My Brothers Is My Husband

My Brothers Is My Husband

eps 1 edisi revisi

" sudah siap? "

wanita itu mengeleng

" kenapa, ada apa lagi? " tanya gadis itu yang tak lain adalah temannya

" Lin loe ngak salah kan ngasih gue baju ini, ini tuh terbuka "

wanita yang di sapa alin itu menghembuskan nafasnya

alina agnesia guntoro

" gue kirain apaan, baju loe masih sopan kali di sana nanti masih banyak yang sexsi dari loe , udah ayo gita nanti keburu larut "

wanita di sapa gita itu akhirnya pasrah dan mengikuti ke mana temannya itu

Gita naura Hamkah

setibanya di sana dentuman musik langsung menyambut mereka walaupun dari luar namun kencangnya musik begitu terdengar

" Kok acaranya ke sini? " tanya gita ketika melihat tempat yang seharusnya tak mereka datangi

" Iya, kan bagas bilangan nya pinda ke sini, loe ngak liat grub? " sahut alina

Gita mengeleng

" yaudah sih tinggal masuk aja " ajak alina yang berjalan di depan namun gita masih berdiri mematung

Alina berbalik melihat gita yang mengeleng pelan

"ngak deh, gue balik aja, bisa mati gue di gantung bokap kalau tau ke sini"

" Ck bokap loe kan di rumah, lagian loe kan bilangnya mau ngerayain kelulusan ya ayo masa balik lagi sih "

" Tapi ngak di sini juga lin, kita masih anak sekolah lo, ngak ada ceritanya anak sma ke tempat ginian "

" hello banyak kali git loe nya aja yang ngak pernah ke sini, lagian ni kita udah lulus kalau loe lupa, ok ayo keburu yang lain nungguin " alina menyeret gita dengan paksa agar masuk ke dalam

dentuman musik langsung menyambut indra pendengaran gita seketika membuat gendang telinga gita mau pecah

" Sana yuk," gita hanya pasrah ketika dirinya terus terusan di seret alina

Yang penting dirinya tak di tinggal pada lelaki hidung belang yang menatapnya lapar salahnya juga mau mau saja di suru alina memakai pakaian terbuka, walaupun masih sopan tidak seperti kebanyakan wanita di club ini

Duduk di antara temannya yang lain, membuat gita risih karna mereka hampir berpasangan semua, gita bukan anak yang lugu dan cupu tak mengerti, hanya dia malas berurusan dengan yang namanya lelaki, apalagi melihat temannya yang hampir rata rata mempunyai pacar dan mengenal tempat ini

Gita cemas jika sampai bokapnya tau dia ke sini maka habisnya dirinya untuk saja kemarin di ke canada setidaknya gita tak perlu terlalu khawatir

" Ta ni minum jangan bengong " tari teman sekelasnya memberikan segelas minuman padanya

" Gue ngak minum ta " tolak gita dengan halus

" Tenang ini jus, nga ada alkoholnya" gita menerima dan mencium minuman tersebut merasa aman ia meminumnya

" Takut banget loe " sahut dimas yang melihat tingkah gita

" gue cuma takut dim pulang pulang bau minuman, pasti rame deh rumah, lagian gue ngak pernah minum " sahut gita

mendengar itu mereka mengangguk mengerti

" lagian tumben amat loe mau ke sini biasanya nya kan ngak ? " tanya dimas

" gue taunya di restoran, mangkanya pas alin ngajak ke sini gue kaget "

" hahah imets anak baik loe kayaknya bakal tercoreng deh git secara hampir satu sekolah ada di sini " gita mengangguk membenarkan ucapan tari

Gita melihat sekitar yang rata rata anak sekolah nya dengan pakaian yang kurang bahan semua

" Eh gue titip gita mau ke toilet " sahut alina yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya

" Iya sana gita sama kita " sahut tari dengan bergoyang di samping gita

.

.

alina celingak celinguk mencari seseorang yang sengaja ia temui di sini

"Sst..sini " panggil bima

Alina lekas menuju di mana tempat bima berada

Bima

" Ni awas loe jangan sampai gagal " bima mengeluarkan plastik putih

" Tapi loe yakin ini aman, ini bukan obat perangsang kan? " alina melihat serbuk yang ia dapat dari bima

" bukan cuma obat tidur biasa, inget kalau dia udah ngak sadar loe bawa ke hotel samping lantai dua no 179 ok, ingat jangan sampai salah "

Alin mengangguk " bayaran gue gimana?"

