ILUSTRASI
SOURCE : PINTEREST and GOOGLE
----- back to Story :
Hari itu, Sandra bersiap untuk memulai kehidupan barunya sebagai pekerja tambang demi memperoleh Sertifikat Kelayakan Kerja.
Sandra akan bekerja selama 6 bulan sesuai kontrak dan jika ia lolos, ia akan melanjutkan ke sesi berikutnya untuk bisa mewujudkan harapannya menjadi seorang User, seperti Rey.
Wanita berambut pirang itu terlihat cukup kesulitan di hari pertamanya bekerja. Namun, banyak para pekerja wanita yang menaruh hormat padanya mengingat almarhum sang suami—Rey—telah dianggap sebagai pahlawan bagi masyarakat Great Ruler.
Para pekerja memberikan bantuan serta mengajarkan teknik bagaimana bekerja di tempat kotor dan melelahkan itu. Sandra sangat berterima kasih karena bertemu orang-orang yang peduli padanya.
Sandra melihat banyak kendaraan berat yang bertugas untuk mengeruk batu-batuan hitam tersebut untuk dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain seperti cara kuno pada zaman dahulu. Ternyata, tak semua tempat menggunakan robot karena disesuaikan dengan kondisi medan di lapangan.
Lalu lintas di lapangan cukup padat dan hampir 80% dilakukan oleh Robot Level D serta para pekerja professional di bidangnya.
Sedang Sandra, dimasukkan dalam pekerja yang melakukan penambangan secara manual di mana resiko sebenarnya lebih besar.
Sandra yang belum memiliki kemampuan khusus dalam hal pertambangan khususnya batu bara, hanya diminta untuk memindahkan pecahan batu kecil ke dalam kereta khusus yang nantinya akan mengangkut ke divisi lain untuk diolah.
Sandra dan para pekerja, bekerja menyerok pecahan kecil batu bara yang tak bisa diambil oleh mesin. Mereka mengumpulkan batu hitam itu di lapangan terbuka yang nantinya dipindahkan ke dalam bak kereta api.
Mereka bekerja di bawah terik matahari yang begitu panas dan menyilaukan di hari yang memasuki siang itu. Para pekerja memakai masker khusus karena bahaya dari debu batu bara yang beterbangan jika terhirup.
TRINGGG!!
Sandra tertegun ketika suara bel berbunyi nyaring. Para pekerja wanita mengembuskan nafas lega dengan senyum terukir di wajah. Sandra melihat jam digital yang tertempel pada dinding bangunan proyek.
"Sandra, come on! Lunch time," ajak salah seorang wanita paruh baya yang suaranya hampir tak terdengar karena masker gas yang ia kenakan.
Sandra mengangguk dan mengikuti para pekerja yang antri berbaris menuju ke pintu keluar melewati sebuah box transparant dengan dua buah robot E di kanan kiri sebagai penjaga.
Baju para pekerja disemprot dengan uap pembersih, lalu setelahnya pekerja masuk ke box kedua. Di box tersebut, mereka melepaskan masker gas, pelindung tangan dan kaki serta melepas seragam khusus.
Benda-benda itu dimasukkan dalam sebuah kotak yang sudah diberi label sesuai nama pekerja yang nantinya akan disterilkan sebelum digunakan kembali.
Di box ketiga, para pekerja disemprot lagi dengan gas penetralisir. Mereka kini memakai pakaian sipil seperti saat datang.
Sandra terlihat gugup ketika mengikuti semua prosedur di tempat kerja barunya, tapi ia yakin akan terbiasa melakukan hal tersebut mengingat dirinya akan bekerja di sana selama 6 bulan lamanya.
Di ruang makan pekerja.
"Hem, not bad, huh?" tanya seorang wanita berkulit hitam melirik Sandra dengan sendok berisi kentang tumbuk.
"Yeah, these foods are delicious," jawabnya dengan tersenyum lalu ikut menyuapi perutnya yang lapar dengan sesendok sayuran ditumis.
"Hem, pekerjaan ini mungkin terasa tak adil bagi para wanita seperti kita, Sandra. Namun, jangan salah. Dulu, Wakil Presiden Lala pernah bekerja di tambang ini. Dia salah satu pekerja wanita yang lulus dalam waktu 6 bulan, lalu dia pindah ke divisi lain, menjadi User dan pada akhirnya, menikah dengan Presiden Roman. Mungkin kau bisa mengikuti jejaknya," ucap seorang wanita berambut pirang keriting.
"Oh, benarkah? Aku tak pernah tahu hal itu," sahut Sandra terlihat tertarik dengan yang diucapkan wanita pirang tersebut.
"Yang menarik, saat mendapatkan sertifikat dan kau memutuskan untuk menjadi User, wakil presiden akan datang kemari. Dia yang akan menyerahkan sertifikat itu sendiri. Lalu mengetesmu, apakah pantas untuk menjadi seorang User atau tidak," sahut wanita berambut hitam berkulit cokelat.
"Jika saat tes tak lolos?"
"Kau memperpanjang masa kerjamu, tapi hanya sampai 12 bulan, maksimal. Di tes berikutnya kau gagal, maka ... Wuss! Sebaiknya kau mulai tekuni pekerjaan tambang ini, Sandra. Sudah tak ada harapan untuk menjadi seorang User," jawab wanita berkulit hitam.
Sandra terlihat tegang seketika. Ia takut tak bisa lolos ketika tes nanti.
Tony tak pernah mengatakan hal ini padaku. Dia tak tahu atau sengaja? batinnya.
