ILUSTRASI
SOURCE : PINTEREST and GOOGLE (fanpop)
------- back to Story :
Pagi itu, Eliz sudah mendatangi Sandra di rumahnya dengan baju casual layaknya warga sipil.
Meskipun Great Ruler adalah negara besar dan hampir semua jenis pekerjaan menggunakan robot karena tak banyak manusia bisa tinggal di dalamnya, tak mengubah penampilan manusianya seperti manusia modern.
Wakil Presiden Lala tetap menginginkan agar warga Great Ruler selalu ingat budaya mereka sebelum orang-orang itu berkumpul menjadi satu di dalam benteng besar tersebut dengan ciri khas kota asal masing-masing.
"Wow, gayamu seperti koboi," ucap Eliz terlihat kagum akan penampilan Sandra yang mirip film zaman dahulu dengan berpakaian klasik.
"Yah. Aku merasa akan sangat menyenangkan berkeliling Distrik dan mengunjungi beberapa tempat. Aku hanya ingin nyaman dengan penampilanku. Apakah ... aneh? Berlebihan?" tanya Sandra sembari melihat dirinya lagi di cermin setinggi tubuhnya.
"Menurutku kau keren. Kau akan menarik perhatian. Aku memang harus membawa wanita cantik untuk menemaniku mencari tempat yang cocok. Siapa tahu pemilik sewanya seorang pria genit dan gampang dirayu," jawab Eliz dengan senyum penuh maksud.
"Sialan! Kau mengumpankan aku?! Oh, baiklah, aku akan ganti penampilan saja," gerutu Sandra langsung mendesis kesal, tapi Eliz memeganginya erat dan malah menyeret Sandra keluar dari rumahnya sendiri.
BRUKK!!
"Oh!" pekik Eliz dan Sandra terkejut ketika tak sengaja menabrak seorang pria yang berjalan ke arah mereka berdua.
"So-sorry," ucap Sandra gugup karena ternyata itu adalah Komandan Akira—Pemimpin dan Penanggungjawab Distrik 8 tempatnya bekerja di Tambang Batu Bara.
"Oh, kautinggal di sini? Kebetulan sekali," ucapnya terlihat baik-baik saja saat ditabrak oleh mereka berdua.
"Ya, Komandan," jawab Sandra sungkan, begitupula Eliz merasa tak enak hati. "Mm, apa yang Anda lakukan di sini?" tanya Sandra bingung.
"Oh. Aku ... berjanji akan datang bersama Captain Tony untuk pergi ke Pengadilan," jawabnya santai.
"Tony? Maksud Anda ... Tony Toreo?" tanya Eliz memastikan dan Komandan Akira menatapnya seksama.
"Kau ... mengenalnya?"
"Aku Adiknya."
"Oh! Hai, aku tak pernah tahu jika adik dari Captain Tony adalah seorang perempuan. Dia mengatakan adiknya lelaki dan bandel sekali," jawabnya bingung. Sandra menahan senyum karena Eliz langsung memasang wajah masam. Komandan Akira merasa dirinya salah bicara. "Jadi ... kakakmu ada di rumah?" sambungnya mengalihkan pembicaraan.
"Ya. Kulihat tadi dia sedang sarapan," jawabnya sungkan dan Komandan Akira pamit dengan senyum terkembang kepada dua wanita cantik yang ditemuinya.
Sandra melirik Eliz yang masih memandangi kepergian Komandan Akira. "Ehem, sepertinya ada yang mulai tertarik," guraunya.
Eliz langsung menoleh dan menepuk pundak Sandra terlihat kesal, tapi wanita berambut pirang itu malah terkekeh karena sahabatnya tersipu malu.
Saat Eliz mengajak Sandra pergi menuju ke lift, mendiang isteri Rey tersebut langsung memegang pergelangan tangannya erat. Langkah Eliz terhenti dan menatap kawannya saksama.
"Pengadilan? Pengadilan apa?"
