GHOST SCHOOL
Namaku Echa Aprilia Anjani, biasa di panggil Caca. Aku anak yatim piatu yang penakut. Umurku baru menginjak 16 tahun. Aku mempunyai kemampuan aneh, bisa melihat apa yang orang lain tidak bisa lihat. Bukan cuman itu, aku juga bisa berbicara dengan mereka, berteman dengan mereka, bahkan pergi ke alam mereka. Dan satu hal lagi. Aku bisa membaca pikiran orang lain tapi itu berlaku ketika aku sedang melamun, semua pikiran orang masuk kedalam pikiranku yang kosong.
Kemampuan yang aku miliki itu muncul ketika aku bangun dari koma pasca kecelakaan mobil yang menewaskan kedua orang tuaku 1 tahun lalu.
Kelebihan ini membuatnya takut dan sulit tidur. Bayangkan saja bisa melihat sesuatu yang menakutkan, tentu tidak akan ada yang tahan apalagi Echa hanya tinggal sendiri dengan pembantunya. Tidak. Menurut Echa dia tidak sendiri.
"Ca sudah siap? sarapan dulu." suara bi Neni yang menggema memanggil Echa dari arah dapur. Maklum saja rumah semewah ini hanya di tempati oleh 2 orang, jika dilihat dengan mata orang biasa.
"Udah bi, ini Caca mau turun." sahut Echa sambil berjalan kearah dapur.
Dengan seragam putih biru yang sudah melekat rapih di tubuhnya. Echa belum mengganti seragamnya dengan seragam SMA yang dirinya tempati, karena belum diperbolehkan, sekarang sedang MPLS (masa pengenalan lingkungan sekolah). selama 3 hari.
Bi Neni. Pembantu sekaligus pengasuhku dari waktu aku kecil dan bi Nenilah yang selalu ada di sampingku, membujukku untuk selalu kuat, tegar, ceria, seberapa rapuh dirimu jangan perlihatkan itu kepada orang yang baru saja kamu kenal, mereka hanya ingin tahu saja bukan peduli dengan keadaanmu.
Bi Neni selalu menjadi seseorang yang aku butuhkan ketika mama dan papa sudah pergi. Orangnya lembut, baik, perhatian sudah kuanggap seperti mamaku sendiri bahkan bi Neni pun menganggap ku seperti anaknya. Karena anak bi Neni satu satunya sudah meninggal, bahkan dia sekarang sedang berada di samping bi Neni. Aku tidak memberitahu bi Neni karena aku tau bi Neni itu orangnya penakut setelah aku perlihatkan kemampuan ku kepadanya. Bi Nenilah orang pertama yang tahu bahwa aku memiliki kemampuan ini.
"Ayo Ca, sarapan dulu, bibi sudah siapkan makanan favorit Caca," ucap bi Neni dengan alunan suara yang lembut, senyum yang tak pernah luntur ketika bersama Echa. Ini yang Echa suka dari bi Neni selalu tersenyum. Senyuman bi Neni itu seolah memiliki daya pikat yang membuat Echa ikut tersenyum.
Echa duduk sambil menyantap makanannya ditemani dengan bi Neni. Dia tidak suka makan sendirian, takut. Echa selalu meminta bi Neni untuk menemaninya makan dan selalu ditanggapi dengan baik oleh bi Neni.
Setelah dirinya selesai menyantap sarapan buatan bi Neni, Echa langsung memakai sepatunya untuk bergegas kesekolah barunya. Sekolah yang mungkin akan mengukir banyak cerita.
"Bi Caca sekolah dulu ya," teriak Echa dari ambang pintu. Echa sudah mencium tangan bi Neni saat di dapur sambil meletakkan piring yang kotor, bekas dirinya sarapan.
"Iya Ca. hati-hati," sahut bi Neni dari arah dapur.
Echa yang menyuruh bi Neni untuk memanggilnya dengan sebutan Caca. Dia tidak suka dirinya dipanggil non, nona, atau semacamnya. Echa lebih suka orang memanggil namanya Caca. Nama yang singkat dan mudah untuk diingat.
Hari ini Echa berangkat ke sekolah barunya menggunakan bus.
"Hai Ca!" sapa 2 orang gadis berkulit putih bersih, dia adalah sahabat terbaikku sejak masih duduk di bangku SMP.
Nama lengkapnya. Hanin Anzani Tifanka. dipanggil Hanin, umurnya sama dengan ku 16 tahun. Dia juga memiliki kemampuan yang mungkin orang lain pun bisa memilikinya, namun dengan beberapa ritual, Hanin bisa merasakan energi seseorang seperti ilmu hitam.
Dia juga bisa merasakan kehadiran mahluk halus, karena energinya itu kerap kali mahluk halus dengan mudah masuk kedalam tubuh Hanin jika saja hanin dalam keadaan stres, atau pikiran kosong.