"Hei, tak ada waktu untuk melamun, Sandra. Kau harus makan dengan cepat. Tak ada toleransi jika kau terlambat. Kau hanya akan menambah jam kerjamu, meski kau hanya terlambat satu menit. Namun, kau harus menggantinya selama 1 jam. Kau akan pulang larut malam," tegas wanita berambut hitam yang ternyata sudah menyelesaikan makan siangnya.
Praktis, Sandra panik. Ia segera menghabiskan makannya bahkan sampai tersedak karena terburu-buru. Para pekerja wanita yang melihat Sandra makan dengan tergesa hanya terkekeh, tapi Sandra tak peduli. Ia tak mau dihukum dan pulang larut malam.
Usai makan, para pekerja kembali ke tambang. Sandra terlihat serius dalam bekerja. Ia sangat penasaran, tes seperti apa yang akan diberikan oleh Wakil Presiden Lala agar ia bisa lulus nanti.
"Hei, hei. Apa kau tahu, tes apa saja yang diberikan oleh Wakil Presiden Lala?" tanya Sandra mendekati salah satu pekerja.
Wanita itu menatap Sandra saksama.
"Dilarang mengobrol saat bekerja, Mam. Akan aku beritahukan ketika pulang kerja nanti. Bersabarlah," jawab wanita berambut pirang. Sandra mengangguk paham.
Akhirnya, pekerjaan melelahkan itu berakhir. Tanda selesai bekerja terdengar nyaring. Para pekerja terlihat begitu lega karena akhirnya mereka bisa segera pulang untuk bertemu keluarga.
Sandra kembali menghampiri wanita yang menjanjikan akan memberitahukannya tentang apa saja tes yang akan diujikan oleh Wakil Presiden Lala.
"Hei, hei," panggil Sandra.
Wanita itu terkekeh. "Kau sungguh tak sabaran. Oke," jawabnya sembari mengalungkan tas di salah satu pundaknya.
"Wait. Bagaimana kau bisa mengetahui semua ini?"
"Aku pernah mencoba dua kali dan gagal. Begitupula orang-orang yang berada di sini. Yup, kami berakhir di sini sampai pensiun tiba."
"Kau tahu sendiri 'kan? Di Great Ruler, tak diizinkan seorang pengangguran tinggal di sini. Bekerja atau keluar dari benteng. Aku tak mau kembali hidup dengan ketakutan dan kemiskinan di luar sana, Sandra. Tempat ini seribu kali lebih baik dari negara mana pun yang pernah kusambangi. Jadi ... bekerja keraslah," sambung wanita berambut hitam ditengah obrolan keduanya.
Jantung Sandra berdetak kencang tak karuan. Ia yang selama ini hidup dalam fasilitas, tak mengetahui hal tersebut.
Sandra melupakan pertanyaannya. Ia melamun selama perjalanan pulang. Bahkan, ia sampai tak menyadari saat Tony berada di depannya.
"Eh!" kejut Sandra saat Tony tersenyum padanya. Tony sengaja menabraknya agar kawan wanitanya itu tersadar dari lamunannya.
"Apa yang kau pikirkan? Nyonya Rey?" ledek Tony.
Sandra terkekeh. Tiba-tiba, ia memukul lengan Tony kuat hingga lelaki itu mengeluh sakit.
"Kau tak bilang jika ada tes!" gerutunya. Tony meringis.
"Aku tak ingin kau tertekan. Aku sengaja melakukannya agar kau tahu sendiri nantinya. Hem, jadi ... bagaimana? Menyerah? Ingin mencoba pekerjaan lain?" tanya Tony berkesan menyindir.
"No. Aku akan lanjut. Aku yakin bisa menjadi seorang USER," jawab Sandra ketus.
Tony tersenyum. "Ingin tahu seperti apa tesnya?"
Mata Sandra melebar. Ia yang shock mendengar penjelasan dari kawan-kawan di tambang, sampai lupa menanyakan tes apa saja yang diujikan. Sandra mengangguk cepat.
"Oke, akan kuberitahu sambil makan malam. Eliz memasak karena pujianku saat itu. Aku ... jadi sedikit takut," bisik Tony bergidik ngeri.
Sandra terkekeh, begitupula Tony. Keduanya melaju meninggalkan stasiun pekerja tambang menuju ke apartemen militer. Sandra disambut oleh Eliz dengan senyum terkembang.
"Habiskan! Aku tak menerima alasan kau sudah makan di luar atau kenyang," tegas Eliz menunjuk dua orang yang sudah duduk di meja makan.
"Pemaksaan," bisik Tony pada Sandra yang ternyata didengar oleh sang adik.
Sandra tertawa lagi ketika melihat lengan Tony dipukul dengan sebuah spatula oleh Eliz.
"Oke! Oke!" teriak Tony pasrah pada akhirnya.
Sandra, Eliz dan Tony mulai menyantap makan malam mereka. Sandra dan Tony saling melirik. Ternyata, isi pikiran mereka sama. Eliz memang jago memasak.
"Jadi ... seperti apa tesnya?"
Tony tersenyum. "Dasar tak sabaran."
Sandra tersenyum tipis. Ucapan Tony sama dengan wanita pekerja tambang yang ditanyainya tadi.
"Oke, aku sabar menunggu," sahutnya sembari menyendok daging giling yang ditumis dengan sayuran. Tony tersenyum tipis.
***
jangan lupa like dan komen dukungannya. lele padamu💋💋💋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
Wati_esha
Tony ... teman atau calon suami Sandra berikutnya?
2023-11-20
0
Wati_esha
Tq update nya.
2023-11-20
0
Wati_esha
Wapres Lala ternyata pernah jadi pekerja tambang juga. Sandra jadi termotivasi.
2023-11-20
0