"Em, entahlah. Tony tak mengatakan apa pun padaku tentang kegiatannya hari ini. Mungkin, penobatan Dewan Pengurus atau semacamnya? Sudahlah, itu di luar wewenang kita," jawab Eliz terlihat malas.
Sandra mengangguk pelan dan kembali tersenyum. Dua wanita yang masih muda itu terlihat begitu akrab dengan penampilan kuno mereka.
Dan benar saja, selama di kereta cepat menuju Distrik 1, semua mata para kaum Adam tertuju pada Eliz dan Sandra yang bagi mereka tampak mempesona. Dua perempuan cantik itu malah salah tingkah karena banyak bibir yang tersenyum pada mereka.
"Sungguh, Eliz. Aku tak siap jika harus memiliki kekasih atau bahkan suami lagi," bisik Sandra dan Eliz mengangguk paham seraya memegangi punggung tangan sahabatnya lembut.
Tiga jam perjalanan, akhirnya mereka tiba di Distrik 1. Sandra dan Eliz terlihat kagum dengan wilayah tersebut. Semua bangunan di Kota Zalama berwarna putih.
Distrik 1 adalah pusat bisnis dan sentra utama perekonomian modern Great Ruler. Kota itu dulunya juga tempat Sandra bekerja di sebuah butik fashion ternama.
Hunian di sana hanya boleh di tempati oleh para pemilik bisnis dan orang-orang dalam jajaran tertinggi di tempat usaha tersebut serta pemerintahan, atau bisa dibilang kelas elite.
Semua jenis bisnis dan pertokoan di Distrik 1 mencakup semua golongan, meskipun dibagi menjadi 3 kategori.
M untuk kelas bawah, S untuk kelas menengah, dan Z untuk kelas elite. Yang membedakan hanyalah bentuk fisik bangunan dan pendapatan bisnis tersebut.
Eliz yang akan memulai usaha barunya termasuk dalam golongan M karena usahanya mandiri, tak memiliki pengalaman berdagang sebelumnya, dan bukan franchise.
Tempat yang akan ia sewa dan karyawan untuk rumah makannya nanti, diambil dari para pelaku usaha yang sudah membagi kelasnya sesuai dengan golongan untuk mempermudah dalam mewujudkan impian para wirausaha untuk berwirausaha.
Sandra dan Eliz memasuki sebuah bangunan dengan arsitektur unik yang merupakan Mall terbesar di kota Zalama.
Dua perempuan itu terlihat kagum akan keindahan penataan dalam gedung megah tersebut yang memiliki 5 lantai.
"Hallo. Bisakah kau tunjukkan pada kami, di mana kantor marketing? Aku ingin membuka sebuah usaha," tanya Eliz gugup ke robot resepsionis Mall tersebut.
"Selamat datang di Zalama Mall Distrik 1. Silakan kenakan jam tangan khusus ini. Layar pada jam tangan akan menunjukkan rute tujuan Anda. Sistem navigasi pada jam tangan ini akan membantu Anda selama di kota ini. Apa penjelasan saya cukup jelas?" tanya robot resepsionis itu ramah.
Wajahnya robot itu sebuah layar digital persegi empat yang menampakkan mata, hidung, dan bibir. Tubuhnya berbentuk tabung berwarna putih, memiliki dua lengan dan sepuluh jari. Robot tersebut tak berbentuk seperti manusia. Kakinya berupa roda sebanyak dua buah di kanan dan kiri.
Sandra dan Eliz terlihat tak keberatan. Identitas mereka berupa barcode di pergelangan tangan yang berfungsi sebagai pengenal dan syarat peminjaman gelang tersebut selama mereka berada di sana.
"Silakan menikmati kota Zalama dan jangan lupa, kembalikan gelang ini ketika kalian akan meninggalkan Distrik 1. Banyak pos yang menerima gelang ini," ucap robot tersebut dengan suara wanita ramah.
