eps 3 edisi revisi

gita merapikan pakaiannya ketika tak sengaja ia bertabrakan dengan seorang wanita

" eh maaf ya tadi lagi buru buru"

mawar arsy nova

" iya ngak papah kok tadi juga gue nya yang salah " jawab gita

" gue mawar "

" gita " sahut gita

" em loe aus ngak, kita beli minum angap aja sebagai tanda maaf gue sama loe "

gita mengangguk

keduanya berjalan menuju kantin kampus yang di mana banyak mahasiswa dan calon mahasiswa

" gila ya daftar kuliah aja pakai antri segini banyaknya " keluh mawar dengan duduk di kursi

"ya namanya juga orang mau sekolah, eh gue mau pesen makan " sahut gita dengan beranjak

" eh gue nitip loe aja, nanti meja kita di ambil orang lagi "

Gita melihat seisi kantin kampus yang memang banyaknya orang bahkan ada yang tidak dapat tempat

" ok loe mau pesan apa? " tanya gita

" samain aja sama loe " gita mengangguk lantas memesan makanan

.

.

.

Setelah selesai makan mereka langsung kembali ke aula pendaftaran karna akan menunggu hasil dari perengkingan nilai mereka

Keduanya bersorak senang ketika nama gita dan mawar keluar di nomor 29 dan 30 yang artinya mereka di terima di kampus ini

" eh gita ayo ke bagian ospek kita liat persyaratan apa yang harus di bawa pas ospek nanti "

gita langsung mengikuti mawar

" kak kita mahasiswa baru mau ambil persyaratan ospek " sahut mawar pada seorang lelaki yang tak lain adalah angota ospek

" ini, ingat jangan sampai ada yang salah " sahutnya dengan memberikan brosur

Setelah selesai mereka langsung pulang untuk menyiapkan kebutuhan untuk ospek

.

.

.

satu minggu ospek sunguh membuat gita lelah, seperti siang ini gita melangkah kan kakinya dengan pelan bahkan lebih cepat siput dari pada dirinya

" kenapa non lesu begitu!" tanya mang asep satpam di rumah gita

gita melihat mang asep " capek mang"

mang asep tersenyum sembari mengeleng

" non gita mah gini aja capek mau mamang gendong?"

Gita mengangguk pelan

Mang asep dengan usilnya malah mengendong tas kardus gita, dan membawanya ke dalam rumah

" mang asep gendong gita bukan tasnya " teriak gita dengan kesal

Gita menghentak hentakan kakinya lantas ikut masuk ke dalam rumah

" ni minum dulu non " bik mumun langsung menyuguhkan minuma ketika gita masuk ke dalam rumah

" makasih bik "

" Aus bener non " sahut bik mumun dengan terkekeh ketika melihat gita meminum rakus minuman yang ia berikan

" Sumpah bik aus banget, mana capek lagi, panas " keluh gita dengan menyandarkan badanya ke sopa

" mang asep mana? " tanya gita

" mang asep di belakang,lagi makan itu tas non " tunjuk bik mumun pada tas yang tergeletak di dekat kursi

" yaudah atuh kalau capek istirahat sana di kamar, mandi sekalian biar lebih seger "

Gita mengangguk " yaudah gita ke kamar dulu " sahut gita sembari membawa aksesoris mos nya

Tiba di kamar gita langsung mandi lantas tidur untuk mengistirahatkan tubuh nya yang lelah karna ospek seminggu ini

.

.

.

" jadi gimana betah pindah ke sini? "tanya damar dengan menyeduh kopi nya

dito mengangguk

" betah cuma agak risih sama mahasiswa nya aja se panatik nya di sana mereka ngak pernah saling buli"

" ah ya begitulah negeri konoha " canda damar

" oya gue mau nanya masalah malam itu? " tanya dito dengan melihat damar

" malam kapan? " tanyanya tak paham

" malem itu di hotel, siapa cewek itu? " tanya dito

Damar mengeleng " kita nemu lagi mau di jual "

Jidat dito mengkerut " di jual? "

Damar mengangguk

" pas malam itu kita liat temen nya lagi telpon mau transaksi, kita mikirnya dari pada dia di jual ngak tau orangnya, mending sama loe, eh tapi gimana, jago ngak? " tanya damar yang lantas dapat lemparan pulpen dari dito

" loe tau dia masih perawan"

" wow...... hebat dong, eh sialan loe " kekeh damar yang menghindar dari lemparan modul

" kok kesel bagus dong dia perawan dan loe perjaka"

" sialan loe ngak tau aja gimana jantung gue mau copot liat tu cewek " keluh dito

" kita tu mikirnya gini kalau nanti dia hamil ya setidaknya sama loe terjamin " sahut damar

" nah itu masalahnya, wajahnya aja gue ngak tau apalagi namanya gimana mau terjamin"

Damar melihat dito kaget

" la gimana sih, loe tidur sama orang tapi ngak liat mukannya "

" bukan ngak tau cuma gue ngak inget sama sekali, bahkan pas bangun tu cewek ngadep belakang, pas gue sudah mandi dia udah ilang bahkan satu petunjuk pun ngak ada " keluh dito

Damar menghela nafas nya " yaudah sih kalau gitu anggap aja rejeki "

" bukan gitu, gue takut kalau tu cewek hamil iya kalau dia aborsi se engaknya dia ngak nanggung tapi kalau di rawat gila bisa mati gue di cincang bokap nelantarin anak " jelas dito

" yaudah nanti kita sama sama tanya sama doni kali aja dia ingat muka tu cewek " sahut damar membuat dito mengangguk

" eh yaudah gue mau ke kelas dulu, bentar lagi jam gue " dito lekas pergi ke mejanya untuk mengambil buku

dito dan damar memang mengajar di kampus yang sama berbeda dengan doni yang memilih meneruskan warisan sang ayah menjadi pebisnis

.

