Sandra terlihat begitu siap. Ia dengan cepat menekan tombol di depannya dari tiap gambar yang muncul di monitor. Semua jenis benda itu beragam.
Bahkan, Sandra menganggap level satu ini cukup rumit karena tombol dalam bentuk seperti sarang lebah segi enam itu memiliki banyak tampilan dan berubah tiap gambar pada layar berhasil dicocokkan.
Penghitung waktu digital yang tertera di monitor membuat Sandra bergegas menyelesaikan ronde pertama.
Tanpa Sandra sadari, banyak orang mengamati cara bermain wanita berambut pirang yang gesit dan terampil. Hingga akhirnya, penghitung waktu mundur tanda ronde pertama berbunyi.
"5 ... 4 ... 3 ... 2 ... 1. Result. You win! Score 85. Rank 3. Congratulations!" ucap mesin permainan—Bee.
Sandra terkejut. Ia tak menyangka bisa memenangkan ronde pertama. Ia terlihat begitu gembira meski tangannya sedikit pegal dan matanya sampai membulat penuh karena fokus mengamati layar.
"Selamat. Bersiaplah untuk ronde kedua. Perhatikan instruksinya," ucap Roboto.
Sandra mengangguk siap. Kali ini, layar monitor akan menampilkan banyak gambar dalam bentuk sarang lebah persegi enam.
Sandra diminta untuk menekan tiap tombol dari segi enam di monitor yang menyala. Sandra semakin tegang. Ia tak boleh kalah dan meminimalisir kesalahan untuk mendapatkan skor tinggi.
"Round 2. Are you ready? 3 ... 2 ... 1, go!" ucap mesin permainan yang seketika, menunjukkan 40 gambar di layar.
Tombol kuning di hadapannya mulai menunjukkan gambar. Sandra harus mencocokkan gambar di layar dengan tombol di depannya sesuai dengan tanda yang menyala pada segi enam di layar.
Sandra kembali fokus. Matanya menajam. Ia seperti sudah mengenali tanda-tanda di tombol kuning saat menekannya. Tangannya bergerak dengan sendirinya seperti sudah tersinkronisasi dengan cepat antara otak dan motorik di jarinya. Waktu penghitung mundur kembali membuat ketegangan semakin berasa.
Makin banyak penonton yang menyaksikan di belakang Sandra. Permainan level 1 tersebut adalah jenis baru dan belum banyak yang memainkan. Orang-orang mulai tertarik untuk mencoba, tapi mereka harus menunggu giliran.
"Meja, sepatu, gelas," guman Sandra saat matanya sibuk bergerak untuk menyamakan gambar di layar dengan tombol yang akan ditekannya.
Dua tangan Sandra bergerak secara acak. Matanya bahkan hampir tak berkedip karena fokus melihat layar dan sesekali melirik ke arah tombol untuk memastikan pilihannya ketika menekan tombol.
Hingga akhirnya, ketegangan semakin memuncak ketika tinggal 3 gambar lagi yang belum di selesaikan.
"5 ... 4 ...."
"Botol, mangkuk dan ...."
"2 ... 1. Result. You win! Score 90. Rank 2. Congratulations!"
Sandra mengembuskan napas panjang. Ia merasa jika paru-parunya seperti tercekat dan tertahan seperti orang sedang menyelam dalam air.
Hingga akhirnya, ia baru menyadari jika banyak orang bertepuk tangan di belakangnya. Sandra tertegun seketika. Ia langsung tertunduk terlihat malu.
"Roboto, bisa aku lanjutkan besok? A-aku ... harus segera pulang. Rey menungguku," ucapnya gugup.
"Tentu saja. Database Bee sudah menyimpan riwayat permainanmu. See you tomorrow, Mrs. Sandra. Have fun!" ucap Roboto riang dengan kedua tangan terangkat.
Sandra bergegas pergi dengan wajah tertunduk, mengabaikan semua orang yang berjalan berlawanan arah dengannya.
"Hei, permainan bagus," ucap seorang pria yang menyapanya dengan senyuman, tapi Sandra tak menyadarinya.
Ia hanya fokus pada langkah dan tujuannya ke Stasiun. Pria itu mengembuskan napas pelan karena ini sudah kedua kalinya ia diabaikan.
"Apa aku kini menjadi sejenis manusia tak kasat mata, Roboto?" tanya pria berambut cokelat menunjuk dirinya.