"Thank you," ucap Eliz dan Sandra bersamaan.
Dua perempuan cantik itu terlihat senang. Senyum mereka merekah sepanjang kaki melangkah. Cukup lama bagi Eliz dan Sandra tak keluar dari Distrik 7—tempat mereka tinggal—karena kesibukan masing-masing.
"Oh, kita harus mengunjungi Sektor M. Bangunan itu ada di luar Mall ini," ucap Eliz melihat petunjuk arah dari layar jam tangan berbentuk persegi panjang ukuran 5 cm x 3 cm dengan gelang dari karet berwarna putih.
"Tempat ini indah sekali. Benar-benar berkembang pesat," jawab Sandra dengan mata berbinar dan Eliz mengangguk setuju.
Asyik melangkah sembari mengamati segala bentuk pengoperasian dari robot canggih dengan berbagai jenis bentuk dan pekerjaan saat melayani para pelanggan, tanpa di sadari, mereka telah tiba di Sektor M, tujuan dari mereka datang ke Distrik tersebut.
Pintu otomatis terbuka untuk tamu di gedung berbentuk seperti mouse komputer. Ternyata, reservasi telah dibuat ketika Eliz sudah mengeset tujuannya datang ke sana.
"Selamat datang. Anda pasti Nona Eliz. Silakan duduk," sambut seorang pria yang bekerja di sana dengan pakaian serba putih seperti seragam khusus untuk para pekerja di perusahaan tersebut.
"Hai, kau benar dan ini kawanku, Sandra," jawabnya mengenalkan kawan karibnya dan Sandra ikut tersenyum.
"Ya, aku juga sudah tahu dari laporan pada jam tangan itu," jawabnya meringis sembari menunjuk jam tangan warna putih yang mereka kenakan pemberian robot resepsionis.
Sandra dan Eliz malu bukan main. Mereka seperti orang kampungan karena hal sepele seperti itu baru mereka sadari. Pria itu terlihat tetap tenang, santai dan ramah menghadapi dua pelanggannya.
"Jadi, Anda ingin membuka sebuah usaha?" tanya pria itu lagi dan Eliz mengangguk. "Baiklah. Silakan isi data pada layar ini. Santai saja, tak perlu terburu-buru. Setelah selesai, silakan menunggu hasil penelusuran dari tim marketing kami untuk menentukan apakah usaha Anda bisa direalisasikan atau tidak," jawabnya ramah, tapi membuat Eliz pucat seketika. "Jangan khawatir, jika gagal, kami akan mencarikan solusi agar mimpi Anda tetap terwujud," sambungnya menenangkan, dan senyum Eliz kembali terkembang.
Pria itu meninggalkan Eliz dan Sandra karena ia mendapat panggilan dari earphone di salah satu telinganya.
Sandra dan Eliz terlihat tak keberatan akan kepergian pria yang menurut mereka tampan itu. Dua perempuan itu malah saling berbisik dan tersipu malu seperti membicarakan pria tersebut.
Bagi mereka, hari ini seperti sebuah jackpot karena bertemu banyak lelaki tampan.
"Oke. Mari kita lihat apa saja yang harus kuisi dan lengkapi," ucap Eliz saat telunjuknya mulai membuka sebuah file pengajuan usaha di layar komputer. Namun seketika, matanya melebar. "Woah! Banyak sekali biayanya! Tony pasti akan membunuhku!" pekiknya mengejutkan semua orang yang berada di sekitarnya.
***
uhuy jangan lupa komen dan likenya ya biar lele tetep semangat daily up novel ini sampai tamat nanti. tengkiyuw😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
Wati_esha
Tempat bisnis, pasti mahal deh.
2023-11-22
1
Wati_esha
Tony minta digiles pakai papan gilesan cucian baju ya, Eliz. 😛😉
2023-11-22
1
Dewi
Kayaknya Distrik 1 tempatnya pria pria tampan deh
2022-11-17
1