Time To Work

Sore harinya.

Setelah berkeliling di siang hari, akhirnya Yuria mengantar mereka ke asrama.

Di St Roseweiss Academy, ada dua gedung asrama untuk laki-laki dan perempuan. Di setiap gedung, ada juga asrama yang digunakan untuk para guru.

Menurut peraturan sekolah, seluruh siswa-siswi diwajibkan tinggal di sekolah dan tidur di asrama. Mereka akan datang senin pagi, dan diizinkan pulang di hari sabtu sore.

Para guru dan staff juga tinggal di sekolah, tetapi mereka masih diberi kebebasan untuk meninggalkan sekolah jika ada hal penting yang harus dilakukan.

Sebenarnya peraturan tersebut membuat banyak orang merasa kurang puas. Namun, karena sudah sangat lama berlaku, hal tersebut sudah menjadi tradisi St Roseweiss Academy. Tidak ada yang berani untuk mengotak-atik apalagi menghapus aturan tersebut.

Pada saat sampai di asrama, William dan dua orang lainnya melihat seorang guru muda yang tampak tampan dengan rambut coklat disisir rapi dan memakai kacamata menunggu mereka.

“Selamat sore, Tuan-tuan. Nama saya Nolan, wali kelas XI-A. Saya diminta oleh kepala sekolah untuk memandu kalian karena Miss Yuria tidak terbiasa dengan gedung asrama pria. Selain itu-“

Pria muda itu membungkuk sopan dengan punggung lurus.

“Saya minta maaf atas kesalahan yang dilakukan oleh murid-murid saya.”

Melihat itu, Brian dan Erick langsung menatap ke arah William. Ditatap oleh kedua bawahannya, pria itu akhirnya angkat bicara.

“Tolong angkat kepala anda, Mr Nolan. Anak-anak memang ceroboh dan perlu lebih banyak pendidikan, kami tidak menaruhnya di hati,” ucapnya datar.

“Tolong panggil saya Nolan, tanpa gelar apapun,” balas Nolan.

“Kalau begitu, Nolan? Bagaimana kalau kamu mengantar kami ke asrama dimana kami bertiga akan tinggal untuk sementara waktu?” tanya William.

“Baik! Tolong ikuti saya,” balas Nolan dengan senyum lega di wajahnya.

Setelah itu, William, Brian, dan Erick mengikuti Nolan masuk ke dalam gedung.. mereka kemudian naik ke lantai atas tempat asrama guru berada.

Menurut perkenalan Nolan, para murid mendapatkan tempat tinggal yang sudah sangat layak. Belum lagi para guru yang mendapatkan tempat lebih baik.

Walau disebut asrama, tetapi ruangan tersebut tidak kalah dengan kamar hotel kelas atas lengkap dengan kamar mandi dan berbagai kebutuhan lainnya.

Erick yang melihat ruangan tersebut tidak bisa tidak berkata, “Seperti yang diharapkan dari akademi para elit.”

“Bukan hanya tempat tinggal, para murid, guru, dan staff sekolah mendapatkan jatah makan lengkap tiga kali sehari. Belum lagi, gaji orang yang bekerja di St Roseweiss Academy juga tinggi,” ucap Nolan dengan senyum pahit di wajahnya.

Melihat senyum Nolan, Erick akhirnya tidak bisa menahan diri untuk bertanya, “Semuanya jelas bagus, tetapi kenapa kamu terlihat agak tidak puas?”

“Semuanya memang bagus, tetapi bukannya tidak ada kekurangan.” Nolan menggelengkan kepalanya.

Melihat Erick dan Brian yang bingung, William memilih untuk menjelaskan.

“Gaji tinggi, tempat tinggal nyaman, dan makanan enak. Itu memang segi positif, tetapi dari segi negatif, akademi ini adalah sekolah swasta dimana yang bersekolah di sini adalah anak-anak dari para pejabat atau saudagar kaya. Itu berarti, meski ada peraturan, itu hampir tidak ada artinya dan para guru sulit untuk mengendalikan para murid,” ucap pria itu datar.