"Tidak, Tuan Colosseum. Anda manusia yang memiliki wujud. Anda tampan dan pencipta video games di tempat ini," jawab Roboto dengan suara riang.
"Oke. Dia akan kembali besok 'kan? Pastikan Sandra menyelesaikan semua permainan. Hem, baiklah, sebentar," ucapnya sembari menekan tombol di dada Roboto yang memiliki pengaturan layar sentuh. "Aku ingin mengeset dirimu dulu. Kau harus prima untuk besok. Ikut aku ke ruang instalasi," ucapnya dan robot ramah itu mengikuti penciptanya yang berjalan lebih dulu di depannya.
Sedang Sandra, masih gugup selama ia di dalam kereta yang membawanya pulang. Namun, tak bisa dipungkiri, jika ia senang saat memainkan permainan itu.
"Aku akan kembali besok. Jika aku datang lebih awal, pasti tak banyak pengunjung. Oke! Target sehari, satu permainan dan harus menang. Kau bisa, Sandra," ucap wanita cantik itu mantap memotivasi dirinya dengan kepalan tangan kanan di depan dada.
Akhirnya, kereta tiba di Stasiun Distrik 7—kawasan hunian militer. Sandra segera memasuki apartemen dan kembali ke rumahnya. Rey sudah menyambut majikannya yang mengeset jadwal jika ia akan pulang pukul 9 malam.
Asisten komputer yang mengendalikan segala jenis perlengkapan di dalam rumah dan terhubung dengan listrik, sudah menyiapkan makan malam untuk penghuni rumah.
Sebuah Chicken Burrito dan kentang panggang tersaji hangat dalam microwave. Sandra sudah memasukkan dua makanan itu sebelum pergi dan Rey tinggal memanaskannya sesuai pengesetan waktu.
Ditambah, segelas cokelat panas dari mesin pembuat minuman di mana sebuah gelas ukuran sedang sudah tersedia di bawah pancuran. Rey tinggal menuangkannya.
"Hem. Thank you, Rey," ucap Sandra ketika ia sudah selesai mandi dan kini berjalan menuju ke meja makan.
Sandra menikmati makan malamnya dengan santai. Ia meminta kepada Rey untuk membuka jendela dan terlihatlah, langit cerah di Great Ruler dengan bulan bersinar terang menemaninya.
"Rey, buat jadwal untukku besok seperti hari ini," pinta Sandra sembari mengunyah makanannya.
"Laksanakan, Mrs. Sandra," jawab Rey.
Sandra menghabiskan makanannya dengan cepat karena ia merasa lapar setelah seharian bekerja. Ditambah, konsentrasinya tersedot ketika memainkan permainan di Sentra Video Games.
Sandra berjalan menuju balkon dan duduk di sebuah kursi empuk. Ia memandangi kilau dari tambang batu mulia di hadapannya dengan segelas cokelat hangat.
"Indah sekali. Kita sering menghabiskan waktu di tempat ini, Rey. Kau bercerita begitu antusias yang berhubungan dengan pekerjaanmu sebagai captain pasukan. Tentang para robot, jenis dan tugasnya," ucap Sandra lirih mengingat kenangan manis itu.
Hingga Sandra menyadari sesuatu. Ia meletakkan gelas berisi minuman cokelat lezat itu di meja balkon. Sandra mendatangi ruang kerja mendiang suaminya seperti mencari sesuatu.
"Ah, kenapa tak terpikirkan? Aku bisa mempelajari para robot dari buku militer Rey. Stupid," keluh Sandra menyindir dirinya sendiri.
Sandra meletakkan tablet seukuran 14 inch di meja kerja dan kembali keluar untuk mengambil gelas cokelatnya yang sengaja ia tinggal.
Asisten rumah tangga menutup jendela dan pintu yang terbuka atas perintah Sandra. Wanita berambut pirang itu duduk di kursi kerja tersebut dan mengaktifkan tablet milik Rey.
Sandra terlihat kagum saat melihat beberapa jenis robot yang selama ini menjaga Great Ruler dari segala jenis serangan termasuk penyerangan kala itu yang menewaskan suami tercintanya. Sandra kembali fokus untuk mempelajari kinerja para robot itu dan menghafalkannya.
Level E untuk robot penjaga yang menjadi level terendah karena manusia ditempatkan di sana. Mereka turun langsung ke lapangan.
