Mata semua orang yang menyaksikan secara langsung di Colosseum menajam seketika. Pandangan mereka berpusat ke arena pertandingan.
Mutan dengan suara lengkingan memekakkan telinga melangkahkan kedua kakinya dengan cepat disertai kuku-kuku tajam siap mencabik B-One.
Robot itu bergerak dengan mengambil kuda-kuda membungkuk dan tombak dalam posisi menyilang di belakang punggung.
Terlihat dari sebuah layar saat Colosseum berada di ruang Simulasi membuat gerakan yang sama seperti robot di arena.
"Iiikkk!"
"Arghhh!"
"Ohhh!" seru para penonton ketika B-One mengayunkan tombak dari genggaman tangan kanan yang ia putar dengan terampil seperti baling-baling ke depan dadanya.
Dan seketika, KRAS!
"Pikkk!" lengking mutan itu saat salah satu kuku runcingnya dipotong oleh pisau tajam dari tombak tersebut.
"Yeahhh!" sorak para penonton karena B-One berhasil melukai lawan.
Namun, baik Colosseum atau penonton terkejut. Tawa mereka sirna. Kuku runcing itu kembali tumbuh seperti kadal yang terpotong ekornya. Mata Sandra dan Eliz terbelalak.
"Mutan itu tak bisa mati!" pekik Eliz panik dan membuat jantung Sandra berdegup makin kencang.
Di sisi lain, gerbang Kermogal.
Komandan Akira bersama para pasukannya mendekati gerbang yang disinyalir tempat Presiden Morlan menyimpan mutan buas ciptaannya di dalam sana.
"Hati-hati," ucap Akira dan diangguki semua robot yang dikendalikan dari ruang Simulasi.
Robot Level B tersebut memasuki gerbang besar yang berada di Distrik 5 bagian terluar. 10 orang termasuk Komandan Akira mulai menyisir dalam gua tempat serigala mutan pertama dilepaskan.
"Komandan!" panggil salah satu User yang berdiri di sebuah pintu seperti sebuah lift.
"Oke, buka," perintah Akira dengan senapan semburan api dalam genggaman ia arahkan ke pintu tersebut.
Salah satu anggota tim teknis membuka pintu dengan meletakkan kedua telapak tangan robot di pintu besi.
Dan seketika, aliran listrik yang dikeluarkan dari tangan robot itu membuka pintu setinggi 3 m tersebut.
Tim pelindung masuk untuk mengecek isi dari lift. "Clear."
Komandan Akira segera masuk ke lift yang muat diisi oleh lima orang tersebut. Lift pertama naik ke level tertinggi di lantai 5.
Akira dan orang-orangnya menyusuri ruangan yang memiliki dinding kaca seperti tempat untuk melihat sebuah pameran.
Komandan itu mengintip dan matanya terbelalak seketika. Anggota tim lain segera mendekat dengan langkah perlahan. Namun, ekspresi mereka serupa ketika melihat kengerian di balik dinding kaca tersebut.
Di arena Colosseum.
B-One terlihat mulai terdesak karena mutan tersebut sangat agresif dan terus-menerus menyerangnya.
Orang-orang terlihat tegang dengan pertunjukan langsung yang jarang sekali diadakan. B-One mulai menunjukkan kebolehan dari kecanggihan persenjataan di baju tempurnya.
"Misil aktif," ucap Mola dari mesin Simulator. "Membidik tiga titik lurus."
"Ikkkk!"
KLIK!
SWOOSH!
BLUARRR!!
"Piiikkkk!!"
"Yeah!" sorak-sorai para penonton ketika tiga buah misil meluncur dari balik punggung robot tersebut.
Bagian topeng penutup wajah memancarkan sinar merah ke tubuh mutan itu di tiga titik pada bagian wajah, dada bagian tengah dan perut. Seketika, misil tersebut mengarah ke tiga bagian tersebut dan meledak.
Mutan tersebut mengerang kesakitan, tapi ternyata kulitnya cukup tebal. Colosseum kembali terkejut karena serangan mematikan itu tak membunuh hewan tersebut.
Morlan menyeringai dan Roman mulai menyadari kemampuan dari mutan ciptaan saudara kembarnya. Di mana sebelumnya, serigala itu juga sulit untuk dibunuh.
"Mola! Cari titik lemah Derga!" perintah Colosseum seraya berlari kencang ke arah mutan tersebut.
"Hem, lemah. Lihat! User-mu tak sanggup melawan mutanku. Dia begitu putus asa sampai meminta bantuan komputer pintarmu," sindir Morlan menatap Roman tajam dari tempatnya duduk.
"Laser," ucap Sandra, Roman dan Tony bersamaan, meski mereka berada di tempat yang berbeda.
Dan benar saja, "Analisis selesai. Tombak laser mampu memotong tubuh mutan itu, B-One."
"Aktifkan!" perintah Colosseum lantang.
Dengan sigap, "Tombak laser aktif."
SINGGG!
Mata semua orang menyipit dan sebagian memalingkan wajah ketika sinar warna merah menyala menyilaukan mata bersinar terang.
"Ikkkk!"
KRASSS!! KRASS!!
JLEBB!!
BRUKK!!
"Piikkkkk!" rintih mutan itu saat tombak laser menebas dua lengan berkuku tajamnya hingga tubuhnya terpotong dan jatuh di arena. Kali ini, bagian tubuhnya yang terpotong tak tumbuh lagi.
Colosseum menambah serangannya dengan menusuk perut mutan yang terluka itu dan mengangkatnya tinggi hingga mutan tersebut mengerang kesakitan, meski berusaha untuk melepaskan diri dengan memberontak.
