima, pagi-pagi udah di kantor aja!" sapa Dante saat melihat ruangan Jemima sudah terbuka dan atasannya itu sudah duduk manis di kursi kerjanya.

"Ahhh, ada dokumen yang belum siap saya cek, Dan. Jadi saya datang lebih pagi!" jelas Jemima yang membuat Dante mengangguk cepat.

Dante menatap Jemima sedikit lebih lama, seolah ada sesuatu yang ingin disampaikannya tetapi ia mengurungkan niatnya. Ia memilih kembali ke meja kerjanya.

****

"Pagi." Suara lelaki yang sangat Jemima hindari menggema di ruangan divisi HRD yang membuat gadis itu ingin bersembunyi.

"Pagi Pak...," seru Dante dan beberapa staf yang ada di ruangan itu, hanya Jemima yang menutup rapat mulutnya dan berusaha terlihat serius bekerja hingga tak menyadari kedatangan atasannya itu.

"Ibu Jemima, jangan lupa saya tunggu laporannya!" ujar Arion dengan suara yang sedikit dibesarkan hingga membuat Jemima merutuk dalam hati. Jemima hanya menjawab sesingkat mungkin dan berusaha fokus melihat layar komputer yang ada di hadapannya.

Setelah selesai Jemima langsung menyerahkan hasil pekerjaannya kepada Arion melalui surel yang ia kirimkan. Ia hanya menemui Arion untuk memberitahukan tentang hal itu. Ia tak ingin berlama-lama di ruangan atasannya itu karena setiap kali melihat sahabat kecilnya itu, Jemima kembali teringat tentang kejadian malam itu. Semburat merah jambu kembali menghiasi wajah cantik Jemima yang membuat ia ingjn segera pergi dari ruangan Arion.

"Ehmmm..., nanti kamu ikut rapat bareng saya ya. Karena rapat ini berkait dengan tugas kamu yang selanjutnya!" jelas Arion yang membuat Jemima terkejut. Ia ingin menolak, tetapi sikap profesional kerjanya membuat ia menahan diri.

"Baik Pak, kalo sudah tak ada lagi, saya permisi balik ke ruangan saya!"

****

Terpopuler

Comments

marrydiana

marrydiana

mamppir thor, semangat!!!
feedback juga di karya aku yaaa

2024-04-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!