Robot level E diberikan kepada para User yang gagal pada seleksi tes, tapi memiliki fisik yang kuat sehingga ditempatkan untuk menjaga pertahanan secara langsung di perbatasan antar Distrik. User robot level E juga dianggap sebagai polisi keamanan.
Level D untuk robot yang lebih besar. Mereka dibagi menjadi 2 type. Pertahanan dengan persenjataan berseri 05 dan konstruksi dengan seri 10.
Seri 10 digunakan untuk membantu dalam bidang konstruksi seperti membuat bendungan, bangunan, senjata ukuran besar meliputi torpedo dan meriam, kendaraan besar serta berbagai peralatan berat.
Mereka juga turun langsung ke lapangan, hanya saja mereka ditempatkan dalam robot yang terlindungi dari panas dan hujan.
Level C untuk robot yang dikendalikan oleh User dalam ruang Simulasi. Ukurannya seperti manusia, tapi lebih besar. Mereka bisa bergerak ke seluruh dunia dengan sinyal dari satelit yang dipancarkan dari luar angkasa.
Sumber energinya dari panas matahari. Mereka kurang begitu efektif jika pergi di malam hari. Oleh karena itu, setiap misinya pasti mereka tetap didampingi oleh robot level E.
Robot level C disebut petualang. Mereka keluar dari benteng untuk mengunjungi suatu negara atau kota atas sebuah permintaan dari negara yang bersangkutan untuk mengirim pasokan atau dikirim langsung oleh Great Ruler.
Meski terkadang, sebuah misi tersembunyi juga diberikan pada User level C sebagai mata-mata untuk menyelidiki suatu wilayah.
Robot level B adalah generasi terbaru yang kini sedang dikembangkan lebih lanjut oleh Presiden Tekno agar bisa menjadi level A.
Robot level B dipakai oleh para Kapten, Komandan, Perwira tertinggi dan Jenderal dalam pasukan. Robot ini cukup berat.
Oleh karena itu, fisik para User sangat diutamakan dalam mengoperasikan robot tersebut. Kekuatan pikiran sangat berpengaruh dalam pengendalian robot.
Mereka mengendalikan robot tersebut dalam ruang simulasi 100% yang terhubung dengan satelit. Robot ini juga anti peluru.
User yang sedang berperang dalam robot ini tak akan tewas selama mereka yang menonaktifkan sendiri jaringan penghubungnya atau dari pusat kendali simulator.
Robot-robot inilah yang menjadi pasukan pertahanan dan kemerdekaan saat perang dunia keempat menghantam Benua Asia dan beberapa benua di seluruh dunia.
Mereka mampu bertahan dan melindungi nyawa banyak orang kala itu dengan meminimalisir kematian para User-nya.
Seorang User bisa tewas jika jaringan penghubung dalam robot diputus secara paksa saat mereka sedang online. Kerusakan syaraf dalam otak pemicu utamanya.
Sistem detektor adanya serangan dan ancaman bahaya sudah dimaksimalkan oleh Presiden Tekno saat ini.
Sebelum jaringan terputus, sistem dalam simulasi akan memberikan peringatan 30 detik kepada User untuk segera menonaktifkan sinyal penghubungnya sehingga User tetap selamat dan hanya robot di medan perang yang hancur.
Antisipasi ini dibuat oleh Presiden Tekno akibat serangan brutal dan fatal kala itu dalam sebuah peperangan melawan negara Amerika beberapa tahun silam. Banyak pasukannya yang tewas malam itu.
Hal mengerikan tersebut menjadi mimpi buruknya selama ini karena ia harus kehilangan banyak pemimpin pasukan. Roman begitu berambisi agar hal mengerikan itu tak terjadi lagi.
Meskipun robot level A belum sempurna dan masih dalam pengembangan, Presiden Tekno berupaya keras untuk bisa mewujudkan dan menemukan User yang cocok sebagai pengendali dari robot itu nantinya.
***
ILUSTRASI
SOURCE : PINTEREST
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
Wati_esha
Tq update nya.
2023-11-21
0
Wati_esha
Jadi Matteo Corza memakai robot jenis B. Ketahuan deh.
2023-11-21
0
Wati_esha
Andai kau tahu yang menyapamu dua kali itu adalah pencipta game yang kau mainkan .... 😊❤
2023-11-21
1