B-One melemparkan mutan itu ke dinding arena hingga tubuh musuhnya terbentur kuat. Cairan bening dan lengket keluar dari luka-lukanya.
Para penonton terlihat jijik. Mutan tersebut kembali bangkit meski tubuhnya penuh dengan luka dan beberapa bagian tubuhnya hilang.
B-One kembali siap dengan ujung tombak ia arahkan ke tubuh mutan yang berlari ke arahnya dengan kuku tajamnya yang tersisa, untuk menusuk tubuh robot tersebut.
Namun, gerakan menusuk B-One terbaca oleh mutan. Hewan aneh itu melompat dan malah menginjak kepala dan punggung robot saat ia melewatinya.
Semua orang terkejut karena B-One sampai jatuh terdorong ke depan hingga ia bersimpuh. Mutan itu membalik tubuhnya dan tangan-tangan berkuku runcing siap menusuk tubuh robot dari yang masih terdiam memunggunginya.
"Oh, no! Aku tak sanggup melihatnya, Sandra!" pekik Eliz menutup wajahnya dengan bantal karena takut Colosseum terluka.
Mata Sandra melebar. Ia tegang dan malah semakin penasaran dengan kelanjutan dari pertandingan itu.
"Ikkkk!" teriakan mutan saat melompat ke punggung B-One.
Namun seketika, JLEB! JLEB! JLEB!
"PIIIKKK!" rintih mutan tersebut saat punggung dari B-One mengeluarkan besi-besi tajam seperti duri landak dan berhasil menembus kulit mutan karena dialiri laser.
Tubuh mutan itu terperangkap dan tak bisa meloloskan diri. Cairan seperti lendir berwarna bening menetes dari lukanya seperti darah.
Mutan tersebut meronta dan berusaha membebaskan diri, tapi B-One tak mengizinkannya.
Robot itu menjatuhkan punggungnya yang tertancap tubuh mutan ke tanah arena. Tusukan di tubuh mutan makin dalam bahkan sampai menembus di balik punggung.
B-One bangun dengan duri-duri tajam masih terlihat jelas di punggungnya, meski laser telah dimatikan. Nafas Morlan menderu saat melihat mutan ciptaannya tak berkutik.
"Kill! Kill! Kill!" seru para penonton bersorak menghakimi mutan tersebut.
B-One berjalan mendekati mutan yang terkapar dengan luka tusuk, terbakar, dan koyakan di beberapa bagian tubuh terlihat begitu kesakitan.
Saat B-One akan menyelesaikan pertandingan dengan menusukkan tombak lasernya dengan kedua tangan sudah ia tarik ke atas, tiba-tiba ....
KRAKK!!
"ARGHHH!"
"Matteo!" teriak Presiden Roman lantang saat kepala mutan bisa memanjang dan gigi tajamnya memakan kepala B-One. Tombak B-robot itu terjatuh.
Mata Sandra, Eliz, dan Tony melebar karena terkejut dengan seruan Presiden mereka yang menyebut Colosseum dengan panggilan Matteo.
"Matteo? Apa maksudnya? Apakah selama ini ... Matteo Corza adalah Colloseum Blue?" guman Tony lirih dengan pandangan tak menentu saat memikirkan hal tersebut.
Mata Sandra terbelalak ketika User B-One mengerang kesakitan dan berusaha melepaskan gigitan tajam mutan yang akan meremukkan kepala robotnya.
"Matikan sambungan! Matteo bisa tewas!" teriak Roman lantang ke para petugas Simulator dari sambungan earphone.
"Kau menyerah, kau kalah, Roman! Dan kalian, tak bisa menjatuhiku hukuman! Hahahaha!" tawa Morlan lantang disambut oleh timnya.
Colosseum yang mendengar hal tersebut kembali bangkit. Ia memegangi rahang mirip hiu tersebut dengan kedua tangannya kuat dan erangan untuk melawan balik.
"MOLA!! SENGATAN TANGAN!" teriaknya lantang dengan seluruh otot menegang, terlihat jelas perjuangan Colosseum di ruang Simulator.
"Sengatan tangan aktif."
"ARGHHH!!"
ZRETTTT!!
"PIKKKK!!" rintih mutan itu ketika tubuhnya tersetrum hingga mengejang dan pada akhirnya mengeluarkan asap seperti terpanggang.
Mata Morlan dan timnya melebar saat tubuh mutan ciptaan mereka menjadi kering dan pada akhirnya tak bergerak lagi.
BRUKK!!
"Hah ... hah ... hah," engahnya dan jatuh berlutut saat B-One melemparkan mutan tersebut ke lantai arena.
"Wohooo!" tepuk tangan meriah dan teriakan kebahagiaan diserukan oleh para penonton baik di bangku Colosseum ataupun di rumah.
Namun, Eliz, Tony, dan Sandra terdiam. Kegembiraan mereka sirna saat menyadari jika pria tersebut adalah Matteo Corza.
Jenderal Muda yang disalahkan oleh ketiganya sebagai penyebab meninggalnya Rey karena melalaikan tugas.
"Colosseum Blue, Distrik 2. Sentra Video Games. Aku akan menemukanmu, Sir," ucap Sandra dengan wajah bengis.
ILUSTRASI
SOURCE : PINTEREST
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
Wati_esha
Tq update nya.
2023-11-22
0
Wati_esha
Sandra masih dendam. Dan kini mengetahui identitas penunjang dendamnya. 😢
2023-11-22
0
Wati_esha
Habis dipanggang, berapa besar kekuatannya?
2023-11-22
0