Dan yang satu lagi Ivy Oktaviani dipanggil Vivi. umurnya 16 tahun. Dia juga memiliki kemampuan yang orang lain tidak percaya akan hal seperti ini.
Dia bisa melihat masa lalu dan apa yang sedang di pikirkan orang lain, hanya dengan memegang tangannya atau bisa dengan tatapan mata jika orang itu sedang dalam masalah atau dalam keadaan terpuruk.
Ivy tidak bisa memakai terus menerus kemampuannya seperti Echa dan Hanin. Dia hanya bisa memakai 5 kali saja dalam satu hari, jika lebih dari itu dia akan pingsan. Menurut Hanin karena energi Vivi terlalu lemah, jika saja tidak lemah dia akan bisa memakai kemampuannya itu kapanpun dia mau.
"Hai Nin, Vi kalian udah siap?" tanya Echa pada kedua sahabatnya itu dengan senyuman manis andalannya.
"Udah dong," jawab mereka kompak dan penuh semangat.
maklum saja mereka terlalu semangat bisa diterima di sekolah yang sangat favorit ini, banyak kalangan atas yang sekolah disini. Katanya, banyak cowok ganteng dan cewek cantik, lumayanlah setidaknya untuk cuci mata meskipun tidak bisa memilikinya.
Lihat saja, ini baru permulaan mereka masuk sekolah tapi sudah banyak cowok tampan yang lewat dihadapan mereka. Mereka tidak munafik, tidak jual mahal, Echa dan teman-temannya juga suka cowok berparas tampan.
Wajah Echa, Hanin, Ivy termasuk list untuk menjadi siswi tercantik angkatan saat ini di SMA Starlight.
Wajah mereka terbilang cantik bahkan sangat cantik. Kulit putih bersih, tubuh yang tinggi sekitar 160 dengan berat badan 47kg , termasuk body goals untuk remaja, hidung sedikit mancung, bibir tipis merah muda natural tanpa polesan apapun, dengan rambut yang panjang sepunggung menambah kesan cantik dari mereka.Wajah mereka terbilang imut, buktinya sekarang banyak pasang mata yang sedang menatap kearah mereka.
Dan katanya di sekolah ini banyak hantunya, bagaimana tidak banyak? Sekolah ini bekas penyekapan saat masa Belanda dan Jepang. Semua mayat pribumi mereka tampung disini.
Dan katanya banyak yang bunuh diri. Horor bukan? Echa dan Hanin sudah merasakannya saat pertama mereka menginjakkan kaki ke sekolah ini, dingin, mencekam dan ramai sekali. seperti sedang berada di pasar, pengap.
"Nin kamu ngerasa sesuatu?" tanya Echa yang menggenggam kuat tangan ivy sambil melihat kesana kemari.
"Iya, tapi dimana ya? energinya kuat banget sampe siang juga kerasa." jawab Hanin, dia terus merasakan energi mahluk halus itu.
"Hati-hati Nin!" teriak Ivy karena dirinya sudah tau dari penglihatan Echa, bahwa di pohon besar itu ada sesuatu yang hitam, tinggi dan wajahnya setengah hancur.
Hanin dengan cepat langsung berlari kearah Ivy, bukan Hanin tidak berani tapi dia takut mahluk itu dengan mudah masuk kedalam tubuhnya. Diantara mereka bertiga Hanin lah yang pemberani tentang mahluk tak kasat mata.
"Udah, kita pergi aja." Ajak Echa kepada Hanin dan Ivy yang langsung diangguki oleh mereka berdua sebagai jawaban. Mereka tau bahwa saat ini Echa sedang tidak ingin berurusan dengan mahluk tak kasat mata di awal masuk sekolah barunya.
Baru saja mereka masuk gerbang sudah disambut seperti ini, apalagi nanti saat mereka masuk, mungkin akan banyak yang lebih seram daripada itu.
Bagaimana jika nanti mereka menginap disekolah untuk acara simbolis masuknya siswa-siswi SMA Starlight. Mereka harus terbiasa dengan semua ini, karena semua yang ada di sekitar sini akan menjadi keseharian mereka dengan mahluk yang tak kasat mata atau sering kita sebut sebagi hantu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Komang Duriani
Awal cerita sudah seru aja, smangat thor
2023-12-26
1
Kristi Kreepsi
emmm, sudut pandangnya tolong benerin.. karena bisa salah paham/gak nyambung buat pembaca😊
2023-11-19
0
Biah Kartika
sepertinya aku sudah baca cerita ini tapi gak disini, nama dan karakter nya sama cuma judulnya aja yg berbeda.. hm maaf ya thor
2023-11-08
0