“Eh? Bukankah para murid juga takut pada guru, misalnya Miss Yuria sebelumnya?” Erick tampak tidak yakin.

“Guru yang dipilih bekerja di sini memiliki prestasi tinggi dan penampilan yang dianggap lumayan. Namun, bukan berarti mereka semua memiliki latar belakang baik. Bisa dibilang, Miss Yuria adalah pengecualian karena beliau memiliki anggota keluarga yang merupakan dewan, dan sepupunya adalah seorang jaksa. Jadi-“ Nolan tidak melanjutkan ucapannya.

“Anak-anak lebih takut pada guru yang memiliki latar belakang dan cenderung menyepelekan guru yang latar belakangnya lebih rendah, apalagi tidak memiliki latar belakang,” tambah William sambil merokok, tampak sudah terbiasa.

“Yang benar saja! Bukankah itu berlebihan dan tidak adil? Apakah kamu tidak ingin berkomentar atau memprotes, Bos?” ucap Erick tidak puas.

Mendengar pertanyaan itu, William tidak membalas. Faktanya, meski sebagian besar tidak memandang rendah, tetapi perbedaan memang selalu ada.

Banyak anak orang kaya yang bersekolah di sekolah-sekolah ternama dan mahal biayanya. Di sana, mereka bertemu dengan orang-orang dari ‘kelas’ yang sama, lalu tumbuh bersama. Tanpa disadari, itu akan membentuk circle di antara para kalangan atas.

Di sisi lain, orang-orang biasa juga cenderung berkumpul dengan orang biasa. Tentu saja ada beberapa anak ‘orang kaya’ di sekolah biasa, tetapi itu minoritas. Bahkan, bisa dibilang masih memiliki jarak dengan orang-orang kelas atas yang sebenarnya.

Bisa dibilang, anak-anak dari kalangan atas biasanya cenderung sukses karena pendidikan, mindset, serta dukungan finansial dari orang tua dan keluarga mereka.

Apakah tidak ada orang biasa yang sukses? Tentu saja ada, tetapi jika diperhatikan, bisa dilihat berapa persentasenya.

Dari seratus orang, akankah pasti ada satu yang sukses? Atau dari seribu? Sepuluh ribu? Dan seterusnya.

Menurut William, kata semua orang setara dan hidup itu adil tidaklah benar.

Menurutnya, begitulah hidup. Tidak bisa dianggap adil, tetapi memang beginilah cara dunia bekerja.

Pria itu melihat ke arah dua rekannya, lalu berkata dengan tenang.

“Istirahat terlebih dahulu, kita akan melakukan patroli di malam hari.”

...***

...

Malam harinya.

Setelah makan malam, para siswa dan siswi kembali ke asrama mereka. Setelah jam setengah delapan malam, waktunya bagi mereka untuk belajar secara mandiri dan mengerjakan tugas.

Lampu di asrama biasanya dimatikan pada jam sepuluh malam. Para murid diminta untuk beristirahat agar bisa mengikuti kelas dengan baik keesokan paginya.

Di kamarnya, William yang baru saja mandi dan berganti pakaian mengeluarkan ponselnya. Dia kemudian mengirim pesan kepada ketiga rekannya.

‘Berkumpul di dekat air mancur.’

‘Waktunya untuk bekerja.’

>> Bersambung.

Terpopuler

Comments

Shadow keeper

Shadow keeper

Bully... penyakit anak" skrng,, jangan kan di tingkat Smp-Sma, Sd pun sdh ada, entah hrs dngn cara apa untuk menyembuhkan penyakit ini...?

2024-04-05

1

Luthfi Afifzaidan

Luthfi Afifzaidan

lanjutkan

2024-04-05

0

Shadow keeper

Shadow keeper

Thanks Up nya Thor ../Watermalon/

2024-04-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!