Kecelakaan.

Di Panti Asuhan.

Ayu tengah membantu Rianti memasak makanan untuk anak Panti, dengan bahan seadanya Ayu dan Rianti berkutat di dapur di bantu tiga anak yang sudah beranjak remaja.

Raja bermain bola dengan teman sebayanya, di halaman yang tidak terlalu luas itu terdengar riuh tawa sambil mengejar satu bola yang di giring kesana kemari.

Duggg ..

Raja menendang bolanya dengan kuat, tetapi bola tersebut melayang ke arah jalan raya.

"Yah, bolanya jauh." Keluh anak berbaju kuning.

"Raja sih, nendangnya terlalu kencang." Salah satu teman Raja menyalahkannya.

"Ribet banget sih, tinggal diambil lagi aja kan gampang." Gerutu Raja menghentakkan kakinya kesal, dengan bibir mengerucut Raja pun melangkahkan kakinya kearah jalan Raya.

Dan benar saja, bolanya ada di sisi Jalan raya tepat di samping pohon besar. Telinga Raja menangkap suara anak kucing, tetapi ia tidak mendapati anak kucingnya dimana. Mata Raja terus menyisir sekitar jalanan mencari anak kucing, tak berapa lama ia melihat anak kucing menyebrang ke tengah jalan, sambil melihat kanan kiri tidak ada kendaraan yang lewat. Raja segera melangkahkan kakinya kearah anak kucing tersebut, dia memangkunya dan membawanya pergi tanpa melihat kearah kanan dimana ada satu motor melaju kearahnya.

"Kau ini, bagaimana jika ada yang menabrakmu. Sekarang kau ikut aku ya, aku tunjukkan sama teman-teman pasti mereka seneng." Ucap Raja.

NGUEEENGGGGGGG.... NGEEENGGGGGG ...

"RAJA, AWAS!" Pekik seseorang.

Raja menatap kearah sebrang jalan, disana ada Ilham yang tengah berdiri dan berteriak memanggil namanya. Seketika Raja tersadar ada motor yang melaju kearahnya, Raja menutupi wajahnya menggunakan sebelah tangannya, sementara satu tangannya lagi melindungi anak kucingnya.

BRAAKKKK....

Tubuh Raja terpental dan berguling diatas aspal, Ilham berteriak dan berlari menghampiri Raja yang sudah tergeletak bersimbah darah di kepalanya.

Pranggggg ...

Piring yang tengah di pegang oleh Ayu terjatuh sampai pecahannya berserakan, ia memegangi dadanya karena terkejut.

"Ya Allah, Astagfirullah." Ayu hendak berjongkok mengambil pecahan kacanya, tetapi salah seorang anak memanggil namanya.

"Mbak, Ayu! Raja kecelakaan, cepetan Mbak Ayu!" seorang anak perempuan menarik tangan Ayu keluar.

Anak perempuan itu tak memperdulikan pecahan kaca di bawahnya, dia menggunakan sendal tebal jadi tak melukai kakinya. Lain halnya dengan Ayu, mendapat kabar tersebut dia langsung berlari keluar tanpa menggunakan alas kaki, darah pun mengalir di telapak kakinya.

Raja sudah di kerumuni oleh warga sekitar dan juga anak panti lainnya, Ayu langsung menerobos kerumunan tersebut memangku kepala anaknya dan menangsi histeris.

"Raja, buka matamu, Nak!" Ayu semakin menjerit melihat darah di kepala sang anak.

Ibu Rianti menyusul Ayu, dia segera meminta bantuan lada warga yang lain untuk menghubungi ambulance. Tak berapa lama kemudian ambulance datang, Raja langsung di bawa ke rumah sakit terdekat.

Anak panti ikut menangis saat Raja pergi, Ibu Rianti meminta anak yang paling besar untuk menenangkan anak-anak yang lain. Sementara dirinya mengambil tas dan menyusul Ayu ke rumah sakit.

Beberapa menit kemudian.

Mobil keluarga Wiratma parkir tak jauh dari Panti, mereka semua keluar dan berjalan memasuki area Panti dengan kebingungan. Suara tangis saling bersahutan dari dalam, Wiratma yang penasaran pun segera menerobos masuk di ikuti yang lainnya.

"Dek, kalian kenapa?" Tanya Wiratma.

"Salah satu anak panti tertabrak motor, mereka sedih karena temannya terluka." Jelas salah satu anak remaja.

"Siapa yang tertabrak?" Tanya Wiratma dengan perasaan tak karuan.

"Raja, huhu.. Raja tadi ketabrak motor, hikss...." Jawab Ilham menangis sesenggukkan.

Deg!

Mendengar kata Raja membuat degup jantung Gibran berhenti saat itu juga, bukankah Raja adalah nama anaknya yang di sampaikan oleh Wiratma. Bukan hanya Gibran saja yang terkejut, melainkan yang lainnya pun ikut terkejut.

"Sekarang Raja dimana?" Tanya Gibran Panik.

"Ke rumah sakit terdekat, Om." Jawab Remaja pria lainnya.

Keluarga Wiratma pun segera keluar dari dalam Panti, Gibran sudah lebih dulu berlari membawa salah satu mobilnya menuju rumah sakit terdekat. Entah ikatan batin atau apa, Gibran tak tahu. Yang ada di pikirannya adalah kondisi Raja, melaju dengan kecepatan diatas rata-rata tanpa memperdulikan kakaknya yang membunyikan klakson beberapa kali.

"Bertahan Raja." Ucap Gibran.

Terpopuler

Comments

💗AR Althafunisa💗

💗AR Althafunisa💗

🥺🥺🥺

2024-05-22

0

💥💚 Sany ❤💕

💥💚 Sany ❤💕

Moga Raja gak kenapa2 ya 🥺🥺🥺

2024-04-20

1

💥💚 Sany ❤💕

💥💚 Sany ❤💕

Mudah-mudahan setelah ini kepolosan Gibran bisa hilang

2024-04-20

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!