.

.

" git bentar gue mau ngomong sama loe " panggil alina ketika gita keluar dari kelasnya

" apalagi? "

alin menghela napasnya

" git plis loe maafin gue, sumpah gue ngak maksud jual loe "

" ngak maksud gimana, semuanya udah jelas loe_"

" gue ngak ngejual loe sumpah bukan gue git " elak alina dengan memohon

" terus siapa tari gitu " kekeh gita

" git plis maafin gue bener bener ngak tau siapa lelaki itu "

" stop, gue udah kecewa sama loe jadi lebih baik kita ngak usa berteman " gita langsung pergi meninggalkan alin yang terus memanggil nya

gita memilih ke toilet untuk merapikan dirinya, melihat penampilan yang berantakan seketika gita menghela nafasnya bergegas kembali make up agar terlihat rapi walaupun dia sedang kesal

Setelah berbenah gita langsung ke kelas karna sebentar lagi ia akan mengikuti mata kuliah dito

gita menghela nafas nya ia tak pernah membayangkan jika mempunyai kakak seorang dosen, bahkan teman nya pun tak ada yang tau jika dirinya adik dito

Bukan tak ingin mengakui gita hanya malas berhadapan dengan wanita bermuka dua yang hanya memanfaatkan nya untuk mendekati dito

" eh git dari mana? " tanya mawar setelah melihat gita masuk kelas

" dari toilet, kenapa? " tanya gita

Mawar mengeleng " tadi ada anak ekonomi nanyain loe, cuma kita ngak tau loe ke mana "

Gita mengangguk ia tau itu pasti alin yang mencarinya

" dosennya belum dateng? " tanya dania salah satu gadis yang mengejar dito

" belum " sahut akbar selalu ketua kelas

Dania langsung mendekati gita " eh gita loe pindah aja gue mau duduk di sini "

" kursi lain kan banyak kenapa harus di sini? " tanya gita binggung

Dania membenarkan rambutnya " gita ini tu pas buat liat pak dito, pandangan pak dito langsung ke depan melihat gue yang cantik pari purna ini, jadi loe mending pindah "

" ck cantikan juga tas gue dari pada loe " sahut akbar yang langsung dapat pelototan dari dania

" akbar diem, ayo gita pindah sana " pintanya lagi

" sama aja kali dania loe duduk di mana aja kalau cantik pak dito bakal ngelirik loe " bela mawar

" diem mawar mau gue bikin loe keluar dari kampus " sahut dania membuat mawar diam

" gita ayo pindah sana "

" loe aja yang pindah gue mager " sahut gita kesal ngak alin ngak dania kenapa selalu merecoki dirinya

" gita " bentak dania

" apa?, " sahut gita tak kalah keras

" loe berani sama gue? "

Gita berdiri mensejajarkan dirinya dengan dania walaupun tidak mungkin sejajar karna gita lebih pendek dari dania

" iya gue berani kenapa? " tantang gita

Dania langsung menarik badan gita ke samping beruntung dito dengan cepat dapat menangkap badan gita yang terlempar karna dania

" kenapa ini? " tanya dito membuat seisi kelas tegang

akbar dan mawar saling pandang mereka mau bicara namun takut sama dania

" ngak ada yang mau menjelaskan? " tanya dito lagi

" maaf pak tadi nia ngak sengaja ngedorong gita, karna badan gita kecil jadi kelempar " dania memulai dramanya

" loe ngak papa kan gita maaf ya "

gita enek mendengar dania yang pura pura berdosa, dan lemah lembut

" gita loe maafin ngak? "

Dito melihat gita yang kesal ia tau jika dania berbohong namun ia tak ada bukti untuk menyalahkan dania

" iya " sahut gita malas lalu kembali ke mejanya

Begitu juga dengan yang lain duduk ke kursi masing masing untuk melanjutkan pelajaran

dito hanya menghela nafas nya melawan dania tampa bukti sama saja mengali kuburan sendiri karna dania merupakan cucu kesayangan direktur kampus ini

" baikla silahkan kumpulan tugas kalian " sahut dito pada mahasiswa nya

.

.

.

" bener kamu ngak kenapa napa? "

Gita mengangguk sembari memakan somai nya

" sini coba mas liat " gita menghela napasnya lantas berdiri mendekati dito

dito memeriksa pipi leher tanggan bahkan kaki gita, jika ada lebam atau lecet makan urusan akan panjang

" bener pipi kamu ngak di sentu, rambut badan? "

Gita mengeleng " ngak ada mas tadi cuma di dorong aja "

dito menghela napasnya " mas takut kamu kenapa napa, udah sana makan lagi "

Gita kembali memasukan somai ke mulutnya

Gita kadang berpikir jika dito memiliki ke pribadi ganda jika berdekatan denganya atau mama nya makan dito akan sangat protektif berbeda jika di luar apalagi di saat mengajar tak segan ia hanya dapat angin lalu dari dito

" kamu ngak bawah bekal tadi? "

Gita menyengir lalu mengeleng " ngak sempet mas, tugas dari pak nurman nunggu " sahut gita

" yaudah makan dulu biar mas tungguin " sahut dito kembali membaca bukunya

Memang setelah keluar kelas dito mendapat chat jika gita nitip somai di kantin

Dito tau gita memang selalu tak nyaman jika ke kantin apalagi berdesak desakan dengan siswa lain, mangkanya dari awal masuk hingga kini gita selalu membawa bekal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!