" tenang nanti pas di sana loe telpon gue bakal bawa uangnya kok "

alin mengangguk antas memasukkan serbuk tersebut ke dalam tasnya

" maafin gue git gue butuh uang buat nyokap gue "

alina kembali ke tempat teman temannya berada

" Eh gue ke atas loe tunggu ini jangan kemana mana "

" iya bawel" sahut gita dengan senyum

gita melihat tari yang mulai bersenang senang dengan dimas begitu juga dengan temannya yang lain

Gita anak yang ramah dengan siapa saja ia mau berbaur namun untuk bersahabat ia hanya dengan alina karna mereka sudah bersama dari kelas 6 SD

" Ngak ke sana? " tanya alina yang datang dari toilet

Gita mengeleng " ngapain joget ngak jelas gitu "

" Ala bilang aja loe ngak mau karna ada seto kan, basi tau ngak " ejek alina

" Eh denger ya sama seto itu udah satu tahun yang lalu jadi sorry to say gue sudah move on "

" hahaha iya iya percaya aja " alin mengoyang goyang kan badannya menikmati alunan musik

Gita melihat seto yang tak jauh darinya lelaki yang sempat mengisi hari harinya hampir setahun namun semuanya kandas ketika seto lebih memilih nada adik kelas mereka yang memang jauh lebih cantik darinya

" eh goyang yuk git ngak enak cuma kita di sini? "

Alin melihat gita yang malah memejamkan matanya

" loe kenapa?" tanya alin

gita mengeleng

" ngak papa cuma musiknya bikin kepala gue mau pecah " bohong gita padahal ia berusaha menahan sesak di dada nya ketika melihat seto

alin masih melihat gita yang memejamkan matanya dan terus mengajaknya ngobrol ia mengeluarkan sesuatu yang langsung di masukan ke dalam minuman gita, alina sesekali melihat gita takut takut jika gita takut apa yang ia lakukan

" ya udah kalau gitu kita balik aja gimana ? " tanya alina dengan pura pura khawatir

Gita melihat alina " ngak papa nih kita duluan pulang ? "

Alin mengangguk " ya bilang aja sih, eh tapi ni abisin dulu ngak enak sama yang lain " alin memberikan minum pada gita

Tampa curiga gita langsung meminum minuman tersebut

" Ayo, nanti bokap gue balik kacau lagi " ajak gita dengan beranjak

Alina mengangguk lantas menghabiskan minumnya dengan cepat " eh bentar pamit sama yang lain dulu "

Gita pun ikut mereka pamit pada beberapa temannya lantas pulang

Gita yang merasa kepalanya pusing hampir menabrak mobil

" Loe kenapa ta " tanya alin pura pura khawatir

" Kepala gue pusing " sahut gita yang langsung ambruk beruntung alina dengan cepat menangkap badan gita yang sudah tidak sadar

" Maaf gita " sahutnya dengan cemas

alina menarik nafas lantas menghembuskan nya

" loe bisa alina loe bisa loe ngak harus punya teman sahabat karna loe harus berdiri di kaki loe sendiri " yakin nya dalam hati

Alina lantas membawa gita ke hotel yang ada di samping club, menuju ke lantai dua seperti perinta bima

" Nomor kamarnya tadi berapa ya " sahut alina ketika di hadapkan dengan banyak nya kamar

Alin meletakan gita di sofa yang ada di sana ia lekas menghubungi bima

.

.

.

.

" akhirnya loe dateng juga " sahut seorang lelaki ketika temanya duduk

" loe ngak salah milih tempat, mana banyak anak sekolahan lagi " sahut lelaki dengan menyisir rambut gondrongnya mengunakan tanggan

Lelaki itu hanya tersenyum

" enak buat cuci mata, lagian loe kan ngak pacaran beda sama dito yakan to"

Lelaki bernama dito hanya berdehen menyahuti guyonan temannya itu

Dito ahmad ranendra

" sorry tu say ya dito sudah move on benerkan to?"

" ngak ada pembahasan lain " sahut dito membuat keduanya menyengir

" tu tu cewek "

" udah la damar loe kayak anak abg aja "

damar adam aksa

" iya iya doni budiman yunus, eh kalian ngak pesan minum?" tanya damar pada keduanya

doni budiman yunus

" biar gue yang pesen " sahut dito dengan beranjak

" eh gimana jadi ngak? " tanya damar dengan berbisik

" jadi apaan, loe ngak liat anak abg semua di sini ya kali mereka "

" tenang gue ada sebentar gue hubungi dulu " damar lelaki itu pergi meninggalkan doni sendirian

" damar mana? " tanya dito yang datang setelah memesan minuman

" ke toilet " sahut doni

Tak lama minuman mereka datang bersamaan dengan damar yang juga datang

" oya ya to jadi gimana loe mau di apartemen atau di rumah bokap loe? " tanya doni dengan melihat sekitar

" rumah bokap, gue belum pernah ketemu adek tiri gue, lagian loe sendiri tau gue ngak mau jauh jauh lagi dari keluarga "

Bersamaan dengan itu handphone dito berdering

" sebentar gue angkatan telpon dulu" dito langsung pergi membuat damar tersenyum cerah

Damar langsung memasukan serbuk ke dalam minuman dito, semuanya tampa terkecuali

" gila loe banyak banget " doni kaget melihat begitu banyaknya serbuk yang di masukan ke dalam minuman dito

" ssttt... gue denger denger riska sudah mulai menjalani perawatan kesehatan, gue ngak suka sama dia nanti dito malah balik ke dia lagi " bisik damar membuat doni mengeleng

" eh sorry gue harus balik bokap udah di hotel mau jemput"

" oh eh tapi ni minum dulu ngak enak udah pesen belum minum " doni menyodorkan minuman pada dito

Tampa rasa curiga dito langsung menegak habis minuman tersebut

" gue balik ya " dito langsung pergi yang langsung di ikuti keduanya

dito menyewa hotel di samping club jadi memudahkan kedua temannya untuk mengikuti tampa harus berkendara lagi

belum sempat masuk kamar tubuh dito langsung ambruk membuat keduanya dengan cepat mendekati dito

" kok pingsan, obat tidur ya dam? "

Damar mengeleng " ngak emang kayak gitu cuma lima menit sadar sadar jadi binatang buas, udah ayo masukin nanti kita yang di terkam lagi "

Setelah memasukkan dito di kamar damar langsung menghubungi seseorang dan tak lama seorang wanita dengan baju yang begitu mengoda datang

" damar " panggilnya dengan sexsi

Dito melihat perempuan itu dari bawah sampai ke atas

" jangan bilang dia yang loe suru" sahut doni dengan melihat damar

Damar mengangguk

"loe bener bener ya, kenapa harus cewek malam " doni mengaruk kepalanya yang tak gatal

" ya setidaknya dia masih baru "

" di mana mana cewek malam udah pengalaman la ini loe bilang masih baru, eh loe sana pulang "

" eh ngak bisa gitu dong damar "

"gak loe balik aja sana " usir doni pada wanita yang dandanannya seperti tante tante

" kalian harus ganti rugi karna kalian saya sudah melepaskan klaten terbaik saya " sahut wanita itu dengan angkuh

" oh yaudah kalau gitu loe harus terima nasip kalau besok loe ngak kerja lagi di mami loe itu " ancam doni membuat wanita itu menggeram marah

" tau gini tu om om ngak gue tolak sialan loe bocah " sahutnya lantas pergi

" dandanan saja sudah seperti itu apalagi atraksi nya, dito bisa marah kalau tau siapa dalang dari cewek itu "

" loe kenal cewek itu? " tanya damar

doni mengeleng " mana sempet ngurusin wanita gituan "

damar menatap kesal temannya itu lantas tak sengaja melihat ke arah sofa

" Itu siapa? " tanyanya pada doni

Doni mengeleng

Keduanya mendekat melihat gita yang tertidur di sopa sedangkan alina agak jauh dari gita dengan telpon di telinga nya

" kayaknya di mau jadi korban deh? " sahut doni membuat damar menoleh

" korban apaan? " tanya damar tak paham

" Biasa di tiduri om om, kayaknya dia anak baik, tu liat temennya kayaknya mau ngejual dia " tunjuk doni pada alin yang sedang bicara sama bima masalah uang

Damar melihat doni " gotong aja mending sama dito biar nikah ngak rugi masih abg juga "

Doni mengangguk setuju langsung ikut membantu damar membawa gita menuju kamar di mana dito berada

.

.

" Pokonya gue ngak mau tau loe keluar bawa uangnya sekarang kalau ngak gue ajak gita pulang " alina lekas mematikan sambungan

" Gila ya gue mau di kadalin udah senior ni " sahutnya lantas kembali ke tempat gita

Begitu tiba alina binggung karna gita tak berada di sana

" La gita ke mana? " sahutnya panik ia mencari ke belakang meja kursi namun gita tak ada

" Sial hilang uang gue " kesal alina dengan menghubungi nomor gita

namun tak ada sahutan sama sekali " ngak mungkin gita bangun karna itu obat udah banyak gue masukin "

" ah gita loe bikin gue rugi cuma loe jalan untuk gue dapet duit"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!